Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Gusrinarti
"Penelitian ini membahas faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Barat. Faktor bahaya psikososial yang diteliti adalah beban kerja, konflik peran, ambiguitas peran, hubungan interpersonal, dan lingkungan fisik.
Jenis penelitian ini adalah semikuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk meneliti faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Barat. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian dari 97 responden guru SMAN didapatkan sebanyak 32% mengalami stres kerja ringan, 35% stres kerja sedang, dan 33% stres kerja berat. Bahaya psikososial yang memiliki hubungan bermakna dengan stres kerja adalah faktor hubungan interpersonal dan lingkungan fisik.

This research discussed psychosocial hazard factors that related to work stress among public high school teachers in West Jakarta. This research assessed psychosocial hazard factors that consists of workload, role conflict, role ambiguity, interpersonal relationship, and physical environment.
This is a semiquantitative research with cross-sectional study design which aimed to identify the psychosocial hazard factors that related to work stress level among public high school teachers di West Jakarta. Questionnaire and interview were used to collect data.
The result of 97 respondents from five public high school showed that 32% teachers experienced mild work stress, 35% teachers experienced moderate work stress while 33% teachers experienced severe work stress. Psychosocial hazard factors that having significant relationship to work stress are interpersonal relationship and physical environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denti Vadalika Puteri
"Stres kerja merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola tuntutan tersebut sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor – faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Pusat saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti meliputi faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, status pernikahan, masa kerja, tingkat pendidikan, tipe kepribadian, jumlah anak) dan faktor psikososial (beban kerja, jadwal kerja, dukungan sosial, kontrol pekerjaan, ambiguitas peran, konflik peran, home-work interface). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online. Dari 113 orang guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini, didapatkan 47,8% guru mengalami stres kerja. Selain itu, terdapat hubungan antara status pernikahan (P value = 0,037), jumlah anak (P value = 0,016), ambiguitas peran (P value = 0,015), dan home-work interface (P value = 0,048) dengan stres kerja.

Occupational stress is a situation where there is an imbalance between job demands and workers ability to manage those demands, then it can causing various negative impacts. The aim of this study is to explain factors related to work stress among public high school teachers in Jakarta Pusat during COVID-19 pandemic. Observed factors are individual characteristics (sex, age, marriage status, work period, education level, personality type, number of children) and psychosocial factors (workload, work schedule, social support, control over work, role ambiguity, role conflict, home-work interface). This study design is cross sectional and data collection was carried out by distributing online questionnaires. From 113 teachers participated in this study, it was found that 47,8% of teachers experience occupational stress. Moreover, the result also found a relationship between marriage status (P value = 0,037) and work stress, number of children (P value = 0,016) and work stress, role ambiguity (P value = 0,015) and work stres, home-work interface ( P value = 0,048) and work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Olivia Ramadani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang mempengaruhi tingkat stres kerja pada guru sekolah dasar. Penelitian ini menilai bahaya psikososial faktor yang diteliti yang terdiri dari beban kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, budaya dan fungsi organisasi, pengambilan keputusan lintang-kontrol, hubungan interpersonal, antarmuka pekerjaan rumah, lingkungan dan peralatan kerja, dan perilaku ofensif. Ini penelitian menggunakan desain cross-sectional. Kuesioner dan wawancara tidak terstruktur adalah digunakan untuk mengumpulkan data. Jumlah sampel dalam penelitian ini 120 guru di sekolah dasar, terdiri dari dua kelompok, 60 guru di Sekolah Dasar Umum dan 60 guru di Sekolah Dasar Swasta. Data dilakukan dengan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square Perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, budaya dan fungsi organisasi, hubungan interpersonal, antarmuka pekerjaan rumah, lingkungan dan peralatan memiliki hubungan yang signifikan untuk bekerja tingkat stres. Proporsi tertinggi stres kerja pada guru sekolah dasar mengalami stres ringan mencapai 79,2%, sedangkan stres sedang hanya 20,8%.

This study aims to determine the psychosocial hazard factors that effect the level of work stress in primary school teachers. This research assessed psychosocial hazard factors studied that consists of workload, work schedule, role in the organization, culture and function of the organization, decision latitude-control, interpersonal relationships, homework interface, environment and work equipment, and offensive behavior. This research using cross-sectional design. Questionnaires and unstructured interviews were used to collect data. Numbers of samples in these study 120 teachers in primary school, consisting of two groups, 60 teachers in Public Primary School and 60 teachers in Private Primary School. Data performed by bivariate analysis with Chi-Square test using SPSS software. The results showed that workloads, work schedules, roles in the organization, culture and organizational functions, interpersonal relationships, homework interfaces, environment and equipment presence of a significant association to work stress level. The highest proportion of work stress in primary school teachers experienced mild stress reaching 79.2%, while moderate stress was only 20.8%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Kurniawan Alfarisi
"ABSTRAK
Stres kerja merupakan psychological hazard yang terkadang tidak terlihat, dan
tidak diperhatikan oleh managemen perusahaan, padahal dampak dari bahaya
psikososial tersebut jika tidak segera direspon dalam jangka waktu tertentu dapat
menimbulkan dampak yang merugikan. Tenaga Analis Kesehatan merupakan
salah satu pekerja yang berisiko mengalami stres kerja, dikarenakan rutinitas
pekerjaannya yang monoton dan selalu berinteraksi dengan bahaya biologis
merupakan salah satu faktor penyebab stres kerja. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada
Tenaga Analis Kesehatan di laboratorium X. Dari hasil penelitian, diketahui
faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja pada tenaga Analis kesehatan di
Laboratorium X adalah beban kerja, rutinitas kerja, jadwal kerja, dan bahaya
biologis.

ABSTRACT
Work stress is psychological hazard that are sometimes not seen, and go
unnoticed by the management company, but the impact of the psychosocial
hazards if not immediately responded in a certain period of time can cause adverse
impacts. Health Analyst is one of the workers at risk of occupational stress, due to
the monotonous routine work and always interacting with biological hazards is
one of the causes of work stress. The purpose of this study was to determine the
factors associated with work stress on Health Analyst at X Laboratory. From the
research lab, the causes factors of work stress on health Analyst at X Laboratory
are the workload, work routines, work schedules, and biological hazards ."
2016
S62681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amita Rahma Shintyar
"Stres kerja adalah kondisi yang menyebabkan karyawan merasa tertekan, bosan, dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sekitar 50-60% dari hari kerja yang hilang disebabkan oleh stres kerja dan jumlah ini cenderung meningkat di Eropa. Semenjak merebaknya COVID-19, seluruh negara di dunia mulai memberlakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Oleh karena situasi yang mendesak, WFH dapat berpotensi menjadi stressor bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan hubungan antara karakteristik pekerja serta penerapan WFH pada pekerja PT LTI yang bekerja dari rumah selama masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner stres kerja NIOSH Generic Job Stres Questionnaire dan kuesioner pelaksanaan WFH dari ILO yang didistribusikan secara daring kepada 62 responden. Sebanyak 66,1% responden mengalami stres kerja ringan. Variabel karakteristik pekerja yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja pada penelitian ini adalah jumlah anak, usia anak dan lokasi kerja. Pada variabel penerapan WFH variabel yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja adalah kesejahteraan dan produktivitas pekerja yaitu pada elemen pertanyaan: digitalisasi dan implikasi hukum serta kontrak kerja. Hambatan dalam bekerja memiliki hubungan yang signifikan sedangkan variabel kepercayaan dan budaya organisasi tidak memilki hubungan yang signifikan dengan stres kerja.

Job stress is a condition that causes employees to feel pressured, bored, and uncomfortable when doing work. About 50-60% of all lost workdays are caused by work stress and this number is increased in Europe. Since the outbreak of COVID-19, all countries in the world have started implementing WFH (work from home). Due to the urgency of the situation, WFH can potentially be a stressor for workers. This study aims to analyze the level of work stress and the relationship between worker characteristics and the application of WFH to PT LTI Work From Home Worker’s during pandemic COVID-19. This study used a cross sectional approach using the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire and the ILO's WFH implementation questionnaire distributed using G-form to 62 respondents. As many as 66,1% of respondents experienced mild work stress. Variables of worker characteristics that were shown to have a significant relationships with work stress in this study were the number of children, children's age and work location. Meanwhile, in the variable of WFH implementation that were shown to have a significant relationship with work stress are the well-being and productivity of workers, on the question elements: digitalization, legal and contractual implications. The work obstacles have a significant relationship, while trust and organizational culture don’t have a significant relationship with work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Purnama
"Stress kerja kerap menjangkiti banyak pihak di tempat kerja. Dari sejumlah penjelasan para ahli, stress kerja ini bisa menimbulkan dampak baik (eustress), tetapi sekaligus buruk (distress) bagi yang bersangkutan dan bagi organisasi atau perusahaan. Orang yang terkena stres kerja cenderung jadi tidak produktif, tidak tertantang untuk menunjukan kehebatannya, secara tidak sadar malah menujukan kebodohannya, bermalas malasan, tidak efektif dan tidak efisien, Secara kalkulasi manajemen tentunya ini merugikan organisasi atau perusahaan, apalagi jika pekerja yang terkena stress kerja ini jumlahnya banyak.
PT.TI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industry Farmasi, dengan Kantor pusat terletak di Jakarta Pusat, Produk yang dihasilkan oleh PT.TI di pasarkan oleh para medical representative yang merupakan ujung tombak perusahaan. Sebagai ujung tombak perusahaan para medical representative PT. TI di wilayah Jakarta Barat kerap mengalami stressor yang tinggi sehingga timbul stress kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi secara mendalam tentang faktor risiko stress kerja pada medical Representative PT. TI di Jakarta Barat tahun 2013, dengan menggunakan metode kualitatif. Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik faktor individu, faktor organisasi dan faktor ekstraorganisasi sebagai stressor stress kerja pada medical representative PT.TI di Jakarta Barat.

Job stress is often affects to many people in the workplace. Explanations from the experts, job stress can lead to better effect (eustress), but also bad (distress) for the concerned and for the organization or company. People affected by job stress tend to be non-productive, does not challenged to show his prowess, even unconsciously attribute stupidity, laze lazy, ineffective and inefficient, in calculation of course management is detrimental to the organization or company, especially if workers are exposed to stress this job.
PT.TI is a company engaged in the Pharmaceutical industry, with the headquarters located in Central Jakarta, products produced by PT.TI marketed by the medical representative who is spearheading the company. As the spearhead of the medical representative company PT. TI in West Jakarta often experience a high stressor causing job stress.
This study aims to explore in depth about the risk factors of work stress on Medical Representative PT. TI in West Jakarta in 2013, using qualitative methods. From the results, the characteristics of the individual factors, organizational factors and factors ekstraorganisasi as stressors on job stress PT.TI on medical representative in West Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dewi Atika
"Stres kerja merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun psikologis terhadap suatu perubahan di lingkungan kerjanya yang dirasakan sangat mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja terhadap tingkat stres kerja pada guru SDLB dan SD. peneltian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian yang didapat adalah terdapatnya hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan tingkat stres kerja, terdapatnya hubungan yang bermakna antara iklim dan struktur organisasi dengan tingkat stres kerja, terdapatnya hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal dengan tingkat stres kerja dan terdapatnya hubungan yang bermakna antara pengembangan karir dengan tingkat stres kerja.

Occupational stress is a form of response to a person, both physically and psychologically against a change in the work environment is considered to be very disturbing and lead someone in danger. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the level of work stress on primary school in special education and general primary school teachers. This research using quantitative research with cross sectional design.
The result is the presence of a significant association between workload with work stress levels, the presence of a significant association between climate and organizational structure with the level of work stress, the presence of a significant association between interpersonal relationship with the level of work stress and the presence of a significant association between the development of career with the level of work stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
"PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada karyawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal, desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol pekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees are required to continuously improve the quality of services in accordance the expectation of customers and organization that cause stress of work. This study aims to analyze the association between psychosocial hazards and work related stress using a cross sectional study on 107 respondents.
The result showed 49.5% of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantly associated with work-related stress on employees are career development, job satisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was no significantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Laelasari, translator
"[ABSTRAK
Stres kerja merupakan salah satu masalah kesehatan dan kesalamatan kerja yang dapat dialami oleh pekerja di semua sektor dan berpotensi menimbulkan gangguan psikosomatik. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres kerja adalah kondisi pekerjaan berupa konten dan konteks pekerjaan, karakteristik individu, dan kondisi situasional. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan stres kerja pegawai di lingkungan Unit ‘X’ Badan Litbang Kesehatan. Populasi pegawai dibedakan berdasarkan perbedaan jabatan, yaitu fungsional umum dan fungsional peneliti yang memiliki tugas, tanggung jawab, dan tekanan pekerjaan yang berbeda. Disain penelitian adalah cross sectional. Metode yang digunakan adalah sequential explanatory, yaitu pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner terstuktur dan pengumpulan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan perbedaan prevalensi tingkat stres yang signifikan antara pegawai fungsional umum dan fungsional peneliti. Dari pegawai yang mengalami stres, lebih banyak 3,7 kali fungsional umum dibandingkan fungsional peneliti. Faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan stres kerja adalah usia dan jabatan. Faktor karakteristik pekerjaan dan situasional yang berhubungan dengan stres kerja pegawai fungsional umum adalah beban kerja, jam kerja, gaya manajemen, hubungan interpersonal, ergonomi, dan perjalanan, sedangkan pada pegawai fungsional peneliti adalah beban kerja, rutinitas, gaya manajemen, aturan kerja, ergonomi, interaksi antara keluarga dan pekerjaan, dan perjalanan. Hal yang berkaitan dengan konteks pekerjaan juga dapat menyebabkan stres kerja pegawai. Diperlukan penanggulangan stres yang komprehensif untuk pegawai dan instansi untuk mengurangi tingkat stres pegawai.

ABSTRACT
Work stress is one of occupational problems that can be experienced in any sector of job and potensially cause psychosomatic disorder to employees. Factors that related to work stress are job conditions, individual characteristics, and situational conditions. The aim of this study is to analyze risk factors related to work stress of employee in Unit ‘X’ National Institute of Health Research and Development. Population of this study is divided into two different work functions with different tasks, responsibilities, and work pressures, i.e. administrative and research. The design of this study is cross sectional. The method of data collection is sequential explanatory. Quantitative data was collected using structured questionnaire and qualitative data was obtained through in depth interview. The result found significant difference of stress level prevalence between administrative staff and researcher. Adinistrative staff has 3.7 higher ratio of work stress. Individual factors related to work stress are age and function. Situational and job factors related to work stress of administrative staff are work load, work hour, management style, interpersonal relationship, ergonomy, and trip to office while in researchers are work load, rutinity, management style, work rules, ergonomy, work-family interaction , and trip to office. Job contexts were also indicated and give contribution to stress of employee. Comprehensive stress coping is needed for worker and organization in order to reduce stress problem., Work stress is one of occupational problems that can be experienced in any sector of job and potensially cause psychosomatic disorder to employees. Factors that related to work stress are job conditions, individual characteristics, and situational conditions. The aim of this study is to analyze risk factors related to work stress of employee in Unit ‘X’ National Institute of Health Research and Development. Population of this study is divided into two different work functions with different tasks, responsibilities, and work pressures, i.e. administrative and research. The design of this study is cross sectional. The method of data collection is sequential explanatory. Quantitative data was collected using structured questionnaire and qualitative data was obtained through in depth interview. The result found significant difference of stress level prevalence between administrative staff and researcher. Adinistrative staff has 3.7 higher ratio of work stress. Individual factors related to work stress are age and function. Situational and job factors related to work stress of administrative staff are work load, work hour, management style, interpersonal relationship, ergonomy, and trip to office while in researchers are work load, rutinity, management style, work rules, ergonomy, work-family interaction , and trip to office. Job contexts were also indicated and give contribution to stress of employee. Comprehensive stress coping is needed for worker and organization in order to reduce stress problem.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fajar Maulidi Tanjung
"Isu stres terkait kerja diakui sebagai masalah global. Industri manufaktur atau perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan beresiko lebih tinggi mengalami stres dibanding jenis pekerjaan lain. Stress kerja merupakan akibat dari satu atau beberapa interaksi bahaya psikososial di tempat kerja. Hasil survey intenal PT X pada tahun 2022 menunjukan bahwa stres kerja merupakan yang paling banyak yang dikeluhkan karyawan. Di area Hotpress Tren kecelakaan kerja bulan Januari-April 2022 terus meningkat dan angka absenteisme pada bulan Februari 2022 mengalami kenaikan dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor psikososial terhadap distress pada pekerja di area Hotpress PT X Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain studi cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer melalui kuesioner secara daring (online). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 – Juli 2022. Pekerja di area Hotpress PT. X didominasi oleh distress didominasi oleh tingkat distress sedang dan ringan hampir sebanding dengan masing-masing sebanyak 50% dan 49,2% serta tingkat distress berat sebanyak 2 orang (0,8%). Semua variabel faktor psikososial didominasi oleh kategori kondisi “kurang baik” kecuali variabel budaya organisasi. Berdasar uji T Independent didapat bahwa setiap jenis kelamian (p=0,683) baik laki-laki maupun perempuan memiliki rata-rata tingkat distress yang sama. Berdasarkan uji anova diketahui setiap status pernikahan (p=0,111) baik belum menikah, menikah maupun cerai memiliki rata-rata tingkat distress yang sama. Berdarakan uji Chi-square didapat variabel usia (p=0,746; OR=1,142), masa kerja (p=0,704; OR=0,905), budaya organisasi (p=0,202; OR=1,432), pengembangan karir (p=0,699; OR=1,119), kontrol pekerjaan (p=0,097; OR=0,645) dan desain pekerjaan (p=0,794; OR=1,073) tidak ada hubungan dengan tingkat distress. Sedangkan varibel peran dalam organisasi (p=0,001; OR; 2,349), hubungan interpersonal (p=0,007; OR=2,056), hubungan rumah dan tempat kerja (p=0,000; OR 3,505), Beban kerja (p=0,003; OR=2,193), jadwal kerja (p=0,021; OR=1,851) dan kondisi lingkungan fisik kerja (p=0,000; OR=7,597) memilihi hubungan dengan distress. Berdasarkan hasil penelitian perlunya perbaikan terkait kondisi pada variabel peran dalam organisasi, pengembangan karir dengan kejelasan karir, kontrol pekerjaan dengan melibatkan pekerja, hubungan interpersonal tempat kerja dengan , hubungan rumah dan tempat kerja, desain kerja, beban kerja dengan mengevaluasi beban pekerja dengan kemampuannya, jadwal kerja dan kondisi lingkungan fisik kerja.

The issue of work-related stress is recognized as a global problem. Manufacturing industries or companies engaged in processing are at higher risk of experiencing stress than other types of work. Job stress is the result of one or more psychosocial threatening interactions at work. The results of PT X's internal survey in 2022 showed that work stress was the most complained of by employees. In the Hotpress area, the trend of work accidents in January-April 2022 continues to increase and the absentee rate in February 2022 has doubled compared to the previous month. The purpose of this study is to analyze psychosocial factors on the pressure on workers in the Hotpress area of ​​PT X. This research will be conducted using a quantitative approach and a cross sectional study design. The data used is primary data through a bold questionnaire (online). This research was conducted in March 2022 – July 2022. Workers in the Hotpress area of ​​PT. X is dominated by distress, which is dominated by moderate and mild difficulty levels, almost equal to 50% and 49.2%, respectively, and 2 people (0.8%). All psychosocial factor variables are dominated by the “unfavorable” condition category except for the organizational culture variable. Based on the Independent T test, it was found that each sex type (p = 0.683) both men and women had the same average level of distress. Based on the ANOVA test, it is known that each marital status (p = 0.111) is either unmarried, married or has the same average stress level. Based on the Chi-square test, the variables were age (p=0.746; OR=1.142), years of service (p=0.704; OR=0.905), organizational culture (p=0.202; OR=1.432), career development (p=0.699; OR =1.119), job control (p=0.097; OR=0.645) and job design (p=0.794; OR=1.073) had no relationship with the level of distress. While the role variables in the organization (p=0.001; OR; 2.349), interpersonal relationships (p=0.007; OR=2.056), home and work relations (p=0.000; OR 3.505), workload (p=0.003; OR= 2.193, work schedule (p = 0.021; OR = 1.851) and physical work environment conditions (p = 0.000; OR = 7.597) choose the relationship with difficulty. The results of the study need improvements related to conditions on role variables in the organization, career development with career careers, work control by involving workers, workplace interpersonal relationships with e-mail, home and workplace relations, work design, workloads with workers' workloads with their abilities, work schedules and physical conditions of the work environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>