Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201972 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezky Ananda Rianto
"Berbagai penelitian menemukan adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan adanya gangguan jiwa. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena efek buruk yang ada dari kedua hal tersebut. Untuk mencoba mencegah hal ini, peneliti meneliti hubungan antara tingkat kebiasaan merokok dengan gejala psikopatologi. Populasi mahasiswa Universitas Indonesia dipilih untuk menyamakan latarbelakang subjek dan peran mahasiswa sebagai masa depan bangsa. Penelitian cross-sectional dilakukan dengan memberi kuesioner tentang tingkat kebiasaan merokok dan munculnya gangguan psikopatologi dengan menggunakan SCL90 kepada 100 subjek penelitian dengan convenience sampling. Kemudian dibandingkan nilai total SCL 90 antara perokok ringan dan sedang dengan perokok berat. Jumlah perokok ringan adalah 30 (30%), perokok sedang 52 (52%),dan perokok berat 18 (18%). Dari seluruh responden didapatkan 62 orang memilki psikopatologi yang bermakna. Hasil uji chi-square antara tingkat kebiasaan merokok ringan-sedang dengan gejala psikopatologi yang didapatkan hasil tidak bermakna dengan p > 0,05 (p 0,534). Tidak didapatkan hubungan signifikan antara tingkat kebiasaan merokok dengan gejala psikopatologi yang ada saat ini. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian lain yang serupa dan yang dilakukan di masyarakat. Pada penelitian juga didapatkan dimensi psikopatologi terbanyak adalah dimensi tambahan diikuti obsesif-kompulsif. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendalami hubungan yang ada pada variabel.

Many researches show that there is a relationship between smoking and mental illness. This is a bad thing, because both of it can give bad effect to people's life. That is why to prevent this, researcher want to know whether there is correlation between the rate of smoking and psychopathology symptom. Student of University of Indonesia is chosen so the subject will have same background and the fact that university student have an integral role for the future of this country. Cross-sectional research does with giving questionnaire address the rate of smoking and psychopathology symptom using SCL90 to 100 subject with convenience sampling. Then researcher compares SCL90 total score between light-medium smoker and heavy smoker. Amount of light smoker is 30 (30%), medium smoker is 52 (52%), and heavy smoker is 18 (18%). From the respondent, there 62 student who have significant psychopathology symptoms. From chi-square test shown correlation between rate of smoking and psychopathology symptom is not significant with p > 0.05 (p: 0.534). There is no significant relation between rate of smoking and psychopathology symptom in this research. This result is not same with other similar researches. The most common psychopathology dimension found is additional and obsessive-compulsive dimension. There still needed further research to know the relation between variables.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Lesmana Putra
"Kecemasan adalah perasaan subjektif seperti rasa waswas, takut, atau antisipasi dan terdapat kewaspadaan dan sikap menghindar dari keadaan yang membuat cemas. Cemas merupakan respon psikologis primer terhadap stress. Kebiasaan merokok sendiri merupakan kegiatan yang menjadi salah satu faktor risiko penyakit mematikan tertinggi di dunia dan mempunyai efek terhadap berbagai sistem di tubuh. Kecemasan dan kebiasaan merokok memiliki hubungan timbal balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kecemasan dengan tingkat kebiasaan merokok. Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Universitas Indonesia, Depok pada bulan Juni 2013 hingga bulan Juli 2013.
Penelitian dilakukan dengan disain crosss-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang telah setuju mengikuti penelitian. Jumlah subyek penelitian adalah 97 mahasiswa. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai kebiasaan merokok mahasiswa, dan Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
Hasil penelitian menunjukkan 53% mahasiswa memiliki kecemasan dan 53% mahasiswa merupakan perokok berat. Analisis bivariat terhadap kecemasan dan tingkat kebiasaan merokok subyek menunjukkan hasil p=0,983. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara antara tingkat kebiasaan merokok dan cemas. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan mengingat lebih dari setengah responden memiliki kecemasan.

Anxiety is a subjective feeling like anxious, afraid or anticipation for situation that make anxious. Smoking is one risk factor for deadly disease and has effect on many different systems in our body. Anxiety and smoking have a connection. This research is conducted to find out whether there is a connection between smoking and anxiety. This research was conducted on university of Indonesia?s students in June to July 2013.
This research design's is cross-sectional. The data is gathered by giving approved students a questionnaire which they would fill in. The number of subjects of this research is 97. The questionnaire is filled with question about students smoking behavior and Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
The results shows that 53% students had anxiety and 53% students was a heavy smoker. The bivariat analyst between anxiety and students smoking behavior showed p=0,983. The score showed that there is no relationship between anxiety and the smoking heavyness. Nevertheless, further research need to be conducted because more than half respondent have anxiety.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Notario Besri
"Studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara depresi dan kebiasaan merokok. Prevalensi perokok Indonesia cukup besar, 34,2% untuk perokok usia lebih dari 15 tahun dan 32,8% dari total perokok berusia 20 ? 24 tahun. Penelitian bertujuan untuk mencari hubungan antara tingkat depresi dan kebiasaan merokok pada kelompok umur mahasiswa yang rentan mengalami depresi. Desain penelitian cross-sectional dengan sampel 97 mahasiswa Universitas Indonesia dengan cara convenient sampling. Tingkat depresi ditentukan dengan kuisioner Beck Depression Inventory. Tingkat kebiasaan merokok ditentukan dari rata-rata jumlah rokok yang dikonsumsi per hari.
Hasil didapatkan 38,1% dari total responden responden perokok ringan, 40,2% perokok sedang, dan 21,6% perokok berat. Prevalensi depresi 21,6%, di antaranya 17,5% dari total responden mengalami depresi ringan, 3,1% mengalami depresi sedang hingga berat, dan 1% mengalami depresi berat.
Pada uji chi-square, didapatkan nilai p = 0,608 (CI 95%), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara depresi dan tingkat kebiasaan merokok pada mahasiswa. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian serupa yang menunjukkan adanya hubungan antara depresi dan kebiasaan merokok. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan random sampling, penggunaan metode lain untuk menentukan tingkat depresi dan kebiasaan merokok, dan penggalian faktor lain yang dapat memicu terjadinya depresi.

Study shown that there is a relationship of depression and smoking habit. Indonesia has high prevalence of smokers, 34.2% among > 15 years old smokers and 32.8% of them are 20 ? 24 years old. This research aim to find relationship between level of depression and smoking habit among college students. It is cross-sectional study and the samples are 97 college students of University of Indonesia by convenient sampling. Level of depression is measured by Beck Depression Inventory questionnaire and smoking habit is measured by average of cigarrettes consumed daily.
The results are 38.1% of total respondents are light smokers, 40.2% are moderate smokers, and 21.6% are heavy smokers. Prevalence of depression is 21.6%, of whom 17.5% of total respondents have a mild-moderate depression, 3.1% have a moderate-severe depression, and 1% has severe depression.
By Chi-square analysis, p value is 0.608 (CI 95%) and it is concluded that there is no relationship between depression and smoking habit among college students. Similar researches show that there is a relationship of depression and smoking habit. Further research needs to be conducted by random sampling, using other methods to determine level of depression and smoking habit, and seeking other factors causing depression.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Anggun Dimar Setio
"Penelitian ini meneliti peran teman sebaya, orang tua, saudara, asertivitas, selfesteem, pengetahuan, pengalaman mencoba rokok, dan keterpaparan iklan sebagai prediktor niat merokok pada mahasiswa UI. Pemodelan persamaan struktural digunakan untuk menilai uji kecocokan dari model yang mengusulkan sikap positif terhadap rokok sebagai mediator hubungan antara pengaruh sosial, asertivitas, dan self-esteem dengan niat merokok. Model struktural yang diajukan dalam penelitian ini terbukti cocok untuk menjelaskan perilaku merokok mahasiswa UI berdasarkan rumpun keilmuan dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asertivitas dan pengetahuan mengenai dampak kesehatan rokok menjadi faktor protektif dalam pembentukan perilaku merokok. Sementara itu teman dekat yang merokok dan perilaku mencoba rokok merupakan faktor risiko seseorang dalam perilaku merokok. Model ini juga memperlihatkan bahwa sikap positif seseorang terhadap rokok mempengaruhi niat nya untuk merokok dan niat tersebut memiliki hubungan yang sangat kuat dengan perilaku merokok.
This study examined the role of peers, parents, siblings, assertiveness, self-esteem, knowledge, prior trial smoking behavior, and exposure to tobacco advertising as a predictor of smoking intentions in UI students. Structural equation modeling was used to assess the fit of a model that proposes a positive attitude toward smoking as a mediator of the association between independent variables and the smoking intentions. The proposed model provided a good fit for student smoking behavior model based on clump of science and sex. The results indicate that assertiveness and knowledge regarding the health effects of smoking are protective factors in student smoking behavior; whereas, peers and prior trial behavior are the risk factors of smoking behavior. Our results indicate the positive attitude towards smoking as a mediator of person?s smoking intention and the intention to smoke has a strong relationship with smoking behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Larasati Wardhana
"Terdapat 35,5% mahasiswa di Indonesia perokok aktif. Padahal, mahasiswa harusnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Tingkat pengetahuan merupakan aspek penting yang dinilai mampu memengaruhi kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk melihathubungan tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terhadap bahaya rokok dan kebiasaan merokok. Metode penelitian ini adalah studi potong lintang yang dilaksanakan di UIpada bulan Agustus2018 hingga Maret2019.Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk disebarkan kepada 94 responden yang dipilih menggunakan teknik pengambilan acak.Uji yang dilakukan untuk menganalisis data adalah uji univariat untuk melihat distribusi perokok dan uji fisher untuk menilai hubungan variabel. Hasil analisis statistik menunjukkan9 responden (9,6%) merupakan perokok aktif. Dari 9 perokok aktif, mayoritas berjenis kelamin laki-laki(88,9%), berasal dari fakultas hukum (44,4%) menggunakan rokok putih(66,7%), usia awal merokok17 tahun(33,3%), mengonsumsi 5-10 batang rokok sehari (55,5%), hanyamenggunakan rokok konvensional(89%), dan derajat adiksi terhadap nikotinnya cenderung ringan. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai bahaya rokok yang tinggi, baik responden yang merokok(77%)maupun tidakmerokok (68%). Seluruhresponden mendapat informasi mengenai merokok dari media cetak dan elektronik (100%). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kebiasaan merokokmaupun derajat adiksi nikotin. Penelitian ini menunjukkan penggunaan rokok pada mahasiswa UIsudah tidak terlalu banyak. Namun, tingkat pengetahuan yang tinggi tidak membuat mahasiswa tidak merokok. Hal ini disebabkan oleh perokok cenderung menyepelekan bahaya dari merokok terhadap diri sendiri atau sekitarnya. Derajat adiksi nikotin pada mahasiswa UI cenderung ringan. Hal ini menunjukkan bahwa alasan mahasiswa UI merokok bukan disebabkan oleh kecanduan.

There are 35.5% of students in Indonesia who are active smokers. In fact, students should have a high level of education. The level of knowledge is an important aspect that is considered capable of influencing smoking habits. This study aims to examine the relationship between the level of knowledge of students at the University of Indonesia (UI) on the dangers of smoking and smoking habits. This research method is a cross-sectional study conducted at UI from August 2018 to March 2019. The researcher used a questionnaire as an instrument to be distributed to 94 respondents who were selected using a random sampling technique. assess variable relationships. The results of statistical analysis showed 9 respondents (9.6%) were active smokers. Of the 9 active smokers, the majority were male (88.9%), came from law school (44.4%) used white cigarettes (66.7%), the initial age of smoking was 17 years (33.3%). 5-10 cigarettes a day (55.5%), only using conventional cigarettes (89%), and the degree of addiction to nicotine tends to be mild. The majority of respondents have a high level of knowledge about the dangers of smoking, both respondents who smoke (77%) and non-smokers (68%). All respondents received information about smoking from print and electronic media (100%). No significant relationship was found between the level of knowledge with smoking habits and the degree of nicotine addiction. This study shows that the use of cigarettes in UI students is not too much. However, a high level of knowledge does not prevent students from smoking. This is because smokers tend to underestimate the dangers of smoking to themselves or those around them. The degree of nicotine addiction in UI students tends to be mild. This shows that the reason why UI students smoke is not caused by addiction."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kurniawati
"Salah satu faktor risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular adalah perilaku merokok. Penyebab seseorang merokok antara lain kurangnya pengetahuan, pengaruh orangtua, teman dan juga iklan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran dan hubungan antara pengetahuan, sikap, keluarga, teman dekat dan keterpaparan iklan rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2010.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder survei perilaku sehat 2010.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mewakili 12 fakultas, sedangkan sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang termasuk kedalam rentang umur remaja akhir (18-21 tahun) yang berjumlah 2.108 responden.
Penelitian menunjukkan bahwa ada 263 (12.5%) responden adalah merokok. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan antara jenis kelamin, rumpun, pengetahuan, sikap dan pengaruh keluarga terhadap perilaku merokok.

Smoking behavior is one of the factors that risk the infections diseases. The reason why someone smokes can be because of lacking of knowledge, family influence, friends and advertisement.
The objectives of this research are to know the description and connections among knowledge, attitude, family, close friends and exposition of cigarette advertisement toward smoking behavior of the students university of Indonesia year 2010.
Research design that is used is cutting across using secondary data survey of healthy behavior 2010.
Population of this research is from all student represent 12 faculties, while the sample that is used is from students within range of late teenages (18-21 years old) consist of 2108 respondents. The research shows that 263 (12.5%) respondents are smokers.
Result test statistically shows the connections among gender, faculty asociation, knowledge, attitude and family influence to wand smoking behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stirling, John D.
London: Routledge, 1999
616.89 STI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Halimah Sakdiah
"Pasien hemodialisis dapat mengalami perubahan yang bisa menjadi suatu stresor pada dirinya. Penelitan ini untuk melihat gambaran psikopatologi pada pasien hemodialisis, merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan rancangan penelitian potong lintang dilakukan terhadap pasien di unit hemodialisis RSCM pada bulan Juli-November 2014 menggunakan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL-90). Sebagian besar subyek penelitian menunjukkan adanya gambaran psikopatologi (50.5%) dengan gejala terbanyak adalah depresi, gangguan obsesif kompulsif, fobia, ansietas dan gejala tambahan. Terdapat hubungan antara variabel usia (p 0.028), pendidikan (p 0.008) dan pendapatan (p 0.031) dengan munculnya gejala psikopatologi.

Hemodialysis patients can undergo changes that could be a stressor in itself. The study is conducted to see the psychopathology features in patients on hemodialysis. The design of the study was a cross-sectional analytic descriptive study which was conducted on patients in hemodialysis units in RSCM on July-November 2014 using Symptom Checklist 90 (SCL-90) questionnaire. Most of the study subjects showed psychopathology features (50.5%) with the prominent symptoms being depression, obsessive compulsive disorder, phobias, anxiety and additional symptoms. There is a correlation between age (p 0.028), education (p 0.008) and income (p 0.031) variables with psychopathology symptoms.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Alief Supriyanto
"Kebiasaan merokok masih menjadi masalah global dan juga di Indonesia. Rokok mengandung senyawa dan unsur yang berbahaya bagi kesehatan, salah satunya adalah nikotin. Nikotin memiliki efek ketergantungan pada penggunanya karena paparan jangka panjang dapat menyebabkan desensitisasi reseptor asetilkoin nikotinat. Tingkat dan lama paparan nikotin dari rokok akan mempengaruhi tingkat ketergantungan nikotin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebiasaan merokok dengan tingkat ketergantungan nikotin pada perokok aktif di Depok. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan instrumen penelitian angket. Kuesioner yang digunakan terdiri dari kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi (usia, IMT, latar belakang pendidikan, uang saku, kebiasaan merokok keluarga, dan lingkungan sosial), kuesioner tentang tingkat kebiasaan merokok (diukur dengan indeks Brinkman), dan Fagerstorm/ Kuesioner FTND (melihat tingkat ketergantungan). nikotin). Penelitian ini diikuti oleh 124 mahasiswa perokok aktif di Depok. Penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi indeks Brinkman subjek, semakin tinggi skor Fagerstorm (p < 0,001, r = 0,420). Selain itu, penelitian ini menemukan hubungan antara umur (p = 0,009, r = 0,223), uang saku (p = 0,003, r = 0,261), dan latar belakang pendidikan (p = 0,042) dengan derajat kebiasaan merokok, serta uang jajan ( p = 0,005, r = 0,249) dengan tingkat ketergantungan nikotin. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kekuatan korelasi sedang antara derajat kebiasaan merokok dengan tingkat ketergantungan nikotin.
Smoking habits are still a global problem and also in Indonesia. Cigarettes contain compounds and elements that are harmful to health, one of which is nicotine. Nicotine has a dependent effect on its users because long-term exposure can cause desensitization of nicotinic acetylcoin receptors. The level and duration of nicotine exposure from cigarettes will affect the level of nicotine dependence. This study aims to determine the relationship between the level of smoking habits with the level of nicotine dependence on active smokers in Depok. This research is a cross sectional study with a questionnaire research instrument. The questionnaire used consisted of a questionnaire about the influencing factors (age, BMI, educational background, pocket money, family smoking habits, and social environment), a questionnaire about the level of smoking habits (measured by the Brinkman index), and the Fagerstorm/FTND Questionnaire. (see dependency level). nicotine). This study was followed by 124 students who are active smokers in Depok. This study found that the higher the subject's Brinkman index, the higher the Fagerstorm score (p < 0.001, r = 0.420). In addition, this study found a relationship between age (p = 0.009, r = 0.223), pocket money (p = 0.003, r = 0.261), and educational background (p = 0.042) with the degree of smoking habit, and pocket money (p = 0.005, r = 0.249) with the level of nicotine dependence. These results indicate a significant relationship with moderate strength of correlation between the degree of smoking habit and the level of nicotine dependence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi psikopatologi pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di YPI Kampung Bali, Pokdisus AIDS dan Poli Khusus RS Dharmais. Penelitian ini merupakan studi cross sectional pada seratus ODHA di tiga tempat penelitian pada periode waktu September 2003 - Pebruari 2004 menggunakan kuesioner dan instrumen MINI ICD-10.
Terdapat beberapa jenis psikopatologi pada ODHA berdasarkan instrumen MINI ICD-10, yaitu Gangguan Mood (68%), Gangguan Berkait Zat Psikoaktif (63%), Gangguan Anksietas Menyeluruh (41%), Ketergantungan Alkohol (17%), Gangguan Panik (7%), Gangguan Psikotik Tunggal (6%), Sosial Fobia (2%), Gangguan Psikotik Berulang (2%), dan Gangguan Stres Pasca Trauma (1%).
Dilakukan analisis statistik antara beberapa faktor determinan dengan empat jenis psikopatologi terbanyak.Dilakukan uji Kai kuadrat dan Fisher Exact pada analisis bivariat, serta regresi logistik pada analisis multivariat. Pada uji kemaknaan, terdapat hubungan bermakna antara stadium AIDS (p= 0,035) dan tingkat pengetahuan tentang HIV (p=0,046) dengan Gangguan Anksietas. Didapatkan pula hubungan bermakna antara faktor usia responden (p=0,004), jenis kelamin (p=0,002) dan pendidikan rendah (p=0,087) dengan Gangguan Berkait Zat Psikoaktif. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor-faktor determinan dengan Gangguan Mood. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan faktor risiko dengan Ketergantungan Alkohol.
Disarankan agar program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) harus Iebih intensif dilakukan kepada mereka yang berisiko tinggi maupun mereka yang sudah terinfeksi HIV/AIDS. Perlu penanganan yang khusus ditujukan bagi kelompok usia muda serta peningkatan kesadaran umum untuk melakukan skrining (voluntary counseling and testing). Disarankan pula adanya pelatihan mengenai kesehatan jiwa dan gangguan jiwa bagi para konselor yang menangani ODHA.

This research aims at finding out frequency of psychopathology among People Living with HIV/AIDS (PLWHA) at Pelita Ilmu Clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital (Working Group on AIDS) and Dharmais National Cancer Hospital. This research is a cross-sectional study conducted to 100 PLWHA in the three sites during September 2003-February 2004, utilizing questioners and MINI ICD-10 instrument.
Based on MINI ICD-10 instrument, there are several kinds of psychopathology among PLWHA that includes Depressive Episode and Dysthymia (68%), Psychoactive Substance Related Disorders (63%), Generalized Anxiety Disorder (41%), Alcohol Related Disorders (17%), Panic Disorder (7%), Single Psychotic Episode (6%), Social Phobia (2%), Recurrent Psychotic Episode (2%), and Post Traumatic Stress Disorder (1%).
Statistical analysis was done on several determinant factors focused on the four most frequently occurred psychopathology. Chi square and Fisher Exact were conducted in bivariate analysis and logistic regression in multivariate analysis. At the significance test, there is a significant relationship between the stage of AIDS (p= 0.035) and the level of knowledge about HIV (p={0.046) with Generalized Anxiety Disorder. There is also significant relationship between factors such as age of respondents (p=0.004), sex (p=0.002) and low level of education (p=0.087) with Psychoactive Substance Related Disorders. No significant relationship either between determinant factors and Depressive Episode and Dysthymia or between sex and risk factors with Alcohol Related Disorders.
Therefore, it is necessary to intensify program on Communication, Information and Education, especially to the high-risk group or those who are already infected by HIV/AIDS. Also it is urgent to give special advocacy to young generation and raise the public's awareness of the importance of Voluntary Counseling and Testing. Likewise, counselors need to join in psychiatric training in a bid to give better service to PLWHA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T21439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>