Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadiyah Saleh Aziz
"ABSTRAK
Lingkar pinggang merupakan sebuah alat ukur obesitas sentral yang berpengaruh
pada kejadian sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
faktor dominan yang mempengaruhi nilai lingkar pinggang pada petugas satpam
laki-laki Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi crosssectional
dengan pendekatan kuantitatif. Variabel independen yang dinilai
berhubungan signifikan dengan nilai lingkar pinggang berdasarkan penelitian ini
antara lain adalah umur, indikator lemak tubuh (indeks massa tubuh, persen lemak
tubuh, dan level lemak viseral), aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok. Hasil
penelitian ini menunjukkan level lemak viseral sebagai faktor dominan terhadap
nilai lingkar pinggang dengan rata-rata nilai lingkar pinggang responden sebesar
79,3 cm.

ABSTRACT
Waist cicumference is an indicator of central obesity which leads to metabolic
syndrome. This study was conducted to find the dominant factor of waist
circumference of male security guard of University of Indonesia in 2014. This
study uses cross-sectional design with quantitive method. The independent
variables that corelate significantly with the waist circumference are age, indicator
of body fat (body mass index, body fat percentage, visceral fat level), physical
activity, and smoking habit. The result of this study showed that visceral fat level
was the dominant factor of waist circumference with the average waist
circumference of the subject are 79,3 cm."
2014
S55935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresha Anugraha Kartika
"Skripsi ini membahas perbedaan proporsi antara berbagai faktor risiko hipertensi pada petugas satpam UI, Depok, Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, asupan makan, dan gaya hidup dengan kejadian pre dan hipertensi pada petugas satpam Universitas Indonesia pada tahun 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah petugas satpam berusia 18 - 60 tahun dan berjenis kelamin lakilaki. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi pre hipertensi sebesar 7,9% dan hipertensi sebesar 43,7%. Variabel yang menunjukkan perbedaan signifikan diantaranya Riwayat Keluarga (OR 3,989 dengan p value 0,000), Indeks Massa Tubuh (IMT) (OR 3,188 dengan p value 0,010), dan Asupan Natrium (OR 2,974 dengan p value 0,010). Riwayat keluarga merupakan faktor paling dominan pada penelitian ini dengan nilai OR 4,379. Saran bagi petugas satpam Universitas Indonesia adalah agar selalu menjaga gaya hidup yang sehat dengan cara mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang serta rutin memeriksakan tekanan darah minimal 1 kali per bulan.

This thesis aims to explain the differences between the proportions of the various risk factors of hypertension in males security guard of University of Indonesia in 2014. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status, food intake, and lifestyle with the incidence of pre and hypertension in male security guards of University of Indonesia in 2014. This study uses cross sectional design with quantitative method. Samples in this study were male security guards aged 18-60 years. The result of this research shows that there are several variables with significant differences. The result of this research shows the prevalence of pre hypertension and hypertension is 7,9% and 43,7%. Those variables was a significant correlation are family?s history of htpertension (OR 3989 with p value 0,000), body mass index (BMI) (OR 3,188 with p value 0,010), and sodium intake (OR 2,974 with p value 0,010). Family history of hypertension is the dominant variable in this study with OR 4,379. Some advices for male security guard of University of Indonesia is to always maintain a healthy lifestyle by eating a balanced nutrition food and routine checked blood pressure at least 1 time in a month."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Rembulan Sari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas perbedaan proporsi antara berbagai faktor yang
berhubungan dengan status kebugaran aerobik pada satpam laki-laki Universitas
Indonesia, Depok, tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara karakteristik individu, gaya hidup dan stress dengan status
kebugaran aerobik pada satpam laki-laki Universitas Indonesia tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional pendekatan kuantitatif
dengan metode pengambilan sampel secara acak sederhana. Sampel berjumlah
126 orang berusia 18-60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian
menunjukkan proporsi responden yang tidak bugar sebanyak 81,7% dan yang
bugar 18,3%. Variabel yang menunjukkan hubungan yang signifikan diantaranya
adalah status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (OR 8,147 dengan nilai p
0,004), aktivitas fisik (OR 6,369 dengan nilai p 0,001), dan stress (OR 6,684
dengan nilai p 0,044). Stres merupakan faktor paling dominan yang menentukan
status kebugaran aerobik pada penelitian ini dengan nilai OR 7,848. Saran bagi
satpam Universitas Indonesia adalah agar selalu mengatur stres dan menjaga gaya
hidup yang sehat dengan cara melakukan olahraga dengan rutin dan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang.

ABSTRACT
This thesis discusses the differences in proportions between various
factors that related with aerobic fitness in male security guards of University of
Indonesia in 2014. The purpose of this study was to determine the relationship
between individual characteristics, lifestyle, and stress with aerobic fitness in male
security guards of University of Indonesia in 2014. This study used cross sectional
design with quantitative method. Samples in this study were taken randomly with
a total of 126 male aged 18-60 years old. The result of this study showed that
proportion of respondents with bad aerobic fitness was 81,7% and good aerobic
fitness was 18,3%. Variables that showed significant relationship were nutritional
status based on Body Mass Index (OR 8,147 with p value 0,004), physical activity
(OR 6,369 with p value 0,001) and stress (OR 6,684 with p value 0,044). Stress
was determined as a dominant factor of aerobic fitness with OR 7,848. It is
recommended that security guards should manage their stress and maintain a
healthy lifestyle by routine exercises and consume balanced nutrition food."
2014
S56261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Fitria Aiprilawati
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai lingkar pinggang pada staf kependidikan FKM UI Depok tahun 2014. Tujuan skripsi ini untuk mengetahui gambaran faktor-faktor, hubungannya dan faktor dominan lingkar pinggang. Faktor-faktor tersebut yaitu usia, jenis kelamin, riwayat genetik, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, durasi tidur, kebiasaan merokok, asupan energi, asupan karbohidrat dan asupan lemak. Lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang dapat mengindikasikan penumpukan lemak viseral tubuh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuatitatif dengan desain studi cros sectional. Penelitian ini dimulai dari tanggal 7 April hingga 25 April 2014. Terdapat 122 responden yang telah menyelesaikan pengisian dan wawancara kuesioner maupun pengukuran lingkar pinggang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ukuran lingkar pinggang responden sebesar 84,59 cm dengan prevalensi 41,8% memiliki lingkar pinggang melebihi cut off points. Maka terdapat hubungan antara jenis kelamin, riwayat genetik dan pengetahuan gizi terhadap lingkar pinggang. Hasil analisis multivariat, asupan lemak dan riwayat genetik sebagai faktor dominan lingkar pinggang. Peneliti menyarankan untuk mengurangi asupan lemak, menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan pengukuran lingkar pinggang.

ABSTRACT
The focus of this study is about waist circumference in Education Staff at Faculty of Public Health, University of Indonesia, Depok 2014. The purpose of this study is to know about factors, its association and dominant factor of waist cirvcumference. The factors are age, sex, genetic history, nutrition knowledge, physical activity, sleep duration, smoking habit, energy intake, carbohydrate intake and fat intake. Waist circumference is an anthropometric measurement that indicating visceral fat accumulation. This study used quantitative method and cross sectional design. It was started on April 7th until April 25th. There are 122 respondents who fulfilling questionnaire and waist circumference measurement. This study’s result that mean of waist circumference is 84,59 cm with prevalence of waist circumference above cut off points is 41,8%. So, there is an association between sex, genetic history and nutrition knowledge with waist circumference. After using multivariate analysis, fat intake and genetic history as dominant factor of waist circumference. The researcher suggests to reduce fat intake, implement health lifestyle and often do waist circumference measurement."
2014
S55913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Remi Chandra
"Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak secara berlebihan pada tubuh. Salah satu area penumpukan lemak pada tubuh adalah abdomen, yang dapat diukur dengan lingkar pinggang. Konsumsi minuman tinggi kalori semakin meningkat, salah satunya adalah soft drink. Soft drink yang berbentuk cair dan memiliki kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak bila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk mencari hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi soft drink dan data antoprometri mahasiswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok. Konsumsi soft drink dinilai dengan melihat frekuensi dan jumlah konsumsi soft drink. Analisis data menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows dengan uji Mann-Whitney. Dari pengambilan data, didapatkan 113 responden mahasiswa laki-laki FKUI angkatan 2012-2014.
Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan konsumsi soft drink dengan lingkar pinggang pada mahasiswa laki-laki FKUI. Sebanyak 46% responden mengonsumsi soft drink sebanyak >1 liter/minggu. Konsumsi soft drink dapat menambah asupan kalori yang dapat mempengaruhi ukuran lingkar pinggang.

Obesity is condition of excessive fat accumulation in the body. One area of fat accumulation in the body is the abdomen, which can be measured by waist circumference. The consumption of high-calorie drinks is increasing, one of which is soft drinks. Soft drinks have liquid form and high sugar levels that can increase the risk of fat accumulation when consumed in excess.
This study aims to find association of soft drinks consumption with waist circumference. This study used cross-sectional design to find association of soft drink with waist circumference. Data were collected using questionnaires to determine soft drinks consumption and anthropometric measurement on male students. This study was conducted in May-October 2015 in Faculty of Medicine, University of Indonesia, Depok. Soft drinks consumption were assessed by information about frequency and amount of soft drink consumption. Data were analyze using SPSS version 20.0 for windows by using Mann-Whitney test. This study obtained 113 male students of Faculty of Medicine class of 2012-2014.
Results of the data analysis found association of soft drinks consumption with waist circumferences in male students. About 46% respondents consumed soft drinks >1 liters/ week. Consumption of soft drinks can increase calories intake that can affect waist circumference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S641378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bennadi Adiandrian
"Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu keadaan terdapatnya jaringan lemak dalam tubuh yang berlebihan. Kondisi ini berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, salah satunya adalah aterosklerosis. Aterosklerosis pada sistem pembuluh darah karotis hingga saat ini merupakan penyebab terbesar stroke iskemik di dunia dengan jumlah kasus terbanyak pada rentang usia 45-64 tahun. Dengan menggunakan teknik single slice CT-scan dapat dihitung komposisi lemak viseral (VAT) maupun lemak subkutan (SAT) tubuh dengan baik. Sedangkan USG merupakan modalitas radiologi yang baik untuk skrining aterosklerosis pada arteri karotis komunis dengan mengukur ­Intima-Media Thickness (IMT).
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi lemak yang berhubungan terhadap aterosklerosis karotis komunis dan lingkar pinggang.
Metode: Sebanyak 32 subjek penelitian yang melakukan pemeriksaan CT-scan regio abdomen, dilakukan penghitungan luas penampang VAT, SAT dan rasio VAT/SAT dengan menggunakan software volumetri SyngoTM, pengukuran IMT arteri karotis komunis kanan dan kiri menggunakan USG yang dilengkapi dengan software auto-IMT, dan pengukuran lingkar pinggang. Kemudian dilakukan analisa korelasi antara VAT, SAT, dan rasio VAT/SAT terhadap IMT karotis serta lingkar pinggang (WC).
Hasil: Terdapat korelasi lemah antara luas penampang VAT terhadap IMT karotis komunis (ρ = 0,21 ; p = 0,248), antara luas penampang SAT terhadap IMT karotis komunis (ρ = 0,37 ; p = 0,036) dan korelasi negatif lemah antara rasio VAT/SAT terhadap IMT karotis komunis (ρ = -0,24 ; p = 0,193). Selain itu didapatkan korelasi kuat antara VAT terhadap lingkar pinggang (ρ = 0,73 ; p < 0,05), korelasi positif sangat kuat antara SAT terhadap lingkar pinggang (ρ = 0,87 ; p < 0,05), dan korelasi negatif lemah antara rasio VAT/SAT terhadap lingkar pinggang (ρ = -0,37 ; p = 0,038).
Kesimpulan: Luas penampang VAT dan SAT berkorelasi lemah terhadap IMT karotis komunis. Luas penampang VAT berkorelasi kuat terhadap lingkar pinggang, luas penampang SAT berkorelasi sangat kuat terhadap lingkar pinggang. Rasio VAT/SAT memiliki korelasi negatif lemah terhadap IMT karotis komunis dan lingkar pinggang. Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan unuk memprediksi volume VAT dan SAT.

Backgorund: Obesity is a condition with high level of fat deposition in the body. This condition is related to cardiovacular diseases including atherosclerosis. Carotid athersclerosis until now is known as the main cause of ischemic stroke in the world with the most cases ranged between 45-64 years old. With single slice CT-scan technique, we can estimate the composition of visceral adipose tissue (VAT) and subcutaneous adipose tissue (SAT) very well. USG is the best modality for carotid atherosclerosis screnning by measuring ­Intima-Media Thickness (IMT) of the common carotid artery.
Purpose: of this study is to determine which one of these fat is correlated to carotid atherosclerosis and waist circumference (WC).
Methods: Thirty two subjects that underwent an abdominal CT-scanning were calculated for their area of VAT, SAT, dan VAT/SAT ratio using SyngoTM volumetric software. Measurement of the IMT was done by using auto-IMT software in USG. Their waist circumference were also measured. Correlational analysis were done between VAT, SAT, VAT/SAT ratio with carotid IMT and waist circumference (WC).
Result: There was a low correlation between VAT and common carotid IMT (ρ = 0,21 ; p = 0,248), SAT and common carotid IMT (ρ = 0,37 ; p = 0,036). Low negative correlation was shown between VAT/SAT ratio and carotid IMT (ρ = -0,24 ; p = 0,193). This study also showed a strong correlation between VAT and waist circumference (ρ = 0,73 ; p < 0,05), very strong correlation between SAT and waist circumference (ρ = 0,87 ; p < 0,05), also low negative correlation between VAT/SAT ratio and waist circumference (ρ = -0,37 ; p = 0,038).
Conclusion: There are low correlation between VAT and SAT and common carotid IMT. There is strong correlation between VAT and waist circufmerence, very strong correlation between SAT and waist circumference. There is low inverse correlation between VAT/SAT ratio and waist circumference. Therefore the measurement of waist circumference can be used to predict VAT and SAT volume.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaniya Meidini Tahsya Hermawan
"Latar Belakang Sindrom Polikistik Ovarium (SAPK) adalah salah satu penyakit metabolic-endokrin yang paling sering ditemui pada Wanita dalam usia reproduktif. Sindrom Polikistik Ovarium merupakan kondisi yang banyak dikaitkan dengan obesitas dan meningkatnya jaringan adiposa, yang bisa diukur dengan lingkar pinggang dan tingkat lemak viseral. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menganalisis korelasi dari obesitas dengan jaringan lemak viseral pada pasien sindrom polikistik ovarium dan kontrol pada klinik Yasmin, RSCM Kencana Metode Penelitian ini merupakan studi retrospektif analitik yang menggunakan metode cross-sectional dengan menggunakan data yang diperoleh dari rekam medis di Klinik Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana. Variabel independent merupakan index massa tubuh, sedangkan variable dependen adalah lingkar pinggang dan tingkat lemak viseral pada pasien SOPK dan kontrol. Hasil Penelitian ini menemukan perbedaan yang signifikan pada Lingkar pinggang (LP) dan Tingkat lemak viseral antar parameter IMT yang berbeda. Ketika membandingkan SOPK dan kelompok tidak SOPK pada kelompok yang disesuaikan dengan IMT, hanya kelompok obesitas yang memiliki perbedaan signifikan pada LP dan tingkat lemak viseral. Selain itu, ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang (p<0,000), serta lemak viseral (p<0,000) pada pasien PCOS. Hasilnya memiliki nilai Korelasi Pearson masing-masing sebesar 0,892 dan 0,871 yang berarti variabel lainnya akan semakin tinggi seiring dengan meningkatnya salah satu variabel. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini menemukan adanya korelasi signifikan positif antara jaringan lemak viseral dan IMT pada pasien SOPK.

Introduction Polycystic ovary syndrome (PCOS) is one of the most common metabolic-endocrine disease that can be found in women in reproductive age. Polycystic ovary syndrome is a condition that is closely correlated to obesity and increase of adipose tissue, which can be measured by waist circumference and visceral fat level. Thus, this study aims to analyse the correlation of obesity with waist circumference and visceral fat in polycystic ovary syndrome and control patients. . Method This research is a retrospective analytical study that uses cross-sectional method and utilize medical records from patients in Klinik Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana. The independent variable is the body mass index, meanwhile the dependent variable is the waist circumference and visceral fat level. Results This research has found a significant difference in WC and VF among different BMI parameters. When comparing PCOS and the control group in their BMI-matched group, only the Obese group had a significant difference in WC and VF. Additionally, it is found that there is a significant correlation between body mass index and waist circumference (p<.000), as well as visceral fat (p<.000) in PCOS patients. The result has Pearson Correlation values of 0.892 and 0.871, respectively, which means the other will be higher as one variable increases. . Conclusion This research has found that there is a significant positive correlation between visceral adipose tissue and body mass index in PCOS patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Viona Sari
"Lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit degeneratif. Skripsi ini bertujuan untuk mencari faktor dominan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2013. Skripsi ini juga membahas gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas fisik merupakan faktor dominan lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (B = -0.241). Rata-rata lingkar pinggang pada pegawai perempuan adalah 81,0 cm ±8,9 dan 91,9 cm ±10,32 pada laki-laki.
Hasil penelitian juga menunjukkan ukuran lingkar pinggang berhubungan secara signifikan dengan usia, golongan, asupan zat gizi (asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein), dan aktivitas fisik.

Waist circumference is one of anthropometric measurements, which is correlated with various risks of degenerative diseases. This study was aimed to find the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013. This study also discussed the description and the relationships between waist circumference and its factors. Quantitative method and crosssectional design were used to conduct this study.
The result of this study showed that Physical activity was the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013 (B = -0,241). This study found waist circumference in woman employees was 81,0 cm ±8,9 and 91,9 cm ±10,32 in man employees.
The result also found waist circumference was significantly correlated with age, employee ranks, nutrients intake (energy intake,carbohydrate intake, fat intake, protein intake), and physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adik Tri Wahyuningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian ketidakteraturan menstruasi pada atlet putri leanness sports DKI Jakarta tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data yang dikumpulkan berupa riwayat menstruasi, jenis olahraga, durasi latihan, persen lemak tubuh, asupan energi dan makronutrien, perilaku makan menyimpnag, dan tingkat stress. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara recall 2 x 24 jam, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan persen lemak tubuh sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian ketidakteraturan menstruasi (OR= 5,6).

This study aimed to identify the dominant factors associated with menstrual irregularity in leanness sports women athletes DKI Jakarta 2014. This study used cross sectional design by using total sampling method. The collected data were menstrual history, type of exercise, duration of exercise, percent body fat, energy and macronutrien intake, eating disorder, and stress level. These data were collected by using self administered questionnaire, 2 x 24 hours recall interview, antropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA. The result of this study showed that percent body fat as the dominant factors of menstrual irregularity (OR=5,6)."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nikmah
"Demensia merupakan kondisi kemunduran fungsi neuron secara perlahan dan terus menerus sehingga kemampuan kognitif, emosional, dan psikomotorik semakin berkurang seiring bertambahnya usia dan keparahan fisiologis tubuh. Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan asupan vitamin A dan faktor lainnya dengan demensia pada lansia binaan CAS UI tahun 2014. Desain penelitian cross sectional melibatkan 146 lansia berusia ≥ 60 tahun dari seluruh Depok. Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai Mei 2014. Metode pengambilan data dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital merk Kris dan mikrotoa, serta wawancara menggunakan kuesioner SMMSE, PASE, GDS, dan SFFQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi demensia (SMMSE ≤ 24) sebesar 46,6%. Analisis bivariat menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, tingkat depresi, dan asupan asam folat dengan demensia. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan demensia adalah asupan vitamin A (OR = 8,4) setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat depresi, riwayat stroke, status gizi, asupan vitamin C, E, Fe, dan asam folat. Membiasakan diri dengan pola hidup sehat, seperti memperbanyak makanan sumber vitamin dan mineral, olahraga teratur, dan menghindari stres dapat menjadi langkah protektif demensia pada lansia

Dementia is a condition related to neurodegenerative caused cognitive, emotional, and psychomotor decline increasingly with aged and bodies functional illness. The objective of this study is to investigate association between vitamin A intake and the others factors related to dementia in elderly. A cross sectional study was performed on 146 participants aged ≥ 60 years in Depok during April – May 2014. Data collected by measurement of weight using Kris digital scale, height using microtoise, and SMMSE, PASE, GDS, and SFFQ questionnaires. The result of this study showed that prevalence of dementia (SMMSE ≤ 24) was 46,6%. Dementia was significantly associated with level of education, depression, and folate acid intake. In multivariate model, vitamin A intake (OR = 8.4) was the dominant factor adjusted by age, sex, level of education, depression, history of stroke, nutritional status, and intake of micronutrients (vitamin C, E, Fe, and folate acid). Improving quality of live through healthy life style (consuming source of vitamins and minerals, doing exercise regulary, no stress) is alternative way to prevent dementia in elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>