Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Argina Nur Mauludya
"Skripsi ini membahas mengenai resistensi gay laki-laki terhadap stigma dari masyarakat. Terdapat budaya yang dianggap menyimpang dan terstigma dalam hal ini adalah budaya homoseksual. Penelitian ini melakukan proses dekonstruksi dengan menggunakan konsep cultural criminology dalam ranah culture as crime untuk memberikan sebuah pemahaman baru mengenai isu homoseksual. Kemudian melakukan sebuah perlawanan dengan menggunakan konsep counterculture. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap lima narasumber. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa seluruh narasumber pernah mengalami distigma oleh masyarakat, lembaga representatif, keluarga, teman, dan diri sendiri. Selanjutnya, untuk melawan stigma tersebut mereka melakukan usaha counter-culture. Hal yang dilakukan adalah dengan mengakui identitas diri sebagai gay laki-laki serta bergabung dalam komunitas maupun organisasi sebagai bentuk penyesuaian terhadap stigma yang menimpa gay laki-laki serta memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa gay laki-laki sama seperti warga negara lainnya yang ingin diterima sebagai bagian dari warga negara tanpa stigma dan diskriminasi.

This mini thesis discussed about the resistance of gay men towards stigma coming from society. There is a culture that is considered deviate and stigmatized, which is homosexual culture. This research does deconstruction process using cultural criminology concept in the realm of culture as crime, in order to give a new comprehension towards homosexual issue. Furthermore their resistance is explained using counter-culture. This research uses qualitative method done by doing interview from five resource person. The result of this research concluded that all resource person had experienced stigma from society, representative institutions, family, friends, and even from themselves. In order to fight stigma, they use counter-culture as an effort, by acknowledging themselves as gay men and joining other community or organization to adjust the stigma given to them. This research also gives a comprehension for society that gay men just like any citizens from other countries want to be accepted as a citizen without being stigmatized or discriminated.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raintung, Agalliso Mario
"Melangkah jauh dari persoalan seksualitas gay laki-laki, tulisan ini berusaha menganalisa penindasan dan penolakan yang dialami oleh gay laki-laki di Indonesia saat ini. Penindasan dan penolakan tersebut berlandaskan nilai-nilai heteronormativitas serta terwujud dalam sikap homonegativism yang membuat gay laki-laki di Indonesia terkungkung dan terasing ke ruang yang maya. Peneliti menempatkan fenomena kriminologi budaya sebagai sebuah tanda dalam dalam semiotika. Eksplorasi mitos berupa penguraian mitos dilakukan untuk mengetahui makna dibalik keterkungkungan dan keterasingan gay laki-laki. Pembentukan mitos baru dilakukan peneliti untuk memunculkan makna-makna tersembunyi dibalik penggunaan Twitter, Grindr, Jack’D, dan GROWLr oleh gay laki-laki. Dari hasil eksplorasi mitos ditemukan bahwa ada sebuah makna besari dibalik penggunaan ke-empat jejaring sosial tersebut oleh gay laki-laki; bahwa Twitter, Grindr, Jack’D, dan GROWLr digunakan oleh gay laki-laki karena mereka terasing dari ruang yang nyata ke dalam ruang maya. Dalam ke-empat jejaring sosial tersebut, gay laki-laki merasa lebih bebas dan membentuk sebuah ruang heterotopia. Kebebasan gay laki-laki di ruang heterotopia ternyata merupakan sebuah paradoks karena masyarakat terus mengawasi dengan kuasa-nya yang panoptic.

Moving faraway from the gay men sexuality itself, this research trying to analyzes the rejections and oppressions towards gay men. Those behaviors are based on the heteronormativity values that manifested in homonegativism acts-this Indonesia’s status quo marches gay men into a captivity circumstances and alienate them into the virtual space. Researcher sees this cultural criminology phenomenon as a sign in a semiotic world. To embrace the meaning behind those status quo, researcher intend to do some myth exploration by deciphering it as well as making a new myth to restore and notify the meaning that has been hiding behind the uses of Twitter, Grindr, Jack’D, and GROWLr by gay men. From the exploration, researcher found that there is a huge meaning behind the uses of those four social network sites by the gay men society; that Twitter, Grindr, Jack’D and GROWLr uses by gay men as the society alienates them from the physical space into the virtual space. On those four social network sites, gay men do feel freer as they also signify and occupy the heterotopian space. The freedom in heterotopian space apparently is just a paradox since they are always under the scrutiny of society's panoptic power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edis Mari Eko
"Pendahuluan: Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (LSL ODHA) merupakan populasi yang paling rentan tertular melalui hubungan seks anal. Penggunaan kondom secara konsisten dapat memberikan perlindungan paling efektif terhadap infeksi serta dengan penanganan stigma dan komunikasi. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas hubungan antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada pasangan Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode purpossive sampling dengan jumlah sampel 144 responden. Instrumen yang digunakan: HIV Berger Stigma Scale, Communication Pattern Questionnaire–Short Form (CPQ-SF) dan kuesioner penggunaan kondom dengan pengambilan data pada bulan April 2023. Rata-rata responden berusia dewasa awal 18-40 tahun. Data dianalisis dengan SPSS 27.0. Hasil: ada hubungan yang bermakna antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (p=0,001; α =0,05). Hasil uji chi-square antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom yang tidak konsisten (OR=0.09; 95% CI= 0.042-0,.226; p=0.001 dan OR= 0.08; 95% CI= 0.040-0,19; p=0.001). Diperlukan pengembangan intervensi yang berkontribusi lebih positif terhadap peningkatan penggunaan kondom. Uji RCT tambahan dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan di masa mendatang. Program dukungan komunikasi yang meminimalkan stigma dapat berguna bagi LSL ODHA sebagai bentuk pendekatan dukungan untuk pendidikan kesehatan tradisional yang selama ini telah dilakukan.

Pendahuluan: Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (LSL ODHA) merupakan populasi yang paling rentan tertular melalui hubungan seks anal. Penggunaan kondom secara konsisten dapat memberikan perlindungan paling efektif terhadap infeksi serta dengan penanganan stigma dan komunikasi. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas hubungan antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada pasangan Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode purpossive sampling dengan jumlah sampel 144 responden. Instrumen yang digunakan: HIV Berger Stigma Scale, Communication Pattern Questionnaire–Short Form (CPQ-SF) dan kuesioner penggunaan kondom dengan pengambilan data pada bulan April 2023. Rata-rata responden berusia dewasa awal 18-40 tahun. Data dianalisis dengan SPSS 27.0. Hasil: ada hubungan yang bermakna antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (p=0,001; α =0,05). Hasil uji chi-square antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom yang tidak konsisten (OR=0.09; 95% CI= 0.042-0,.226; p=0.001 dan OR= 0.08; 95% CI= 0.040-0,19; p=0.001). Diperlukan pengembangan intervensi yang berkontribusi lebih positif terhadap peningkatan penggunaan kondom. Uji RCT tambahan dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan di masa mendatang. Program dukungan komunikasi yang meminimalkan stigma dapat berguna bagi LSL ODHA sebagai bentuk pendekatan dukungan untuk pendidikan kesehatan tradisional yang selama ini telah dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanalin Norfirdausi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara gender role conflict dan psychological well-being pada laki-laki gay dewasa muda. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ialah Gender Role Conflict Scale Short Form (GRCS-SF) dan Ryff’s Scales of Psychological Well-Being (RPWB). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 99 orang laki-laki berusia 20-40 tahun yang memiliki orientasi seksual homoseksual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gender role conflict dan psychological well-being (R=-0,023; p>0,05). Meskipun demikian, salah satu dimensi gender role conflict yaitu keterbatasan afeksi antar laki-laki menunjukkan korelasi negatif yang siginifikan dengan psychological well-being (R=-0,261; p<0,01.

This research is conducted to find the correlation between gender role conflict and psychological well-being among young adult gay men. This research used the Gender Role Conflict Scale Short Form (GRCS-SF) and Ryff’s Scales of Psychological Well-Being (RPWB). The participants of this research are 99 homosexual self-identified men aged between 20-40 years old.
The result of this research showed that there is no significant correlation between gender role conflict and psychological well-being (R=-0,023; p>0,05). However, one of the gender role’s dimensions, restrictive affectionate behavior between men, showed that there is a significant negative correlation with psychological well-being (R=-0,261; p<0,01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S57731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawan Sumardiono
"Pandangan patriarki dalam norma heteronormatif menempatkan maskulinitas pada kedudukan sosial yang lebih tinggi dibanding femininitas. Akibatnya, laki-laki gay dengan ekspresi gender feminin sering mendapatkan marginalisasi dan kriminalisasi yang membuat mereka kekurangan ruang aman untuk mengekspresikan diri. Studi ini mengeksplorasi Instagram sebagai ruang aman untuk mengekspresikan gender feminin bagi laki-laki gay karena memiliki karakteristik heterotopik. Michel Foucault mendeskripsikan heterotopia sebagai ruangan perbatasan antara distopia dan utopia, yaitu ruang berbeda/nondominan yang masih berhubungan dengan ruang dominan. Studi ini berargumen dalam ruang berbeda ini, laki-laki gay yang memiliki ekspresi gender tidak sesuai norma heteronormatif memperoleh rasa aman dari norma dominan untuk mengekspresikan diri dan memainkan peran tertentu. Menggunakan argumen Judith Butler tentang performativitas gender, studi ini akan menganalisis performa ekspresi gender laki-laki gay melalui tampilan karakter-karakter feminin di media sosial Instagram. Penelitian ini dilakukan dalam paradigma interpretif dengan strategi etnografi digital yang berfokus pada eksplorasi pengalaman hidup. Penelitian ini melibatkan subjek penelitian yang merupakan laki-laki gay dengan ekspresi gender feminin dalam komunitas pecinta kontes kecantikan. Pengalaman marginalisasi yang laki-laki gay terima membuat mereka melakukan upaya aktif untuk membangun ruang aman mereka sendiri guna mengekspresikan femininitas. Maka berdasarkan studi ini, heterotopia bukanlah sesuatu yang diberikan, melainkan memerlukan upaya aktif penggunanya untuk membangun ruang sesuai kebutuhan personal. Sementara itu, performa femininitas mereka tampilkan dengan melakukan peniruan terhadap sosok idola. Tujuannya adalah supaya mereka lebih mudah diterima oleh masyarakat. Maka, hal yang ingin mereka tiru pada dasarnya adalah penerimaan positif oleh kelompok dominan. Caranya dengan menampilkan ekspresi gender yang memiliki citra positif di masyarakat Indonesia dengan mengedepankan pertimbangan kekhasan lokal, seperti yang dilakukan oleh sosok idola mereka. Dalam studi ini, hubungan antara individu LGBTQ dengan sosok idola dijembatani oleh motivasi pribadi di mana mereka juga ingin memperoleh manfaat ekonomi. Dengan demikian, hubungan yang tercipta adalah parasitic relationship

The patriarchal view in heteronormative norms places masculinity in a higher social position than femininity. As a result, gay men with feminine gender expression often get marginalized and criminalized which makes them lack a safe space to express themselves. This study explores Instagram as a safe space to express feminine gender for gay men because it has heterotopic characteristics. Michel Foucault describes heterotopia as a border space between dystopia and utopia, which is a different/non-dominant space that is still related to the dominant space. This study argues that in this different space, gay men whose gender expression does not conform to heteronormative norms gain a sense of security from the dominant norm to express themselves and play certain roles. Using Judith Butler's argument about gender performativity, this study analyzes the performance of gay men's gender expression through the display of feminine characters through Instagram. This research was conducted in an interpretive paradigm with a digital ethnographic strategy that focuses on exploring life experiences. This research involves research subjects who are gay men with feminine gender expressions in a beauty pageant lover community. The experience of marginalization that gay men get makes them make an active effort to build their own safe space to express their femininity. So based on this study, heterotopia is not something given, but requires the user's active effort to build a space according to personal needs. Meanwhile, their performance of femininity is displayed by imitating idol figures. The goal is to make them more easily accepted by society. So, what they want to emulate is basically positive acceptance by the dominant group. This is done by displaying gender expressions that have a positive image in Indonesian society by prioritizing local uniqueness considerations, as their idol figures do. In this study, the relationship between LGBTQ individuals and idols is bridged by personal motivations where they also want to obtain economic benefits. Thus, the relationship created is a parasitic relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shangdieva Djoen Narasmara
"Penelitian ini membahas tentang tren busana “Men in Skirt” sebagai bentuk perlawanan terhadap stigma toxic masculinity di Rusia. Penggunaan rok oleh laki-laki pada beberapa tahun ke belakang kian menuai kontroversi di mana cara berpakaian tersebut dianggap tidak sesuai dengan konstruksi sosial atas pemaknaan maskulinitas, terutama di negara Rusia di mana maskulinitas laki-laki gencar dipropagandakan melalui media dan cenderung masih tertutup pada satu pemahaman sehingga fenomena ini menjadi permasalahan tersendiri ketika dijadikan senjata bagi para kaum penentang toxic masculinity dalam melawan stigma yang berlaku. Data yang diperoleh berasal dari publikasi-publikasi dan artikel internet dengan kata kunci Men in Skirt, Boys in Skirt, serta Мужчины в Юбках dan akan diteliti dengan metode etnografi trend dalam penelitian media sosial. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis fenomena berdasarkan teori The Fashion System dari Roland Barthes dan teori maskulinitas dari Dr. Terry A. Kupers (2005). Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya pemaknaan dari tren Men in Skirt sebagai sebuah upaya perlawanan terhadap stigma maskulinitas yang memenjarakan kaum laki-laki dari kebebasan berekspresi.

This study discusses the "Men in Skirt" fashion trend as a form of resistance to the stigma of toxic masculinity in Russia. The use of skirts by men in recent years has sparked controversy where the way of dressing is considered inconsistent with the social construction of the meaning of masculinity, especially in Russia where male masculinity is heavily propagated through the media and the tendency is closed to one meaning, so that this phenomenon becomes a problem when it is used as a weapon for opponents of toxic masculinity in fighting the prevailing stigma. The data obtained comes from internet publications and articles with the keywords Men in Skirt, Boys in Skirt, and Мужчины в Юбках and will be investigated using trend ethnographic methods in social media research. In this study the writer will analyze the phenomenon based on the theory of The Fashion System from Roland Barthes and the theory of masculinity from Dr. Terry A. Kupers (2005). The result of this research is the finding of the meaning of the Men in Skirt trend as a way to fight against the stigma of masculinity that imprison men from freedom of expression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chempaka Syahbuddin
"ABSTRAK
Dalam satu tahun terakhir topik diskusi mengenai gay atau homoseksual
semakin terbuka diperbincangkan di masyarakat Jakarta. Tulisan-tulisan di media
cetak, acara-acara di media elektronik sudah semakin sering membahas tentang
kehidupan kaum homoseksual. Akhir tahun 2003, Indonesia dikejutkan dengan
film "Arisan" yang mengangkat masalah gay dalam kehidupan masyarakat
perkotaan. Dengan diluncurkan film "Arisan" keberanian untuk memproklamirkan
status gay dalam ruang public saat ini sudah dapat dianggap lumrah untuk
beberapa lingkup pekerjaan, seperti pekerjaan di bidang seni,hiburan dan gaya
hidup.
Namun untuk beberapa lingkungan yang masih cenderung konservatif, pasti
akan sulit bagi kaum gay untuk membuka status seksual mereka. Hal ini
dikarenakan menurut beberapa riset menunjukkan semakin sering kontak
interpersonal dengan gay men dan lesbian semakin berkurang prasangska individu heteroseksual terhadap lesbian dan gay men (Harmon, Herek & Capitano dalam
Nelson, 2002). Lingkungan Pegawai Negeri Sipil tentunya bisa dikategorikan
sebagai lingkungan kerja yang konservatif menjadi tempat dimana sedikit sekali
kontak interpersonal terhadap kaum homoseksual.
Menurut Boswell, dalam Nelson (2002), dengan orientasi dan perilaku
heteroseksual sebagai norma dalam masyarakat kontemporer, heteroseksual
dianggap sebagai kelompok yang tidak menarik perhatian. Sementara individu yang memiliki orientasi seksual pada gender yang sama dipandang sebagai wakil dari
kaum minoritas yang terpisah, sering menyulut ketidak setujuan, ketakutan atau
kebencian karena menunjukkan ketidak normalan dan.ketidak sehatan. Atas dasar uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai jarak sosial pada pegawai negeri sipil terhadap rekan kerja gay. Untuk
mendapatkan perbandingan yang jelas, penulis melakukan penelitian di dua bidang
pekerjaan yang bertolak belakang, yaitu PNS dan pegawai radio swasta di Jakarta.
Dengan menggunakan skala jarak sosial Bogardus yang telah dimodifikasi dan dianalisa dengan skala Guttman, penulis mendapatkan hasil bahwa jarak sosial pada PNS lebih besar dibanding pegawai radio.
Jarak sosial yang lebih besar ditunjukkan oleh PNS kemungkinan juga
dikarenakan belum tersosialisasi dengan baik kesetaraan gender dalam lingkungan
kerja mereka. Sebuah studi mengindikasikan individu yang kurang menerima
kesetaraan gender cenderung kurang toleran pada (dan lebih berprasangka
terhadap) gay men dan lesbian (Haddock dkk dalam Nelson, 2002)."
2004
S3369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Pramudita Hanjani
"Tesis ini mengkaji tentang tiga orang ibu sebagai orang tua tunggal dalam keluarga keturunan Keraton Mangkunegaran Surakarta. Mereka dituntut untuk hidup dalam peraturan unggah-ungguh (norma sopan santun) yang sesuai dengan nilai-nilai kepribadian Jawa. Permasalahan muncul saat terjadi perbedaan persepsi antara para ibu dan para tetua dalam memandang nilai-nilai kepribadian Jawa. Nilai welas asih (belas kasih), ngerti isin (tahu malu) dan jogo aji (penjagaan harga diri) menjadi sebuah landasan utama terbentuknya stigma butuh welas asih (membutuhkan belas kasihan) dan stigma rondho ompong (janda berlubang/penggoda) yang tertuju kepada para ibu. Sedangkan para tetua memiliki persepsi bahwa nilai-nilai kepribadian Jawa sudah diterapkan dengan semestinya. Dengan menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, penelitian ini menemukan fakta bahwa para ibu sebagai orang tua tunggal memiliki kepribadian tangguh atau hardiness yang menyebabkan mereka berpegang teguh kepada keputusan akan kehidupan mereka sendiri, sehingga mereka berani untuk melawan stigma dengan melakukan resistensi secara terbuka maupun tertutup. Resistensi yang dilakukan oleh para ibu memiliki tujuan sebagai bentuk pembelaan, agar para tetua dan masyarakat tidak lagi memberikan stigma kepada mereka.

This thesis discusses about three mothers as single parents in a descended family from the Surakarta Mangkunegaran Palace. They’re required to live according to the rules of unggah-ungguh (polite norms) that are in accordance with Javanese personality values. Problems arise when there are differences perceptions between the mothers and the elders in viewing Javanese personality values. The values ​​of butuh welas asih (compassion), ngerti isin (understand on shame) and jogo aji (preservation of self-respect) are the main basis for the formation of the stigma of butuh welas asih (needing compassion) and the stigma of rondho ompong (widow with holes/tempter) which is directed at the mother. Meanwhile, the elders have the perception that the values ​​of Javanese personality have been applied properly. By using the involved observation method and in-depth interviews, this study found that the mothers as single parents have a tough personality or hardiness that causes them to keep up their decisions about their own lives, so that they dare to fight stigma by doing resistance openly (public transcript) or secretly (hidden transcript). The resistance that carried out by the mothers has a purpose as a form of defense, so that elders and the community no longer stigmatize them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhina Achmad Yani
"Skripsi ini membahas proses membuka diri gay di lingkungan sosial. Proses membuka diri dilihat dari perkembangan orientasi seksual individu sebagai gay hingga strategi mereka dalam mempertahankan diri di lingkungan sosial heteroseksual. Analisa hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep orientasi seksual dan homoseksualitas, relasi agen dan struktur oleh Anthony Giddens, serta konsep proses membuka diri oleh Troiden. Penelitian ini dilakukan di Jakarta menggunakan metode kualitatif (studi kasus).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses membuka diri gay berbeda-beda berdasarkan kondisi lingkungan sosial mereka serta pemaknaan individu atas proses membuka diri. Dua informan telah menyatakan dirinya sebagai seorang homoseksual kepada lingkungan heteroseksual, sedangkan satu informan hanya kepada komunitas homoseksualnya.

This thesis discusses the process of coming out among gays in social environment. Coming out process is seen from the development of sexual orientation as a gay individual to their strategy in defending themselves in a social environment heterosexual. Analysis of the results of research carried out by using the concept of sexual orientation and homosexuality, relations agency and structure by Anthony Giddens, and the concept of the process of coming out by Troiden. The research was conducted in Jakarta using qualitative methods (case study).
The results showed that the process of opening up a gay vary by their social environment and the individual meaning to coming out the process. Two informants had declared themself as homosexuals to a non-homosexual community, while one informant only declared to his homosexual community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Unwin Hyman, 1989
306.76. COM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>