Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Andika
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas fenomena media alternatif yang menjadi subkultur anak muda
Jakarta dengan studi kasus Rurushop Radio. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian
ini menunjukkan Rurushop Radio muncul atas kesadaran untuk menangkap dan
menyebarkan informasi sesuai dengan ketertarikan dan gaya mereka sendiri.
Walaupun tidak secara kaku, Rurushop Radio dapat dikatakan sebagai media
alternatif. Aspek media alternatif tersebut kemudian juga terbukti menjadi sebuah
subkultur. Hal itu terwujud dari aktivitas mereka yang menunjukkan simbol atau
atribut subkultur seperti musik, gaya bahasa dan promosi. Resistensi, jaringan dan
sumber daya manusia merupakan sumber kekuatan Rurushop Radio sebagai media
alternatif dan subkultur untuk dapat bertahan

ABSTRACT
This paper is discussing alternative media which has become youth subculture in
Jakarta with a case study of Rurushop Radio. Through a qualitative approach, this
paper is showing that the initiation of Rurushop Radio was based on their
consciousness to grab and publish information on their own way. Although still in a
flexible basis, Rurushop Radio could be specified as alternative media. The values of
the radio as an alternative media were also been proven to become a subculture.
These finding were being represented by radio’s activity which exposes the
subculture symbol such as songs, style of language, and promotions. Resistance,
network and human resources are the dominant strength of this radio to keep being
exist"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Aprilia Sulistyowati
"Media alternatif yang banyak bermunculan dipandang sebagai pilihan bagi publik untuk mengakses informasi tepercaya serta memberikan ruang bagi isu-isu penting yang kurang mendapat perhatian di media arus utama. Namun, dalam perjalanannya, media alternatif tak jarang menghadapi tantangan dalam aspek bisnis media, yang apabila tidak segera diantisipasi dapat berpengaruh pada kestabilan operasional media dalam jangka panjang. Penelitian ini berfokus pada dinamika media dalam menghadapi tantangan bisnis media dan menjaga keberlanjutan ekonominya, dengan mengambil studi kasus pada The Conversation Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan pada struktur organisasi dan budaya kerja di The Conversation Indonesia untuk mengkaji dinamika dan strategi keberlanjutan ekonomi media pada salah satu media alternatif di Indonesia. Merujuk pada penelitian Batsell (2017) yang menekankan pentingnya diversifikasi sumber pendapatan untuk menjaga kestabilan dan keberlanjutan suatu media, hasil penelitian juga menunjukkan keragaman sumber pendanaan merupakan faktor penting untuk menjaga operasional media dan mengurangi ketergantungan pada hibah lembaga donor. Meskipun, media alternatif harus menjunjung tinggi nilai perjuangan dan misi sosial, pada titik tertentu media alternatif harus berkompromi dengan kebutuhan ekonomi agar dapat terus bertahan dan berdampak ke publik. Diperlukan jalan tengah untuk mengakomodasi bagaimana model bisnis media alternatif harus adaptif dan inovatif terhadap kebutuhan pasar dan khalayak, namun di sisi lain juga tetap harus menjaga independensi dan kualitas informasi yang disajikan.

The alternative media allows the public to access reliable information and provides space for important issues that receive less attention in the mainstream media. However, it often faces challenges in the media business aspect, which, if not immediately anticipated, could affect the stability of media operations in the long term. This research focuses on media dynamics in facing media business challenges and maintaining economic sustainability by taking a case study from The Conversation Indonesia. This research uses an approach to the organizational structure and work culture at The Conversation Indonesia to examine the dynamics and sustainability strategies of the media economy in one of the alternative media in Indonesia. Referring to Batsell's research (2017), which emphasizes the importance of diversifying sources of income to maintain the stability and sustainability of media, the research results also show that the diversity of funding sources is an important factor for keeping media operations and reducing dependence on grants from donor agencies. Although alternative media must uphold the values of struggle and social missions, at a certain point, alternative media must compromise with economic needs to continue to survive and have an impact on the public. A middle way is needed to accommodate how alternative media business models must be adaptive and innovative to market and audience needs, but on the other hand, they must also maintain the independence and quality of the information presented."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Kartika Rustiraning
"Penulis perempuan memiliki ruang terbatas dalam publikasi karya tulis di penerbitan arus utama untuk mengekspresikan seksualitas. Kehadiran media alternatif berbasis internet seperti Wattpad memberi kesempatan bagi penulis perempuan untuk mempublikasikan novel roman dewasa dengan muatan seksual secara bebas. Mengacu pada asumsi teoretis ideologi media (Gershon, 2010), peneliti meyakini bahwa penulis perempuan memilih dan memanfaatkan media publikasi alternatif sesuai keyakinan mereka tentang struktur dan kegunaan media tersebut, sekaligus persepsi mereka terkait seksualitas dan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode studi naratif untuk merinci pengalaman dan persepsi penulis perempuan dalam perjalanan publikasi mereka. Penelitian ini mengungkap bahwa keterbatasan ruang mendorong penulis perempuan mencoba media alternatif demi mempublikasikan karya berperspektif perempuan (Cixous, 1976). Remediasi atau perbandingan cara pandang tentang berbagai media menjadi dasar penulis perempuan memetakan jenis-jenis media publikasi yang tersedia. Berdasarkan pemetaan tersebut, penulis perempuan berpindah media (media switching) secara fleksibel sesuai pertimbangan mereka tentang kendali atas isi tulisan, waktu publikasi, hingga perolehan finansial dari penjualan novel. Artinya, ideologi media menjadi bekal menyusun taktik untuk meraih kedaulatan dalam melakukan praktik publikasi. Upaya meraih kedaulatan tersebut diperoleh melalui making do (De Certeau, 1984), yaitu menjadi pengguna media aktif yang bisa memilih dan menciptakan peluang secara cerdik dengan menumpang pada sumber daya yang tersedia.

Female novelists have limited space to express sexuality in mainstream publication. Internet-based alternative media like Wattpad provides them with opportunities to freely publish adult romance novels that contains sexual materials. Based on the theoretical assumptions of media ideologies (Gershon, 2010), this research believes that female novelists choose and use alternative publication platforms according to their beliefs about the structure and function of the media, as well as their perceptions of sexuality and women. This research uses the narrative study to detail the experiences and perceptions of female novelists in the course of their publication. This study reveals that the limited space encourages female novelist to try various alternative media in order to publish their female-oriented works (Cixous, 1976). Remediation, or comparison of perspectives on various media, has become their point of departure to map the forms of available publication platforms. Based on that, female novelists perform media switching flexibly based on their considerations on agency over the content of the writing, the time of publication, and the financial gain from selling their novels. This means that their media ideologies encourage them to develop tactics to claim sovereignty in their practice of publication. Their effort to empowerment is obtained through “making do” (De Certeau, 1984), by being an active media user who can choose and create opportunities surreptitiously by relying on available resources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Maretha Uli
"Aliran informasi melalui pemberitaan jurnalistik didominasi oleh media massa arus utama. Media ini telah menghasilkan berita diskriminatif terhadap kelompok minoritas queer dengan tidak meliput queer secara berimbang untuk merepresentasi komunitas. Pemberitaan ini dipengaruhi oleh proses peliputan yang melibatkan nilai dan ideologi jurnalis. Terhadap isu keberagaman gender dan seksualitas, pandangan heteronormatif menjadi alat framing jurnalis dalam meliput queer. Dampak pemberitaan dengan framing heteronormatif pada komunitas queer adalah konstruksi sosial yang mengalienasi dan pembentukan opini publik yang menolak keberadaan queer. Media alternatif, dengan sifat menyangkal media arus utama dan melawan hegemoni media, menjadi solusi bagi representasi queer. Media alternatif menggunakan pendekatan inklusif dan nondiskriminatif yang meluruhkan framing heteronormatif. Media alternatif merekonstruksi penerimaan terhadap queer dengan mengkritisi media arus utama dan memberitakan queer secara berimbang tanpa framing negatif. Dalam makalah ini, dengan menggunakan kajian literatur dan observasi media, penulis hendak melihat bagaimana media alternatif menjadi media utama yang bisa merepresentasi queer dengan adil.
The flow of information through journalistic reporting is dominated by mainstream mass media. This media has produced discriminatory news against queer minority groups by not covering queer in a balanced way to represent the community. This reporting is influenced by the covering process which involves journalists’ values and ideology. Regarding issues of gender and sexuality diversity, heteronormative viewpoints become a framing tool for journalists in covering queer issues. The impacts of heteronormative reporting on the queer community are an alienating social construction and the forming of public opinion that rejects queers’ existence. Alternative media, with its nature of countering mainstream media and opposing media hegemony, is a solution for queer representation. Alternative media uses an inclusive and non-discriminatory approach that breaks down heteronormative framing. Alternative media reconstructs the acceptance of queers by criticizing mainstream media and reporting on queers in a balanced manner free of negative framing. In this paper, using literature studies and media observations, the author wants to see how alternative media has become the main media that can represent queers fairly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Naomi Hadiah Berliana
"Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai kondisi film dokumenter di Indonesia sebagai sebuah media alternatif, sebagai akibat dari keterbatasan dalam ruang eksebisinya. Keterbatasan ruang eksebisi tidak hanya secara fisik namun juga secara ide atau kebebasan ekspresi. Eksebisi merupakan muara dari dua tahapan sebelumnya yakni tahapan produksi dan distribusi. Masingmasing tahapan memiliki peran penting sebelum pada akhirnya dapat menikmati film dokumenter di ruang yang mudah diakses dan sejajar dengan media arus utama. Menggunakan metode kualitatif, film dokumenter dilihat sebagai media alternatif (Bailey, dkk, 2007), dengan ciri-ciri yang melekat, dan kemungkinannya menjadi sebuah produk industri budaya dalam kerangka kajian ekonomi politik berdasarkan struktur pasar melalui indikator-indikator dalam kebijakan perdagangan dan kebudayaan menurut Andrew Flibbert (2007). Dengan pendekatan kritis, film dokumenter dapat diagendakan untuk menyuarakan sebuah penolakan atas sebuah wacana dominasi dari pemilik kepentingan tertentu yang merugikan masyarakat. Dengan segala keterbatasan dukungan dari pemerintah dan pemilik media massa arus utama, film dokumenter digunakan komunitas dan kelompok masyakarat dalam menyampaikan sesuatu. Penelitian ini menemukan bahwa film dokumenter masih terhambat dalam setiap tahapannya, pendanaan pada produksi, jalur distribusi, dan ruang eksebisi, yang semuanya berujung pada kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya diterapkan.

This research is expected to provide an understanding of documentaries film in Indonesia as an alternative media as the result of the limitation of its exibition space. It is not only phisically limitation but also in the term of idea and expression freedom. The exibition is the end stage after film production and distribution. Every phase had important role before the film could be watched in the accesible space and be equal with the mainstream media. By qualitative method, documentary film is seen as an alternative media. (Bailey, et al., 2007), within the inherent characteristics as analysis tools and its possibility to be cultural industry production within the framework of the politic economy of media based on market structure through the trading and culture policy indicators applied, according to Andrew Flibbert (2007). By critical approach, documentary film could be used to express the rejection against a dominant discourse of certain party that takes advantage from society. Within all limited supporting from the government and mainstream media owners, the documentaries are used by community and society groups to express their opinion. This research uncovers that documentary film is limited in every phases, such as funding on production, distribution channels, and exibition space, and all of it due to government policies that do not fully implemented well."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwa Rochimah
"Disertasi ini membahas tentang industri media radio siaran yang keberadaannya tidak lepas dari pengaruh dinamika industri media secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi pada industri media akan mempengaruhi para pelaku industri radio. Demikian pula sebaliknya, perkembangan bisnis radio akan mempengaruhi berbagai aspek dalam industri media. Selanjutnya, industri media yang berkembang saat ini semakin memperlihatkan bahwa media merupakan suatu entitas bisnis semata karena dijalankan dengan cara-cara tertentu untuk pencapaian keuntungan. Padahal media seharusnya tetap menjalankan fungsi utamanya sebagai sarana menyebar informasi, pendidikan, hiburan dan pengawasan. Di sisi lain, kondisi industri media yang memperlihatkan turunnya prosentase iklan dan jumlah pendengar radio di Indonesia menyebabkan industri media radio di Indonesia sampai pada tren pengelolaan radio secara berjaringan yang merupakan respon atas dinamika industri media tersebut. Pada prakteknya, tren berjaringan yang ada lebih mengarah kepada konsep spasialisasi yang dapat dipahami sebagai perluasan kekuasaan korporasi dalam industri komunikasi.
Dalam pandangan ekonomi politik media, organisasi induk memiliki pengaruh dan kekuatan untuk menguasai organisasi jaringannya. Tetapi jika kita melihat praktek berjaringan pada media radio maka kita akan menemui kekuatan jaringan yang dapat mempengaruhi radio induknya. Karenanya, studi strukturasi ditawarkan untuk melihat relasi radio induk dan jaringan serta dinamika yang terjadi dalam industri radio sebagai respon atas perubahan yang terjadi pada industri media di Indonesia. Melalui teori strukturasi akan dilihat dualitas yang terjadi. Dua kelompok-kepemilikan yaitu Masima Radionet dan Mahaka Media dipilih sebagai obyek penelitian, melalui jaringan radio yang dimiliki yaitu jaringan radio Prambors FM dan Gen FM.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis ini menemukan bahwa dinamika industri media radio saat ini tidaklah stagnan melainkan terus berubah dengan munculnya struktur baru yang merupakan hasil interaksi yang ada. Selain itu makna berjaringan yang diamanatkan dalan undang-undang tidak tercermin dalam praktek berjaringan yang dijalankan saat ini. Karenanya perlu sinergi antara berbagai aturan yang berhubungan dengan industri media di Indonesia agar media tidak semata-mata digunakan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu. Perlu dilakukan penguatan terhadap agen dalam hal ini masyarakat agar keberadaan mereka dapat memberikan pengaruh terhadap struktur yang ada, sehingga masyarakat tidak hanya sebagai obyek tetapi dapat menjadi pihak yang mampu menyuarakan kepentingan dan kebutuhannya terhadap keberadaan media.

This dissertation is focused on discussing about media industry of broadcasting radio of which its existence is affected by the dynamics of the entire media industries. Changes occuring in media industry will affect the actors of radio industry. On the contrary, development of radio business will also influences various aspects in media industy. Furthermore, recent development of media industry has shown that media is definitely a business entity, since it is conducted in such a way as profit-making enterprise. Actually, media should firmly stick with its main function as vehicle to disseminate information, education, entertainment and social control. Besides, recent media industry in Indonesia has shown decreasing percentage of advertisement and number of radio listeners.
As respond to the recent dynamics of media industry, the trend of managing broadcasting radio tends to change towards networking-based radio management. In practice, the existing networking-trend is leading towards the concept of spatialization meaning which is understood as an expansion of corporation capability in communication industry. From the perspective of political economy media, main organization tends to have influence and power to cope its network organization. However, in fact, the practices of networking-radio media, it can be seen that the power of neworking can affect its main radio organization. Due to this phenomena, study of structuration is offered to see the relation between main radio organization and its networks including the dynamics happening in radio industry as a respond to the changes in media industry in Indonesia. Two group-ownership media enterprises, Masima Radionet and Mahaka Media were chosen as objects of research, through their own radio networks, the so called Prambors FM and Gen FM.
The research, designed using qualitative approach with critical paradigm, has found that the dynamics of the recent radio media industry keeps changing, not in stagnant condition, due to the appearance of new structure as a result of the existing interactions among the radio networks. Besides, the essence of networking media, instructed by broadcasting law and regulation, is not wellimplemented in recent networking radio media practices For this reason, it is essential to syncronize various regulations related to media industry in Indonesia in order to optimize the usage of media for public and social benefit not merely for the individual and certain-community interests. This is important to make societies be alert of their existence and hopefuly can give influence to the existing structure. Moreover, the essence of this study is to make societies not merely as an object but also as an agent capable to convey societal interests and needs through the existence of media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D2105
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
California: SAGE Publications, 2011
R 302.23 ENC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Patra Dwi Gumala
"Tesis ini akan menganalisa keberhasilan radio 987 Gen FM Jakarta yang dalam waktu singkat berhasil melesat menjadi stasiun radio papan atas di kota Jakarta. Dalam tulusan ini saya akan mencoba menganalisa mengenai keberhasilan strategi bisnis radio Gen FM yang dalam waktu singkat bisa menjadi market leader baik dari segi bisnis dan segi program. Untuk menganalisa keberhasilan strateginya saya akan mencoba menganalisa berdasarkan Structure, Performance, dan Conduct dengan menggabungkan teori ekonomi mikro dan juga teori komunikasi. Indikator yang dipakai untuk mengukur dan menganalisa tingkat keberhasilan yang terjadi antara lain berdasarkan data jumlah pendengar, besarnya margin laba, efisiensi perusahaan dan banyaknya pengiklan.

This thesis will analyze the success of 98.7 Gen FM Jakarta Radio into a prominent radio station in Jakarta within a short time. In my writing, I will try to analyze the success of Radio Gen FM?sbusiness strategy that has made them a market leader, both in terms of businesses and programs, in such short time. I will try to analyze their efficacious strategy based on Structure, Performance and Conduct by incorporating microeconomic theory and also communication theory. The indicator that was used to measure and analyze the success rate was based on the number of listeners data, profit margin, company efficiency and the amount of advertisers."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desideria Lumongga Dwihadiah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Imperialisme Budaya Korea yang dilakukan melalui Media pada Sub Kultur Penggemar K-Pop di Indonesia serta mengungkapkan adanya Dominasi Budaya Korea di Indonesia serta bentuk-bentuk dominasinya, mengetahui Sub Kultur Fandom K-Pop di Indonesia serta menjabarkan media sosial sebagai saluran hegemoni Imperialisme Budaya Korea di Indonesia. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir yang berangkat dari Teori Imperialisme Budaya dan dihubungkan dengan konsep Fandom sebagai sebuah sub kultur. Paradigma dalam penelitian adalah critical constructivist dan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui in depth interview, observasi serta studi literatur untuk sumber-sumber sekunder. Informan penelitian berjumlah lima orang yang semuanya merupakan penggemar K-Pop.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Hegemoni Budaya Korea di Indonesia dilakukan dengan menggunakan media sosial dan web site sebagai alat utama. Media sosial dan web site-web site khusus penggemar sudah akrab di kalangan anak muda di Indonesia. Bentuk-bentuk imperialisme budaya Korea pada sub kultur penggemar terbentuk melalui sebuah proses yang disebut Proses Fandomisasi. Proses Fandomisasi dimulai dari level individu, kelompok lalu masyarakat, diawali dengan Idol Recognition, Emotion Building, Text Collection, Sub Culture Engagement lalu terakhir Sub Culture Emergence. Bentuk-bentuk Imperialisme Budaya Korea pada penggemar menyentuh tiga aspek : artefak, shared meaning dan social behavior, di mana di dalamnya terjadi adaptasi terhadap imperialisme budaya (adjusted cultural imperialism).

ABSTRACT
This research aims to reveal the Korean Cultural Imperialism conducted through media on Sub Culture K-Pop Fans in Indonesia as well as revealing the dominance of Korean Culture in Indonesia as well as other forms of domination, knowing Sub K-Pop fandom culture in Indonesia as well as social media describe as Korean Cultural Imperialism hegemony channel in Indonesia. This study uses a framework that departs from Cultural Imperialism Theory and linked with the concept of fandom as a sub-culture. Paradigm used in this research is critical constructivist and a descriptive qualitative research. Data collection techniques used were through in-depth interviews, observation and study of literature for secondary sources. Informants for this research are five people who are fans of K-Pop.
The result shows that the Korean Cultural Hegemony in Indonesia is done by spreading through the media especially social media and web sites. The greatest role of social media spread is already familiar among young people. And the forms of Korean Cultural Imperialism can be seen through a process called Fandomization. The process of Fandomization start from the level of individual, group and society. Fandomization process start with Idol Recognition, Emotion Building, Text Collection, Sub Culture Engagement and Sub Culture Emergence. The forms of Cultural Imperialism can be seen in three aspects: artefacts, shared meaning and social behavior. Social media plays an important role in each stage of the process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D2050
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Widya Yanti
"Kebutuhan energi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dimana ketergantungan terhadap minyak bumi dan terakhir terhadap LPG perlu disiasati dengan mencari sumber energi baru. Dimetil Eter dinilai sebagai sumber energi alternatif yang potensial menimbang sumber bahan baku pembuatan DME dapat diperoleh dari biomassa, batubara dan gas alam, yang mana merupakan sumber bahan baku yang terbarukan dan tidak terbarukan, menjamin ketersediaan DME secara terus-menerus. Kajian pustaka terhadap keekonomian pembuatan Dimetil Eter dari tiga bahan baku tersebut dengan menggunakan Indirect dan Direct Technology) akan dibahas, yang mana lebih lanjut analisa pada tesis ini hanya terbatas kepada bahan baku biomassa dan batubara saja.
Dengan membandingkan empat variasi yaitu BB1PI ( Biomassa ? direct technology), BB2P1 (Batubara- direct technology), BB1P2 ( Biomassa ? indirect technology), BB2P2 (Batubara- indirect technology) dengan basis kapasitas produksi DME 5.000 ton/hari (351 hari operasional) dan harga DME adalah USD 1.000/ MT DME atau USD 907.220/ ton DME diperoleh nilai CAPEX dan OPEX terendah USD 3.203.965.095,66 dan USD 373.546.794,34 berturut, dengan nilai IRR tertinggi 38% dan PBP (Pay Back Period) terendah 2.63 tahun untuk variasi BB2P1 (Batubara - direct Technology). Sehingga dengan membandingkan empat variasi tersebut diatas diperoleh kesimpulan bahwa bahan baku dan proses teknologi yang dinilai paling ekonomis didalam penerapannya adalah variasi BB2P1 (Batubara-direct technology).

The need for energy is increasing from year to year, where the dependence on petroleum and LPG should last to overcome by finding new sources of energy. Dimethyl Ether assessed as a potential alternative sources of energy considering its raw material can be obtained from biomass, coal and natural gas, which is the renewable source of raw materials and non-renewable, ensuring the availability of DME continuously. Literature review on the economical manufacture of Dimethyl Ether from three raw materials by using Indirect and Direct Technology will be discussed, which further analysis in this thesis is limited to biomass and coal feedstock only.
By comparing the four variations of the BB1PI (Biomass - direct technology), BB2P1 (Coal - direct technology), BB1P2 (Biomass - indirect technology), BB2P2 (Coal - indirect technology), with base DME production capacity of 5,000 tons / day (351 operational days) with price USD 1,000/MT DME or USD 907.220/ ton DME, obtained lowest CAPEX and OPEX values USD 3,203,965,095.66 and USD 373,546,794.34 respectively, with the highest value of IRR 38% and the lowest value of PBP (Payback Period) 2.63 years for BB2P1 variation (Coal - Direct Technology). Therefore, by comparing the four variations of the above it is concluded that the raw materials and process technologies are considered the most economical in its application is BB2P1 (Coal-direct technology).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>