Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tritama Chaerani
"Tesis ini membahas strategi investasi simbolik yang dilakukan Syahrini pada akun Instagram miliknya sebagai upaya pencarian distinction melalui tiga pola konsumsi penampilan budaya dan makanan Konsep distinction digunakan untuk mengeksplorasi konsep personal branding. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam perspektif kritis dengan analisis isi dan metode semiotika. Hasil penelitian menunjukkan Syahrini menempatkan penampilan barang mewah dan mode busana dalam proporsi yang paling besar untuk menggambarkan distinction melalui media sosial Instagram namun tidak membuat Syahrini meraih kapital simbolik dan personal branding yang efektif.

This thesis describes Syahrini rsquo s symbolic investment strategy on her instagram account as one effort to find distinction based on three consumption patterns performance culture and food. The concept of distinction is utilized to elaborate the concept of personal branding. This study used a qualitative approach in a critical perspective with content analysis and semiotics method. The results shows that Syahrini puts performance luxury brands and fashion in the greatest proportion to potray distinction through Instagram but this effort do not make Syahrini gain symbolic capital and achieve an effective personal branding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Siwi Permataningtyas
"Personal branding menjadi faktor penting dalam meningkatkan nilai jual setiap individu. Keberadaan media sosial mendukung dilakukannya personal branding. Individu dapat memanfaatkan fitur-fitur pada media sosial untuk mempresentasikan dirinya melalui konten. Content creator melakukan personal branding melalui media sosial, salah satunya Youtuber. Instagram merupakan media sosial yang fitur-fiturnya mendukung untuk personal branding, sehingga sering digunakan untuk personal branding. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui personal branding Jang Hansol sebagai Youtuber Korea berbahasa Jawa medok melalui Instagram. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode kualitatif berupa studi dokumen dan observasi. Hasil dalam penulisan ini mengungkapkan bahwa Jang Hansol melakukan personal branding dengan menggunakan Bahasa Jawa medok secara konsisten untuk berinteraksi dengan audiens di Instagram, guna menunjukkan kekhasan dirinya sebagai orang Korea berbahasa Jawa medok. Jang Hansol juga menciptakan keakraban dengan audiens menggunakan Bahasa Jawa medok. Penulisan ini menyimpulkan bahwa melalui Instagram, Jang Hansol berhasil melakukan pembentukan personal brand sebagai Youtuber Korea berbahasa Jawa medok yang akrab dengan audiensnya, sehingga Jang Hansol sebagai Youtuber memiliki segmen audiens yang luas.

Personal branding is an important factor in increasing the selling point of each individual. The existence of social media supports personal branding. Individuals can take advantage of features on social media to present themselves through content. Content creators do personal branding through social media, one of which is Youtuber. Instagram is a social media whose features support personal branding, so it is often used for personal branding. The purpose of this writing is to find out Jang Hansol's personal branding as a Korean Youtuber in Javanese through Instagram. The method used in this writing is a qualitative method in the form of document studies and observations. The results in this writing reveal that Jang Hansol does personal branding by using Javanese medok consistently to interact with audiences on Instagram, in order to show his distinctiveness as a Korean speaking Javanese medok. Jang Hansol also creates familiarity with the audience using Javanese medok. This writing concludes that through Instagram, Jang Hansol succeeded in establishing a personal brand as a Korean Youtuber in Javanese medok who is familiar with his audience, so that Jang Hansol as a Youtuber has a wide audience segment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Marchelina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis strategi co-branding yang efektif digunakan untuk kategori produk smartphone di Indonesia dan mengetahui apakah faktor perceived fit mempengaruhi kesuksesan strategi co-branding. Penelitian ini menggunakan 192 sampel dengan menggunakan metode convenience sampling. Responden pada penelitian ini adalah orang-orang yang merupakan pengambil keputusan atas merek smartphone yang mereka gunakan saat ini. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan independent sample t-test.
Penelitian ini menemukan hasil bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan attitude toward co-branded product dan purchase intention yang signifikan antara konsumen yang dihadapkan pada kondisi co-branding ingredient dan konsumen yang dihadapkan pada kondisi co-branding simbolik. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan attitude toward co-branded product dan purchase intention yang signifikan ketika konsumen dihadapkan pada kondisi perceived fit tinggi dibandingkan kondisi perceived fit rendah.

This research aims to analyze which of the two types of co-branding strategies that is more effective to implement for smartphone category in Indonesia and to know whether perceived fit affects the success of co-branding strategy. This research uses 192 samples by using convenience sampling method. The respondents in this research are the ones who make their own decisions for the smartphone brands which they are currently using. The data is analyzed by using independent sample t-test.
This research found that there is no significant difference in attitude toward co-branded product and purchase intention between those who are given the ingredient co-branding treatment and those who are given the symbolic co-branding treatment. This research also found that there is a significant difference in attitude toward co-branded product and purchase intention due to the different level of perceived fit (high perceived fit and low perceived fit).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Irvania
"ABSTRAK
Media sosial adalah media yang paling sering digunakan oleh masyarakat saat ini, salah satunya Instagram. Dari
Instagram, seseorang mampu memperluas jaringannya hingga membangun citra yang akan dilihat oleh khalayak
luas. Banyaknya pengikut di akun media sosial membuat seseorang kerap disebut sebagai micro-celebrity. Di
antara banyaknya percabangan micro-celebrity di Indonesia (beauty influencer, mom-influencer, food blogger,
dan lain-lain), keberadaan mom-influencer mendapatkan perhatian besar dari publik. Popularitasnya di media
sosial membuat mereka perlu membangun personal branding dan self-presentation terbaiknya. Tulisan ini
menganalisis bagaimana mom-influencer mempresentasikan personal branding-nya di Instagram menggunakan
The Eight Unbreakable Laws of Personal Branding dan lima strategi self-presentation. Dalam pengaplikasiannya,
tiga mom-influencer yang dibahas pada tulisan ini berhasil mengaplikasikan prinsip specialization, personality,
distinctiveness, visibility, unity, persistence, dan goodwill, serta strategi ingratiation dan competence. Mereka juga
dapat dikategorikan sebagai achieved micro-celebrities, yang kepopulerannya didapatkan dengan usaha-usaha
yang mereka lakukan di belakangnya. Akhirnya, personal branding yang dipresentasikan oleh ketiga mominfluencer
pada akun Instagramnya sudah dilakukan secara konsisten, yakni sebagai ibu muda yang mampu
menyeimbangkan antara perhatiannya dengan keluarga dan pekerjaan lain yang mereka lakukan dari rumah.

ABSTRACT
Social media is one of the most often used by society today, one of them is Instagram. From Instagram, people
are able to widen their network and build their image that will be seen by their audiences. The large number of
followers on social media accounts make someone often referred as micro-celebrity. Among many branching of
micro-celebrities in Indonesia (beauty influencers, mom-influencers, food bloggers, etc.), the existence of mominfluencers
received great attention from public. Their popularity in social media make them need to build their
best personal branding and self-presentation. This essay analyzes how mom-influencers present their personal
branding on Instagram using The Eight Unbreakable Laws of Personal Branding and five self-presentation
strategies. In its application, the three mom-influencers discussed in this essay have successfully applied the law
of specialization, personality, distinctiveness, visibility, unity, persistence, and goodwill, as well as ingratiation
and competence strategies. They can also be categorized as achieved micro-celebrities, whose popularity is gained
by the efforts they made behind it. Finally, the personal branding presented by the three mom-influencers on her
Instagram account has been done consistently, which is as young moms who are able to balance their attention
between family and other works they do from home."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Kumala Sari
"Nuansa pemilihan umum sudah mulai terasa, spanduk kampanye mulai terpampang dengan berbagai pesannya. Untuk memenangkan pemilihan umum, para kandidat dapat mengeluarkan biaya ekstra untuk membiayai kampanye, tim sukses, atau bahkan untuk tim konsultan. Ini merupakan masalah jika calon kandidat atau partai politik yang mendukungnya tidak memiliki cukup dana untuk membiayai semua kegiatan kampanye tersebut, oleh karena itu, salah satu cara yang bisa digunakan calon kandidat adalah personal branding dengan menggunakan media online. Pada dasarnya, setiap individu memiliki aset personal brand, di mana aset tersebut adalah keunikan dari sifat masing-masing.
Personal branding merupakan citra yang Anda persepsikan kepada masyarakat dan disampaikan secara konsisten dan efektif. Citra itu bisa diperoleh dari pengalaman, reputasi, ataupun karier. Personal brand bukan berarti menciptakan karakter baru yang bukan diri sebenarnya, tapi lebih pada upaya menonjolkan keunikan dan kelebihan yang sudah dimiliki serta menanamkan unique value proposition. Dalam hal ini, tugas seorang public relations adalah menciptakan unique value proposition tersebut, agar seorang kandidat dapat diterima di masyarakat dan meraih kemenangan.

Frenetic of elections began to be felt, banner campaigns began plastered with various messages. To win the election, the candidates can pay extra to finance campaigns, team success, or even for a team of consultants. There is a problem if the prospective candidate or political party that supports it does not have sufficient funds to cover all the activities of the campaign, therefore, one of the ways that can be used is personal branding through online media. Basically, everyone has a personal brand asset, where the asset is the uniqueness of each individual.
Personal branding is the image that you perceive to the public and delivered consistently and effectively. That image may be obtained from the experience, reputation, or career. Personal brand does not mean creating a new character who is not the actual self of candidate, but rather on efforts highlight the uniqueness and advantages that have been owned and embed unique value proposition. In this case, a public relations practitioner should be able to create the uniue value proposition, so that a candidate easily accepted in society and got victory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald Susanto
"Tesis ini membahas mengenai bagaimana penggunaan personal branding untuk membangun brand equity dari suatu institusi yang dinaungi. Berdasarkan 100 sampel responden, peneliti menemukan bahwa personal branding Rhenald Kasali yang cukup tinggi memiliki korelasi dengan brand equity MMUI, namun tingkat pengenalan responden pada MMUI tidak memiliki korelasi dengan brand equity dari MMUI yang dibangun dari personal branding Rhenald Kasali. Sedangkan personal branding Hermawan Kartajaya yang cukup tinggi memiliki korelasi dengan brand equity MarkPlus, dan tingkat pengenalan responden pada MarkPlus juga memiliki korelasi dengan brand equity MarkPlus yang dibangun dari personal branding Hermawan Kartajaya.

This study discuss about the usage of personal branding to build brand equity from the institution. Based on 100 respondent samples, the researcher found that Rhenald Kasali's personal branding is high enough to have a correlation with MMUI's brand equity, but the level of respondent's awareness to MMUI does not have a correlation with MMUI's brand equity which is built from Rhenald Kasali's personal branding. While, Hermawan Kartajaya's personal branding is high enough to have a correlation with MarkPlus' brand equity, and the level of repondent's awareness to MarkPlus also has a correlation with MarkPlus' brand equity which is built from Hermawan Kartajaya's personal Branding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26622
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joanna Jo
"ABSTRAK
Perkembangan pesat media sosial telah memunculkan tren pemasaran influencer marketing yang menitikberatkan pada peranan individu yang berpengaruh influencer dan word-of-mouth. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa menjadi individu yang terkenal dan berpengaruh di media sosial sangat penting dan dapat dilakukan oleh siapapun. Setiap individu kini memosisikan diri mereka sebagai sebuah merek brand dan menjadi pemasar bagi dirinya sendiri dengan menyusun strategi pemasaran dan personal branding. Oleh karena itu, tulisan ini membahas strategi pemasaran dan personal branding pada influencer Instagram. Dalam studi ini, ditemukan bahwa influencer Instagram @awkarin menggunakan strategi pemasaran micro-celebrity dan authentic personal branding yang pada intinya berfokus pada khalayak, konten, dan jejaring network . Konsistensi dalam mengunggah konten-konten kontroversial dan pemanfaatan media sosial lain YouTube, Ask.fm, dan Snapchat inilah yang berperan penting dalam kesuksesan proses selebrifikasi akun Instagram @awkarin.

ABSTRACT
The rapid spread of social media has brought influencer marketing into trend which emphasize on the role of influencer and word of mouth. Thus, being hyped and influential in social media is perceived as an essential part and can be practiced by everyone. Individuals nowadays posit theirselves as a brand and their role is to be the marketer for their own self by planning their marketing and personal branding strategy. Therefore, this paper discusses the marketing and personal branding strategy on Instagram influencer. This study discovers that Instagram influencer awkarin use micro celebrity and authentic personal branding strategy which focused on audience, content, and network. Consistency in uploading controversial contents and the use of other social media YouTube, Ask.fm, and Snapchat play pivotal role in the success of celebrification process of awkarin Instagram account."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hartika Syifa Khaerani
"Riset ini bertujuan menganalisis penerapan strategi branding dan bauran komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Mie Instan Lemonilo dalam membangun awareness. Dalam melihat penerapan tersebut, analisis ini menggunakan 5 (lima) jenis strategi branding dari Mann & Kaur (2013) dan 9 (sembilan) model bauran komunikasi pemasaran dari Kotler & Keller (2008) dan Mukherjee & Das (2016). Metode yang digunakan dalam riset ini adalah observasi konten periode September 2021-September 2022 dari media sosial, website, dan portal pemberitaan Lemonilo. Berdasarkan hasil temuan dalam riset ini, dapat disimpulkan bahwa mie instan Lemonilo menggunakan strategi company branding dengan menekankan pada penguatan identitas dan diferensiasi produk. Lemonilo juga secara aktif menggunakan sembilan model bauran komunikasi media untuk memperluas jangkauan publikasinya dengan tiga model utama yaitu hubungan masyarakat dan publisitas, acara dan pengalaman, serta pemasaran interaktif.

This research aims to analyze the implementation of the branding strategy and marketing communication mix used by Lemonilo Instant Noodles in building awareness. In looking at the application, this analysis uses 5 (five) types of branding strategies from Mann & Kaur (2013) and 9 (nine) marketing communication mix models from Kotler & Keller (2008) and Mukherjee & Das (2016). The method used in this research is observing content for the period September 2021-September 2022 from social media, websites, and the news portal Lemonilo. Based on the findings in this research, it can be concluded that Lemonilo Instant Noodles uses a company branding strategy by emphasizing strengthening identity and product differentiation. Lemonilo also actively uses the communication mix model to expand its publications with three main models: public relations and publicity, events and experiences, and interactive marketing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Taskya Az Zahra Iskandar
"Perkembangan teknologi yang masif dan pesat, termasuk internet, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai bidang kehidupan manusia. Internet dan media sosial pun mulai dianggap sebagai kebutuhan primer manusia dalam setiap aktivitas kesehariannya. Bukan hanya sebagai sarana pertukaran informasi, kini media sosial juga menjadi tempat di mana individu saling bersaing untuk mendapatkan perhatian khalayak. Maka dari itu, personal branding menjadi suatu hal yang penting. Bahkan, banyak pengguna yang dengan sengaja membagikan konten terkait topik tertentu hingga akhirnya memiliki pengaruh terhadap para pengikutnya dan disebut sebagai influencer. Informasi yang dibagikan pun beragam, salah satunya mengenai kegiatan berkeluarga atau aktivitas parenting, yang sekaligus memunculkan istilah “family-influencer”. Tulisan ini akan membahas bagaimana family-influencer Indonesia melakukan personal branding melalui strategi impression management di media sosialnya. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa family-influencer yang dianalisis telah mengimplementasikan tujuh dari delapan prinsip personal branding, di antaranya specialization, personality, distinctiveness, visibility, unity, persistence, dan goodwill. Selain itu, terdapat dua dari lima strategi asertif impression management yang dimanfaatkan, yaitu ingratiation dan competence.

Massive and rapid technological developments, including the internet, have had a significant impact on various fields of human life. The internet and social media are starting to be considered as primary human needs in their daily activities. Not only as a means of exchanging information, now social media is also a place where individuals compete with each other to get the attention of the audience. Therefore, personal branding becomes an important thing. In fact, many users intentionally share content related to certain topics until they finally have an influence on their followers and then called as influencers. The information that was shared is vary, one of them is about family or parenting activities, which at the same time gave rise to the term "family-influencer". This paper will discuss how Indonesian family-influencer carries out personal branding through an impression management strategy on their social media. Based on the analysis, it appears that the family-influencers analyzed have implemented seven of the eight principles of personal branding, including specialization, personality, distinctiveness, visibility, unity, persistence, and goodwill. In addition, there are two of the five assertive impression management strategies used, namely ingratiation and competence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prani Pramudita
"Semakin berkembangnya industri ritel di Indonesia membuat persaingan diantara perusahaan pelaku industri tersebut semakin ketat. Penelitian ini untuk melihat lebih lanjut langkah-langkah pemasaran dengan pendekatan lifestyle marketing seperti apa yang dilakukan oleh pebisnis ritel, dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan kompetitor. Tujuannya untuk mengetahui penerapan positioning dari brand pada perusahaan ritel, utamanya department store, mengetahui formulasi tema-tema pesan positioning melalui pemilihan media dan strategi promosi, dan mengetahui konsistensi dari implementasi pesan positioning brand secara keseluruhan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan mencari data yang bersumber dari dokumen Centro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan positioning brand, Centro cenderung memposisikan diri berdasarkan harga dan kualitas produk, yang terangkum dalam great fashion, great value. Dalam memformulasikan tema-tema pesan positioning Centro mendasarkan pada pola hidup dan media yang dominan diakses oleh konsumen dalam keseharian mereka. Pada implementasinya, strategi promosi merupakan perwujudan dari sebuah integrated lifestyle marketing, karena cara-cara melibatkan konsumen dalam membangun awareness terhadap Centro dan program-program yang dibuat. Namun dalam menjaga konsistensi harus melihat pada kebutuhan dan tantangan pada masing-masing lokasi store serta keseimbangan antara sales promotion dan usaha engagement terhadap konsumen. Penulis merekomendasikan adanya penelitian yang lebih mendalam mengenai pemetaan persepsi konsumen terhadap positioning department store di Indonesia.

The continued development of retail industry in Indonesia makes the competition among companies is getting tougher in the industry. This study is to look further at marketing measures with lifestyle marketing approaches done by retail business, in order to face increasing competition with competitors. The goal is to determine the application of positioning of the brand at retail establishments, principally department stores, find out the themes of positioning message formulation through the selection of media and promotional strategies, and find out the consistency of implementation of the overall brand positioning message. Research methods used is in-depth interviews and data sourced from the Centro documents.
The results showed that the application of brand positioning, Centro tend to position themselves based on price and product quality, which is summed up in ?great fashion, great value?. In formulating these themes Centro positioning message based on the pattern of life and the dominant media accessible to consumers in their daily lives. In the implementation, promotion strategy is the embodiment of an integrated lifestyle marketing, because of the ways consumers engage in building awareness of the Centro and programs are made. But in maintaining consistency should look at the needs and challenges at each store location as well as the balance between sales promotion and consumer engagement efforts. The author recommends a more in-depth research on consumer perceptual mapping of department store positioning in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31139
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>