Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rochimiah
"Berdasarkan Kepmenkes no 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar pelayanan farmasi untuk tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat adalah 100 %. Kejadian kesalahan pemberian obat dari bagian farmasi di RS ?X? masih selalu muncul walaupun sudah ada Standar Prosedur Operasional (SPO). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis konten. Peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian didapatkan faktor penyebab kejadian kesalahan pemberian obat yang perlu diperbaiki adalah faktor supervisi terhadap pelaksanaan SPO, lingkungan kerja fisik, kelelahan, stress dan interupsi, beban kerja serta ketrampilan dan pengetahuan petugas.

Based on Kepmenkes No. 129 year 2008 about Minimum Service Standards Hospitals, pharmaceutical service standards for the absence of medication error occurrence is 100%. Incidence of medication errors in a hospital "X" pharmacy section was always appear despite existing Standard Operating Procedures (SOPs). The purpose of this research is to identify and analyze the factors that caused the error. This is a qualitative research method with content analysis. Researchers conducted in-depth interviews, observation and document review. From the results, the causes of medication error events that need to be improved is the supervision of the implementation of SPO factors, physical work environment, fatigue, stress and interruptions, workload and skill and knowledge workers."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Resmisari
"Insiden medication errors di RS X menunjukkan peningkatan terutama di unit farmasi meskipun sebagian besar termasuk kejadian nyaris cedera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran insiden medication errors di unit farmasi RS X dan menganalisis hubungannya dengan faktor karakteristik individu, sifat dasar pekerjaan dan lingkungan organisasi serta manajemen. Desain penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen dengan data kasus berdasarkan data sekunder laporan keselamatan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan program pencegahan dan tindak lanjut belum berjalan efektif dengan mayoritas insiden terjadi akibat kesalahan pembacaan resep dan ketidakpatuhan petugas menerapkan prosedur. Faktor penyebab lainnya adalah faktor pengalaman, kondisi overtime, penumpukan tugas, permasalahan komunikasi dan tidak adanya pelatihan kefarmasian. Dengan demikian perlunya peningkatan kepatuhan petugas dalam melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur, merancang kembali sistem gateway, pengaturan jadwal kerja dan pelatihan terkait kefarmasian.

Incidence medication errors in hospitals X is increasing especially in the pharmacy unit although most of them are nearmiss. The aim of this study is to describe the incidence of medication erros in pharmacy unit hospital X and analyze its relationship with individual characteristic, the nature of work and organizational environment and management factors. Design of this study is a case study qualitative research. Data collection was obtained through in-depth interviews and document review based on secondary data case report patient safety.
The results showed prevention programs and follow-up incident had not been effective with the majority of errors occured due to the false-reading prescription and non-compliance officers in applying the procedure. Another contributing factors are experience factor, overtime, competing tasks, communication problems and lack of training of pharmacy. Thus it is needed to improve the compliance officer in carrying out the work according to procedures, redesigning the gateway system, setting work schedules and pharmacy training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Zharfani Miftah
"Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 1990 sampai 2017, diketahui terjadi peningkatan insiden keselamatan pasien sebesar 42% khususnya pada efek samping pengobatan. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyatakan persentase KNC dan KTC di Indonesia pada tahun 2015-2019 meningkat, masing-masing meningkat sebanyak 5%. Berdasarkan PMK 72 tahun 2016 penyelenggaraan pelayanan kefarmasian harus mengutamakan keselamatan pasien. Kejadian medication error merupakan salah satu insiden keselamatan pasien yang dapat berdampak pada kondisi pasien, kondisi tenaga kesehatan yang terlibat, dan ekonomi pada fasilitas kesehatan. Untuk menghindari kejadian medication error maka pelayanan kefarmasian perlu melakukan manajemen risiko. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh pencegahan medication error menggunakan desain Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) pada Unit Farmasi Rumah Sakit X tahun 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian operational research Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor organisasi dan faktor tenaga kesehatan yang dapat menyebabkan medication error. Desain HFMEA dari penelitian ini menyimpulkan terdapat 7 penyebab kegagalan pelayanan kefarmasian dan 9 rencana aksi yang dapat diimplementasikan pada Unit Farmasi RS X untuk mencegah insiden medication error. 

Based on Global Burden of Disease (GBD) data from 1990 to 2017, patient safety incidents increased 42%, especially in treatment side effects. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) states that the percentage of KNC and KTC in Indonesia in 2015-2019 increased 5%. Minister of Health regulations of 2016 Standards pharmaceutical services must prioritize patient safety. Medication errors are one of the patient safety incidents that can have an impact on the patient's condition, the condition of the health workers involved, and the economy of the health facility. To prevent medication errors, pharmacy services need to manage the risk. The objective of this research is to conclude prevention of medication errors using the Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) design at the Pharmacy Unit of Hospital X in 2024. This study employs a qualitative approach within the operational research framework. The findings reveal organizational dan healthcare staff factors that contribute to medication errors. The HFMEA design from this study concludes with identifying 7 failure causes in pharmacy services dan recommend 9 action plans that can be implemented in the Pharmacy Unit of Hospital X to prevent medication error incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Santosa
"Faktor penyebab kesalahan pengobatan di RS Bros belum pernah dievaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat di RS Bros khususnya dari peresepan, pendistribusian atau pemberian. Merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis isi, tehnik pengambilan data dengan studi dokumen, wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan kasus kesalahan pengobatan yang tidak terlaporkan masih cukup tinggi, Faktor yang menentukan kesalahan pengobatan meliputi kesulitan pembacaan resep dokter oleh beberapa petugas farmasi.dan masih belum tersedianya beberapa kebijakan dan SOP. Diperlukan sosialisasi penulisan resep yang standar ,juga penyempurnaan kebijakan dan SOP untuk mencegah kesalahan pengobatan di RS Bros.

The cause of medication errors at Bros Hospital has not been evaluated. The purpose of this study was to determine the factors that lead to error in the implementation of medication administration at Bros Hospital, especially in prescribing, dispensing and administration. This qualitative descriptive study with content analysis using data capture techniques including review documents, in-depth interviews and observations. In this study unreported medication errors are still common. Determinant factors of medication errors were difficulties in reading prescription by pharmaceutical officers, policies and standard operating procedures were not available yet. We suggest socialization of standard prescribing method and improvement of policies and standard operating procedures in order to prevent medication errors at Bros Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erinna Putri Damayanti
"Apoteker bertanggung jawab dalam menjalankan pelayanan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 kegiatan yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik dalam bentuk pelayanan obat atas resep dokter. Dalam alur pelayanan resep, apoteker menganalisis adanya permasalahan terkait obat (drug related problem) yang dapat mengganggu keberhasilan proses terapi (Kemenkes RI, 2016). Pengkajian resep memiliki peranan penting dalam menjamin legalitas suatu resep dan meminimalisir kegagalan terapi yang disebabkan oleh kesalahan penulisan resep atau informasi obat yang tidak sesuai (Harahap, 2020). Identifikasi potensi interaksi antar obat yang tercantum saat pengkajian resep dapat meningkatkan pemahaman Apoteker dalam pemberian informasi obat kepada pasien penyakit kronis (Kurniapuri & Supadmi, 2015). Tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis kelengkapan resep obat penyakit kronis dari RS Graha Permata Ibu di Apotek Kimia Farma 389 periode Oktober 2023 dengan meninjau aspek administratif, farmasetik, dan pertimbangan klinis khususnya terkait efek samping dan interaksi obat sesuai PerMenkes No. 73 Tahun 2016. Pada analisis ini, metode pemilihan sampel resep yang digunakan adalah metode Purposive Sampling. Sebelum dilakukan analisis, resep obat yang masuk di Apotek Kimia Farma 389 dipisahkan berdasarkan beberapa kriteria. Kemudian, dilakukan analisis kelengkapan resep obat terkait aspek administratif, farmasetik, dan pertimbangan klinis untuk mengetahui masalah terkait pengunaan obat pada pasien penyakit kronis tersebut. Hasil pengkajian resep obat penyakit kronis pada pasien RS GPI yang masuk di Apotek Kimia Farma 389 menunjukkan beberapa masalah terkait kelengkapan resep, terutama pada aspek administratif dan pengkajian klinis.

Pharmacists are responsible for carrying out pharmaceutical services to improve the quality of life of patients. Pharmaceutical services in pharmacies include 2 activities, which are the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials and clinical pharmacy services in the form of prescription drug services. In the flow of prescription services, pharmacists analyze drug-related problems that can interfere with the success of the therapeutic process (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2016). Prescription review has an important role in ensuring the legality of a prescription and minimizing therapeutic failures caused by prescription writing errors or inappropriate drug information (Harahap, 2020). Identifying potential interactions between drugs listed during prescription review can improve pharmacists' understanding in providing drug information to patients with chronic diseases (Kurniapuri & Supadmi, 2015). This special assignment aims to analyze the completeness of chronic disease drug prescriptions from Graha Permata Ibu Hospital at Kimia Farma Pharmacy 389 for the period October 2023 by reviewing administrative aspects, pharmaceuticals, and clinical considerations, especially related to side effects and drug interactions according to PerMenkes No. 73 of 2016. In this analysis, the prescription sample selection method used was the Purposive Sampling method. Before the analysis was carried out, incoming drug prescriptions at Apotek Kimia Farma 389 were separated based on several criteria. Then, an analysis of the completeness of drug prescriptions related to administrative aspects, pharmaceuticals, and clinical considerations was carried out to find out problems related to the use of drugs in these chronic disease patients. The results of the assessment of chronic disease drug prescriptions in GPI Hospital patients admitted to Kimia Farma 389 Pharmacy showed several problems related to prescription completeness, especially in administrative aspects and clinical assessment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erin Rika Herwina
"Perawat memegang tanggung jawab dalam pelaksanaan pemberian obat pada semua tatanan pelayanan yang berhubungan dengan faktor sistem dan faktor proses. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, untuk melihat hubungan pelaksanaan metode tim keperawatan dengan kesalahan pemberian obat, dengan jumlah sampel 76 perawat. Analisa dengan chi square dan multiple logistic regression. Perawat yang melakukan kesalahan minimum pemberian obat 53%, dan ada hubungan antara pelaksanaan metode tim keperawatan dengan kesalahan pemberian obat(p=0,004; α=0,05). Metode tim keperawatan sangat penting untuk pemberian obat yang aman. Rumah sakit perlu membuat kebijakan terhadap upaya keselamatan dengan merubah sistem dan pendidikan bagi perawat.

Medication administration is a key responsibility of nurses in many settings are systems factor and process factor. The study used the quantitative with correlation descriptive design with purpose to examine the relationship between team nursing and medication errors. This research used the descriptive correlation, with 76 nurses. Analysis was using chi square and multiple logistic regression. An approximately 53% nurses identified medication errors and there was a significant relationship of team nursing and medication errors (p=0,004; α=0,05). Team nursing was very important for medication safety. Strategies used included recommendation from voluntary organization to improve safety system change and education of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31059
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This text covers the basic science as well as the role and application of pharmaceutics within pharmacy practice. Based on curricular guidelines mandated by the American Council for Pharmacy Education (ACPE), this book incorporates laboratory skills by identifying portions of each principle that can be used in a clinical setting. In this way, instructorsare able to demonstrate their adherence to ACPE standards and objectives simply by using this book. A companion website for students and instructors further enhance the didactic content for students by including practice questions and answers and videos that feature difficult processes and procedures. Essential resources for instructors are also available and include chapter PowerPoint slides and full-color images. Full of practical examples and case studies for experiential learning, Pharmaceutics enables students to gain the scientific foundation to understand drug physicochemical properties, practical aspects of dosage forms and drug delivery systems, and the biological applications of drug administration."
San Diego, CA: Academic Press, 2014
615.2 PHA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sopiyatul Marwa
"Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Di rumah sakit terdapat berbagai macam obat dengan berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan kepada pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi medication error. Salah satu faktor penyebab terjadinya medication error adalah kesalahan dalam proses pemberian obat (dispensing error). Dispensing error dapat membahayakan pasien dan akan lebih berbahaya lagi jika diberikan adalah obat-obat high alert. Berdasarkan penelitian Pitoyo (2016), dispensing error terjadi disebabkan oleh sistem layanan dan penyimpanan obat yang tidak tepat. Sebagaimana dijelaskan bahwa kejadian medication error pada dispensing error sebanyak 3.66% dan penyebab kesalahan dispensing error yang disebabkan oleh LASA (Look Alike Sound Alike) sebanyak 8.5%.

Hospital is a health service institution that organizes complete individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency services. In the hospital there are various kinds of drugs with various types of professional and non-professional staff who are ready to provide services to patients 24 hours continuously. The diversity and routine of these services, if not managed properly, can lead to medication errors. One of the factors that causes medication errors is errors in the process of administering drugs (dispensing errors). Dispensing errors can endanger the patient and will be even more dangerous if high alert drugs are administered. Based on research by Pitoyo (2016), dispensing errors occur due to inappropriate drug storage and service systems. As explained, the incidence of medication errors in dispensing errors was 3.66% and the cause of dispensing errors caused by LASA (Look Alike Sound Alike) was 8.5%."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emilda Narcis
"Kompleksnya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan peluang terjadinya kesalahan, terutama dengan adanya tindakan invasif di bagian bedah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kejadian dan faktor-faktor yang berkontribusi pada kesalahan medis di bagian bedah rawat inap terkait keselamatan pasien di sebuah Rumah Sakit Umum Daerah. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesalahan medis yang terjadi yaitu 2 kasus KPC, 1 kasus KNC dan 3 kasus KTC. Belum adanya SOP, audit klinis, tempat kerja yang tidak kondusif, kurangnya sarana prasarana, pendidikan, pelatihan, kerja tim dan komunikasi menjadi latar belakang kesalahan.
Kesimpulannya adalah kejadian kesalahan medis dipengaruhi oleh faktor organisasi, tempat kerja, individu dan barier. Belum adanya clinical governance dan program keselamatan pasien yang belum berjalan dengan baik. Pelaksanaan keselamatan pasien sangat dipengaruhi oleh pimpinan institusi.

The complexity of medical services in a hospital creates a change for an error, particularly on an invasive action in surgery unit. This study is aimed to analyse events and contributing factors to medical error in the inpatient unit regarding patient safety in a district hospital.
Using Qualitative with case study design, this study records some medical error events, which are 2 KPC cases, 1 KNC case and 3 KTC cases. Unexisting SOP, clinical audit, unconvenient place of work, lack of equipment/supporting tools, education, training, teamwork and communication are identified as the major causes.
The conclution is that medical errors are influenced by organization factor, work place, individual and defences factors. Unexisting clinical governance and uncontrolled patient safety program. The implementation of patient safety program is greatly influenced by institution leader.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kardela
"Kerasionalan penggunaan obat berdasarkan indikator WHO merupakan penilaian rasionalitas penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan, pelayanan pasien dan fasilitas kesehatan. Perencanaan dan pengadaan obat di Jakarta dilakukan oleh puskesmas kecamatan, sedangkan di kota Depok dilakukan oleh Dinkes Kota Depok. Penelitian ini bertujuan membandingkan kerasionalan penggunaan obat di puskesmas kota Jakarta Selatan dan Depok. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) dilakukan di empat puskesmas yaitu puskesmas Kecamatan dan Kelurahan Tebet Jakarta Selatan serta Kecamatan dan Kelurahan Pancoran Mas Depok pada bulan Maret - Oktober 2011. Kerasionalan penggunaan obat di empat Puskesmas belum cukup baik, terutama untuk rata-rata jumlah obat per-pasien 3.96, rata-rata peresepan antibiotik 47.83%, rata-rata persentase obat dengan pelabelan cukup 48.33% dan rata-rata persentase pasien yang memahami regimen obat 58.33%.
Hasil uji statistik Mann-Whitney menunjukan ada perbedaan bermakna (p<0.05) indikator peresepan dan pelayanan pasien. Rata-rata waktu penyiapan obat Puskesmas Kecamatan Tebet lebih tinggi dari pada Kecamatan Pancoran Mas. Peresentase antibiotik Puskesmas Kecamatan Tebet lebih tinggi dari pada Kelurahan Tebet Timur. Rata-rata waktu konsultasi Puskesmas Kelurahan Tebet Timur lebih tinggi dari pada Kecamatan Tebet, sedangkan untuk rata-rata waktu penyiapan obat lebih rendah. Rata-rata waktu konsultasi Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas lebih rendah dari pada Kelurahan Depok Jaya. Tersedianya DOEN / Formularium disetiap puskesmas dan ketersediaan obat penting sebesar 98.75%."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T39374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>