Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhika Hariawan
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan penyebab utama masalah rendahnya kepuasan terhadap atasan pada karyawan Kantor Pusat PT. ABC dan mendesain sebuah rancangan intervensi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah responden 79 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab yang secara signifikan paling mempengaruhi kepuasan karyawan Kantor Pusat PT. ABC terhadap atasannya adalah kualitas hubungan atasan-bawahan, yang secara spesifik berasal dari faktor kontribusi atasan dalam mendukung kinerja bawahan. Oleh sebab itu, maka intervensi yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan akan difokuskan pada bagaimana meningkatkan kontribusi atasan terhadap pencapaian kinerja bawahan, yaitu melalui reaktivasi program coaching yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan komunikasi suportif.

The purpose of this study is to determine the cause of employee's supervision satisfaction problem in PT. ABC Head Office and design an intervention program to overcome the problem. This study used quantitative and qualitative approach with 79 employees as its respondents. Results show that supervisor-subordinate relationship quality had most significant influence to supervision satisfaction, specificaly from the supervisor?s contribution to support the subordinate performance and goal. Therefore, the intervention is focused on how to improve the contribution of supervisor in supporting their subordinate performance by reactivate the coaching program with a supportive communication approach.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Indriyani Darsono
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh program coaching pada atasan terhadap peningkatan organizational justice dan kepuasan kerja pada bawahan PT. XXY. Karyawan mempersepsikan dirinya mendapat perlakuan yang fair di tempat kerja akan merasa lebih puas dengan pekerjaannya dan akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik. Penelitian terhadap 20 karyawan PT. XXY dengan alat ukur adaptasi dari organizational justice (Moorman, 1991) dan kepuasan kerja (Spector, 1997) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari organizational justice terhadap kepuasan kerja yaitu sebesar 50,4% (los=0.01) Merujuk pada hasil tersebut maka dilakukan intervensi untuk meningkatkan organizational justice dan kepuasan kerja melalui program coaching penilaian kinerja pada perusahaan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pada organizational justice dan kepuasan kerja saat sebelum dan sesudah intervensi. Dengan demikian maka organisasi perlu melakukan beberapa hal diantaranya penilaian kerja secara berkala, melakukan pembenahan terhadap beberapa sistem terkait reward, memberikan training terhadap karyawan.

This study aims to see the effect of performance appraisal?s coaching program for supervisor to enhance organizational justice and job satisfaction toward subordinates at head office of PT. XXY. Employees who perceived themselves as being treated fairly, will be more likely to be satisfied with their jobs and motivated to do well. Study of 20 employees of PT. XXY with an instrument adapted of organizational justice (Moorman, 1991) and job satisfaction (Spector, 1997) showed a significant effects of organizational justice on job satisfaction equal to 50.4% (los = 0.01). Furthermore, intervention is given to improve organizational justice and job satisfaction through the performance appraisal?s coaching program. The results indicate that there are differences in intervention scores on organizational justice and job satisfaction before and after intervention. Thus, the organization needs to do several things including periodic performance appraisal, improve reward-related systems and providing training to employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30474
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sarisusantini
"Penelitian ini difokuskan pada usaha untuk meningkatkan leader member exchange dari bawahan dan kepuasannya terhadap atasan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur leader member exchange yang diadaptasi dari Liden dan Maslyn (1998) dan faset kepuasan terhadap atasan dari Job Satisfaction Survey (Spector, 1997). Hasil analisis korelasi Pearson terhadap 35 orang bawahan di PT. X, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara leader member exchange dan kepuasan terhadap atasan (r = 0.522 dan signifikansi 0.001). Leader member exchange bawahan di PT. X tergolong rendah, oleh karena itu diusulkan intervensi coaching dari atasan kepada bawahan. Untuk itu, atasan perlu diberikan pelatihan dasar coaching dan buku panduan coaching. Walau sebatas sosialisasi kepada manajemen PT. X, tanggapan yang diberikan positif. Dengan demikian, pelatihan dan buku panduan coaching tersebut sesuai untuk diberikan kepada para atasan PT. X, sehingga diharapkan leader member exchange dan kepuasan terhadap atasan dapat meningkat.

This research is focused on the effort to improve leader member exchange from subordinate and their supervision satisfaction at PT. X. Measurement scale that is used in this research are leader member exchange scale from Liden and Maslyn (1998) and supervisory facet from Job Satisfaction Survey (Spector, 1997). Pearson correlation analysis from 35 subordinates at PT. X shows that there?s a positive and significant correlation between leader member exchange and supervisory satisfaction (r = 0.522 and significance 0.001). Leader member exchange from subordinates at PT. X are low, therefore coaching intervention from superordinate to subordinate was proposed. To that end, superordinate need to be given basic coaching training and guidance book about coaching. Although it just socialization to the management of PT. X, the response is positive. Coaching training and guidance book of coaching are suitable to be given at PT. X, so that leader member exchange and supervisory satisfaction are expected to increase.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30328
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Raudha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja pada karyawan level staf PT BBA di kantor pusat melalui pemberian serangkaian program coaching. Responden penelitian ini ialah 87 orang karyawan level staf. Alat ukur yang digunakan Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) (Eisenberger dkk., 1986) dan alat ukur Job Satisfaction Survey (JSS) (Spector, 1985). Hasil uji korelasi Pearson terhadap 87 orang karyawan level staf PT BBA di kantor pusat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja (r = .829, dan p = .000 (p<.05). Peneliti memberikan intervensi berupa rangkaian program coaching untuk meningkatkan hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja. Presentasi kepada pihak manajemen perusahaan dilakukan sebagai penyesuaian terhadap sejumlah keterbatasan yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya rangkaian awal dari program coaching, berupa pelatihan yang telah direncanakan. Pihak manajemen memberikan respon positif terhadap rangkaian program coaching yang diajukan dan menganggap program layak untuk dijalankan di PT BBA. Dengan demikian, program coaching dianggap sesuai dan dapat meningkatkan hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja.

This research was designed to examine the improving of correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction at employee on staff level in head office of PT BBA by giving coaching program series. The participants for this research were 87 employees on staff level. This research use Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) (Eisenberger et al., 1986) and Job Satisfaction Survey (JSS) (Spector, 1985). By using Pearson Correlation test, the result of this research showed that there was significant correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction (r = .829, and p = .000 (p<.05). In order to improve the correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction, coaching program series should had been given. Unfortunately, due to some difficulties which had found during research, this coaching program series cannot be done so that it was replaced by giving presentation to management. The presentation received positive response from management and perceived as worth program for the company. Therefore, coaching program series is suitable and can improve the correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Karina Adityanti Manuaba
"Penelitian ini terdiri dari dua studi, yaitu studi pertama yang merupakan studi korelasional dan studi kedua yang merupakan program intervensi. Studi korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara leader-member exchange dan kepuasan terhadap atasan, dilakukan kepada 71 karyawan Divisi Rooms (Front Office, Health Club & Spa) pada Hotel XYZ. Pengukuran variabel menggunakan dua alat ukur yaitu alat ukur leader-member exchange dari Liden dan Maslyn (1998) dan alat ukur supervisi dari kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Luthans (2002). Hasil studi pertama menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara leader-member exchange dan kepuasan terhadap atasan (r=.79, p<.01). Selanjutnya, studi kedua bertujuan untuk mengetahui peningkatan leader-member exchange dan kepuasan terhadap atasan setelah diberikan intervensi. Intervensi merupakan program pelatihan coaching for coach yang dilakukan kepada 10 karyawan Divisi Rooms (Front Office, Health Club & Spa) pada Hotel XYZ. Karyawan tersebut merupakan atasan yang memiliki bawahan dengan skor kepuasan terhadap atasan rendah. Hasil evaluasi level 1 (reaksi) dari studi kedua menunjukkan bahwa peserta merasa pelatihan secara keseluruhan sudah baik. Hasil evaluasi level 2 (pembelajaran) menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan sudah mampu meningkatkan pengetahuan peserta secara signifikan (z=-2.40, p<.05). Hasil evaluasi level 3 (perilaku) menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan skor leader-member exchange (z=-1.34, p>.05) dan kepuasan terhadap atasan (z=-1.342, p>.05) secara signifikan setelah diberikan intervensi. Program intervensi belum efektif meningkatkan leader-member exchange dan kepuasan terhadap atasan dibahas lebih lanjut dalam diskusi penelitian ini.

This research consisted of two studies, namely the first study which is a correlational study and the second study which is an intervention program. A correlational study aimed at looking at the relationship between leader-member exchange and supervision satisfaction was conducted on 71 employees of the Rooms Division (Front Office, Health Club & Spa) at XYZ Hotel. The measurement of variables used two measuring instruments namely leader-member exchange measuring instrument from Liden and Maslyn (1998) and supervisory measure of job satisfaction developed by Luthans (2002). The result of the first study showed that there was a significant relationship between leader-member exchange and supervisor satisfaction (r=.79, p<.01). Furthermore, the second study aimed to determine the increase in leader-member exchange and supervision satisfaction after being given an intervention. Intervention is coaching for coach training program conducted for 10 employees of the Rooms Division (Front Office, Health Club & Spa) at XYZ Hotel. The employees were the leaders who have subordinates with a low supervision satisfaction score. Level 1 (reaction) evaluation result from the second study showed that the participants felt that the overall training was good. The result of level 2 evaluation (learning) showed that the training given has been able to significantly increase participants' knowledge (z = -2.40, p<.05). Level 3 (behavior) evaluation result showed that there were no significantly increase in leader-member exchange (z = -1.34, p>.05) and supervision satisfaction (z = -1.342, p>.05) after the intervention was given. The intervention program which has not effectively increased leader-member exchange and supervision satisfaction will be discussed further in this research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodianah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas pemberian program effective coaching pada atasan untuk meningkatkan perceived organizational support dan komitmen organisasi karyawan SBU H PT. X. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian action research dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 12 orang karyawan SBU H PT.X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Perceived Oganizational Support yang dikembangkan oleh Eisenberger (1986) yang berjumlah 36 item dan alat ukur Komitmen Organisasi yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1997) yang berjumlah 36 item.
Peneliti menggunakan teknik korelasi Spearman Rho untuk mengetahui hubungan antara perceived organizational support dan komitmen organisasi dan uji Wilcoxon Signed-Rank Test untuk melihat peningkatan skor kedua variabel tersebut setelah pemberian intervensi berupa program effective coaching.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara POS dan Komitmen Organisasi, dengan koefisien korelasi sebesar 0.880 dan signifikansi 0.000 (p<0.001). Selain itu juga terdapat peningkatan skor perceived organizational support setelah pemberian intervensi akan tetapi tidak terdapat peningkatan skor komitmen organisasi setelah pemberian intervensi.

This research was conducted to examine the effectiveness of Effective Coaching Program for Supervisor to enhance employee?s perceived organizational support and organizational commitment at SBU H PT. X. This research used action research studies with 12 participants who works in SBU H PT. X. Tools used in this research were Survey of Perceived Organizational Support by Eisenberger (1986) with 36 items, and Organizational Commitment Questionnaire that developed from Allen & Meyer (1997) with 36 items.
The Researcher using the Spearman Rho correlation technique to determine the relationship between perceived organizational support and organizational commitment and the Wilcoxon Signed-Rank Test to see an increase in score of the two variables after the intervention of effective coaching program.
The results showed a significant relationship between POS and Organizational Commitment by all participants in this study with coefficient correlation of 0.880 and significance 0.000 (p <0.001). In addition, there is also an increase in perceived organizational support scores after the intervention but there is no increase in organizational commitment scores after the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30507
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Bonny Yul Abels H.
"ABSTRAK
Tesis ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan mengenai kepuasan kerja bawahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan kualitas hubungan kerja antara atasan langsung terhadap para bawahannya. Hal ini menyebabkan timbulnya perbedaan perlakuan dari atasan terhadap para bawahannya. Permasalahan tersebut dapat mengganggu proses kerja serta pencapaian tujuan organisasi. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kualitas hubungan kerja antara atasan dan bawahan terhadap kepuasan kerja bawahan di Direktorat XYZ, Kementerian ABC. Metode penelitian menggunakan regresi linear dan regresi berganda serta dilengkapi oleh gambaran deskriptif kualitas hubungan kerja serta kepuasan kerja yang diolah dari jawaban responden dalam kuesioner. Hasil penelitian menemukan bahwa atasan cenderung membeda-bedakan kualitas hubungan kerja dengan para bawahannya dalam kelompok in-group dan out-group. Kelompok in-group akan diberikan kontribusi lebih, sikap loyal, afeksi serta respek profesional dari atasannya. Kelompok out-group akan memiliki kualitas yang lebih rendah untuk keempat dimensi tersebut (kontribusi, loyalitas, afeksi dan respek profesional) dari atasannya. Hasil penelitian menemukan bahwa berbedanya kualitas hubungan kerja antara atasan dan bawahan disebabkan oleh rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh para bawahan. Persepsi kualitas hubungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja bawahan sehingga dapat disarankan bahwa organisasi melalui peranan atasan perlu memperhatikan kualitas hubungan kerja dengan mayoritas (dan bukan minoritas) para bawahannya.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyze the effect of Leader Member Exchange (LMX) quality to subordinate‟s job satisfaction in the Directorate XYZ of the Ministry of ABC. This research is a quantitative research with the descriptive overview of the quality of LMX and subordinate‟s job satisfaction. Research found that Supervisor in the working environment is often applied distinct LMX quality by forming groups of in-group (as minority) and out-group (as majority) because of limited time and resources. Being the member of the in-group will have a good LMX quality in four dimentions such as contribution, loyalty, affection and professional respect. The out-group member will have lower quality of LMX than the in-group member. LMX quality is an important factor for Subordinate‟s Job Satisfaction so researcher suggest that organization need to maximize the LMX quality between the supervisor and the majority (not the minority) of subordinate because of the impact on the subordinates‟s job satisfaction."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Diatha Ika Setyari
"Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan terhadap organisasi di Bank X Syariah pada cabang "A". Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner diketahui bahwa motivasi kerja karyawan di Bank X Syariah perlu mendapat peningkatan. Kepuasan terhadap atasan (Supervision Satisfaction) diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada organisasi tersebut. Berdasarkan perhitungan statistik melalui uji korelasi. Hasil analisis dari 20 karyawan pada level staff, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan terhadap atasan dengan motivasi kerja, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,563 dan nilai signifikansi 0,0100 (p<0,005).
Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan kepuasan terhadap atasan dan pada akhirnya akan berdampak pada motivasi kerja karyawan. Pada penelitian ini intervensi yang dipilih adalah pelatihan Pemberian feedback pada atasan dengan jabatan supervisor yang berjumlah 9 orang. Hasil perhitungan uji signifikansi perbedaan pre-test dan posttest menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan belum memberikan peningkatkan yang signifikan terhadap kepuasan terhadap atasan dan motivasi kerja.

Research was conducted to increase employee motivation to the organization at Bank X Syariah, branch "A". Based on preliminary data obtained through interviews and questionnaire found that employee motivation at Bank X Syariah should receive an increase Satisfaction Supervision that expected effect on employee motivation in the organization. Based on statistical calculation by correlation test the analysis of the 20 employees at the staff level, there was a significant relationship between supervision satisfaction with work motivation, with correlation values of 0.563 and coefficient significance 0.010 (p <0.005).
Interventions in the study was designed to improve supervision satisfaction and ultimately will have an impact on employee motivation. At this Research selected intervention is giving feedback training for supervisor. The results of tests of 9 supervisor there are significant difference in the calculation of pre-test and post-test, showed that the intervention program has not provided significant to improve supervision satisfaction and employee work motivation at Bank X Syariah."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30987
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Ema Delta
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Berdasarkan pre-eliminary test berupa kuesioner hambatan organisasi, menunjukkan bahwa secara umum terdapat kondisi team yang kurang baik pada PT. XYZ Syariah. Kondisi ini tidak selaras dengan budaya kerja PT. XYZ Syariah yaitu Jamaah (bekerja bersama-sama). Kondisi team yang kurang baik dipengaruhi antara lain karena kapasitas leader yang kurang mumpuni dalam mengelola bawahan. Hal ini dibuktikan dengan mengukur hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Leadership practices di ukur dengan menggunakan Leadership Practices Inventory yang terdiri dari 30 item (=0,967) dan Team Effectiveness dengan menggunakan Five Function Team yang terdiri dari 15 item ( = 0,924).
Hasil penelitian pada 41 orang pegawai dari 8 divisi menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dan team effectiveness (r = 0,627**,p<.0,01). Berarti semakin tinggi leadership practices maka akan semakin tinggi pula team effectiveness. Peneliti kemudian merancang intervensi yang dapat meningkatkan persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan berupa pelatihan kepemimpinan kepada para atasan, yang diharapkan dapat meningkatkan team effectiveness pada bawahannya.

This research aims to determine the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Based on a eliminary pre-test questionnaire organizational blockages, suggesting that in general there is a lack of teamwork condition at PT. XYZ Sharia. These condition not in line with the PT. XYZ Sharia culture which is jamaah (working together). Unfavorable conditions affected team partly because of the capacity of leader who not qualified enough to manage subordinates. This hypothesis is verified by measuring the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Leadership practices was measured with Leadership Practices Inventory which consists of 30 items ( = 0,967) and Team Effectiveness was measured Five Function Team consisting of 15 items ( = 0,924).
Results of the study on 41 employees from eight divisions showed there is a positive significant relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices and team effectiveness (r = 0,627 **, p <0,01), which means the higher leadership practices the higher team effectiveness. Researchers then design interventions that can improve the perception of subordinates to superiors leadership practices provide leadership training to their superiors, and with these intervention should improving team effectiveness at their subordinat.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31225
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri
"Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki transfer of training di PT X dengan melihat faktor apa yang menyebabkan tidak terjadinya transfer of training. Penelitian dilakukan kepada 51 karyawan operasional yang telah mengikuti pelatihan dengan menggunakan metode kuantitatif. Alat ukur transfer of training, faktor peserta pelatihan dan faktor lingkungan kerja mengacu pada teori Broad dan Newstrom (1992). Dengan menggunakan analisis regresi, hasil penelitian menunjukkan faktor peserta pelatihan dan faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap transfer of training, yaitu 17,3% faktor peserta pelatihan dan 82,4% faktor lingkungan kerja. dengan demikian, faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap transfer of training. Dari faktor lingkungan kerja, dimensi dukungan atasan memiliki pengaruh yang paling signifikan dan memiliki mean paling kecil yang menyebabkan tidak terjadinya transfer of training di PT X.. Berdasarkan hal tersebut maka dirancang program intervensi untuk memperbaiki transfer of training yaitu meningkatkan dukungan atasan melalui coaching.

This study aims to improve transfer of training in PT X by looking at what factors cause the transfer of training. The study was conducted at 51 operational employees have been trained using quantitative methods. Measuring instrument of transfer of training, trainees factors and environmental factors work refers to the theory of Broad and Newstrom (1992). By using regression analysis, the results showed factor trainee and work environment factors have a significant influence on the transfer of training, 17.3% for trainee factor and 82.4% work environment factors. Thus, work environment factors have a greater influence on the transfer of training. On work environment factors, the dimensions of supervisor support had the most significant effect and has the smallest mean that lead no transfer of training in PT X.. Based on these conditions, an intervention program designed to improve transfer of training is to increase supervisor support through coaching."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>