Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Andre Triana
"Langit malam dengan kegelapan alami dan penuh bintang merupakan sebuah sumber daya alam milik bersama, dan sebagai barang public merupakan tanggung jawab kita Bersama untuk menjaga nya. Polusi cahaya mengurangi kemampuan kita untuk melihat keatas, kepada langit malam yang penuh keindahan dan menghalangi kita untuk melihat berbagai objek langit seperti bintang dan milkyway, selain itu polusi cahaya memiliki konsekuensi terhadap alam, Kesehatan, energi, dan inspirasi. Agar pemerintah dapat melakukan intervensi secara lebih efektif, analisis ekonomi polusi cahaya berkaitan dengan cost dan benefit perlu dilakukan. Skripsi ini menggunakan metode CVM untuk menempatkan nilai ekonomi pada peningkatan kualitas langit malam melalui penurunan polusi cahaya. Responden diberikan pertanyaan mengenai kesediaan mereka membayar untuk kualitas langit malam yang lebih baik. Modus WTP dakam survey ini adalah Rp0, hal ini disebabkan oleh awareness dan pengetahuan terhadap langit malam dan polusi cahaya masih kurang. Faktor yang paling signifikan mempengaruhi WTP adalah perasaan terganggu oleh keberadaan polusi cahaya dan skyglow, persepsi tentang dampak polusi cahaya terhadap kesehatan, dan persepsi polusi cahaya terhadap lingkungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Estimasi mean dari pengolahan data interval regression menunjukan responden secara rata-rata bersedia membayar sebesar Rp 32774 untuk meningkatkan kualitas langit malam dengan mengurangi polusi cahaya di kawasan Jabodetabek atau rumah mereka. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kunci pembuka bagi penelitian selanjutnya mengenai polusi cahaya di Indonesia.

The night sky with natural darkness and full of stars is a natural resource that belongs to everyone, and as a public good it is our collective responsibility to protect it. Light pollution reduces our ability to look up, to the beautiful night sky and prevents us from seeing various celestial objects such as stars and milkyways, besides light pollution has consequences for nature, health, energy and inspiration. In order for the government to intervene more effectively, an economic analysis of light pollution related to costs and benefits needs to be done. This thesis uses the CVM method to place an economic value on improving the quality of the night sky through reducing light pollution. Respondents were asked questions about their willingness to pay for a better quality of the night sky. WTP mode in this survey is Rp0, this is due to lack of awareness and knowledge of the night sky and light pollution. The most significant factors affecting WTP were feelings of being disturbed by the presence of light pollution and skyglow, perceptions of the impact of light pollution on health, and perceptions of light pollution on the environment. This study concludes that the mean estimation of interval regression data processing shows that respondents are on average willing to pay Rp. 32774 to improve the quality of the night sky by reducing light pollution in the Greater Jakarta area or their homes. This research is expected to be an opening key for further research on light pollution in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriyanto
"Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap warga negara maka pemenuhannya menjadi hal yang penting. Pelayanan kesehatan yang bermutu, terutama pelayanan kesehatan di bidang Perumahsakitan membutuhkan biaya yang tinggi, keterbatasan pembiayaan kesehatan yang berasal dari Pemerintah , menuntut adanya mobilisasi sumber dana dari masyarakat dan swasta. Salah satu cara yaitu melakukan kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan tarif pelayanan yang dibebankan pada masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kemauan pasien membayar pelayanan kesehatan (WTP) di Instalasi rawat jalan RSD Ciawi serta hubungannya dengan karakteristik pasien, kemampuan membayar (ATP), persepsi pasien terhadap manfaat dan mutu pelayanan.
Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan pendekatan deskriptif-analitik. Pengumpulan data menggunakan cara wawancara terpimpin dengan panduan daftar pertanyaan yang telah disusun kepada responden yang merupakan pasien atau pendampingnya.Pengukuran atas kemauan membayar menggunakan metode Contingent valuation method (CVM), dengan tehnik pengukuran menggunakan modifikasi dari tehnik bidding game, dengan pendekatan pada preferensi individu.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar pasien atas pelayanan kesehatan di poli rawat jalan RSD Ciawi rata-rata tinggi, namun kemauan membayar atas pelayanan yang dirasakan saat ini rendah, artinya pasien belum merasa puas atas pelayanan yang diterima, dan masih mengharapkan adanya peningkatan mutu layanan. Dan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemauan membayar dipengarui oleh : tingkat pendapatan, pengalaman berobat, persepsi terhadap mutu layanan, dan kemampuan membayar. Oleh karena itu penelitian ini menyarankan perlu adanya peningkatan mutu layanan sehingga ada kesesuaian dengan tarif yang diberlakukan pada pasien. dan penetapan tarif yang berdasarkan analisis unit cost, harus benar-benar mempertimbangkan kemampuan dan kemauan membayar masyarakat, bukan keterpaksaan membayar (Forced to pay).

Health is one of human basic needs that have to be met by every citizen. Quality medical services, particularly medical treatments at a hospital, are relatively expensive for most Indonesian. Limited government budgets on health sector have resulted in a fund mobilization from government to community and private sectors. However, the community and private sectors demand quality health services at reasonable rates.
Objectives of this research are twofold: (1) to obtain the information on the patients? willingness to pay for the health services provided by the Clinic of the Ciawi?s Regional Hospital (RSD Ciawi) and (2) to analyze the interrelationships among patients characteristics, their ability to pay and their perceptions on the benefits and quality of health services.
The research is a crossectional research with the approach of descriptive analytic. The data was collected by a guidance interview with the guiding questions for the respondents as the patients or the companions. The measurement is based on the ability in paying with the contingent valuation method (CVM) the technique used the measurement which is a modified from the bidding game technique to the preference individual approach.
The result of the research shows that the patients? ability in paying their obligation on the health service at the treatment?s installation in RSD Ciawi is averagely higher. While the payment based on the service today is lower than before. It means that the patients feel unsatisfied with the service and they still hope to get better improvement in service. The result of the research found that the patient?s ability in paying the finance obligation has influenced some factors : the patient's income, the experience in getting the treatment, the perception on service quality and the ability of payment. Therefore, the result of this research suggests that the improvement of the quality on service and the adjustment on the cost to the patients. The charge cost is based on the analysis unit cost so that it must be considered the ability and the people? willingness to pay and it is not the feeling of forced to pay.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T31715
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Mailan Sari
"Pertumbuhan bisnis e-commerce yang sukses dan terus mengalami peningkatan di negara-negara maju dan berkembang juga telah memberikan pengaruh pada kegiatan pengiriman barang menjadi bisnis yang potensial. Berkembangnya bisnis e-commerce yang semakin pesat telah menyebabkan penggunaan kendaraan barang sebagai sarana angkut pengiriman barang di daerah perkotaan meningkat khususnya layanan last mile delivery. Disisi lain, jejak karbon yang dihasilkan pada sektor transportasi barang menyumbang sebanyak 30% emisi gas CO2 dari sektor transportasi atau 7% emisi gas CO2 secara global. Polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan resiko gangguan kesehatan masyarakat yang tidak menggunakan jasa LMD yang dikenal juga sebagai eksternalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa besarnya nilai willingness to pay (WTP) pengguna jasa layanan last mile delivery (LMD) terhadap dampak eksternalitas negatif. Untuk memvaluasi nilai ekternalitas negatif adalah menggunakan teknik survei stated preference dan Contingent Valuation Method (CVM) dengan pendekatan kuesioner survei kepada kelompok responden terkait sehingga didapatkan jumlah nilai kesediaan membayar (Willingness to Pay) dari dampak eksternalitas yang timbul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai willingness to pay (WTP) pengguna jasa layanan last mile delivery (LMD) terhadap dampak eksternalitas negatif secara keseluruhan adalah Rp. 11.493 per paket. Besarnya nilai willingness to pay (WTP) untuk kategori pendidikan SMA dan lebih rendah adalah Rp. 9.570 per paket, kategori pendidikan diploma Rp. 11.250 per paket dan kategori pendidikan S1/S2/lebih tinggi Rp. 12.035. Besarnya nilai willingness to pay (WTP) untuk kategori penghasilan <1jt – 5jt adalah Rp. 10.693 per paket, kategori penghasilan 5.1jt – 20jt Rp. 10.734 per paket dan kategori penghasilan >20jt adalah Rp. 12.348. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan penghasilan, maka semakin tinggi besaran biaya eksternal yang bersedia dibayarkan.

The successful growth of the e-commerce business and continues to increase in developed and developing countries has also had an impact on the activity of shipping goods into a potential business. The rapid development of the e-commerce business has caused the use of goods vehicles as a means of transporting goods in urban areas to increase, especially last mile delivery services. On the other hand, the carbon footprint generated in the goods transportation sector accounts for 30% of CO2 gas emissions from the transportation sector or 7% of global CO2 emissions. Air pollution resulting from these activities can increase the risk of public health problems that do not use LMD services which are also known as externalities. The purpose of this study is to analyse the value of the willingness to pay (WTP) of last mile delivery (LMD) service users on the impact of negative externalities. To evaluate the value of negative externalities, a stated preference survey technique and a Contingent Valuation Method (CVM) with a survey questionnaire approach to the relevant respondent groups are used so that the total value of willingness to pay is obtained from the impact of externalities that arise. The results showed that the value of the willingness to pay (WTP) of last mile delivery (LMD) service users on the overall impact of negative externalities was Rp. 11,493 per package. The value of willingness to pay (WTP) for the category of high school education and lower is Rp. 9,570 per package, diploma education category Rp. 11,250 per package and education category S1/S2/higher Rp. 12,035. The value of willingness to pay (WTP) for the category of income <1 million – 5 million is Rp. 10,693 per package, income category 5.1 million – 20 million Rp. 10,734 per package and income category >20 million is Rp. 12,348. The higher the level of education and income, the higher of external costs that are willing to be paid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Metalia
"Studi kasus ini menunjukkan trangkain survei penilaian yang dapat diselenggarakan di kota-kota di negara-negara berkembang terhadap layanan-layanan publik seperti air minuet, dan informasi yang layak dipercaya tersebut dapat diperoleh melalui beberapa tuntutan rumah tangga terhadap teknologi-teknologi air rninum yang berbeda.
Mengingat air bersih merupakan barang Iingkungan yang merupakan kebutuhan hidup yang pokok untuk masyarakat, maka penilaian ekonomi Atas kuantitas dan kualitas pasokan air bersih dari PDAM oleh pelanggan yang akan menjadi konsurnen menjadi panting. Indikator penilaianlprobabilitas willingness to pay (WTP) pelanggan tersebut. Dengan melihat kenyataan dimana proses penentuan tarif oleh PDAM masih bias dalam menaksir kemampuan pelanggan, maka upaya mengestimasi WTP pelanggan ini menjadi panting dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini antara lain ingin mengestunasi besarnya nilai WTP pelanggan rumah tangga berikut dengan probabilitasnya di kota Bandar Lampung, sebagai respon alas pelayanan pasokan air bersih yang berasal dari PDAM Bandar Lampung, Berta menganalisis faktor-faktor atau variabel-variabel yang secara signifikan mempengaruhinya. Penelilian ini juga mencoba menganalisis apakah trdapat perbedaan yang signifikan dari pengaruh pelanggan yang memiliki sumur dengan pelanggan yang tidak memiliki sumur terhadap besarnya WTP pelanggan dan probabilitasnya, juga melihat implikasi kebijakan pemerintah daerah terutama PDAM dalam menentukan besarnya tarif/harga air yang dikenakan pada pelanggan rumah tangga. Penelitian ini mengaplikasikan survei Contingent Valuation (CV) dengan mengambil sampel 200 rumah tangga dari target population sebanyak 400 di seluruh wilayah kecamatan di kola Bandar Lampung. Teknik sampling yang clipakai adalah kombinasi antara area sampling dan proportionate random sampling, sedangkan slat analisisnya digunakan ekonometrika dengan model probit bertingkat (ordered probit models).
Hasil analisa menunjukkan bahwa probabilitas pelanggan rumah tangga akan mempunyai keinginan untuk membayar (WTP) maksimum per bulan berturut-turut, dibawah Rp 15.000,00 adalah 24%; antara lip 15.000,00 hingga kurang dari Rp 20.000,00 adalah 58,6%; antara Rp 20.000,00 hingga kurang dari Rp 25.000,00 adalah 11,2%; antara Rp 25.000,00 hingga kurang dari Rp 30.000,00 adalah slam 4,5% dan di atas Rp 30.000,00 adalah 1,7%. Terdapat delapan variabel yang secara signifikan mempengaruhi nilai dart probabilitas WTP, yakni lama tinggal, tingkat pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, total pendapatan keluarga per bulan, sesuai tidaknya biaya pemasangan akan dibayar, cara pembayaran yang akan dilakukan, tahu tidaknya pelanggan tentang informasi air PDAM, serta jarak rumah dengan sambungan instalasi terdekat. Hasil ird dapat membantu PDAM dalam menemukan keseimbangan tarif air bersih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Paramita
"Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengembangkan berbagai solusi dan alternatif untuk menjawab permasalahan transportasi, diantaranya melalui penyediaan transportasi publik berupa Bus Trans Anggrek Circle Line. Pada Tahun 2016, Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan menghapus subsidi sehingga tarif bus yang awalnya gratis menjadi tidak gratis lagi.
Tesis ini bertujuan untuk menduga Willingness to Pay (WTP) dan faktor-faktor yang mempengaruhi WTP pengguna Bus Trans Anggrek Circle Line di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan Contigent Valuation Method (CVM). Data primer diperoleh dengan wawancara terhadap responden melalui daftar pertanyaan kuesioner sedangkan data sekunder bersumber dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan dokumen kebijakan pemerintah serta sumber lain maupun literatur pendukung lainnya. Teknik analisa regresi bertingkat digunakan dalam menganalisa WTP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 (enam belas) variabel yang diteliti terdapat 4 (empat) variabel yang signifikan secara bersama berpengaruh terhadap kesediaan membayar pengguna Bus Trans Anggrek Circle Line di Kota Tangerang Selatan yaitu alokasi biaya transportasi, dummy pendidikan perguruan tinggi, jumlah anggota keluarga dan keselamatan.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu mempertimbangkan kesediaan membayar pengguna sebagai salah satu bahan pertimbangan penetapan tarif Bus Trans Anggrek Circle Line di Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2016, disamping itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu meningkatkan fasilitas Bus Trans Anggrek Circle Line.

South Tangerang City Government to develop a variety of solutions and alternatives to address the problems of transport, including through the provision of public transport such as Bus Trans Anggrek Circle Line. In the Year 2016, South Tangerang City Government will remove the subsidies so the bus fare that were initially free becomes not free.
The objective of this study is to analyze Willingness to Pay (WTP) users of Bus Trans Anggrek Circle Line in South Tangerang City and factors which influence that. The study located in South Tangerang City, and uses Contigent Valuation Method (CVM). Primary data were collected by interviews with respondents through a questionnaire. While secondary data obtained from South Tangerang City Government and government policy documents and other sources as well as other supporting literature. Ordered regression technique is used to analyze the WTP.
The results show that of 16 (sixteen) variables only 4 (four) variables are having collectively significant effect on users? willingness to pay in Bus Trans Anggrek Circle Line. They are allocation of cost transportation, level of education (dummy university), family size and safety.
According to this study recommends that the Government of South Tangerang City needs to consider willingness to pay and those variables that significantly affect users'WTP as one of the basis in determining the services tariffs of Bus Trans Anggrek Circle Line. Furthermore South Tangerang City Government needs to improve the facilities of Bus Trans Anggrek Circle Line.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifiannisa Lawami Diar
"Evolusi teknologi awan di Indonesia terutama pada layanan penyimpanan awan individu (seperti Google Drive, iCloud Drive) tidak hanya menjadi peluang bagi penyedia layanan, tetapi juga tantangan. Konsep layanan freemium memenuhi persepsi mentalitas gratis pengguna layanan. Perilaku tersebut dapat memperlambat penyedia layanan mengakuisisi pengguna nya untuk menjadi pelanggan. Penelitian ini menganalisis pengaruh persepsi nilai pengguna pada sikap terhadap layanan premium dan kesediaan membayar layanan penyimpanan awan individu. Faktor-faktor yang diteliti antara lain kompatibilitas, keunggulan relatif, kemudahan penggunaan, keandalan, keberadaan di mana-mana, risiko privasi dan keamanan, dan biaya moneter. Penelitian juga menganalisis efek moderasi mentalitas gratis antara nilai yang dirasakan dengan kesediaan untuk membayar. Hipotesis mengenai pengaruh sikap terhadap layanan premium, dan sikap terhadap layanan premium pada kesediaan untuk membayar juga diteliti. Pendekatan kuantitatif dilakukan, di mana 851 kuesioner berhasil didapatkan. Penelitian menggunakan teknik analisis pemodelan persamaan struktural berbasis kovarians (CB-SEM). Berdasarkan 11 hipotesis yang diteliti, 4 hipotesis ditolak: kompatibilitas, keunggulan relatif, kemudahan penggunaan, keberadaan di mana-mana. Faktor yang menentukan nilai yang dirasakan ialah keandalan, risiko privasi dan keamanan, dan biaya moneter. Penelitian juga menyimpulkan bahwa kesediaan pengguna untuk membayar turut dipengaruhi nilai yang dirasakan, sikap terhadap layanan premium, dan efek moderasi mentalitas gratis.

The evolution of cloud technology in Indonesia, especially personal cloud storage services (e.g., Google Drive, iCloud Drive) is not only a light of chance for cloud storage service providers, but also a challenge. The concept of freemium supports users’ free mentality perception. Such behavior can slow down the provider from acquiring its customers. This study analyzes the impact of users’ perceived value on attitude towards premium service and willingness to pay for the personal cloud storage services. Seven factors examined: compatibility, relative advantage, ease of use, reliability, ubiquity, privacy and security risk, and monetary cost. Research analyzes the moderating effect of free mentality between perceived value and willingness to pay. The effect of attitudes towards premium services on willingness to pay is also analyzed. The quantitative research methodology approach used, 851 questionnaires were successfully obtained. Covariance-based structural equation modeling (CB-SEM) analysis were used. Of 11 hypotheses analyzed, 4 of them were rejected (compatibility, relative advantage, ease of use, ubiquity). The factors that determine the perceived value are reliability, privacy and security risk, and monetary cost. The research also concluded that users' willingness to pay is influenced by perceived value, attitude towards premium service, and the moderating effect of free mentality."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kobayashi, Dewi Sella Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar lebih untuk produk hijau bagi Generasi Z dan Generasi Y di Indonesia melalui analisis mengenai Environmental Concerns, Green Future Estimation, Green Perceived Benefits, dan Green Perceived Quality berdasarkan teori Signalling. Sampel penelitian terdiri dari konsumen produk hijau yang telah membeli produk hijau dalam 6 bulan terakhir, tinggal di Indonesia, dan berusia antara 18 hingga 42 tahun. Kuesioner disebar secara daring. Jumlah responden yang terkumpul dalam penelitian ini sebanyak 164. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak PLS-SEM. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua faktor, yaitu Environmental Concerns dan Green Perceived Benefits, memiliki pengaruh positif terhadap kemauan konsumen Generasi Z dan Y untuk membayar lebih untuk produk hijau. Namun, faktor Green Future Estimation dan Green Perceived Quality tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan mereka untuk membayar lebih. Temuan ini memberikan wawasan berharga mengenai faktor-faktor yang membentuk perilaku pembelian konsumen yang peduli lingkungan di pasar Indonesia. Pemasar yang menargetkan demografi ini dalam industri produk ramah lingkungan dapat memanfaatkan temuan ini untuk menginformasikan strategi mereka secara efektif.

This research aims to investigate the factors that influence willingness to pay more for green products of Indonesian Generation Z & Generation Y through the analysis of Environmental Concerns, Green Future Estimation, Green Perceived Benefits, and Green Perceived Quality based on the Signalling theory. The sample consists of green products consumers who have purchased green products in the last 6 months, reside in Indonesia, and are aged between 18 to 42 years old. The questionnaire is distributed online. The total number of respondents collected in this study was 164. The collected data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) method using PLS-SEM software. The findings of this study demonstrate that two factors, namely Environmental Concerns and Green Perceived Benefits, have a positive influence on the willingness of Generation Z and Y consumers to pay more for green products. However, the factors of Green Future Estimation and Green Perceived Quality do not significantly impact their willingness to pay more. These results offer valuable insights into the factors that shape the purchasing behavior of environmentally conscious consumers in Indonesia's market. Marketers targeting this demographic in the eco-friendly products industry can leverage these findings to inform their strategies effectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryanco Andro Fandhytio
"Penelitian ini berfokus pada analisis kesediaan membayar (WTP) kompensasi karbon (carbon offset) oleh mahasiswa Universitas Indonesia, dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan sektor transportasi di Indonesia yang berdampak pada emisi gas rumah kaca. Studi ini menemukan bahwa 73,46% (274 individu dari total sampel sebanyak 373 individu) sampel menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam program carbon offset, dengan rata-rata WTP carbon offset sebesar Rp113.128,4/tCO2eq, nilai yang 92,39% lebih tinggi dibandingkan harga karbon di IDX Carbon. Analisis regresi OLS menunjukkan bahwa pendapatan berdampak positif terhadap WTP carbon offset, sementara pengetahuan lingkungan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Sikap terhadap isu lingkungan dan perilaku pro-lingkungan terbukti meningkatkan WTP carbon offset. Faktor demografis seperti jenis kelamin dan disiplin ilmu tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap WTP carbon offset. Studi ini juga menemukan hubungan negatif antara total karbon dan WTP carbon offset, menunjukkan bahwa biaya tambahan akibat jarak tempuh yang lebih jauh dapat menurunkan WTP carbon offset. Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya sikap dan perilaku pro-lingkungan dalam meningkatkan dukungan terhadap kompensasi karbon.

This research focuses on the analysis of the willingness to pay (WTP) for carbon offset by students of the University of Indonesia, in the context of economic growth and the transportation sector in Indonesia that impacts greenhouse gas emissions. The study found that 73.46% (274 out of 373 individuals) of the research sample expressed their willingness to participate in the carbon offset program, with an average WTP carbon offset of Rp113.128,4/tCO2eq, a value that is 92,39% higher than the carbon price at IDX Carbon (Rp58.800/tCO2eq). OLS regression analysis shows that income has a positive impact on WTP carbon offset, while environmental knowledge does not show a significant influence. Attitudes towards environmental issues and pro-environmental behavior have been proven to increase WTP carbon offset. Demographic factors such as gender and discipline do not show a significant influence on WTP carbon offset. This study also found a negative relationship between total carbon and WTP carbon offset, indicating that additional costs due to longer travel distances can reduce WTP carbon offset. The results of this study highlight the importance of attitudes and pro-environmental behavior in increasing support for carbon compensation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhini Gilang Prasasti
"Salah satu poin penting dari penerbitan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah yakni peningkatan peran aktif masyarakat dan komunitas profesional dalam pengelolaan sampah, termasuk di dalamnya kewajiban pengelola kawasan industri, kawasan komersial, kawasan khusus, dan kawasan permukiman elite untuk mengelola sampahnya secara mandiri dan/atau dikerjasamakan dengan badan usaha di bidang kebersihan.
Melalui survey terhadap 95 responden, penelitian ini mencoba mengkaji faktor yang memengaruhi kesediaan pedagang di Pasar Induk Kramat Jati untuk membayar tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, mengestimasi nilai WTP pedagang terhadap tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan di Pasar Induk Kramat Jati; serta mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi besaran nilai WTP. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kesediaan pedagang untuk membayar tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan digunakan metode analisis regresi probit, untuk mengestimasi nilai WTP digunakan metode Contingent Valuation Method (CVM), sementara untuk mengetahui faktor yang memengaruhi nilai WTP, digunakan metode analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan data responden dan hasil perhitungan, diperoleh faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan pedagang yakni pendapatan, lama berjualan, luas kios, tingkat kepuasan, besaran tarif retribusi, serta usia. Nilai rata-rata WTP sebesar Rp 38.000/m2 per bulan. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh faktor-faktor yang memengaruhi besaran nilai WTP pedagang yakni pendapatan, lama berjualan, luas kios, dan tingkat kepuasan terhadap layanan persampahan.

One of the important points of the publication of the Regional Regulation (Perda) Jakarta Provincial No. 3 of 2013 on Waste Management the improvement of society and the active role of the professional community in waste management, including the management obligations of industrial areas, commercial areas, special areas, and residential areas elite to manage its waste independently and / or in cooperation with business entities in the field of hygiene.
Through a survey of 95 respondents, the study sought to examine the factors that affect the willingness of traders in Kramat Jati Market to pay the levy rates waste services / cleanliness, estimating the value of WTP traders to levy waste services / cleanliness in Kramat Jati Central Market; and examine the factors that affect the amount of the value of WTP. To determine the factors that affect the willingness of traders to pay the levy rates waste services / cleanliness used probit regression analysis method, to estimate the value of WTP used method of Contingent Valuation Method (CVM), while to determine the factors that affect the value of WTP used multiple linear regression analysis method.
Based on respondent data and calculations, factors which affect the willingness of traders are income, selling period, spacious stall, satisfaction levels, the amount of levy, as well as age. The average value of WTP Rp 38,000 / m2 per month. By using multiple regression analysis, obtained the factors that affect the amount of the revenue value of WTP traders, selling period, spacious stall, and the level of satisfaction with the services of waste.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>