Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara harga diri dan
gratitude pada remaja putus sekolah yang bekerja. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Rosenberg Self Esteem
Scale (RSES) yang diciptakan oleh Rosenberg pada tahun 1965 dan kemudian
sudah diterjemahkan serta divalidasi oleh Ariyani pada penelitiannya tahun 2004.
Untuk variabel kedua, alat ukur gratitude yang digunakan adalah The Gratitude
Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) yang diciptakan oleh McCullough, Emmons,
dan Tsang pada tahun 2002 untuk melihat kualitas atau kondisi bersyukur dalam
kehidupan sehari-hari. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik
statistika deskriptif, Pearson Product-Moment Correlation, Independent Sample
T-Test, dan One-Way Analysis of Variance (ANOVA). Partisipan dalam penelitian
ini berjumlah 68 orang remaja putus sekolah yang bekerja dengan rentang usia
11-22 tahun dan belum menikah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan gratitude pada remaja
putus sekolah yang bekerja., This research was conducted to find the correlation between self esteem
and gratitude in school drop out adolescents who worked. This research used a
quantitative approach using a measuring instrument Rosenberg Self Esteem Scale
(RSES) developed by Rosenberg in 1965 and then it was translated and validated
by Ariyani on her research in 2004. For the second variable, measuring
instruments of gratitude used was The Gratitude Questionnaire-Six Item Form
(GQ-6) which was created by McCullough, Emmons, and Tsang in 2002 to see
the quality or condition of grateful in everyday life. Data were analyzed by using
the techniques of descriptive statistics, Pearson Product-Moment Correlation,
Independent Sample T-Test, and One-Way Analysis of Variance (ANOVA).
Participants in this research were 68 school drop out adolescents who worked
with the age range of 11-22 years old and unmarried. The results of this research
showed that there were not significant correlation between self-esteem and
gratitude in school drop out adolescents who later worked.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Chiquita Astana
"Fenomena mengenai kehamilan yang tidak diinginkan KTD menjadi sebuah isu yang dihadapi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Beberapa studi telah menemukan bahwa KTD berdampak negatif terhadap gejala depresi perempuan yang mengalaminya. Ditemukan juga bahwa rasa syukur dapat menjadi faktor protektif terjadinya gejala depresi karena dapat meningkatkan harga dirinya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah harga diri berperan sebagai mediator hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi pada perempuan yang pernah mengalami KTD. Penelitian ini bersifat korelasional yang dilakukan pada 88 perempuan berusia 17 tahun keatas yang mengalami KTD selama lima tahun terakhir.
Pada penelitian ini, gejala depresi diukur menggunakan Beck Depression Inventory BDI Beck, Ward, Mendelson, Mock, Erbaugh, 1961 , rasa syukur diukur dengan The Gratitude Questionnaire-Six Item Form GQ-6 McCullough, Emmons, Tsang, 2002 dan harga diri menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale RSES Rosenberg, 1965 .
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara rasa syukur dan gejala depresi B = -1,09, p 0,05 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa rasa syukur berfungsi sebagai faktor protektif terjadinya gejala depresi melalui peningkatan harga diri, khususnya pada perempuan yang pernah mengalami KTD.

Unintended pregnancy has become a global phenomenon, and Indonesia is no exception. Previous research studies found that unintended pregnancy affects depressive symptoms among women who experience it. It has also been suggested that gratitude acts as a protective factor against depression because gratitude increases self esteem.
The purpose of this research is to study the role of self esteem in mediating the relationship between gratitude and depressive symptoms among women with unintended pregnancy. This is correlational study involved 88 Indonesian women who have experienced unintended pregnancy in the past five years.
In this research, depressive symptoms measured by Beck Depression Inventory BDI Beck, Ward, Mendelson, Mock, Erbaugh, 1961, gratitude measured with The Gratitude Questionnaire Six Item Form GQ 6 McCullough, Emmons, Tsang, 2002 dan self esteem measured with Rosenberg Self Esteem Scale RSES Rosenberg, 1965.
Results of the statistical analysis showed that there's a significant relationship between gratitude and depressive symptoms B 1,09, p 0,05 . These results show the role of gratitude as a protective factor in reducing depressive symptoms among women who experienced unintended pregnancy through self esteem.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Nilai-nilai ajaran Islam mempromosikan koping adaptif serta harga diri positif yang merupakan determinan dari kesejahteraan psikologis pada remaja. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui hubungan religiusitas Islam dengan harga diri pada remaja. Sebanyak 90 responden pelajar MTs dan MA berusia 12 hingga 18 tahun berpartisipasi dengan mengisi kuisioner The Revised Muslim Religiosity Personality Index (RMRPI) dan Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara religiusitas Islam dengan harga diri remaja (p=0,000). Hasil penelitian ini semakin memperkuat pentingnya religiusitas dalam mempromosikan harga diri positif, sehingga diharapkan dapat memotivasi perawat untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan spiritual pada kasus harga diri rendah.

Islamic values promote adaptive coping and positive self-esteem that is an important determinant of psychological well-being among adolescents. This descriptive correlational study using crosssectional design was conducted to determine the association between Islamic religiosity and self esteem among adolescents. A total 90 Junior and senior high school students aged 12-18 years old participated and completed The Revised Muslim Religiosity Personality Index (R-MRPI) and Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). The results showed that there was moderate positive correlation between Islamic religiosity and self esteem among adolescents (p=0,000). The results of this research confirmed the importance of religiosity in promoting positive self-esteem, so nurse should become motivated to practice spiritual nursing care in low self-esteem problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rizkiany Sutjijoso
"Obesitas adalah kelebihan berat badan yang jauh dari normal. Pada remaja, bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dapat berpengaruh pada harga diri dan prestasi belajar mereka. Harga diri dan prestasi belajar saling berhubungan, dimana harga diri mempengaruhi prestasi belajar dan prestasi belajar mempengaruhi harga diri (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Remaja yang obesitas sering diasosiasikan dengan memiliki harga diri yang rendah (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Lebih lanjut, obesitas juga berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian terdahulu menemukan bahwa remaja yang obesitas cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan remaja dengan berat badan normal (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan harga diri dan prestasi belajar tersebut pada remaja obesitas.
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar pada remaja yang obesitas. Subyek berjumlah 31 orang, terdiri dari 18 laki-laki dan 13 perempuan, berusia antara 14 tahun hingga 18 tahun. Seluruh subyek merupakan siswa SMA dari 3 sekolah di Jakarta. Skala harga diri disusun berdasarkan Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967) dan prestasi belajar dilihat berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian. Korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan prestasi belajar pada remaja yang obesitas.
Hasil ini dapat disebabkan adanya faktor lain yang terkait dengan harga diri dan prestasi belajar serta kemampuan lain yang dimiliki subyek. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan prestasi belajar dan harga diri, mengikut sertakan semua mata pelajaran, dan tingkat inteligensi subyek.

Obesity is a condition where there is excess body weight due to an abnormal accumulation of fat. Disturbance in physical appearance during adolescents could influence adolescents' self-esteem and later affected their academic achievement at school. There is a reciprocal correlation between self-esteem and academic achievement (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Obese adolescents are associated with low self-esteem (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Obesity is also affected adolescents' academic achievement, where obese adolescents tend to have lower academic achievement than normal weight adolescents (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Therefore, the current study was conducted to examine the relationship of self-esteem and academic achievement on obese adolescents.
It was hypothesized that there is a relationship between self-esteem and academic achievement on obese adolescents. Subjects were consisted of 31 adolescents, 18 of them were males and 13 were females between the age of 14 and 18 years old. All subjects were high school students in Jakarta. Subjects were asked to fill out self-esteem scale which designed based on Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967). Subject's academic achievements were seen based on their examination results. The Pearson?s product moment correlation did not show any significant relationships between self-esteem and academic achievement on obesity adolescent.
This result could be explained that there were other factors related to self-esteem and academic achievement that did not take account of in this study. Further research should consider other variables that related to self-esteem and academic achievement, include all academic subjects in school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Octaviani Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara gratitude dan psychological well-being pada mahasiswa. Variabel gratitude diukur dengan SS8 (Skala Syukur 8) yang divalidasi dan diterjemahkan oleh Oriza dan Menaldi (2010), dari GQ6 (Gratitude Questionaire 6) yang diciptakan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2001). Variabel psychological well-being diukur dengan alat ukur self-report yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Hapsari (2011), yang menggunakan Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Penelitian ini melibatkan 340 responden yang berusia 17 sampai 25 tahun dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara gratitude dan psychological well-being. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa mean skor kedua variabel tersebut tidak signifikan berbeda antara responden yang tergabung dalam perkumpulan keagamaan dan yang tidak tergabung dalam perkumpulan keagamaan.

The aim of this research is to investigate the correlation between gratitude and psychological well-being among college students of. Gratitude measurement used SS8 (Skala Syukur 8) which is validated and translated by Oriza and Menaldi (2010), from GQ6 (Gratitude Questionaire 6) which is created by McCullough, Emmons, and Tsang (2001). Psychological well-being measurement used self-report scale which is adopted by Hapsari (2011) from Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Respondents of this research are 340 college students of Universitas Indonesia aged 17 to 25 years old.
Finding shows that gratitude and psychological well-being are significantly and positively correlated. Furhtermore, this research found there is no significant difference among respondents who are involved in religious group and who aren't involved in religious group.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Rania Wiraatmadja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecemburuan dan harga diri pada emerging adults usia 18 hingga 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kepada 1451 emerging adults. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Jealousy Scale dan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi kognitif kecemburuan dan harga diri r=-.161; p

This study was conducted to determine the relationship between jealousy and self esteem among emerging adults ages 18 to 25 years. This research uses quantitative method to 1451 emerging adults. The instrument used are Multidimensional Jealousy Scale and Rosenberg Self Esteem Scale. The results showed that there was a significant negative relationship between the cognitive dimension of jealousy and self esteem r .161 p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahda Febi Wilendari
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas hubungan antara dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem pada remaja awal anak buruh migran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Untuk mengukur dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem penulis menggunakan alat ukur Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) subskala dukungan orangtua dan Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Penelitian ini melibatkan 164 remaja usia 11-16 tahun dengan orangtua buruh migran di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan dukungan sosial dari orangtua pada remaja anak buruh migran dengan r=0,264; p=0,000. Dengan demikian dukungan sosial dari orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan self-esteem yang baik pada remaja awal anak buruh migran.

The purpose of this research is to discusses the relationship between social support from parents and self-esteem among early adolescent with migrant worker parents. This research methodhology using a quantitative study with a correlational design. To measure self-esteem and social support from parents, the author using Child and Adolescent Social support Scale (CASSS) parental support subscale and Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Respondents in this research were 164 adolescent, age 11-16 years old in Cilamaya, Karawang, West Java.
The result showed there is a significant positive correlation between self-esteem and social support from parents with r=0,264; p=0,000. In conclusion, social support from parents needed for a good development of self-esteem on early adolescent migrant worker's children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindy Atika Rahayu
"ABSTRAK
Remaja yang berada dalam fase pembentukan identitas memerlukan sistem pendukung yang dapat memberikan rasa aman, dalam hal ini adalah kelompok teman. Remaja akan berusaha mencari kelompok teman dengan karakteristik yang sama seperti diri mereka sendiri atau mencoba menunjukkan karakteristik yang dapat diterima oleh kelompok yang mereka inginkan, salah satunya adalah karakteristik agresi verbal. Agresi verbal adalah salah satu perilaku agresif dalam bentuk penghinaan dengan bahasa kasar yang menunjukkan kemarahan, ancaman, sumpah serapah, dan sarkastik untuk melukai dan menyakiti secara emosional dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan agresivitas verbal dengan harga diri dan depresi pada remaja awal yang merupakan pelaku agresi verbal. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, cross-sectional, deskriptif-korelatif. Menggunakan teknik purposive sampling, kami merekrut 415 siswa sekolah menengah pertama di Jakarta Indonesia yang telah melakukan agresi verbal. Alat pengukuran dalam penelitian ini adalah Verbal Aggressiveness Scale (VAS), Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dan 11-ITEM Kutcher Adolescent Depression Scale (KADS-11); semua telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari semua peserta, 55,9% melaporkan melakukan tingkat agresivitas verbal yang moderat, 45,5% memiliki harga diri yang rendah, dan 50,4% mengalami depresi. Agresivitas verbal, harga diri rendah, dan depresi lebih sering terjadi pada remaja perempuan. Hasil uji product-moment Pearson menunjukkan hubungan yang signifikan antara agresivitas verbal dan harga diri (p = 0,000), sedangkan uji Mann-Whitney juga menunjukkan hubungan antara agresivitas verbal dan depresi (p = 0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa agresivitas verbal dikaitkan dengan harga diri dan depresi remaja yang melakukan agresivitas verbal. Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua untuk lebih memperhatikan insiden agresi verbal pada remaja, terutama pada remaja awal.

ABSTRACT
Teenagers who are in the phase of identity formation need a support system that can provide a sense of security, in this case a group of friends. Teenagers will try to find groups of friends with the same characteristics as themselves or try to show characteristics that can be accepted by the group they want, one of which is the characteristics of verbal aggression. Verbal aggression is one of aggressive behavior in the form of insults with abusive language that shows anger, threats, expletive and sarcastic to hurt and hurt emotionally and psychologically. This study aims to determine the relationship of verbal aggressiveness with self-esteem and depression in early adolescents who are verbal aggressors. This research uses a quantitative, cross-sectional, descriptive-correlative design. Using a purposive sampling technique, we recruited 415 junior high school students in Jakarta Indonesia who had committed verbal aggression. Measurement tools in this study are Verbal Aggressiveness Scale (VAS), Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), and 11-ITEM Kutcher Adolescent Depression Scale (KADS-11); all have been tested for validity and reliability. Of all participants, 55.9% reported moderate verbal verbal aggressiveness, 45.5% had low self-esteem, and 50.4% were depressed. Verbal aggressiveness, low self-esteem, and depression are more common in adolescent girls. Pearson product-moment test results showed a significant relationship between verbal aggressiveness and self-esteem (p = 0,000), while the Mann-Whitney test also showed a relationship between verbal aggressiveness and depression (p = 0,000). These results indicate that verbal aggressiveness is associated with self-esteem and depression in adolescents who carry out verbal aggressiveness. This study recommends educational institutions, health institutions, and parents to pay more attention to the incidence of verbal aggression in adolescents, especially in early adolescents."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
"ABSTRAK
Remaja mengalami masa pubertas dan mengalami perubahan fisik. Hampir seluruh remaja mengalami kondisi kulit berjerawat saat masa pubertas yang dipicu oleh aktivitas hormonal. Penampilan wajah merupakan bagian dari penampilan fisik yang dapat memengaruhi persepsi citra tubuh. Citra tubuh merupakan penilaian seseorang terhadap tubuhnya, jika seseorang memiliki ideal diri yang tinggi mengenai penampilannya dan ideal diri tidak terpenuhi maka berisiko akan munculnya harga diri rendah yang dapat menggangu tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra tubuh dengan harga diri pada remaja berjerawat di SMAN 2 Cibinong. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 173 siswa SMA yang didapatkan melalui screening.Instrument yang digunakan untuk mengukur citra tubuh ialah Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearrance Scale dan instrument untuk mengukur harga diri ialah Coppersmith Self-Esteem Inventory yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia No.132/UN2.F12.D/HKP.02.04/2019.Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji chi squaremenunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi citra tubuh dan harga diri (p : 0,000). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk membimbing kesehatan mental remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan dan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang remaja khususnya dalam pertumbuhan fisik remaja dan membantu remaja membangun aspek aspek positif yang dimiliki, sehingga remaja mampu mengevaluasi kemampuannya dengan baik dan memiliki harga diri tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzatun Nisa Syahida
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gratitude dan distres psikologis pada masyarakat miskin emerging adulthood. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 264 orang yang merupakan masyarakat miskin dan berusia 18 sampai 29 tahun dari lima kelurahan berbeda di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat ukur Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengukur distres psikologis dan The Gratitude Questionnaire-Six Item (GQ-6) untuk mengukur gratitude. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara distres psikologis dan gratitude (r=-0,064, n=264, p>0,01, one tailed). Artinya tinggi rendahnya tingkat gratitude individu tidak dapat berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat distres psikologis yang dimiliki oleh masyarakat miskin emerging adulthood.

The purpose of this research is to examine the correlation between gratitude and psychological distress among poor society emerging adulthood. Respondents in this study were 264 poor society from various sub-district in DKI Jakarta. The data were collected using Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) to measure psychological distress and The Gratitude Questionnaire-Six Item (GQ-6) to measure gratitude. The result indicated there is not a significant negative correlation between psychological distress and gratitude (r=-0,064, n=264, p>0,01,  one -tailed), that is, gratitude does not predict psychological distress among them."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>