Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Khafia
"Sebanyak 8,3% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan berusia 15-24 tahun telah berhubungan seks pranikah (SDKI, 2012). Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan masalah yang serius yang berkaitan dengan penularan infeksi menular seksual, aborsi, kecacatan, dan kematian bayi di negara-negara miskin (Glasier, et al 2006). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia - Modul Remaja Tahun 2012 untuk melihat hubungan antara faktor personal, lingkungan, dan perilaku dengan seks pranikah pada remaja di Indonesia tahun 2012. Sampel adalah remaja laki-laki dan perempuan belum menikah umur 15-24 tahun berjumlah 8.123 orang. Analisis regresi logistik ganda digunakan untuk menilai variabel yang dominan berhubungan dengan seks pranikah pada remaja.
Hasil analisis ditemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan seks pranikah pada remaja adalah jenis kelamin laki-laki (OR=1,6; 95% CI= 1,196-2,321), usia 20-24 tahun (OR=2,4; 95% CI= 2,07-2,999), sikap permisif tinggi terhadap seksualitas (OR=10,05; 95% CI= 7,859-12,871), pengaruh teman tinggi (OR=4,2; 95% CI= 2,712-6,575), perilaku merokok (OR=1,81; 95% CI= 1,408-2,340), konsumsi alkohol (OR=3,5; 95% CI= 2,770-4,537), dan penyalahgunaan NAPZA (OR=2,7; 95% CI= 2,003-3,818). Sikap terhadap seksualitas menjadi variabel yang dominan berhubungan dengan seks pranikah pada remaja. Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif diperlukan bagi remaja agar tidak terjadi salah persepsi pada sikap terhadap seksualitas sehingga membuat remaja merasa bebas untuk melakukan seks pranikah.

Indonesia Demographic and Health Survey 2012 analyzed data gathered from a sample of 19.882 Indonesian youth, followed from age 15 to age 24. Their findings 8,3% of teenage boys and 1% of girls had sex before marriage. Premarital sexual behavior in adolescents is a serious problem with regard to the transmission of sexually transmitted infections, abortion, disability and infant mortality in poor countries (glaciers, et al 2006). This study conducted to assess association between personal, environmental, and behavioral factors with premarital sex among adolescents in Indonesia 2012 using data from Indonesia Demographic Health Survey-Adolescent Questionnaire 2012. A cross sectional study was conducted among 8.123 unmarried men and women aged 15-24. Multivariate logistic regression models was carried to identify the dominant variable related to premarital sex in adolescents.
Results of the analysis found factors associated with premarital sex among adolescents is the male gender (OR= 1.6; 95% CI = 1.196-2.321), age 20-24 years (OR= 2.4; 95% CI= 2.07-2.999), high permissive attitude toward sexuality (OR= 10.05; 95% CI= 7.859-12.871), the high effect of friends (OR= 4.2; 95% CI = 2.712-6.575), smoking behavior (OR= 1.81; 95% CI= 1.408-2.340), alcohol consumption (OR= 3.5; 95% CI= 2.770-4.537), and drug use (OR= 2.7; 95% CI= 2,003-3.818). Attitudes of sexuality become the dominant variable related to premarital sex in adolescents. Therefore, a comprehensive reproductive health education for adolescents needed to avoid misperception on attitudes toward sexuality that makes adolescents feel free to engage in premarital sex.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S60884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Ekaningsih
"Remaja berusia 15-24 di Indonesia pada tahun 2017 tergolong generasi Z (gen Z), memiliki kerentanan melakukan perilaku bermasalah (problem behavior) seperti perilaku seks pranikah. Terjadi peningkatan tren prevalensi perilaku seks pranikah remaja antara tahun 2007 sampai tahun 2017, yaitu berturut-turut 6,6% menjadi 10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aspek personal dan lingkungan dengan perilaku seks pranikah remaja. Data untuk penelitian ini bersumber dari data sekunder SDKI KRR 2017 dengan sampel laki-laki dan perempuan yang berusia 15-24 tahun dengan status belum menikah berjumlah 10290 orang.
Hasil regresi logistik ganda menunjukkan bahwa aspek sistem yang paling dominan berhubungan dengan perilaku seks pranikah adalah sikap yaitu remaja yang bersikap positif terhadap seks pranikah berisiko 15,7 kali untuk melakukan seks pranikah dibandingkan remaja yang memiliki sikap negatif setelah dikontrol oleh pencapaian akademik pendidikan, advokasi personal, membicarakan pubertas dan peran teman (OR=15.7; 95%CI: 12.1-20.2). Diperlukan strategi komunikasi dan intervensi promosi kesehatan remaja berdasarkan klasifikasi generasi menurut era kemajuan teknologi digital.

Adolescents aged 15-24 in Indonesia 2017 are classified as generation Z (gen Z), have a vulnerability to performing problem behavior such as premarital sex. There was an increase in the trend of the premarital sex prevalence between 2007 and 2017, which was 6.6% to 10%. It is secondary data analysis of 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) aims to determine relationship personal and environmental systems aspects with premarital sex behavior among adolescents. Adolescents as the sample in this study were 10290 men and women aged 15-24 years old with unmarried status.
The results of multiple logistic regression showed the most dominant system aspect related to premarital sex behavior was attitude, adolescents who had positive attitudes towards premarital sex risked 15,7 times for premarital sex compared to adolescents who had negative attitudes after controlled by academic achievement, personal advocacy, talk about puberty and role of friends (OR = 15.7 (95% CI: 12.1-20.2). Communication strategies and adolescent health promotion interventions based on generation classifications in digital technology era are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janita Ristianti
"Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran perilaku beresiko seks pranikah pada remaja didaerah Slum Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja dengan sikap yang kurang baik berpeluang 2,6 kali lebih tinggi untuk memiliki perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja yang memiliki sikap yang baik. Remaja yang terpapar media berpeluang 2,4 kali lebih tinggi untuk mencegah perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja yang kurang terpapar media. Remaja dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis berpeluang 3,2 kali lebih tinggi untuk memiliki perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja dengan latar belakang keluarga yang harmonis dan Remaja yang ada pengaruh dari teman sebaya berpeluang 6,6 kali lebih tinggi untuk memiliki perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja yang tidak ada pengaruh dari teman sebaya. Saran bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan dan mengintensifkan program penyuluhan remaja, PKPR dan melatih konselor teman sebaya (peer educator) sebaiknya dilakukan didaerah dengan kepadatan hunian tinggi. Kepada Kantor Kelurahan untuk mengaktifkan organisasi kepemudaan sebagai wadah penyaluran kegiatan positif.

This study aims to know the description of premarital sexual risk behavior in adolescents Slum areas Kampung Melayu, East Jakarta Jatinegara year 2015. This study used a cross-sectional design. The results showed that adolescents with a poor attitude 2.6 times greater chance of having high-risk sexual behavior than youth who have a good attitude. Teenagers who are exposed to media 2.4 times more likely to have high-risk sexual behavior than youth who are less exposed to the media. Adolescents with a family background that is not harmonious 3.2 times more likely to have high-risk sexual behaviors than youth with a harmonious family background and the existing adolescent peer pressure 6.6 times more likely to have risk sexual behavior higher than youth who no influence from peers. Suggestion for the Department of Health and health centers to increase and intesnsive for adolescent counseling program, PKPR and trained peer counselors (peer educators) should be areas with high population density. To the Village Office to enable youth organizations as to facilitate the channeling of positive activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maelissa, Sinthia Rosanti
"Lingkungan remaja saat ini semakin menawarkan banyak pilihan. Gaya berpacaran yang membuka peluang untuk terjadinya perilaku seksual pranikah dikalangan remaja seakan menjadi tawaran yang menarik terlebih untuk remaja yang tinggal di kost terpisah dengan orang tua. Tinggal tanpa pengawasan langsung dari orang tua dan pemilik kost membuat remaja bebas melakukan perilaku seksual pranikah dengan pacar di kost, sehingga memberikan pengaruh buruk bagi remaja lainnya. Remaja yang memilih untuk tidak terpengaruh memiliki pengalaman masing-masing untuk tetap bertahan dalam lingkungan yang berisiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan secara mendalam tentang pengalaman remaja beradaptasi dengan lingkungan yang berisiko terhadap perilaku seksual pranikah di Kota Ambon. Hasil penelitian didapatkan enam tema yaitu mengenali perilaku seksual pranikah, tempat tinggal berisiko, menggunakan strategi koping, hambatan beradaptasi, dukungan keluarga, dan harapan terhadap kebijakan. Hasil penelitian merekomendasikan perawat komunitas dapat meningkatkan koping remaja melalui program-program kesehatan remaja di masyarakat, salah satunya layanan UKS di sekolah dan PKPR untuk remaja yang tinggal di kost.

In this adolescents 39 enviroment now, there are many options. Style of dating which gives a chance for premarital sex as something interesting for teens who do not life with their parents. Adolescent who life alone at a boarding house without parent 39 s care have chance to premarital sex with their partner. So, it gives negative influence for others. They, who don 39 t get the influence have experience to stay in that environment. The purpose of this research is to explain about student 39 s experience for adabting to their environment that gives a risky for their premarital sex in Ambon. Mean while the result of this research, there are six themes consist of to know about the premarital sex, risky places, use coping strategies, the problem for adaptation, family support, and expectations of policy. The result of this research also resommendates the community of nurse could improve teen 39 s coping by their healthy programms in their environment such as UKS service at school and PKPR for teens who life in a boarding house.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Sarma Eko Natalia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku seks pra nikah dan faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku ini pada mahasiswa Akademi Kesehatan X di Kabupaten Lebak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 143. Proporsi perilaku seks pranikah 60,1% dengan alasan tertinggi (14,7 % ) adalah kedua belah pihak samasama senang melakukan hubungan seks. Variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah faktor sikap, paparan media pornografi, dan adanya peluang, sedangkan variabel yang paling dominan adalah paparan media pornografi. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan perilaku seks pranikah baik di kampus maupun di luar kampus, membentuk dan meningkatkan layanan informasi dan konseling seks pra nikah di lingkungan institusi atau lingkungan masyarakat.

The purpose of this research is to reveal premarital sexual behavior and factors that influence it on Health Academy X students in Kabupaten Lebak. The type of this research is quantitative with cross sectional approach with 143 samples. The proportion of premarital sexual behavior is 60.1% with the highest reason (14.7%) is that the couple enjoy having sex. Variables that have significant relation are behavior, the exposure to pornographic media, and opportunity. While the most dominant variable is the exposure to pornographic media. It is necessary to improve outreach activities of premarital sexual behavior in campus and out of campus, establish and improve information and counseling of premarital sex in the institution and society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Iswanto
"Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Pasalnya, perilaku seks pranikah pada remaja kian mengalami peningkatan. Hasil SDKI 2017 menunjukkan sebanyak 8% remaja pria usia 15-24 tahun pernah melakukan hubungan seksual. Perilaku seks pranikah apabila tidak dibarengi dengan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi dapat berdampak pada resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dan Kehamilan Tak Dikehendaki (KTD) yang dapat berujung pada aborsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dan sekolah sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja usia 15–24 tahun di Indonesia berdasarkan dara SDKI 2017. Jenis Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Analisa data menggunakan analisa univariat yaitu uji proporsi dan bivariat yaitu uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga dan sekolah dengan perilaku seks pranikah. Hubungan karakteristik individu dengan perilaku seks pranikah menunjukkan variabel umur, tingkat pendidikan, status ekonomi, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan pengetahuan kb berpengaruh signifikan dengan perilaku seks pranikah, sedangkan variabel wilayah tempat tinggal dengan perilaku seks pranikah tidak berhubungan.

Premarital sex behavior in adolescents is one of the problems of adolescent reproductive health. Premarital sex behavior in adolescents has been increasing. The results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017, premarital sex behavior in young men aged 15-24 years old are 8%. Premarital sex behavior, which not accompanied by information about reproductive health having a risk contracted by sexually transmitted diseases (STDs) and unwanted pregnancy which can lead abortion. The purpose of this study is to determine the role of family and school as source of reproductive health information for young men’s premarital sex behavior aged 15-24 years old in Indonesia based on IDHS 2017. This research used a cross sectional design from the IDHS 2017. The analysis is carried out by univariate and bivariate analysis using chi-square. Bivariate analysis done by chi-square showed that there was a significant relationship between the role of family and school with premarital sex behavior. The relationship between individual characteristics and premarital sex behavior showed that the variables such as age, education level, economic status, knowledge of reproductive health, and knowledge of contraception are related with premarital sex behavior. Meanwhile, the variable of residence is not related with premarital sex behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anggraini
"Pada masa transisi ini, remaja tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai mengenai seksual pranikah, karena orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan anaknya. (Sarwono, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik (jenis kelamin, usia responden dan tempat tinggal), dan pengetahuan seks pranikah terhadap sikap seks pranikah remaja di SMKN 1 Bogor tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang dimana populasi adalah seluruh siswa/siswa SMKN 1 Bogor dari kelas X-XII yang berjumlah 1347 orang. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah metode stratified random sampling sehingga didapat sampel sebanyak 330 orang yang tersebar dari kelas X-XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 188 orang (57%) dan minoritas laki-laki yaitu 142 orang (43%), mayoritas responden berada pada kelompok remaja pertengahan yaitu 200 orang (60,6%), mayoritas responden tinggal bersama orang tuanya sebanyak 315 orang (95,5%), mayoritas responden memiliki pengetahuan seks pranikah yang baik sebanyak 322 orang (97,6%), dan mayoritas responden memiliki sikap seks pranikah yang positif sebanyak 179 orang (54,2%). Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p-value=0,000) dan pengetahuan seks pranikah (p-value=0,001) terhadap sikap seks pranikah. Namun, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tempat tinggal (p-value 0,603) dan usia responden (p-value=0,431) terhadap sikap seks pranikah.

Nowadays, teenagers who are in their transition phase do not have sufficient knowledge about premarital sex. This phenomenon happened because parents talk about sex to their children is taboo (Sarwono, 2012). In this research objective is about to find out the characteristic relationship (sex, age and place of residence) and premarital sex knowledge towards sex attitude on the teenagers in SMKN 1 Bogor 2012. This research is a quantitative type which its design is a cross sectional which requires all 1347 student population in SMKN 1 Bogor from the 10th to 12th Grade. Sampling method that used in this research is a stratified random sampling, and all collected sample is 330 people who are scattered in the 10th to 12th Grade. The result has shown that female is dominating with 188 people (57%) and male has only 142 people (43%). The dominating despondences are teenager in the middle age with 200 people (60,6%), most despondences who resides with their parents are 322 people (97,6%), and the despondences who has positive premarital sex knowledge are 179 people (54,2%). From this research there is a meaning relationship between sex (p-value = 0,000) and premarital sex knowledge (p-value = 0,001) towards premarital sex attitudes. However, there was no relationship found between place of residence (p-value 0,603), and age (p-value = 0,431) towards premarital sex attitudes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lhuri Dwianti Rahmartani
"[ABSTRAK
Peningkatan tren praktik hubungan seksual pranikah pada remaja laki-laki di Indonesia tidak
disertai tindakan preventif yang adekuat. Tidak sampai 28% dari mereka yang menggunakan
kondom secara konsisten. Pada populasi remaja umum di Indonesia, sebanyak 30%-nya tidak
tahu bahwa kondom dapat mencegah kehamilan dan 40%-nya tidak tahu kondom dapat
mencegah infeksi menular seksual (IMS). Studi potong lintang dari analisis SDKI 2012 ini
berupaya melihat asosiasi pengetahuan tentang fungsi kondom terhadap penggunaan kondom
pada remaja laki-laki pelaku hubungan seksual pranikah. Hasilnya, setelah memperhitungkan
faktor demografis, pengetahuan kespro, dan perilaku lainnya, penggunaan kondom lebih
tinggi pada responden yang memiliki pengetahuan tentang kedua fungsi kondom (PR 2,38;
95% CI 1,47 ? 3,85) dibandingkan responden yang hanya tahu salah satu fungsi atau tidak
tahu sama sekali.

ABSTRACT
The increasing trend of premarital sex among Indonesian male adolescents is not
accompanied with protective behavior. Less than 28% of sexually-active unmarried male
adolescents use condoms consistently. Approximately, 30% of Indonesian adolescents do not
know that condoms can help prevent pregnancy and 40% of them do not know that condoms
can help prevent sexually transmitted infections (STIs). This cross-sectional study using
IDHS 2012 aims to see whether there is an association between knowledge on condom
functions and condom use, particularly among unmarried male adolescents in Indonesia.
After controlling with other covariates such as demographic, knowledge on reproductive
health, and other behavior indicators, the prevalence of condom use is significantly higher in
respondents who know both functions of condoms, than in respondents who only know either
function or not at all (adjusted PR 2,38; 95% CI 1,47 ? 3,85).;The increasing trend of premarital sex among Indonesian male adolescents is not
accompanied with protective behavior. Less than 28% of sexually-active unmarried male
adolescents use condoms consistently. Approximately, 30% of Indonesian adolescents do not
know that condoms can help prevent pregnancy and 40% of them do not know that condoms
can help prevent sexually transmitted infections (STIs). This cross-sectional study using
IDHS 2012 aims to see whether there is an association between knowledge on condom
functions and condom use, particularly among unmarried male adolescents in Indonesia.
After controlling with other covariates such as demographic, knowledge on reproductive
health, and other behavior indicators, the prevalence of condom use is significantly higher in
respondents who know both functions of condoms, than in respondents who only know either
function or not at all (adjusted PR 2,38; 95% CI 1,47 ? 3,85)., The increasing trend of premarital sex among Indonesian male adolescents is not
accompanied with protective behavior. Less than 28% of sexually-active unmarried male
adolescents use condoms consistently. Approximately, 30% of Indonesian adolescents do not
know that condoms can help prevent pregnancy and 40% of them do not know that condoms
can help prevent sexually transmitted infections (STIs). This cross-sectional study using
IDHS 2012 aims to see whether there is an association between knowledge on condom
functions and condom use, particularly among unmarried male adolescents in Indonesia.
After controlling with other covariates such as demographic, knowledge on reproductive
health, and other behavior indicators, the prevalence of condom use is significantly higher in
respondents who know both functions of condoms, than in respondents who only know either
function or not at all (adjusted PR 2,38; 95% CI 1,47 – 3,85).]"
2015
T43458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Oktaveny Syartika
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafida Kusuma Wardani
"Perilaku seksual pranikah pada remaja merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan, khususnya terkait faktor yang mendukung untuk terjadinya perilaku seksual pranikah pada remaja dan melihat terdapat peningkatan persentase pada data SDKI 2017 dibandingkan SDKI 2012. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik secara kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder yaitu Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 yang dapat diperoleh dari mengakses website Demographic and Health Surveys (DHS) dengan mengajukan perizinan pengambilan data sesuai prosedur yang berlaku. Data diolah dengan program SPSS dengan uji odds ratio dan uji regresi logistik ganda. Sebanyak 5,0% responden pernah melakukan perilaku seksual pranikah. Hasil uji multivariat pada responden yang pernah konsumsi alkohol mempunyai kecenderungan untuk berperilaku seksual 12,8 kali lebih tinggi, sedangkan responden yang pernah merokok mempunyai kecenderungan untuk berperilaku seksual 1,7 kali lebih tinggi setelah di kontrol faktor perilaku merokok, usia, tingkat pendidikan, dan tempat tinggal. Saran yang peneliti berikan adalah agar instansi terkait dapat mengembangkan program kesehatan reproduksi pada remaja khususnya terkait dampak negative alkohol dan rokok, dan bagi pemerintah juga dapat mengatur regulasi penjualan rokok dan alkohol agar tidak dengan mudah dapat diperoleh oleh remaja.

Premarital sexual behavior in adolescents is a problem that needs attention, especially related to the factors that support the occurrence of premarital sexual behavior in adolescents and see an increase in the percentage in the 2017 IDHS data compared to the 2012 IDHS. This research uses descriptive analytic quantitative using a cross research design sectional by using secondary data, namely the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) data which can be obtained from accessing the Demographic and Health Surveys (DHS) website by applying for permission to collect data according to applicable procedures. Data were processed using the SPSS program with the odds ratio test and multiple logistic regression tests. As much as 5.0% of the respondents had premarital sexual behavior. Multivariate test results on respondents who have consumed alcohol have a tendency to behave sexually 12.8 times higher, while respondents who have ever smoked have a tendency to behave sexually 1.7 times higher after controlling for smoking behavior factors, age, level of education, and residence. The suggestion that the researchers give is that relevant agencies can develop reproductive health programs for adolescents, especially related to the negative effects of alcohol and cigarettes, and for the government to also regulate regulations on the sale of cigarettes and alcohol so that they are not easily obtained by adolescents.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>