Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Sakti Aria Yudisthira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Modal Psikologis dan Kesiapan untuk Berubah serta efektivitas Self Improvement Training (pelatihan Modal Psikologi) dalam meningkatkan Modal Psikologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan action research dengan dua desain penelitian yaitu cross-sectional dengan 531 sampel dan before-and-after study dengan 6 sampel. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Modal Psikologis (Luthans, Avey, Smith & Li, 2008) dengan α = .838 dan kuesioner Kesiapan untuk Berubah (Hanpachern, 1997) dengan α = .702.
Hasil analisis regresi berganda adalah R2 = .273 (p < .05) yang berarti Modal Psikologis menjelaskan 27.3% variance yang memprediksi Kesiapan untuk Berubah. Pelatihan Modal Psikologis diberikan kepada 6 karyawan. Hasil analisis Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor Modal Psikologis yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p < .05). Hal ini berarti, pelatihan Modal Psikologis efektif untuk meningkatkan Modal Psikologis.

This study aims to determine the relationship between Psychological Capital and Employee Readiness for Change, and effectiveness of Self Improvement Training (Psychological Capital training) to increase Psychological Capital. The study used action research approach with two research designs which are cross-sectional (531 samples) and before-and-after study (6 samples). Measuring instrument used is PCQ-12 (Luthans, Avey, Smith & Li, 2008) that has α = .838 and Readiness for Change (Hanpachern, 1997) that has α = .702.
Result of multiple regression analysis showed R2 = .273 (p < .05) which means the Psychological Capital explained 27.3% variances of Readiness for Change. Psychological Capital training was given to six employees. The paired Wilcoxon Signed Ranks Test's results showed that there was a significant difference in Psychological Capital's score between before and after intervention (p < .05). It means that Psychological Capital training is an effective intervention to increase Psychological Capital.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Raditya
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara harapan dengan kesiapan untuk berubah dan efektivitas intervensi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan harapan karyawan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur hubungan harapan dengan kesiapan karyawan untuk berubah adalah alat ukur Harapan (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dan Kesiapan untuk Berubah (Hanpachern diadaptasi oleh Parahyanti, 2010). Responden penelitian ini berjumlah 531 karyawan dari seluruh divisi di PT X dengan level jabatan manajer ke bawah.
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa harapan memiliki hubungan yang signifikan dengan kesiapan karyawan untuk berubah (r = 0.311, p < .05). Peneliti melakukan intervensi untuk meningkatkan harapan kepada 5 karyawan PT X melalui pelatihan pengembangan diri. Berdasarkan hasil uji perbedaan mean sebelum dan setelah pelatihan menggunakan teknik paired t-test menunjukkan adanya peningkatan skor harapan namun tidak signifikan, yaitu dengan taraf signifikansi sebesar 0.081 (p > .05). Sedangkan, terdapat peningkatan skor yang signifikan antara sebelum dan setelah pelatihan pada kesiapan karyawan untuk berubah yaitu sebesar 0.03 (p < .05).

This research aims to find out the relationship between hope and employee readiness for change and intervention effectiveness for developing employee's hope. The relationship between hope and employee readiness for change was measured by Hope Scale (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) and Readiness for Change (Hanpachern adapted by Parahyanti, 2010). Participants of this research were 531 employees from all division at X Company with job level manager and under.
The result of Pearson Correlation showed that there is significant correlation between hope and employee readiness for change (r = 0.311, p < .05). Researcher conducted an intervention for developing hope to 5 employess X Company through self improvement training. Based on the result of mean comparison before and after training by paired t-test technique showed that there is increased hope score but not significant, with significance level 0.081 (p > .05). But, there is significant score increased between before and after training in employee readiness for change by 0.03 (p < .05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Novelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan karyawan pada atasan langsung dan kesiapan karyawan untuk berubah di PT X. Alat ukur organizational trust inventory (OTI) (Cummings & Bromiley, 1995) dengan α = .909 dan kesiapan karyawan untuk berubah (Hanpachern, 1997) dengan α = .702. Hasil uji korelasi Pearson dan regresi terhadap 520 karyawan PT X menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan terhadap atasan langsung dan kesiapan karyawan untuk berubah. Berdasarkan hasil regresi linear diketahui bahwa kesiapan karyawan untuk berubah dijelaskan oleh 6% varians kepercayaan terhadap atasan langsung (r=.247, R2=.061, p<.01). Peneliti memberikan intervensi Self-Improvement Training kepada 4 pasang atasanbawahan. Berdasarkan perhitungan paired t-test diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan mean skor OTI antara sebelum dan setelah diberikan intervensi (p>.05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengembangan diri yang diberikan belum efektif dalam meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap atasan.

This research aims to investigate the relationship between Trust to Supervisor and Employee Readiness for Change in PT X. The reliability of Organizational Trust Inventory (Cummings & Bromiley, 1995) is .909 and the reliability of readiness for change (Hanpachern, 1997) is .702. The result of Pearson Correlation from 520 employees in PT X shows there is significant correlation between trust to supervisor and readiness for change. The result of linear regression shows there is 6% varians employee readiness for change is explained by trust to supervisor (r = .247, R2 = .061 p<.01). Researcher gives self-improvement training intervention to 4 pairs superior-subordinate. Based on paired t-test shows that there is no significant difference OTI score between before and after intervention (p>.05). So, the conclusion is self-improvement training intervention have not been effective to improve trust to superior yet.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Anastasia Bintan Mangawe
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pemberian intervensi coaching
dalam rangka meningkatkan iklim psikologis dan komitmen untuk berubah pada
karyawan di PT. X. Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang terdiri dari dua
studi. Pada studi I, digunakan cross-sectional study design dengan partisipan
sejumlah 48 orang karyawan Departemen Editorial A dan B di PT. X. Sementara,
pada studi II digunakan the before-and-after study design dengan partisipan sejumlah
3 orang karyawan Departemen Editorial A dan B di PT. X. Penelitian ini
menggunakan alat ukur Commitment to Change (Herscovitch & Meyer, 2002) dan
Psychological Climate (Brown & Leigh, 1996). Hasil uji Pearson correlation dan
regresi linear pada studi I menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara iklim psikologis dan komitmen untuk berubah (p = .009; p < .01), dimana
13,7% varians komitmen untuk berubah dapat dijelaskan oleh iklim psikologis
(R2 = .137; p = .009; p < 0.1). Uji korelasi menunjukkan bahwa dimensi
psychological meaningfulness memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen
untuk berubah (r = .439; p = .002; p < .01). Untuk itu, peneliti menjadikan dimensi
psychological meaningfulness sebagai fokus dalam memberikan intervensi coaching
kepada 7 pasang atasan-bawahan. Pada studi II dilakukan perhitungan dengan
Wilcoxon signed-rank test dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan skor iklim
psikologis (p = .045; p > .05) dan komitmen untuk berubah (p = .007; p > .05) yang
signifikan antara sebelum dan setelah diberikan intervensi. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa intervensi coaching yang diberikan efektif untuk meningkatkan
iklim psikologis dan komitmen untuk berubah.

ABSTRACT
This research was conducted to examine the effectiveness of coaching intervention in
order to improve psychological climate and commitment to change on employee in
PT. X. This research is a correlational research consisting of two studies. On study I,
cross-sectional study design was used for 48 employees of A and B Editorial
Department?s in PT. X as the research participants. Meanwhile, the second study used
the before-and-after study design for 3 employees of A and B Editorial Department?s
in PT. X as the research participants. This research used Commitment to Change
inventory (Herscovitch & Meyer, 2002) and Psychological Climate inventory (Brown
& Leigh, 1996). The result of Pearson correlation and linear regression test on study I
showed that there is a significant relationship between psychological climate and
commitment to change (p=.009; p<.01), where 13.7% of the variance of commitment
to change can be explained by psychological climate (R2 = .137, p = .009; p < 0.1).
Correlation test showed that the dimension of psychological meaningfulness has a
significant relationship with a commitment to change (r = .439, p = .002; p <.01).
Therefore, researcher made psychological meaningfulness as a focus in providing
coaching intervention to 7 pairs of superior-subordinate. Based on the calculation of
Wilcoxon signed-rank test on study II, it is known that there are significant
differences between before and after the intervention in psychological climate score
(p = .045; p > .05) and commitment to change score (p = .007; p > .05). Thus, it can
be concluded that the coaching intervention is effective to improve psychological
climate and commitment to change"
2016
T46794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Yuniarti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psychological capital terhadap kesiapan
individu untuk berubah. Desain penelitian action research dengan responden sebanyak 72
karyawan. Alat ukur adalah adaptasi The Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) dan
Psychological Capital Questionnare (Luthans dkk, 2007). Hasil perhitungan uji regresi linear
menunjukkan nilai R2=0,349 (p<0.05) yang berarti psychological capital mempengaruhi
kesiapan karyawan untuk berubah sebesar 34,9%. Intervensi berupa pelatihan efikasi diri dan
resiliensi dirancang untuk meningkatkan psychological capital dan kesiapan individu untuk
berubah.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukkan signifikansi perbedaan sebelum dan
sesudah intervensi pada psychological capital dan kesiapan untuk berubah dengan uji wilcoxon;
diperoleh nilai Z untuk psychological capital sebesar -1,83 (p>0,05) dan untuk kesiapan untuk
berubah sebesar -1,46 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat peningkatan skor secara signifikan
pada psychological capital dan kesiapan untuk berubah setelah diberikan intervensi berupa
pelatihan efikasi diri dan resiliensi. Dengan demikian, pelatihan efikasi diri dan resiliensi belum
mampu meningkatkan psychological capital dan kesiapan individu untuk berubah pada peserta
pelatihan.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of psychological capital to the individual readiness for
change. The design of this study is action research study by number of study participants as
many as 72 employees. Measuring instruments used is a measure of adaptation The Readiness
for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Psychological Capital Questionnare (Luthans et al,
2007). The result of calculations using linear regression showed R2=0,349 (p<0.05), which
means psychological capital affects individual readiness for change at 34,9%. Therefore, the
intervention made in the study was design to increase psychological capital training and
individual readiness for change. The intervention is self-efficacy and resiliency training.
Intervention effects was measured by comparing the pre-test and post-test measurements.
The
result of test of significance differences in the calculation of pre-test and post-test psychological
capital and individual readiness for change using a wilcoxon signed ranks test. The Z value
obtained for psychological capital is -1,83 (p>0,05) and the value of individual readiness for
change is -1,46 (p>0,05). This means there is no significantly scores increased in psychological
capital and individual readiness for change after the intervention. The result of this analysis
indicate that a given intervention can not improve psychological capital and individual readiness
for change."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nugraha Saefudin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan di PT X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psychological Capital Questionnaire (PCQ) yang terdiri dari 12 item (I± = 0,84)  dan Employee Engagement yang terdiri dari 15 item (I± = 0,91). Alat ukur Psychological Capital Questionnaire (PCQ) dikembangkan oleh Luthans (2008) yang diadaptasi Mangundjaya (2015), sedangkan alat ukur Employee Engagement dikembangkan oleh Hewitt (2010) dan diadaptasi Mangundjaya (2013). Pengukuran dilakukan pada 107 responden yang ditunjuk sebagai sampel penelitian dengan karakteristik merupakan karyawan tetap, telah bekerja minimal 1 tahun, memiliki latar belakang pendidikan minimal D3 dan memiliki hasil penilaian kinerja minimal cukup baik. Peneliti menggunakan Pearson Correlation untuk menguji hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan (r=0,54, p<0,01). Peneliti selanjutnya merancang program intervensi berupa pelatihan "Be A HERO in The Workplace" yang diharapkan dapat meningkatkan keterikatan karyawan pada pekerjaannya. Kegiatan intervensi diikuti 15 orang partisipan yang merupakan perwakilan dari responden pada pengambilan data awal penelitian. Evaluasi yang dilakukan pada intervensi pelatihan ini adalah evaluasi reaksi (level 1) dan evaluasi pembelajaran (level 2). Hasil evaluasi reaksi menunjukkan partisipan secara umum merasa puas dengan materi, fasilitas dan fasilitator pelatihan. Selanjutnya peneliti menggunakan uji perbedaan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk mengukur apakah ada perbedaan pengetahuan mengenai modal psikologis pada saat sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Hasil dari evaluasi pembelajaran yaitu terdapat peningkatan pengetahuan tentang modal psikologis yang signifikan setelah partisipan mengikuti kegiatan pelatihan (Z=-3,09, p<0,01).

This study aims to determine the relationship between psychological capital and employee engagement at PT X. Instrument used are Psychological Capital Questionnaire (I± = 0.84) and Employee Engagement (I± = 0.91). Psychological Capital Questionnaire (PCQ) was developed by Luthans (2008) and adapted by Mangundjaya (2015), while the Employee Engagement measure was developed by Hewitt (2010) and adapted by Mangundjaya (2013). The questionnaire was given to 107 respondents with characteristics: permanent employees, have worked at least 1 year with minimum education background of diploma (D3), and also had performance appraisal result. The relationship between psychological capital and employee engagement was measured using Pearson Correlation.
Results showed that psychological capital has a positive and significant relationship with employee engagement (r = 0.54, p <0.01). Furthermore, Intervention program, named Be A HERO in The Workplace, was designed to increase employee engagement. The intervention was followed by 15 participants, who were representatives of respondents during initial data collection. Evaluations carried out on this training intervention are reaction evaluation (level 1) and learning evaluation (level 2. The results of the reaction evaluation showed that participants were generally satisfied with the training materials, facilities and facilitators. The Wilcoxon Signed Ranks Test result showed that there's significant differences knowledges in psychological capital at the time before and after training (Z=-3,09, p<0.01). To conclude, the psychological capital training can be considered as an effective program intervention to improve employee's knowledge of psychological capital, which has an impact on employee engagement."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T52069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim psikologis dengan kesiapan karyawan untuk berubah di dalam organisasi perbankan yang sedang mengalami perubahan. Dalam penelitian ini kesiapan karyawan untuk berubah diukur menggunakan alat ukur readiness for change scale (Hanpachern, 1997), dengan cronbach’s alpha: .715. Sedangkan iklim psikologis diukur menggunakan alat ukur psychological climate scale (Brown & Leigh, 1996), dengan cronbach’s alpha: .885. Subjek penelitian berjumlah 139 karyawan dari organisasi perbankan nasional. Hasil penelitian menunjukan iklim psikologis berhubungan secara positif dan signifikan dengan kesiapan karyawan untuk berubah (r = .451; p = .000, signifikan pada L.o.S .01). Dengan demikian, semakin tinggi iklim psikologis, maka semakin tinggi kesiapan karyawan untuk berubah. Hasil penelitian juga menunjukan kejelasan peran (role clarity) dan
kontribusi yang berarti (perceived meaningfulness of contribution) merupakan dimensi dari iklim psikologis yang paling berkontribusi secara signifikan bagi kesiapan karyawan untuk berubah., This research was conducted to find the relationship between psychological climate with employee readiness for change. Employee readiness for change was measured using Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997), with cronbach’s alpha: .715 and psychological climate was measured using Pychological Climate Scale (Brown & Leigh, 1996), with cronbach’s alpha: .885. The respondents of this research are 139 employee from Company X who are facing changes. The
main results of this research showed that there are positively and significantly correlation between psychological climate and employee readiness for change (r = .451; p = .000, significant at L.o.S .01). The implication of this study is, the higher psychological climate leads to the higher employee readiness for change.
The results of this study also showed that role clarity and perceived
meaningfulness of contribution are dimension of psychological climate that contribute the most for employee readiness for change.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Sita Wibowo
"Tesis ini terfokus pada usaha untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis terhadap kesiapan individu untuk perubahan organisasi. Pemberdayaan psikologis terkait dengan faktor individual dalam menghadapi perubahan organisasi, yaitu penggunaan sistem digitalisasi pada proses kerja sumber daya manusia. Karyawan pada level manajerial mempunyai tanggung jawab dalam implementasi perubahan terkait dengan implementasi dari sistem digitalisasi yang akan digunakan. Berdasarkan penggalian awal, masalah yang muncul merupakan kurangnya motivasi dalam diri karyawan pada level manajerial karena perubahan dianggap sebagai penambahan pekerjaan. Peneliti mengukur korelasi konstruk motivasional pemberdayaan psikologis dan kesiapan untuk berubah. Alat ukur pemberdayaan psikologis yang digunakan mengacu pada Spreitzer (2008) dan alat ukur kesiapan untuk berubah mengacu pada Holt, dkk (2007).
Hasil perhitungan menggunakan Pearson Correlation dari 36 responden menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis berkorelasi positif secara signifikan dengan dimensi change-self efficacy pada kesiapan untuk berubah. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menetapkan program intervensi berupa workshop "Appreciative Inquiry" kepada karyawan di level manajerial. Selanjutnya, peneliti melakukan evaluasi level kedua program workshop dan hasilnya yaitu terdapat peningkatan skor pengetahuan setelah diberikan workshop "Appreciative Inquiry" pada karyawan level manajerial.

This thesis was focused on the efforts to improve psychological empowerment on readiness to change. Psychoogical empowerment is related to individual factor in facing organizational change, which is digitalization system used for human resources" process of work. Manajerial level has responsible as organizational change implementation in which digitalization will use. Based on the initial diagnosis, existing problems can be attributed to low motivation of managerial level, in which organizational change as considered to extra work. Researcher measured the correlation between psychological empowerment as motivational contruct and readiness to change. Psychological empowerment scale for this research was developed by Spreitzer (1995) and readiness to change scale was developed by Holt et. al (2007).
Result calculated using Pearson Correlation of 36 respondents showed that psychological empowerment, significantly positively correlated change self-efficacy dimension of readiness to change. Based on this result, researcher determined that intervention program was to provide an "appreciative inquiry" workshop to managerial level employees. Furthermore, researchers conducted a second level evaluation workshop program and the result that there was an increase in knowledge after the "appreciative inquiry" workshop was given to managerial level employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Jovita
"Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi 1 merupakan studi korelasional kuantitatif, sedangkan studi 2 merupakan studi intervensi. Penelitian pada studi 1 bertujuan untuk mengetahui hubungan antara modal psikologis dengan kepuasan kerja serta komitmen organisasi afektif. Partisipan studi 1 berjumlah 154 orang Divisi A PT XYZ. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur kepuasan kerja (Warr, Cook, & Wall, 1979; a = 0,71), komitmen organisasi afektif (Meyer & Allen, 2002; a = 0,87), dan PCQ-12 untuk modal psikologis (Luthans dkk, 2007; a = 0,80). Hasil analisis korelasi dengan perhitungan Pearson Correlation menunjukkan modal psikologis berhubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja (r = 0,25, p < 0,01). Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa modal psikologis berkorelasi positif dan signifikan dengan komitmen organisasi afektif (r = 0,39, p < 0,01). Studi 2 bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi afektif partisipan melalui pelatihan "Be Your OwnHERO! ” dengan partisipan sebanyak 15 orang. Hasil dari uji Wilcoxon SignedRank menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan karyawan mengenai modal psikologis sebelum dan sesudah pelatihan “Be Your Own HERO! Berdasarkan peningkatan pengetahuan mengenai modal psikologis, diharapkan partisipan dapat menerapkannya untuk meningkatkan modal psikologis. Selanjutnya, peningkatan pada modal psikologis diharapkan terjadi pula pada kepuasan kerja dan komitmen organisasi afektif.
This research consists of two studies. Study 1 is a quantitative correlational study and study 2 is an intervention study. The purpose of study 1 is to determine the relationship between job satisfaction, affective organizational commitment, and psychological Capital. The participants of study 1 is 154 employees of Division A PT XYZ. Variables are measured by job satisfaction scale (Warr, Cook, & Wall, 1979; a = 0.71), affective organizational commitment (Allen & Meyer, 2002; a = 0.87), and PCQ-12 for psychological Capital measurement (Luthans et al, 2007; a — 0.80). The results of Pearson Correlation analysis showed that psychological Capital was positively and significantly related to job satisfaction (r = 0.25, p<0.01). In addition, psychological Capital also related to affective organizational commitment (r = 0.39, p<0.01). Study 2. aims to increase job satisfaction and affective organizational commitment through “Be Your Own HERO!” training, with 15 participants. The results of Wilcoxon Signed Rank show a significant difference on participant’s score of psychological Capital knowledge before and after training. Based on the enhancement of psychological Capital knowledge, we hope that participant can apply itto their job in purpose to increase their psychological Capital. Further more, the increasing on psychological Capital would happen on job satisfaction and affective organizational commitment as well."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Banyak perubahan organisasi tidak berhasil dilakukan karena pegawai yang berada di dalam
organisasi tidak siap untuk berubah (Bouckenooghe & Devos, 2007), sehingga untuk
menghadapi perubahan, pegawai membutuhkan personal resources yang dapat membantu
mereka untuk menghadapi perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara
kesiapan untuk berubah dan psychological capital pada tenaga penjualan. Sampel penelitian
ini adalah tenaga penjualan dari industri otomotif. 100 partisipan diminta untuk mengisi
kuesioner penelitian yaitu READ F (Hanpachern, 1997) yang terdiri dari 14 item dan
kuesioner PCQ (Luthans, Youssef & Avolio, 2007) yang terdiri dari 24 item Penelitian ini
membuktikan adanya korelasi positif yang signifikan antara kesiapan untuk berubah dengan
psychological capital pada tenaga penjualan (r=.722, p<.05)., Many organizational changes result in outright failure because the employees in the
organization are not ready for change (Bouckenooghe & Devos, 2007), so in order to face
organizational change, employees are going to need personal resources that are going to help
them get through these changes. This research aimed to find the relationship between
readiness for change and psychological capital among sales personnel. The samples of this
research are sales personnel who work in an automotive industry. 100 participants were asked
to fill the questionnaire, READ F (Hanpachern, 1997) which consists of 14 items and PCQ
(Luthans, Youssef & Avolio, 2007) which consists of 24. The findings of this research
proved that there is a positive correlation between readiness for change and psychological
capital (r=.722, p<.05).]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>