Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Kurniawati
"Ikatan antara ibu dan bayi memengaruhi kesejahteraan bayi dan ibu. Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kondisi psikososial dan kepuasan terhadap pelayanan persalinan dengan ikatan ibu dan bayi. Teknik consecutive sampling dilakukan untuk memilih 246 ibu postpartum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kondisi psikososial ibu tidak berisiko (76.4%), puas terhadap pelayanan persalinan (62.6%) dan ikatan ibu dan bayi baik (73.2%). Terdapat hubungan antara kondisi psikososial dengan ikatan ibu bayi (p=0.000; OR=54.765; 95% CI=22.987-130.475), antara kepuasan terhadap pelayanan persalinan dengan ikatan ibu dan bayi (p=0.000; OR= 6.7; 95% CI=3.594-12.489). Faktor dominan yang memengaruhi ikatan adalah kondisi psikososial (OR= 45.904; 95%CI=15.351-137.272). Ikatan ibu dan bayi dapat ditingkatkan dengan melibatkan aspek psikososial ibu dalam asuhan dan memfasilitasi ibu untuk mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan persalinan.

The mother and baby bonding attachment affect wellness of both. This study aimed to identify the relationship between postnatal psychosocial and the satisfaction of intrapartum care with the mother-baby bonding attachment. This cross sectional study involved 246 postpartum women selecting by consecutive sampling.
The results showed that majority of the psychosocial conditions was not at risk (76.4%), satisfied with the intrapartum care (62.6%) and the mother-baby bonding attachment was good (73.2). There were relationship between psychosocial conditions with the mother-baby bonding attachment (p=0.000; OR=54.765; 95% CI =22.987-130.475), satisfaction of intrapartum care with the mother-baby bonding attachment (p=0.000; OR= 6.7; 95% CI=3.594-12.489) and the dominant factor was psychosocial condition (OR= 45.904; 95% CI=15.351-137.272). This bonding attachment can be enhanced by involving of psychosocial aspects in care and facilitate the mothers to achieve intrapartum satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anindita
"Kualitas ikatan dan adaptasi psikososial postpartum memiliki peranan penting dalam hubungan antara ibu dengan bayi. Perencanaan kehamilan memengaruhi ibu beradaptasi setelah kelahiran dan kualitas ikatan antara ibu dan bayi. Di Indonesia, banyak wanita usia subur tidak merencanakan kehamilannya. Hal ini terbukti dari wanita di Indonesia yang tidak konsisten menjalankan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran adaptasi psikososial postpartum dan kualitas ikatan antara ibu dan bayi berdasarkan perencanaan kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel penelitian ada ibu nifas berusia 3-6 minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas adaptasi negatif terjadi pada ibu tanpa perencanaan kehamilan. Namun, baik ibu dengan perencanaan kehamilan dan tanpa perencanaan kehamilan pada penelitian ini memiliki kualitas ikatan yang baik dengan bayinya.

The quality of bonding and postpartum psychosocial adaptation have an important role in the relationship between mother and baby. Planning for pregnancy affects the mothers adaptation after birth and the quality of the bond between mother and baby. In Indonesia, many women in reproductive age do not plan their pregnancies. In fact, some women in Indonesia inconsistent in running family planning programs. This study aims to describe the postpartum psychosocial adaptation and the quality of the bond between mother and baby based on pregnancy planning. This research is a descriptive research. The study sample included postpartum mothers aged 3-6 weeks. The results showed that most negative adaptations occur in mothers without planning for pregnancy. However, both mothers with planning for pregnancy and without planning for pregnancy in this study had good bond quality with their babies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monna Maharani Hidayat
"Kondisi kesehatan mental maternal kurang menjadi perhatian pada pelayanan kesehatan. Kepedulian terhadap aspek psikologis maupun sosial masih jarang diperhatikan bila dibandingkan dengan aspek fisik. Hasil temuan pada studi ini diketahui lebih dari seperempat ibu hamil memiliki kondisi psikososial ibu postpartum yang berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara prenatal distress dengan kondisi psikososial ibu postpartum.
Desain penelitian yang digunakan yaitu desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 162 ibu hamil di kabupaten Cianjur yang dipilih dengan teknik two stage cluster sampling. Analisis menggunakan chi square, t-test, dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara prenatal distress dengan kondisi psikososial ibu postpartum p=0,001. Ketidaknyamanan fisik saat hamil merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kondisi psikososial ibu postpartum OR=4.65; 95 CI, 2.0; 10.8. Ibu yang tidak nyaman saat hamil berpeluang sebesar 4.65 kali mengalami psikososial ibu postpartum yang berisiko dibandingkan dengan ibu yang nyaman saat hamil setelah dikontrol oleh prenatal distress dan perencanaan kehamilan.
Petugas kesehatan direkomendasikan untuk melakukan skrining prenatal distress dan kondisi psikososial postpartum pada ibu sejak awal kehamilan. Tindakan keperawatan juga diperlukan jika diketahui ada risiko gangguan prenatal distress sehingga tidak menambah masalah pada kondisi psikososial ibu postpartum.

Mental health condition of maternal less attention to health service. Concern for both psychological and social aspects is rarely noticed when compared to the physical aspect. The findings of this study found that more than a quarter of pregnant women had a risky postpartum psychosocial condition. The aim of this study was to identify the relationship between prenatal distress with postpartum psychosocial condition.
The research design was analytic descriptive with cross sectional approach. The sampels were 162 pregnant women in Cianjur District, selected by two stage cluster sampling technique. The analysis used chi square, t test, and logistic regression.
The results showed a significant correlation between prenatal distress with postpartum psychosocial condition p 0,001 . Pregnancy physical discomfort is the most influential factor on the occurrence of postpartum psychosocial conditions risk OR 4.65 95 CI, 2.0 10.8 . Pregnancy discomfort are 4.65 times more likely to have psychosocial postpartum women rsquo s at risk than comfortable pregnant women after being controlled by prenatal distress and pregnancy planning.
Health care workers are recommended to perform prenatal distress screening and postpartum psychosocial conditions in the mother since early pregnancy. Nursing intervention is also necessary if there is known to be a risk of prenatal distress disorder so as not to increase the problem on the psychosocial condition of the postpartum period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Indriyati
"ABSTRAK
Periode postpartum menuntut ibu beradaptasi terhadap perubahan fisik secara dramatis, sehingga dapat memengaruhi psikologis ibu, salah satunya terjadi kecemasan. Kecemasan postpartum yang berkelanjutan berdampak negatif bagi ibu dan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan postpartum. Desain penelitian berupa eksperimen dengan pendekatan RCT Randomized Controlled Trial pada 60 ibu postpartum di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Kabupaten Grobogan pada bulan Juni 2018. Instrument yang digunakan Postpartum Specific Anxiety Scale PSAS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi deep breathing dan dzikir efektif menurunkan kecemasan ibu postpartum, ditunjukkan dengan hasil uji statistik MD 95 CI = -12,167 dan p=0,003. Berdasarkan hasil uji statistik pada alpha 0,05 terdapat perbedaan kecemasan ibu postpartum yang siginifikan pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan deep breathing dan dzikir p=0,002 , dan menunjukkan bahwa deep breathing dan dzikir menurunkan kecemasan ibu postpartum sebesar 10,333. Perawat maternitas di klinis maupun komunitas direkomendasikan untuk menerapkan terapi komplementer seperti terapi deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan ibu postpartum.

ABSTRACT
Periode postpartum menuntut ibu beradaptasi terhadap perubahan fisik secara dramatis, sehingga dapat memengaruhi psikologis ibu, salah satunya terjadi kecemasan. Kecemasan postpartum yang berkelanjutan berdampak negatif bagi ibu dan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan postpartum. Desain penelitian berupa eksperimen dengan pendekatan RCT Randomized Controlled Trial pada 60 ibu postpartum di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Kabupaten Grobogan pada bulan Juni 2018. Instrument yang digunakan Postpartum Specific Anxiety Scale PSAS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi deep breathing dan dzikir efektif menurunkan kecemasan ibu postpartum, ditunjukkan dengan hasil uji statistik MD 95 CI 12,167 dan p 0,003. Berdasarkan hasil uji statistik pada alpha 0,05 terdapat perbedaan kecemasan ibu postpartum yang siginifikan pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan deep breathing dan dzikir p 0,002 , dan menunjukkan bahwa deep breathing dan dzikir menurunkan kecemasan ibu postpartum sebesar 10,333. Perawat maternitas di klinis maupun komunitas direkomendasikan untuk menerapkan terapi komplementer seperti terapi deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan ibu postpartum."
2018
T50841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Putri
"Menyusui merupakan hak seluruh ibu dan bayi, termasuk bagi ibu postpartum dan bayinya. Menyusui sangat dianjurkan pada ibu postpartum karena memiliki banyak manfaat yaitu untuk boanding serta mencegah komplikasi pasca melahirkan. Ibu postpartum post SC kelahiran pertama usia 24 tahun pada studi ini menjalani perawatan Covid-19 dengan perawatan bayi yang terpisah sehingga pasien tidak dapat menyusui secara langsung, pasien mendapatkan medikasi anti virus remdesivir. Pemisahan antara ibu dan bayi mengakibatkan masalah dimana terhambatnya boanding yang mana berdampak pada pengeluaran ASI, pada pasien juga ditemukan adanya nyeri payudara serta kesulitan mengeluarkan ASI. Terhambatnya boanding turut berkontribusi dalam penurunan hormone oksitosin yang merupakan hormone pelepasan ASI. Perawatan pada pasien postpartum dengan covid dan rawat pisah antaera ibu dan bayi dalam mengatasi permasalahan keperawatan hambatan menyusui dilakukan dengan melakukan virtual boanding selama perawatan di rumah sakit dengan memvasilitasi videocall antara ibu yang dirawat di rumah sakit serta bayi yang berada dirumah, serta intervensi konseling laktasi dengan menerapkan masase payudara meningkatkan oksitosin dalam memperlancar pengeruaran ASI. Hasil penulisan ini mengambarkan hasil pengelolaan ibu postpartum dengan covid-19 rawat terpisah, dengan pelaksaan virtual boanding dan masase payudara dalam mengatasi hambatan pengeluaran ASI.

Breastfeeding is the right of all mothers and babies, including postpartum mothers and their babies. Breastfeeding is highly recommended for postpartum mothers because it has many benefits, such as boanding and preventing postpartum complications. The paient in this stuty is post-SC postpartum mother at the age of 24 years, with her first born underwent Covid-19 treatment with separate baby care so that the patient could not breastfeed directly, the patient received the anti-viral medication remdesivir. The separation between mother and baby caused problems where delayed boanding which has an impact on the release of breast milk, the patient is also have breast pain and difficulty expressing milk. The inhibition of boanding also contributes to the decrease in the hormone oxytocin which needed to releases breast milk. Nursing care for post partum patients with Covid 19 and separated care between mother and baby in overcoming nursing problems with interuppeted breastfeeding is carried by facilitating virtual boarding during hospital care by facilitating videocalls between mothers who are hospitalized and babies who are at home, as well as lactation counseling interventions. by applying breast massage to increase oxytocin in facilitating the released of breast milk. The results of this study shows the results of the management of post-partum mothers with COVID-19 in separate care, by implementing virtual boanding and breast massage to overcome nuring diagnosis interrupted breast feeding"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Maharani Kartika
"

Kehamilan remaja merupakan masalah yang global dan berisiko, baik secara fisik maupun psikososial. Jika ibu hamil mengalami masalah psikososial, memperbesar risiko terjadinya postpartum depression, serta berkaitan dengan ekspektasi menjadi ibu baru. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kondisi psikososial  dengan ekspektasi menjadi ibu baru pada ibu hamil remaja. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional dengan teknik consequtive sampling. Sampel berjumlah 107 ibu hamil remaja yang berada di Kota Bogor. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini yaitu Antenatal Psychosocial Health Assessment (ALPHA-Form) untuk mengukur kondisi psikososial dan Prenatal Maternal Expectation Scale (PMES) untuk mengukur ekspektasi menjadi ibu baru. Hasil uji univariat penelitian ini menunjukkan responden berada pada rentang usia 18-19 tahun, berada pada trimester tiga kehamilan (62,6%), berasal dari Suku Jawa (44,9%), tingkat pendidikan mayoritas SMP (75,7%), bekerja (54,2%), tingkat pendapatan keluarga sama dengan atau diatas UMR Kota Bogor (67,2%), menikah (98,1%), dan memiliki kehamilan yang diinginkan (96,3%). Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi psikososial dengan ekspektasi menjadi ibu baru dengan nilai p 0,027 dan korelasi positif. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya pengkajian kondisi psikososial pada ibu hamil remaja untuk membentuk ekspektasi yang realistis setelah kelahirannya nanti.

 


Teenage pregnancy is a global and risky problem, both physically and psychosocially. If a pregnant women experienced psychosocial problems, it will increase the risk of postpartum depression, and associated with expectations of becoming a new mother. This study aims to look at the relationship between psychosocial conditions and expectations of becoming new mothers in adolescent pregnant women. The study was conducted using a cross sectional design with consequtive sampling technique. The sample is 107 pregnant women who are teenagers in the city of Bogor. The measuring instrument used in this study is the Antenatal Psychosocial Health Assessment (ALPHA-Form) to measure psychosocial conditions and the Prenatal Maternal Expectation Scale (PMES) to measure expectations of being a new mother. The results of this univariate test showed that respondents were in the age range of 18-19 years, were in the third trimester of pregnancy (62.6%), came from Javanese (44.9%), the education level was mostly junior high (75.7%), work (54.2%), the level of family income is the same as or above the UMR of Bogor City (67.2%), married (98.1%), and has a desired pregnancy (96.3%). This study revealed that there was a relationship between psychosocial conditions and expectations of being a new mother with a p value of 0.027 and a positive correlation. The results of this study recommend the importance of assessing psychosocial conditions in pregnant women in adolescence to form realistic expectations after their birth.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shopiati Merdika Nugraha
"Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbandingan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 106 ibu pasca melahirkan di Tasikmalaya yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale.
Hasil penelitian diperoleh presentase ibu remaja lebih banyak mengeluhkan depresi pasca melahirkan, dan hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa. Namun ada perbedaan keluhan postpartum blues antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya (p=0,032; α= 0,05). Penelitian ini direkomendasikan untuk meningkatkan usaha preventif dan promotif dalam meningkatkan kesehatan ibu pasca melahirkan agar meminimalkan risiko depresi pasca melahirkan.

Age is one of factors that affect the occurrence of postpartum depression complaints. The purpose of this study was to identify the difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya. The method of research in this study was descriptive correlative with cross sectional approach, involving 106 postpartum mothers, collected by stratified random sampling technique. This study used the instrument of Edinburgh Postnatal depression Scale.
The results showed that the adolescent mothers had more postpartum depression complaints, and the data analysis showed there were no difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers. But this study showed there was a difference of postpartum blues complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya (p=0,032; α=0,05). This study recommended to improve the preventive and promotive actions to increase the postpartum maternal health in order to minimize the risk of postpartum depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Hidayati
"Kemampuan ibu dalam melaksanakan perannya didukung oleh berbagai faktor diantaranya kedekatan ibu dan bayinya. Pemisahan antara ibu dan bayi segera setelah lahir dapat mempengaruhi hubungan ibu dan bayi selanjutnya.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain quasi eksperimen yang bertujuan untuk menguji pengaruh perilaku yang memfasilitasi bonding attachment terhadap kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya pada masa awal postpartum di Rumab Sakit Amelia Pare Kediri. Populasi penelitian lni adalah 108 orang selama bulan April- Mei 2006. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 responden yang memenuhl kriteria inklusi dengan teknik quota sampling. Untuk menguji homogenitas antara kelompok control dengan kelompok intervensi digunakan uji Chi Square, dengan hasil karakteristik kedua responden homogen.
Hasil panelitian menunjukkan babwa pengaruh perlakuan yang memfasilitasi bonding attachment terhadap kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya pada masa awal pastpartum didapatkan p = 0,000 yang berarti mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal ini juga dapat dilihat dari perhedaan yang cukup besar antara nilai mean pada kelompok kontrol dan intervensi, yaitu masing-masing 34,40 dan 62,00.
Mengingat karakteristik pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sudah homogen, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan perawat yang memfasilitasi terjadinya bonding attachment berpengaruh terhadap kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya pada masa awal postpartum. Untuk itu perlu adanya kebijakan dari rumah sakit untuk menerapkan standar pelayanan yang berlandaskan family centered care yang memfasilitasi interaksi ibu-bayi serta merupakannya metode rawat gabung secara totalis, yang memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk menimba ilmu dari perilaku perawat baik dalam perawatan ibu maupun bayinya.

Mother's capability implement mother's role supported by various factor among other's maternal - infant propinquity. Separated mother with her babyafter birth immediately, can influence relationship mother- baby furthermore.
This research is a Quasi Experiment Design which quota to examine the influence treatment which facilitated bonding attachment toward adolescent mother in taking care of her baby at beginning of postpartum in Amelia Pare Kediri Hospital. Population in this research are 108 people from April until May 2006. Amount of samples in this research are 90 respondents who have an inclusion criteria by quota sampling. To examine homogeneity between control group and intetvention group are used Chi Square test with result both of respondent characteristics are homogeneous.
Result of this research indicate that the influence treatment which facilitated bonding attachment toward adolescent mother in taking care of her baby at beginning of postpartum are p = 0,000. It means that they have different significantly. This case can be showed from difference mean value in control group and intervention group, each group are 34.40 and 62,00. Considering characteristic of control group and intervention group have homogeneous, so it can be concluded that nurse act which facilitated bonding attachment influenced toward mother's self confidence in taking care of her baby at beginning postpartum. Because of that, it need a policy in hospital to apply the service standard which have base to family centered care which facilitated of maternal- infant interaction and applying a combination care method totally, giving an opportunity for mother and family to study knowledge of nurse act for mother and her baby's care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Ari Madiyanti
"ABSTRAK
Kejadian postpartum blues pada hari pertama atau ketiga persalinan masih kurang
mendapat perhatian oleh perawat karena dianggap sebagai gangguan mental
ringan dan hilang dalam beberapa hari postpartum, dampaknya adalah kurang
optimalnya hubungan dan kelekatan antara ibu dan bayinya. Tujuan penelitian ini
untuk mengidentifikasi faktor determinan terjadinya postpartum blues pada ibu
postpartum primipara. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional dengan
consecutive sampling dengan jumlah sampel 100 orang. Hasil penelitian
diidentifikasi bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian postpartum blues pada
ibu primipara adalah faktor komplikasi persalinan dan pendapatan. Komplikasi
persalinan, merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya
postpartum blues (p value = 0,000). Di rekomendasikan bahwa perawat harus
lebih memberikan perhatian dengan intervensi pendekatan psikososial pada ibu
postpartum primipara untuk mencegah terjadinya postpartum blues yang dapat
mempengaruhi bonding attachment dengan bayi

ABSTRACT
The incidence of postpartum blues in the first or third day of childbirth has
received less attention from nurses because is considered as a mild and that
disappears within a few days of postpartum, the impact is the inadequate bonding
and attachment between a mother and a baby. The purpose of this research is to
identify the determinant factors of the postpartum blues incident in primiparous
postpartum mothers. The research design is cross-sectional with consecutive
sampling. The samples were 100 people. The results of this study is to identify
that the factors affecting the incidente of postpartum blues in the primiparous
mothers are complications and financial. Factor of labor complications was the
most dominant factor affecting the occurrence of postpartum blues incident (p
value = 0.000). It is recommended that nurses provide more attention and
psychosocial approached interventions to primiparous postpartum mothers in
order to prevent postpartum blues that can affect bonding and attachment with the
baby."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T38632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerryn Florensi Mangiri
"Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap komplikasi dan penyumbang terbesar angka kematian ibu. Kepatuhan kunjungan nifas sangat penting untuk mendeteksi dini komplikasi. Namun, masih banyak ibu yang mengabaikan layanan postnatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah responden 64 ibu di puskesmas wilayah Kota Depok. Penilaian kualitas layanan PNC menggunakan kuesioner kualitas postnatal, sedangkan untuk kepatuhan dari kunjungan nifas dalam rentang 4-9 setelah pulang rawat.
Hasil uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa dari semua karakteristik demografi, hanya tingkat pendidikan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas, sedangkan untuk kualitas layanan didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas. Perlu monitoring dan evaluasi terhadap layanan postnatal untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat mencegah komplikasi pada masa nifas.

Postpartum or puerperium is a very vulnerable period for complications and it is the largest contributor to maternal mortality. Adherence to postpartum visits is essential for early detection of complications. However, many mothers was neglect to postnatal care PNC services. This study aims was to determine the relationship between demographic charactheristic and quality of postnatal care with postpartum compliance level.
Design of this reasearch is correlative analytic with cross sectional approach, with 64 respondents in puskesmas of Depok City area. Assessment of the quality of postnatal services using quality of postnatal questionnaires, while for adherence was assessed whether the mother came to puerperal visits in the 4 9 days range.
The result of bivariate analysis test using Spearman Rank test showed that of all demographic characteristics, only education level was related to postpartum compliance level, while for service quality it was found that there was no correlation between postnatal care quality and postpartum compliance level. Based on this research, monitoring and evaluation for postnatal care is necessary to improve postnatal care quality to prevent complications during childbirth
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>