Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tourmalina Tri Nugrahenny
"ABSTRAK
Hijab makin dikenal di Indonesia justru ketika maknanya terus berubah seiring
konteks penggunaannya. Dampaknya, terjadi peningkatan produksi sekaligus
konsumsi, hingga hijab menjadi tren mode. Dalam konsep Jean Baudrillard, hijab
lantas menjadi hiperriil, dengan representasi makna yang juga terus-menerus
berubah hingga menjadi hiperrealitas. Hijab kemudian ?menggantikan‟ jilbab,
sekaligus memutus hubungan dengan realitas jilbab sebelumnya
Studi ini secara kritis menyingkap mekanisme tanda yang terjadi balik
terbentuknya sebuah hiperrealitas, khususnya pada tren mode hijab. Analisis
semiotika Peirce digunakan agar studi ini mampu menyajikan secara
komprehensif dan mendetil, berlangsungnya proses semiosis dalam simulasi, di
tengah masyarakat konsumeris

ABSTRACT
Hijab is getting more familiar in Indonesia, while on the other hand it‟s meaning
keep changing in accordance to it‟s usage. It effects the increase in comodification
and consumption, so it become a fashion trend. Referring to Jean Baudrillard's
concept, Hijab becomes hyper-real, with ever-changing representation of meaning
towards hyperreality. Hijab then 'replaces' Jilbab and at the same time
disconnected it from previous reality that comes with Jilbab.
This study critically uncover the construction that exist behind the formation of a
hyperreality, especially in Hijab fashion trend. Peirce's Semiotic Analysis is used
so this study can give comprehensive and detailed picture on how this semiotic
process happen in simulation within consumerist society"
2016
T45724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqra Ardini
"ABSTRAK
Perkembangan karikatur sebagai kritik sosial di media nasional Indonesia
merupakan kemajuan dalam dunia jurnalisme. Majalah Tempo bahkan
menggunakan karikatur untuk sampul majalahnya dan sudah menjadi ciri khas
dari majalah ini. Sampul karikatur yang digunakan Majalah Tempo seringkali
terkesan jenaka, namun jika dimaknai dengan pendekatan semiotika dan dikritisi,
pembaca dapat menemukan kritik dan pesan tersurat yang mendalam. Pembaca
juga dapat mengetahui keberimbangan, presepsi, visi, dan misi Majalah Tempo
melalui pemaknaan sampulnya.

ABSTRACT
The usage of caricatures as a social critique method in national media is
an improvement for journalism. As an example, Tempo magazine utilizes
humorous caricatures as their iconic cover. The purpose of this research is to
observe the caricatures implied meanings by using semiotic and critical analysis.
The result of these methods is that we can find out Tempo Magazine's equity,
vision, mission and perception through its covers."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Eka Septiani
"Tulisan ini mengangkat persoalan hiperrealitas yang terjadi pada lingkup penggemar K-Pop dengan menggunakan pendekatan teori hiperrealitas dari Paul Virilio. Penggemar K-Pop mengalami hiperrealitas karena adanya fenonema picnoleptic atau kegagalan melihat realitas yangmengharuskan realitas dibangun kembali. Namun karena adanya dromology, realitas yang dibangun menjadi realitas yang tidak sebenarnya yang mengakibatkan terbentuknya hiperrealitas. Adanya budaya partisipasi dalam fandom memudahkan terbentuknya hiperrealitas dalam lingkup peggemar K-Pop, hiperrealitas yang muncul ini kemudian menghasilkan fear karena realitas tidak sesuai dengan hiperrealitas. Fear yang muncul ini kemudian mengakibatkan adanya tindakan-tindakan fanatik para penggemar K-Pop seperti, pertikaian antar penggemar, konsumerisme, dan lain sebagainya. Melalui metode fenomenologis, saya mengumpulkan data melalui studi pustaka serta riset langsung melalui media sosial, data yang diperoleh kemudian data dianalisis secara filosofis menggunakan pendekatan teori hiperrealitas dari Paul Virilio. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat bagaimana hiperrealitas terbentuk di kalangan para penggemar K-Pop dengan menggunakan pendekatan teori dari Paul Virilio. Tulisan ini membuktikan bahwa di kalangan penggemar K- Pop hiperrealitas terbentuk karena adanya ilusi persepsi dan relasi antara penggemar dan idola.

This article raises the issue of hyperreality occurring in the K-POP fans by using an approach to hyperreality from Paul Virilio. K-POP fans have hyperreality because of a picnoleptic fenonema or failure to see reality that requires it to be rebuilt. But with the dromology, realities built into realities that create hyperreality. The participation culture in fandom makes it easy for hyperreality to form in the K-POP sphere, this emerging hyperreality then produces fear because reality doesn't match hyperreality. That fear turned up and led to acts of rabid K-POP fans such as, strife among fans, consumerism, and so on. Through the phenomenological method, I collect data through literature review, research, and my experience as part fandom of K-POP, data obtained later data was philosophically analyzed using an approach to the hyperreality theory of Paul Virilio. The purpose of this writing is to see how hyperreality is possible among K-POP fans using a theoretical approach from Paul Virilio. This text proves that among the K-POP hyperreality fans the formation is the illusion of perception and the relationship between fans and idola."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisia Putri Habrianti
"ABSTRAK
Film merupakan salah satu sarana komunikasi massa untuk menyampaikan pesan melalui simbol-simbol yang muncul di dalam adegan dan dialognya. Film juga sering dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pandangan atau gagasan tentang kebudayaan, pemikiran serta pola pikir yang dimiliki dan dipercayai oleh masyarakat tertentu. Film Kungfu Panda 3 adalah salah satu film yang menggambarkan bagaimana Panda yang merupakan hewan khas Cina, memiliki makna yang mendalam bukan hanya dari sisi kebudayaa, tapi juga filosofi nya. Melalui pendekatan semiotik, penulisan jurnal ini bermaksud untuk menjelaskan dan menganalisis makna tokoh panda dalam film ini dan kaitannya dengan kebudayaan dan pemikiran Cina.
ABSTRACT
Film is one of the mediums of mass communication to deliver messages through symbols that appear in movie scene and dialogue. Film is also often made as mediums to deliver point of view or concept about culture, ideology and mindset that certain society believed. Kungfu Panda 3 is one of film that depicting how the giant panda who being China typical animal, has a deep meaning not only in terms of culture, but also in philosophy. Through a semiotic approach, this journal aims to explain and analyze the meaning of panda character in this film and its relevancy to Chinese culture and thought."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Arianti
"Iklan UNICEF Jerman "Schülen für Afrika" menarik untuk ditelaah dari sudut pandang semiotika. Iklan adalah sebuah teks yang didalamnya terdapat kumpulan tanda-tanda yang mempunyai makna tersembunyi dan ingin disampaikan oleh pembuat iklan kepada khalayak sasaran. Semiotika digunakan oleh penulis untuk menganalisis empat jenis iklan dengan mengungkapkan pesan atau makna melalui tanda-tanda pada iklan layanan masyarakat ini.
Metode yang dipakai untuk menganalisis data adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati iklan yang terdapat pada halaman web di internet, kemudian melakukan penelitian berdasarkan teori semiotika. Dari hasil analisa tersebut, ditemukan jenis tanda (ikon, indeks, dan simbol), tanda-tanda verbal dan nonverbal serta makna tanda (denotasi dan konotasi) dalam iklan UNICEF Jerman "Schülen für Afrika" ini.

An advertisement by German UNICEF "Schülen für Afrika" is interesting to be analyzed from the point of view of semiotics. Advertisement is a text in which there is a set of signs that have a hidden meaning and to be conveyed by the advertiser to the target market. Semiotics is used by the author to analyze the four types of advertisements to disclose the message or meaning through signs on this public service announcements.
The method used to analyze the data is descriptive qualitative. In collecting the data, it is done by observing the advertisements on a website and then do the research on the theory of semiotics. From this analysis, it was discovered various kind of signs (icon, index, and symbol), the verbal and nonverbal signs and meanings of sign (denotations and connotations) in the German UNICEF advertisement "Schülen für Afrika". "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Madeleine
"Skripsi ini membahas mengenai representasi perempuan berhijab dalam iklan produk kecantikan. Kasus iklan yang dipilih adalah iklan Pureline Hijab Fresh, iklan lotion yang diperuntukkan khusus untuk perempuan berhijab di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dan dikaji melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure terhadap iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan berhijab digambarkan sebagai sosok perempuan yang aktif, bebas, dan bersemangat. Meskipun perempuan berhijab digambarkan melakukan kegiatan-kegiatan yang maskulin, kesan feminin digambarkan melalui latar lokasi, penampilan, aktivitas, dan efek penggunaan produk.

This thesis discusses the representation of hijaber in beauty product rsquo s advertisement. The selected ad case is Pureline Hijab Fresh ads, lotion ads that are targeted for girls who wear hijab in Indonesia. This research is a descriptive qualitative research, using semiotic analysis from Ferdinand de Saussure to analyze the advertisement. The finding of this study is that hijabers are represented as an active, free, and vibrant women. Although women with hijab portrayed by performing activities that are masculine, feminine impression is built through background locations, appereance, activity, and product usage rsquo s effects that are shown in the ads.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Realita Sari
"Nowadays pictures could be used to represent the world. Using six pictures of gothic subculture in Germany, in 2005, taken from www.fotocommunity_de, this thesis tried to seek its style, customs, social practice, and ideology that are different from mainstream. This thesis is also using Roland Barthes's theory of semiotic, Jean Baudrillard's theory of postmodern and Sarah Thornton's theory of subculture, to seek the representations of gothic subculture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kansas: University of Kansas, 1981
419 SEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, 2004
306 SEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Excel Elfando Tobing
"Nawal El Saadawi adalah seorang feminis dan sastrawan yang beraliran simbolisme-filosofis. Salah satu karya yang telah ia tulis adalah cerpen “نام الرجل بعد العشاء” /Nāma ar-Rajul ba‘da al-‘Asyā’/. Cerpen ini mengandung simbol-simbol berupa penokohan dan latar yang perlu diinterpretasi agar pesan yang disajikan oleh Nawal El Saadawi sampai kepada pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur kebudayaan dalam cerpen “Nāma ar-Rajul ba‘da al-‘Asyā’”, mengetahui makna semiotik dari penokohan, latar, dan unsur kebudayaan cerpen tersebut, serta menjelaskan budaya patriarki yang digambarkan oleh Nawal El Saadawi. Metode penelitian yang dipakai dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik studi pustaka. Dengan menggunakan pendekatan semiotika-struktural dan teori semiotika Peirce, penelitian ini menyimpulkan bahwa Nawal El Saadawi menggunakan penokohan, latar, dan unsur kebudayaan untuk menggambarkan kondisi budaya patriarki dan mengungkapkan keresahan yang dirasakan oleh perempuan. Tokoh raja dalam mimpi Abdul Imam merepresentasikan laki-laki dalam budaya patriarki yang selalu ingin dipatuhi. Sementara itu, tokoh wanita digambarkan sebagai orang yang mempunyai keinginan memberontak, tetapi tidak mampu melakukannya di dunia nyata. Latar cerita menggambarkan perbedaan antara kondisi ideal (kondisi yang diangankan oleh istri Abdul Imam) dan kondisi riil (kondisi nyata). Selain itu, sepatu dalam cerpen ini merupakan simbol kehormatan raja yang digunakan oleh Nawal untuk menunjukkan kelemahan laki-laki tanpa peran perempuan.

Nawal El Saadawi is a feminist and writer with philosophical symbolism device. One of the works he has written is the short story “نام الرجل العشاء” /Nāma ar-Rajul ba‘da al-‘Ashā’/. This short story contains symbols in the form of characterizations and settings that need to be interpreted so that the message presented by Nawal El Saadawi reaches the reader. This study aims to describe the intrinsic and cultural elements in the short story “Nāma ar-Rajul ba'da al-'Ashā'”, to find out the semiotic meaning of the characterizations, setting, and cultural elements of the short story, and to explain the patriarchal culture that illustrated by Nawal El Saadawi. The research method used in this paper is a qualitative research method using library research techniques. By using a structural-semiotic approach and Peirce's semiotic theory, this study concludes that Nawal El Saadawi uses characterizations, settings, and cultural elements to describe the condition of patriarchal culture and express the anxiety felt by women. The king figure in Abdul Imam's dream represents men in a patriarchal culture who always want to be obeyed. Meanwhile, the female character is described as a person who has the desire to rebel, but is unable to do so in the real world. The setting of the story illustrates the difference between ideal conditions (the conditions imagined by Abdul Imam's wife) and real conditions (real conditions). In addition, the shoes in this short story are a symbol of the king's honor used by Nawal to show the weakness of men without the role of women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>