Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Estu Putri Wilujeng
"Tesis ini bertujuan untuk memahami cara yang dilakukan oleh buruh untuk mewujudkan imaji serta hasrat dalam berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku mengonsumsi simbol kebendaan atas dorongan hasrat untuk mencapai imaji. Penulis berargumen, buruh sebagai bagian dari masyarakat konsumen juga memiliki imaji, hasrat dan fantasi dalam mengonsumsi. Konsumsi yang mereka lakukan bukan lagi konsumsi atas dasar nilai guna barang atau pertimbangan rasional lainnya, melainkan konsumsi simbolik. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dorongan dari media dan godaan dari komoditas industri fesyen yang dihasilkan pada tempat mereka bekerja. Dorongan media dan godaan tersebut mempengaruhi imaji buruh dalam menentukan barang konsumsi. Namun, dengan adanya imaji, bukan berarti buruh dapat langsung berperilaku konsumtif, melainkan perlu cara lain untuk mendapatkan akses dalam mewujudkan imaji.
Untuk menggali permasalahan tersebut secara lebih dalam, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh memiliki imaji untuk mengonsumsi simbol kebendaan yang dipicu oleh media dan godaan produk fesyen tempat ia bekerja. Untuk mewujudkannya, mereka menggunakan kombinasi industri dan serikat. Industri memberi akses berupa produk fesyen dan serikat berfungsi untuk melakukan kontrol agar pihak industri tetap memberikan akses kepada buruh. Tesis ini juga menyertakan diskusi teoritik tentang perbedaan perspektif dalam memahami permasalahan konsumerisme yang terjadi pada buruh.

This thesis aims to understand how the labours consume products or services to make their dreams and desires come true. In the age of consumerism, everybody consumes symbols based on their desire to achieve their imagination.The author argues that the labours as part of consumer society, also have images, desires, and fantasies to consume. Consumption that they is not based on the value of goods or other rational judgment, instead symbolic consumption. It was caused by the encouragement of the media and the seduction of commodities that was produced in the fashion industry where they work. Media encouragement and the seduction from the production of goods affect the labour imagination in determining consumer goods. However, by having the imagination, it does not mean labours could immediately being consumptive, but they need another way to get access in realizing their imagination.
To explore these issues deeply, the author used qualitative research methods. The results showed that labours have imaginations and desires to consume symbols of consumer goods triggered by the media, namely TV series and social media, and the seduction of fashion products in where they worked. To make their imaginations and desires come true, they combined industry and unions. Industry gives access in the form of fashion products and labour unions play a control role in the industry. Consequently, the industry still provides access to the labours. This thesis also includes a theoretical discussion about different perspectives in understanding the problems that occur in the labours consumerism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Krisnawan
"Penelitian ini berangkat dari keprihatinan gagalnya pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini, terutama pada masa Orde Baru dan pasta Orde Baru, yang belum juga mampu menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebaliknya pembangunan nasional yang berorientasi pada pasar-bebas justru memperbesar jurang perbedaan antara kelompok masyarakat yang kaya dan kelompok masyarakat yang miskin.
Melalui paradigma kritis dalam kerangka Teori Kritis Sekolah Frankfurt, khususnya Teori Kritis Herbert Marcuse tentang Masyarakat Satu Dimensi, penelitian ini berupaya memahami dan menjelaskan mengapa penderitaan rakyat kecil masih juga berlangsung. Sementara rakyat keci,l menderita, mengapa sebagian masyarakat lainnya sibuk memuaskan dirinya dengan kelimpahan materi, dan fasilitas layanan yang memanjakan tubuhnya. Sementara media massa, tampaknya larut dalam arus utama konsumerisme yang melanda masyarakat kita. Reformasi dalam arti berkembangnya demokrasi liberal dan kebebasan pers ternyata tidak mampu menciptakan perubahan sosial yang berpihak kepada kaum miskin.
Paradigma kritis bertujuan mengungkapkan "mire conditions" dibalik suatu realitas semu atau kesadaran palsu, yang dinampakkan oleh dunia materi, yang dalam hal ini fenomena merebaknya konsumerisme. Melalui metode refleksi-kritis, Teori Kritis bertujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial, berusaha menjelaskan kondisi-kondisi irasional atau yang tidak sewajarnya terjadi di masyarakat, dan menjelaskan langkah-langkah praktis bagi para pelaku sosial agar dapat berperan dalam proses perubahan sosial.
Untuk bisa memahami dan membongkar realitas semu tersebut, peneliti menempatkan masyarakat dan media massa sebagai bagian dari perubahan sosial yang bersifat histories; Tidak terlepas dari koriteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berlangsung di masyarakat. Penelitian ini bersifat reflektif-kritis dan berupaya menjelaskan bagaimana dampak negatif dari penerapan kebijakan pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip neoliberalisme, yang mengagungkan pasar babas sebagai jalan untuk memperoleh kemakmuran. Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut justru semakin meminggirkan tanggungjawab Negara untuk melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. Kebijakan deregulasi, liberalisasi, dan privatisasi, hanya semakin memperbesar kekuasaan korporasi-korporasi multinasional untuk melakukan ekspansi pasarnya di Indonesia, dan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari berbagai potensi ekonomi yang ada, dan menciptakan suatu masyarakat konsumen.
Melalui industri periklanan dan media massa, korporasi-korporasi multinasional tersebut menciptakan, menanamkan, dan menyebarluaskan kebutuhan-kebutuhan semu dalam masyarakat. Masyarakat menjadi pasar yang dibanjiri berbagai produk dan jasa yang sesungguhnya tidak benar-benar mereka butuhkan. Melalui Teori Kritis Marcuse realitas semu dalam masyarakat satu dimensi atau masyarakat kapitalis modern hendak dibongkar. Menurut Marcuse, masyarakat kapitalis modern adalah masyarakat yang sakit. Segala kehidupannya diarahkan hanya pada satu tujuan saja, yakni keberlangsungan dan peningkatan sistem yang telah ada, yang tidak lain adalah sistem kapitalisme. Masyarakat tersebut pun bersifat represiFdan totaliter, karena pengarahan pada sate tujuan itu berarti menyingkirkan dan menindas dimensi-dimensi Iain yang tidak menyetujui atau tidak sesuai dengan sistem tersebut. Manusia-manusia yang tinggal dalam masyarakat tersebut dibuat pasif dan reseptif, tidak ada lagi yang menghendaki perubahan. Dalam masyarakat satu dimensi itu terjadi produksi materi yang melimpah. Maka untuk tetap mempertahankan keuntungan diciptakanlah jaringan ekonomi dengan manajemen yang rapi melalui manipulasi kebutuhan dan ekspansi ekonomis ke negara-negara yang sedang berkembang sehingga merebaklah kebutuhan-kebutuhan semu yang bersifat artifisial.
Penelitian yang bersifat reflektif-kritis ini memperoleh beberapa pemahaman sebagai berikuti: Pertama, kebijakan pembangunan nasional yang berorientasi pada pasar babas, sebagaimana yang diterapkan selama ini, belum mampu menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Kedua, konsumerisme sebagai dampak pembangunan nasional yang mengundang kehadiran korporasi-korporasi multinasional semakin menyebarluas dalam masyarakat, dan menciptakan budaya konsumen. Ketiga, pengaruh budaya konsumen dan pertumbuhan belanja iklan terhadap industri penerbitan pars mendorong terjadinya komersialisasi terhadap rubrik-rubriknya, yang berupaya memenuhi kepentingan pasar, yaitu pembaca dan pemasang iklan. Keempat, dari pengamatan rubrik-rubrik di beberapa koran nasional dan beberapa artikelnya, tampak bahwa media massa benar-benar memanipulasi kebutuhan-kebutuhan semu dan cenderung ikut memelihara sistem kapitalisme. Media massa dalam hal ini menjadi apparatus ideologis kepentingan kapitalisme global, sekaligus tampak tidak berdaya mempertahankan cita-cita idealismenya di hadapan kepentingan modal. Penelitian ini juga memberikan kritik terhadap kelemahan teori kritis Marcuse, dan kelemahan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Britt, Steuart Henderson
New York, N.Y. : John Wiley & Sons, 1968
658.83 BRI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dantia Anisa
"Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh etnosentrisme konsumen pada sikap eksplisit dan implisit konsumen terhadap merek dalam dan luar negeri, serta menguji peran social desirability bias sebagai moderator dalam pengaruh tersebut. Etnosentrisme konsumen diukur menggunakan instrumen Consumer Ethnocentrism Tendency Scale (CETSCALE). Sikap eksplisit diukur menggunakan instrumen skala semantik diferensial, sedangkan sikap implisit diukur menggunakan instrumen Implicit Association Test (IAT). Sementara social desirability bias diukur menggunakan instrumen Marlowe-Crowne Social Desirability Scale (M-C SDS). Sebanyak 104 mahasiswa berusia 17-24 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis pengaruh menggunakan simple regression analysis, ditemukan bahwa etnosentrisme konsumen berpengaruh secara signifikan pada sikap eksplisit terhadap merek dalam negeri (β = 0,234, p < 0,05) dan juga pada sikap implisit (β = -0,267, p < 0,05), namun tidak berpengaruh signifikan pada sikap eksplisit terhadap merek luar negeri (β = 0,120, p > 0,05). Sementara social desirability bias tidak signifikan berperan sebagai moderator dalam pengaruh-pengaruh tersebut (R2 = 0,015; p > 0,05). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa etnosentrisme konsumen memang berpengaruh terhadap sikap konsumen terhadap merek dalam negeri, namun hal tersebut tidak selalu berarti bahwa konsumen menolak merek luar negeri.

This study was designed to examine the effect of consumer ethnocentrism to consumer's explicit and implicit attitude toward local and global brands, and also to test the role of social desirability bias as moderator. Consumer ethnocentrism was measured by Consumer Ethnocentrism Tendency Scale (CETSCALE). Explicit attitude was measured by semantic differential scale, and implicit attitude was measured by Implicit Association Test (IAT). Meanwhile, social desirability bias was measured by Marlowe-Crowne Social Desirability Scale (M-C SDS). There were 104 students aged 17 to 24 years old participated in this study. Based on the effect analysis using simple regression, consumer ethnocentrism was found significantly affect consumer's explicit attitude toward local brand (β = 0,234, p < 0,05) and also consumer's implicit attitude (β = -0,267, p < 0,05), but it didn't significantly affect consumer's explicit attitude toward global brand (β = 0,120, p > 0,05). Meanwhile, the role of social desirability bias as moderator was not found significant (R2 = 0,015; p > 0,05). Therefore, it could be concluded that consumer ethnocentrism did affect consumer's attitude toward local brand, but it didn't necessarily mean that the consumer reject global brand.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorga Leonardo
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh kredibilitas selebriti sebagai endorser iklan terhadap minat beli konsumen. Selebriti dan produk yang dianalisa adalah Agnes Monica dalam iklan Tolak Angin, Dian Sastro dalam iklan L?oreal, Deddy Mizwar dalam iklan Promaag, Komeng dalam iklan Yamaha Motor. Variabel yang digunakan adalah Attractiveness, Trustworthiness, Expertise, dan Purchase Intention. Kuesioner survey disebar ke 120 responden yang pernah menonton iklan tersebut di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tiga endorser, hanya variabel trustworthiness berpengaruh terhadap niat pembelian, sementara dalam Agnes Monica tidak ada variabel yang berpengaruh.

This paper discuss about the influence of celebrity endorsers credibility toward purchase intention. Celebrities and products that used are Agnes Monica in Tolak Angin, Dian Sastro in L?oreal, Deddy Mizwar in Promaag, Komeng in Yamaha Motor.Variabels that used are Attractiveness, trustworthiness, Expertise, and Purchase Intention. The questionnaire has been distributed to 120 respondents who had watched the TV commercials mentioned above. The result shows that in three celebrities, only trustworthiness that had influence on purchase intention. Meanwhile in Agnes Monica, there aren?t any variable that influence purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minahan, Stella
New York: Businessexpert Press, 2012
658.834 2 MIN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The chapters in this volume are selected from the best papers presented at the 11th Annual Consumer Culture Theory Conference held in Lille, France in July 2016. They represent the cutting edge in qualitative consumer research."
United Kingdom: Emerald, 2017
e20469352
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Restyana Ramadhani
"ABSTRAK
Consumers rsquo; Perception of Ethics of Online Retailers CPEOR dalam bisnis e-commerce bersifat penting karena transaksi online memunculkan kekhawatiran konsumen terhadap adanya perilaku tidak etis yang dilakukan oleh peritel online. Peritel online yang menjalankan kegiatan bisnisnya dengan memperhatikan unsur-unsur etika, akan mampu membentuk kepuasan dan loyalitas konsumen. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara CPEOR terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen. Sampel yang digunakan sebanyak 110 responden konsumen MatahariMall.com di Jakarta. Kuesioner dijadikan sebagai instrumen penelitian, dan data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling SEM . Hasil penelitian menunjukkan bahwa CPEOR memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen.

ABSTRACT
Consumers rsquo Perception of Ethics of Online Retailers CPEOR in e commerce business is important because online transactions raise consumer concerns about unethical behavior by online retailers. Online retailers who run their business activities with attention to the elements of ethics, will be able to build a consumer satisfaction and consumer loyalty. The main purpose of this research was to examine the relationship between CPEOR and loyalty through consumer satisfaction. This research use 110 respondents from MatahariMall.com consumer in Jakarta. The questionnaires were used as research instruments, and data were analyzed using Structural Equation Modeling SEM . The results show that CPEOR has a significant influence on consumer loyalty through consumer satisfaction.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fachry Falah
"Sertifikasi SCUBA diving tidak hanya diminati oleh orang-orang yang memiliki penghasilan tetap. Produk yang tidak menjadi kebutuhan pokok ini juga diminati oleh mahasiswa yang pada umumnya belum memiliki penghasilan tetap. Oleh karena itu, ada perilaku konsumen tertentu yang mendasarinya. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen sertifikasi SCUBA diving di kalangan mahasiswa menggunakan pemetaan persepsi. Perilaku konsumen diinterpretasikan ke dalam atribut-atribut tertentu. Kemudian atribut-atribut terpilih dibuat menjadi sebuah peta persepsi. Termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pembelian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pertimbangan secara rasional dan emosional yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dari konsumen sertifikasi SCUBA diving. Atribut-atribut yang berasal dari aspek emosional dan rasional informan dapat dikelompokkan dan pada akhirnya ditemukan empat jenis konsumen sertifikasi SCUBA diving yaitu, prospecting diver, discovery diver, ardent diver, purposive diver

SCUBA diving certification is not only interesting for people already have income. Products that are not a primary need are also in demand by students who generally don’t have stable income yet. That means there are particular consumer behaviors underlie. This study aims to analyze the consumer behavior of SCUBA diving certification among university students. Consumer behavior is interpreted as several particular attributes. Then the selected attributes are made into a perceptual map. Purchase decision process is included in it. This research is a qualitative study. The research found there is rational and emosional consideration involved in purchasing process. The attributes derived from informan’s emotional and rational aspects can be grouped and finally found four types of SCUBA diving certification consumers, namely prospecting diver, discovery diver, ardent diver, purposive diver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Agustiyanti Mulyadi
"Pandemi Covid-19 yang menimbulkan kehawatiran secara global tidak hanya di Indonesia namun juga diseluruh dunia. Hal ini akibat virus corona yang mudah menyebar secara cepat terutama di akhir tahun 2019 yang menimbulkan kontaminasi cukup tinggi dan berdampak terhadap fenomena perubahan perilaku konsumen. Untuk mengatasi dampak dari Covid-19 itu sendiri, pelaku bisnis berupaya membuat terobosan dengan menu online yang menawarkan produk usaha mereka namun berpegang pada protocol kesehatan dengan meminimalisir risiko Covid-19, efek kontaminasi dan hygiene terhadap sentuhan produk yang ditawarkan untuk menarik minat beli konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dari stimulus yang terdapat pada menu online terhadap keinginan membeli konsumen dan kaitannya dengan kontaminasi dimasa pandemi. Penelitian ini dilakukan pada industry makanan dan minuman di Indonesia dengan menggunakan model Stimulus Organism Response melalui metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan confirmatory. Teknik pengumpulan melaui purposive sampling sebanyak 357 responden. Subjek penelitian adalah konsumen yang mengunjungi restoran dan melihat layanan menu online pada restoran selama pandemi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perception of covid-19 risk, hygiene, ease of app use, menu visual appeal, dan menu informativeness sebagai stimulus serta perceived uncontamination, perceived convenience dan desire for food sebagai organism yang menjadi pertimbangan konsumen akan purchase intention sebagai response. Diharapkan penelitian ini dapat mengungkapkan bahwa yang mempengaruhi orang sekarang itu bukan hanya kecanggihan, tapi lebih memperhatikan hygiene dan kontaminasi.

The Covid-19 pandemic is causing global concern, not only in Indonesia but also throughout the world. This is due to the corona virus which spreads quickly, especially at the end of 2019 which causes quite high contamination. The perceived impact also highlights the phenomenon of changes in consumer behaviour. To overcome the impact of Covid-19 itself, marketer is trying to make breakthroughs with online menus that offer their business products but adhere to the health protocol by minimizing the risk of Covid- 19, the effects of contamination and hygiene on the touch of the products offered to attract consumer buying interest. The purpose of this study is to analyse the effect of online menu which used in businesses circumstances in restaurants by analysing the influence of the stimulus covid-19 risk, hygiene through perceived contamination, ease of app use through on perceived convenience and menu visual appeal and informativeness that effect desire for food to the consumer's purchase intention. This research was conducted in the food and beverage industry in Indonesia using the Stimulus Organism Response model through quantitative research methods with confirmatory research. Data collection techniques by electronic survey with convenience sampling technique as many as 357 respondents which consumers who shop for food using online menu at restaurants, especially during the pandemic. Based on the results of the study, it can be concluded that perception of covid-19 risk, hygiene, perceived contamination, perceived convenience, and desire for food are considered by consumers in their buying interest in food (purchase intention)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>