Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedeh Komalawati
"Myalgia dapat terjadi karena efek samping kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 32 orang, diambil dengan consecutive sampling. Pengukuran intensitas myalgia dilakukan dengan menggunakan numeric rating scale. Kelompok intervensi diberikan tindakan PMR selama 15 menit dengan frekuensi 2x sehari dalam 5 hari berturut-turut pasca kemoterapi.
Hasil penelitian didapatkan penurunan intensitas myalgia sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p value 0,001) dan pada kelompok kontrol (p value 0,001). Namun terdapat perbedaan penurunan intensitas myalgia antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan intervensi dengan selisih 0,81 (p value = 0,001). Kesimpulan, PMR dapat membantu menurunkan myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. PMR dapat menjadi salah satu terapi komplementer yang bisa diterapkan perawat di rumah sakit untuk menurunkan myalgia.

Myalgia can be occured by side effect of chemotherapy. The purpose of this study was to identify the effect of PMR against myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. This study design was a quasi experiment, used pre and post test with control group. Samples were 32 patients, recruited by consecutive sampling. Measuring pain assessment used numeric rating scale. The intervention group had been provided PMR fifteen minutes twice a day for five days post chemotherapy.
The results showed significantly different reduction of pain intensity before and after providing PMR in the intervention group and control group as well (p value = 0,001). There was a significantly different reduction of myalgia intensity between both group after giving intervention with mean difference 0,81 (p value = 0,001). It can be concluded that PMR can reduce myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. Suggestion, PMR becomes one of the complementary therapies to overcome myalgia
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuro Cumayunaro
"Fatigue atau CRF ( cancer related fatigue) merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi. Berbagai bentuk terapi komplementer yang dapat diterapkan salah satunya dengan tehnik relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas relaksasi antara (relaxation breathing exercise) RBE dan (progressive musle relaxation) PMR terhadap fatigue pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan quasi experiment pre dan post test two groups without control design. Sebanyak 32 responden yang berpastisipasi diperoleh dengan cara consecutive sampling, terdapat dua kelompok yaitu kelompok RBE 16 responden dan kelompok intervensi PMR 16 responden. Fatigue diukur dengan menggunakan kuesioner Piper Fatigue Scale. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji paired t test dan independent t test.
Hasil penelitian ini didapatkan Rerata fatigue menurun setelah dilakukan intervensi RBE dan PMR. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan efektifitas antara intervensi RBE dengan intervensi PMR. Hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi fatigue pada pasien kanker payudara.

CRF (cancer-related fatigue) the most symptoms occurs in patients undergoing chemotherapy. Various forms of complementary therapy that can be applied for cancers patient is the relaxation techniques. The purpose of this study is to examine at the effectiveness of relaxation (relaxation breathing exercise) and RBE (musle progressive relaxation) PMR against fatigue in breast cancer patients undergoing chemotherapy.
This is quantitative study using a quasi-experiment with pre and post test two groups without control design. A total of 32 respondents who participates obtained by consecutive sampling. There are two groups RBE 16 respondents and PMR intervention group 16 respondents. Fatigue was measured using the Piper Fatigue Scale questionnaire. The data obtained were analyzed using paired t test and independent t test test.
The results of this study, the mean fatigue decreased after the intervention RBE and PMR. There were no significant differences between intervention effectiveness RBE with PMR intervention. The results of this study is recommended as one of the non-pharmacological therapy to reduce fatigue in breast cancer patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Amirudin
"Magister Ilmu Keperawatan Universitas IndonesiaJudul:Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kejadian Fatigue Klien Kanker yang Menjalani Kemoterapi Kemoterapi pada pasien kanker bertujuan mengendalikan pertumbuhan sel kanker, namun terkadang pemberian terapi tersebut bersifat toksik terhadap sel normal dan memberikan efek terjadinya fatigue. Kombinasis Progressive Muscle Relaxation dan teknik lima jari merupakan terapi komplementer untuk mengurangi kejadian fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi. Tujuan penelitian mengidentifikasi perbedaan pemberian Kombinasi PMR dan Teknik Lima Jari dengan latihan ROM terhadap kejadian fatigue klien kanker yang menjalani kemoterapi di RSAM Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan quasi experiment pre-post test with control group. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling yang melibatkan 39 responden kelompok intervensi dan kontrol. Uji beda rata-rata skor pretest dan postest pada kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji T berpasangan sedangkan perbedaan rata-rata skor pretest kelompok intervensi dengan kontrol maupun posttest kelompok intervensi dengan kontrol kejadian fatigue menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian membuktikan bahwa kombinasi PMR dan Teknik Lima Jari dapat mengurangi kejadian fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi p < 0,05.

The Effects Combination of progressive muscle relaxation and the five finger techniques on the incidence of fatigue cancer clients undergoing chemotherapy at Abdoel Moeloek Hospital in Bandar Lampung 2017 Chemotherapy performed in cancer patients aims to control the growth of cancer cells, but sometimes the therapy is toxic effect to normal cells and provide side effects suc as fatigue. Combination Progressive Muscle Relaxation and the five finger technique consider as an alternative to decrease the incidence of fatigue in cancer patient with chemotherapy. This study aimed to identify the differences in the provision Combination of progressive muscle relaxation and the five finger techniques with range of motion exercise on the incidence of fatigue cancer clients undergoing chemotherapy at Abdoel Moeloek Hospital in Bandar Lampung. Design research used a quasi experiment pre post test with control group. The sampling technique was concequetive sampling recruited 39 respondents include intervention and control group.. Difference in mean pretest and posttest scores of fatigue incidence in the control and intervention groups using paired T Test while the mean difference of pretest group scores of intervention with control and posttest of intervention and group with fatigue event control using mann whitney test. This study showed that combination of PMR and the five finger technique can be given by nurse to reduce the fatigue incidence of cancer patients who undergoing chemoterapy p 0,05. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryati
"Chemotherapy is one of the cancer treatment that could provide many side effects and decrease the functional status and quality of life cancer patients. Progressive muscle relaxation (PMR) training is one of the nursing intervention that leads to decreased physical and phsycological effect from chemotherapy. The purpose of this study was to identify 'the effect of progressive muscle relaxation training on functional status in the context of the nursing care for cancer patients with chemotherapy'. This study was a quasi experimental using a nonequivalent control group with pretest and posttest design. The sample was cancer patients who received chemotherapy and inpatient in RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. A concecutive sampling was used as the sample collection method and 48 subjects were obtained this study, divided into two groups, each group consisted of twenty four subjects as intervention group who were given PMR training twice a day for seven days, and twenty four subjects as control group who were not given PMR training. The instrument that used in this study were demography form and Functional Living Index-Cancer to measure functional status which consisted 22 questions with 7-point Likert-Type linear analog scale. A T test was used to examine the differences of the mean of functional status scores and each dimension. The finding showed that there was a significant increased of the mean of functional status after PMR training in intervention group (p=0,000). It means that PMR training has an effect in increasing level of functional status in cancer patients with chemotherapy. It is recommended to apply PMR training as a nursing intervention to cancer patients with chemotherapy and suggested to conduct futher research using more samples."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kasron
"Kemoterapi merupakan salah satu intervensi pada penyakit kanker yang memiliki efek samping mual. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR terhadap mual akibat kemoterapi. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental design dengan pendekatan time series design, pengukuran skor mual menggunakan Skala Bieri pada 30 responden yang dibagi dua kelompok. Hasil menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan skor mual setelah perlakuan pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada pengukuran 6 jam setelah kemoterapi (p value < 0,001). Penelitian ini merekomendasikan terapi kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR sebagai bagian dari intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan mual pada pasien kemoterapi.

Chemotherapy is one of the intervention in cancer patient wich had side effects of nausea. This study aimed to evaluate the effect of combination lemon essential oil and PMR to reduce nausea related chemotherapy in cancer patients. This study used a quasi-experimental design with a time series approach, Bieri Scale has been used to measure nausea which 30 respondents are two group. The results showed significant difference scores of nausea after treatment in the intervention group and control group on measuring 6 hours after chemotherapy (p value value < 0,001). This study suggest the combination of lemon essential oil and PMR as an independent nursing intervention to reduce nausea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Maryani
"Kemoterapi sering menimbulkan kecemasan, mual dan muntah. Salah satu tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi kecemasan,mual dan muntah setelah kemoterapi adalah dengan relaksasi Progressive Muscle Relaxation (PMR).
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh PMR terhadap kecemasan, mual, dan muntah setelah kemoterapi pada kanker payudara di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metoda penelitian quasi experiment.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre and post test group design dengan kelompok kontrol. Sampel berjumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Alat yang digunakan kuesioner kecemasan State and Trait dan Morrow Assesment Nausea and Emesis (MANE) untuk mengukur mual dan muntah. Kelompok intervensi diberikan relaksasi dengan Progressive Muscle Relaxation (PMR) sehari dua kali selama satu minggu post kemoterapi (dua siklus kemoterapi) atau secara total, subjek melakukan 28 kali relaksasi dengan PMR.Untuk menguji perbedaan rata-rata skor kecemasan, mual, dan muntah pada kelompok kontrol dan intervensi digunakan uji T.
Hasil penelitian usia, tingkat pendidikan, dan siklus kemoterapi setara. Selisih Penurunan rata-rata kecemasan, mual, dan muntah sebelum dan setelah PMR pada kelompok intervensi berbeda secara bermakna (p value=0,000).
Kesimpulan PMR dapat menurunkan kecemasan, mual, dan muntah setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Disarankan PMR diterapkan di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer nonfarmakologik untuk mengatasi kecemasan, mual, dan muntah, dibuat sebagai prosedur tetap dalam
intervensi keperawatan.

ABSTRACT
Chemotherapy often causes anxiety, nausea and vomiting. One of the complementary therapy nonfarmacological procedures to overcome post-chemotherapy anxiety, nausea, and vomiting is Progressive Muscle Relaxation (PMR).
The objective of the research is to identify impact of PMR on anxiety impact of PMR on anxiety, nausea, and vomiting after chemotherapy for breast cancer at Dr. Hasan Sadikin Hospital in Bandung. The research method was a quasi experimental.
The research design was pre and post groups design with a control. The number of the sample participated in the study was 70 persons. The sample collection technique used was a consecutive sampling. One quesionare was utilized the State and Trait and the Morrow Assessment Nausea and Emesis (MANE) to measure nausea and vomiting. The intervention group was treated with PMR twice a day for one week post chemotherapy (two cycle of chemotherapy) or subjek was relaxation with PMR for 28 times, totally. To test the average difference in scores of anxiety, nausea, and vomiting in in the control and the intervention groups, a ttest was used.
The research result demonstrated tha the age, education, and the chemotherapy cicle is equal.the average scores of anxiety, nausea, and vomiting before and after PMR in the intervention groups decreases significantly (pvalue=0,000). It is conclude that PMR can reduce anxiety, nausea, and vomiting after chemotherapy among patient with breast cancer at Dr. Hasan Sadikin Hospital in Bandung.
It is recommended that PMR should be used in hospitals as a complementary therapy to overcome anxiety, nausea, and vomiting nonpharmacologicaly. In addition, a recommendation also directed to the management of hospital to include PMR as a standard nursing procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Herlina
"Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

Fatigue is a major complaint of patients undergoing long-term hemodialysis, which has a high value, so it will affect the quality of life of patients. The purpose of this study was to determine the influence of PMR on the level of fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach pretest-posttest control group. The number of respondents in the study were 32 patients divided into 2 groups: the 16 intervention group and 16 control group.
The research concludes that there are significant differences on the level of fatigue in the intervention group between before and after PMR with p = 0.000. Suggested training PMR can be used as an independent nursing intervention in reducing fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sulistyawati
"ABSTRAK
Gangguan tidur mempengaruhi kualitas hidup anak yang mendapatkan kemoterapi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur dan efek samping kemoterapi pada anak dengan kanker. Desain penelitian randomized clinical trial dengan metode single blind, 30 anak secara random dialokasikan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi mendapat relaksasi otot progresif 2x sehari, pagi dan malam hari, 15 menit setiap sesi selama 7 hari. Kelompok kontrol mendapat tindakan keperawatan rutin. Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok terhadap fatigue, nyeri, dan mual muntah, namun bermakna pada kualitas tidur dimana terdapat penurunan skor kualitas tidur. Terapi relaksasi terutama relaksasi otot progresif dapat menjadi salah satu tindakan keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi efek samping kemoterapi pada anak dengan kanker.

ABSTRACT
Sleep disturbances affects quality of life in children receiving chemotherapy. The aim of this study to identify the effect of progressive muscle relaxation for the sleep quality and side effects of chemotherapy in children with cancer. In this study randomized clinical trial with single blind method applied, 30 children were allocated randomly to the control group and intervention group. The intervention group received progressive muscle relaxation twice a day, in the morning and evening, 15 minutes each session for 7 days. Control group received routine nursing care. The study concluded there was no significant difference in the two groups on fatigue, pain, and nausea, vomiting, however progressive muscle relaxation significant on the quality of sleep in which there is a decrease in sleep quality scores. Relaxation therapy particularly progressive muscle relaxation may be one of the nursing care to improve sleep quality and reduce the side effects of chemotherapy in children with cancer. "
2017
T46946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wulansari
"ABSTRAK
Gangguan tidur yang dialami pasien kanker payudara bisa mempengaruhi fisik,
mental, kesehatan serta kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh
latihan progressive muscle relaxation dan sleep hygiene education terhadap
perubahan skor kualitas tidur pasien kanker payudara. Desain Penelitian
menggunakan metode quasi eksperiment dengan pre-post test with control group
yang melibatkan 62 pasien kanker payudara dengan metode consecutive sampling
di Jakarta . Hasil uji statistik dengan independent t-test menunjukkan adanya
perbedaan bermakna skor kualitas tidur antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol (6,66±3,815;9,30±3,334, pvalue = 0,005). Latihan progressive muscle
relaxation dan sleep hygiene education terbukti dapat mempengaruhi perubahan
kualitas tidur pasien kanker sehingga menjadi pilihan terapi untuk mengatasi
gangguan tidur.

ABSTRACT
Sleeping disorder experienced by patients with breast cancer can affect the physical,
mental, health, and well-being. This study examines the effect of progressive muscle
relaxation training and sleep hygiene education to change sleep quality scores of
patient with breast cancer. The study design using quasi experiment with pre-post test
within control group, involving 62 breast cancer patients using consecutive sampling
method in Jakarta. Statistical test results with independent t-test showed a significant
difference in score of sleep quality between in intervention group and the control
group (6,66±3,815;9,30±3,334, pvalue = 0,005). Progressive muscle relaxation
exercise and sleep hygiene education proven to be affective to change the patients
sleeping quality, so that it can be an alternative therapeutic option to overcome
sleeping disorders."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sari Dinaryanti
"Gangguan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien kanker paru adalah adanya kesulitan bernapas dan kecemasan yang menyebabkan pasien menjadi tidak relaks.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program latihan pursed lip breathing (PLB) dan Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap peningkatan saturasi oksigenasi dan tingkat relaksasi pada pasien kanker paru. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperiment dengan desain pre dan post test without control group. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 19 orang. Alat ukur yang digunakan yaitu oksimetri nadi untuk menilai saturasi oksigen dan lembar monitoring subjektif dan objektif untuk menilai tingkat relaksasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai saturasi oksigen sebelum dan sesudah latihan PLB dan PMR (p value < 0,05) dan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat relaksasi sebelum dan sesudah latihan PLB dan PMR (p value < 0,05). Hasil analisis multivariate didapatkan bahwa usia menjadi prediktor terhadap peningkatan saturasi oksigen.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa latihan PLB dan PMR dapat meningkatkan saturasi oksigen dan tingkat relaksasi sebagai terapi komplementer pendamping terapi oksigen standar. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya terapi pengaturan napas dan teknik relaksasi untuk meningkatkan saturasi oksigen dan tingkat relaksasi pada pasien kanker paru stadium III dan IV.

The most common symptoms in lung cancer are dyspnea and anxiety that cause patients restlessness.
This study aimed to find out the influence of PLB and PMR training program on the increase oxygen saturation and relaxation level in patients with lung cancer. This study employed a Quasy Experiment with pre test and post test without control group. There were 19 participants in this study. The instruments used were pulse oxymetry to measure oxygen saturation and monitoring form to measure subjective and objective relaxation level.
The results show that there is a significant difference on oxygen saturation before and after PLB and PMR training program (p value < 0,05) and a significant difference on relaxation level before and after PLB and PMR training program (p value < 0,05). A Multivariate analysis shows that age becomes a strong predictor of oxygen saturation.
This study concludes that PLB and PMR training program apllied to patient with lung cancer increases oxygen saturation and relaxation level as a complementary therapyalong with oxygen standart therapy. This study sugests breathing and relaxation training program to increase oxygen saturation and relaxation level for patient with lung cancer at grade III and IV.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>