Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luqman Hilmy Mohammad
"ABSTRAK
Studi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kapital sosial yang dihasilkan oleh pekerja dalam hubungannya dengan kapital manusia terhadap mobilitas karir di PT Pertanina Trans Kontinental, Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Structural Equation Modelling dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Hasil menunjukkan bahwa kapital manusia berpengaruh terhadap kapital sosial, dan kapital sosial berpengaruh terhadap mobilitas karir. Hal ini menjadi tantangan dan bahan evaluasi bagi perusahaan bagaimana mereka mengevaluasi
model pengembangan karir yang di integrasikan dengan pemanfaatan kapital sosial
agar nantinya hal tersebut memudahkan pekerja dalam mengembangkan kapital sosial
dan meningkatkan peluang mobilitas karirnya

ABSTRACT
This study was conducted to determine the extent of social capital produced by the
employees in relation to the career mobility of human capital in PT Pertanina Trans
Kontinental, Jakarta. The method used in this research is SEM with a sample size of
70. The results show that human capital effect on social capital, and social capital
influence on career mobility. This is challenge and evaluation for company how they
evaluate career development models integrated with the utilization of social capital so
that later it is easier for employees in developing social capital and increase the
chances of career mobility"
2016
T46724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respiratori Saddam Al Jihad
"ABSTRAK
Penelitian ini tentang peran kapital sosial dalam UKM pada program CSR
PT.Artajasa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan studi dokumentasi,
observasi dan wawancara mendalam. Kesimpulannya adalah bahwa Peran kapital
sosial yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pemberdayaan
UKM di Desa Wancimekar dapat bersinergi melalui Program CSR PT. Artajasa
dan Sinergi antara pemerintah dan PT Artajasa menghasilkan Peraturan Daerah
No.3 Tahun 2015 tentang pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Rekomendasi
nya adalah PT.Artajasa perlu melakukan program berkesinambungan yang
konsisten dalam pemberdayaan UKM.

ABSTRACT
This research is about the role of social capital in SMEs on PT.Artajasa?s CSR
program. This research used qualitative descriptive approach. The data were
collected by documentation study, observation and in depth interview. The
conclusion of this research is the role of social capital that involves various
stakeholders in SMEs empowerment at Wancimekar village can be integrated
throught PT. Artajasa?s CSR program. The synergy between government and
PT.Artajasa results Regional Government Regulation No.3 Year 2015 about
empowerment of cooperatives and SMEs. Accordingly, the recommendations of
this research is PT.Artjasa needs to have a consistent sustainable in SMEs
empowerment program."
2016
T46090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Rolan Parulian
"ABSTRAK
Penolakan terhadap mahasiswa Papua yang mencari kos atau kontrakan di Yogyakarta, disebabkan oleh stereotip dan diskriminasi yang merupakan komponen dari stigma. Meski banyak penelitian terkait hal ini telah berhasil menunjukkan gambaran stigmatisasi terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta, namun masih sedikit penelitian yang menggambarkan bagaimana proses dari destigmatisasi terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta dapat terjadi. Berdasarkan kajian yang mendalam terkait teori kapital sosial, penelitian ini mencoba menemukan adanya peranan kapital sosial melalui komponen kedekatan dengan tetangga, jaringan sosial dan partisipasi masyarakat Li, Pickles, Savage, 2005 terhadap proses destigmatisasi mahasiswa Papua di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 13 informan yang didapatkan melalui penggunaan teknik snowball sampling. Setelah seluruh data temuan lapangan dianalisis dengan menggunakan software analisis data qualitative RQDA, ditemukan bahwa kapital sosial dapat berperan terhadap proses destigmatisasi. Cara-cara atau strategi yang dapat digunakan destigmatisasi terjadi adalah dengan mendorong partisipasi aktif mahasiswa Papua dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat menyebabkan adanya hubungan yang akrab dengan masyarakat. Ditemukan juga aktor sosial dalam wujud beberapa orang kenalan yang menjembatani hubungan kedua belah pihak, yang kemudian dapat menghasilkan suatu keadaan dimana mahasiswa Papua mendapatkan kepercayaan dan penerimaan oleh masyarakat Yogyakarta.

ABSTRACT
The rejection of Papuan students whilst seeking a home stay in Yogyakarta is a result of stereotypes and discrimination which are component of stigma. Although many studies have been conducted relate to this phenomenon, unfortunately there is only less research which focus on how exactly the destigmatization process can occur to Papuan students in Yogyakarta. Based on the in depth study of social capital theory, this research aims to find the role of social capital for stigma reduction through the components of neighborhood attachment, social networks and civic participation Li, Pickles, Savage, 2005 . This research uses qualitative research methods and in depth interviews of 13 informants found by using snowball sampling technique. The data findings then were analyzed using a qualitative data analysis software, RQDA. The result shows social capital can contribute to the destigmatization process. Way or strategy that can be used is to encourage the active participation of Papuan students in community life which will result a strong and close relationship with the surrounding neighborhood. Social actors are also found in the form of several acquaintances who bridge the relationship of both parties, which then can produce a situation where Papuan students gain trust and acceptance fromthe community."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T49475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Darmawan
"Tesis ini membahas wujud dan peran kapital sosial dalam pengembangan credit union di kota Batam. Ide dasarnya adalah kondisi umat katolik di kota Batam yang terdampak krisis ekonomi tahun 2008 dan Keuskupan Pangkal Pinang menyadari bahwa kini pelayanan rohani perlu memperhatikan aspek ekonomi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Temuan penelitian menjelaskan bahwa rasa percaya yang dijaga dalam norma agama dan norma sosial akan menciptakan kapital sosial, dan turut membentuk kapital
finansial dan kapital manusia yang bersinergi untuk kesejahteraan umat dan masyarakat

This thesis focus on the nature and role of social capital in the development of credit unions in Batam city. The basic idea is the condition of Catholics affected by the economic crisis of 2008 and the Diocese of Pangkal Pinang realize that now the ministry needs to pay attention to the economic aspect. This study is a qualitative research with descriptive design. The findings study explain that trust is maintained in religious norms and social norms will create social capital, and helped shape the financial capital and human capital together for the welfare of
the people and society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Halim Sani
"Tesis ini membahas tentang Kapital Sosial dalam Organisasi Pelayanan; Studi Atas Pelayanan Sosial Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapital sosial dalam KPAI kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan, kapital sosial belum mampu membuat kinerja organisasi yang baik, sehingga pelayanan berjalan lambat. Namun dengan itu semua, keberadaan KPAI mulai dipertimbangkan secara politis dalam tingkatan nasional. Sedangkan fungsi kapital sosial dalam pelayanan sosial KPAI membantu proses perlindungan anak seperti, konseling, advokasi kebijakan agar ramah anak dan advokasi terhadap klien dalam meghadapi kasusnya melalui mitra KPAI.

This thesis discusses Social Capital in Social Organization; Study About Social Service of Indonesian Children Protection Council, by using a descriptive qualitative approach. The result of this research show that social capital in KPAI is not going well. It is because social capital in this institution less power to influence a good organization performance, then make the service going slowly. Nevertheles, the existence of KPAI began to be taken into account in national political arena. Beside of this, the function of social capital in social service of KPAI help the children protection process counseling, such as public policy advocay to be child-friendly policy and clients advocacy to face their cases through KPAI partner."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anisa Febrianti
"ABSTRAK
Corporate Social Responsibility CSR merupakan hal penting bagi perusahaan untuk membangun relasi sosial dengan masyarakat lokal. Namun, sejumlah kasus memperlihatkan bahwa kinerja program CSR perusahaan masih belum maksimal dalam membangun relasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal. Hal ini berdampak pada lemahnya relasi sosial perusahaan terhadap masyarakat lokal. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai hal tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Teori Manajerial Managerial theory dan Teori Relasional Relational Theory . Teori Manajerial melihat pemaknaan perusahaan terhadap CSR memberi dampak pada kinerja program CSR yang dijalankan, sedangkan Teori Relasional hanya melihat upaya membangun relasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal sebagai upaya menghindari konflik. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini berkontribusi dengan menyertakan modal sosial sebagai variabel intervening, yang memperjelas hubungan kinerja program dengan relasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui teknik survei untuk memperoleh data. Responden dipilih melalui teknik pengambilan sampel acak berstrata. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara kinerja program CSR dengan relasi sosial, serta tidak adanya pengaruh modal sosial terhadap hubungan kinerja program CSR dengan relasi sosial.

ABSTRACT
Corporate Social Responsibility CSR is an important part of the company to establish a social relation with communities. However, in certain cases shows that the performance of company rsquo s CSR programs is still not optimized in order to establish a good relationship between the company and local communities. This has an impact on the weakness of company rsquo s social relationship to local communities. Previous studies on this subject divided into two groups Managerial Theory and Relational Theory. Managerial Theory highlighting on the company purpose on CSR impact to the performance of their CSR programs, while Relational Theory firmly focus on the process to establish a good relationship between the company and local communities in order to avoid conflict. Contrast with previous studies, this study contributes to include social capital as an intervening variable, to clarify relationship between performance of CSR programs and social relations. This study employs quantitative method through survey technique to obtain data. Respondent selected by stratified random sampling technique. This study represents the effect between performance of CSR programs and social relations, and the existence of social capital has no effect in relations between Performance of CSR programs and social relations."
2018
T50971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Reygina Almas
"Walaupun dalam penerapannya remote working menawarkan fleksibilitas dalam bekerja, ternyata terdapat tantangan yang muncul dalam pelaksanaan remote working, yaitu tantangan dalam membina hubungan sosial dengan sesama rekan kerja. Apabila hubungan sosial dengan sesama rekan kerja tidak dikembangkan, maka akan mempengaruhi proses perwujudan kualitas kehidupan kerja yang berdampak langsung pada kesejahteraan pekerja/staf. Maka dari itu, diperlukanlah upaya untuk mengembangkan hubungan sosial pada lingkungan kerja agar kualitas kehidupan kerja staf dapat terwujud. Adapun melihat konteks pengembangan kapital sosial selama menjalankan remote working, penelitian ini mengangkat Campaign.com yang merupakan perusahaan rintisan baru dengan sebagai lokasi penelitian. Berangkat dari latar belakang serta lokasi penelitian, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya pengembangan kapital sosial yang dilakukan oleh Campaign.com dalam mewujudkan kualitas kerja stafnya serta melihat manfaat dari upaya tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif agar dapat menggambarkan secara detail mengenai upaya serta manfaat dari pengembangan kapital sosial yang dilakukan oleh Campaign.com dalam mewujudkan kualitas kehidupan kerja stafnya. Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur serta studi dokumentasi lembaga. Sebelum melakukan wawancara semiterstruktur, peneliti menyusun pedoman wawancara dan menetapkan kriteria informan yang dalam penelitian ini berjumlah lima orang dengan fokus pada staf perempuan. Pertimbangan dipilihnya staf perempuan melihat dari potensi yang dimiliki dalam partisipasi pengembangan kapital sosial. Dari data yang diperoleh melalui wawancara bersama informan dan studi dokumentasi, peneliti melakukan analisis data yang diawali dengan konseptualisasi, pengkodingan, interpretasi dan elaborasi data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Adapun setelah melakukan analisis dan interpretasi data, terlihat bahwa Campaign.com telah berupaya untuk mengembangkan kapital sosial dalam mewujudkan kualitas kehidupan kerjanya dengan cara membuat lingkungan kerja yang nyaman, membuka ruang untuk pengembangan diri staf, dan membuka ruang untuk mengembangkan komunikasi. Upaya yang dilakukan oleh Campaign.com dalam mengembangkan kapital sosial staf nya memberikan manfaat dalam mewujudkan kehidupan kerja yang berkualitas, seperti memudahkan koordinasi, mengembangkan solidaritas dan kemudahan untuk mengakses informasi serta pengembangan diri. Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa perusahaan dan staf berperan penting dalam upaya pengembangan kapital sosial untuk mewujudkan kualitas kehidupan kerja staf serta dalam melihat manfaatnya. Selain itu, pengembangan kapital sosial di Campaign.com pun juga tidak bisa dilepaskan dengan interaksi tatap muka dengan rekan kerja yang dapat memperkuat terwujudnya kualitas kehidupan kerja.

The term of "remote working" has become prevalent as an adaptation to work during the Covid-19 pandemic that widely adopted by new start-up companies in Indonesia. As a working system, remote working offers the benefit of flexibility in work arrangements, which became the basis for its implementation during the pandemic. However, challenges have arisen in the execution of remote working, particularly in building social relationships among coworkers. Failing to develop social connections can negatively impact the quality of work life that directly affecting the well-being of employees/staff. Therefore, efforts are required to foster social relationships in the workplace to enhance the quality of work life for staff. This research purpose to describe Campaign.com effort in developing social capital to improve the quality of work life for its staff during remote working and the benefit of it. Using a qualitative approach and descriptive types, the research aims to depict Campaign.com's efforts in developing social capital to enhance the quality of work life for staff and to assess the benefits of these efforts. The data collection process involves semi-structured interviews and documentation studies. Five female staff members were selected as informants due to their potential for participating in social capital development. The data analysis included conceptualization, coding, interpretation, elaboration, conclusion drawing, and verification. The findings indicate that Campaign.com has made efforts to develop social capital to improve work quality by creating a comfortable work environment, fostering staff self-development, and encouraging effective communication. These social capital development efforts have provided various benefits, such as facilitating coordination, enhancing solidarity, enabling easy access to information, and promoting personal development. The study emphasizes the significant role of both the company and its staff in developing social capital to enhance the quality of work life and highlights the importance of face-to-face interactions in achieving this goal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurnayetti
"Pengelolaan sistem irigasi merupakan kegiatan yang demildan luasnya, dimana menyangkut bangunan fisik yang komplek; dan kelompok manusia, pada dasamya sangat tergantung pada keijasama. Tugas-tugas penting dalam irigasi seperti memperoleh, mengalokasikan, dan mendistribusikan air, porsi kegiatannya setara antara sosial dan teknis, jadi mengelola irigasi adalah domain yang tepat untuk menguji kapital sosial (Uphoff, 2000; 2002).
Sistem irigasi Bandar Halim semenjak dibangun kembali oleh pemerintah memiliki dualisme pengelolaan antara pemerintah dan petani. Pengelolaan oleh pemerintah mulai dari bendung sampai saluran utama sedangkan petani pada saluran tertier dan lahan usaha tani. Hal ini membawa permasalahan tersendiri karena dengan masuknya pemerintah, jaringan keija dan kesepakatan-kesepakatan antar individu petani menjadi terpecah-pecah ke kelompok-kelompok kecil. Keadaan ini dampak dari pelaksanaan program secara sentralistik. Walaupun begitu petani tetap eksis menyelenggarakan pengelolaan irigasi untuk menunjang perekonomian mereka, dengan memfungsikan sistem julo-julo sebagai kapital sosial tradisional masyarakat. Untuk itu dilaksanakan Studi tentang praktik pengelolaan irigasi masyarakat guna mencari peluang pelaksanaan sinerjistik komplementer antara pemerintah dan petani untuk direkomendasikan.
Untuk menemukan jawaban, data dikumpulkan melalui studi dokumentasi, pengamatan partisipatif, dan wawancara mendalam terhadap inforrnan-informan kunci yaitu: pejabat irigasi mulai dari tingkat propinsi, kabupaten, wilayah, dan petugas lapangan, serta pengurus organisasi P3A dan petani. Kcmudian aparat penyuluh pertanian lapangan (PPL), aparat Nagari, pemuka masyarakat, dan masyarakat biasa, data dianalisis secara kualitatif.
Studi ini menemukan bahwa sistem julo-julo merupakan kapital sosial yang handal dalam praktik pengelolaan irigasi di tingkat petani. Sebab sistem ini kaya dengan nilai-nilai dan norma-norma yang diperlukan dalam pengelolaan suatu sistem irigasi, yang diturunkan dari tradisi adat dan merupakan pandangan hidup rnasyarakat. Nilai persamaan dan kebersamaan yang melahirkan norma-norma keadilan, tanggung jawab dan solidariras, yang dimanifestasikan dalam pola awak sumo awak dan Iamak dek awak katuju dak urang, memfasilitasi pelaksanaan semua tugas-tugas panting irigasi seperti perolehan air, alokasi air, pemeliharaan, mobilisasi sumberdaya dan manajemen, serta resolusi konflik. Dari nilai-nilai tadi muncul rasa saling percaya dan solidaritas yang tinggi dan mampu memunculkan kesadaran kelompok individu, hal inilah penyebab eksistensi irigasi di tingiat petani sampai sekarang untuk menunjang perekonomian mereka.
Sementara itu di daerah wewenang pemerintah, pelalusanaan berdasarkan prosedur umum dari atas ditambah dengan keterbatasan jumlah petugas lapangan dibanding luas wilayah kerja, serta berlapisnya birokrasi pembina irigasi, kesemuanya berdampak pada kurang intensnya interaksi dan kornunikasi yang merupakan faktor penting dalam pembangunan relasi. Terutama sekali di batas wilayah wewenang pemerintah dan petani (daerah pintu bagi tertier), pelaksanaan berjalan tidak menurut prosedur dan tanpa kesepakatan yang jelas antara pctugas dan petani, Serta tidak ada kontrol dan sanksi bagi yang melanggar aturan. Semuanya itu berdampak pada cepatnya laju penurunan kondisi fisik.
Keunggulan konsep kapilal sosial julo-julo adalah karena tindakan individu dan pembangunan relasi antar individu lebih didasarkan atas pertimbangan moral, bukan atas keadilan penyebaran reward dan swa kepentingan. Kepercayaan dan solidaritas muncul dari ikatan moral dan emosional sehingga mampu menjaga keberlangsungan kerjasama terutama dalam tugas-tugas rutin irigasi, dalam bentuk rantai ikatan yang menjaga lancarnya kegiatan dalam skala luas (wilayah wewenang pelani). Sedangkan konsep kapital sosial yang didukung oleh para ahli diantaranya Uphoff dan Coleman, tindakan individu didasarkan atas pertimbangan swa kepentingan, pembangunan relasi atau kerjasama tak obahnya sebagai penyatuan swa kepentingan, karena tidak mampu diatasi atau dicapai secara individual. Kepercayaan merupakan hasil rasionalitas kalkulasi manfaat maksimal pembuatan jaringan, seterusnya norma dan nilai akan muncul apabila terdapat keadilan penyebaran reward. Hal inilah yang membedakan dengan konsep kapital sosial julo-julo, sehingga teori kapital sosial Uphoff dan Coleman kurang mampu menjelaskan temuan lapangan secara lebih dalam.
Regulasi dan aturan fomlal lainnya serta tata pelaksanaan sentralistik, tidak berkualitas untuk dijadikan sebagai sumber lcapital sosial di level makro sehingga tidal: mempunyai kekuatan untuk membangun relasi yang bersifat sinerji antara pemerintah dan masyarakat. Relasi sinerji menghendaki pembagian kerja seimbang (koproduksi) dan saling mendukung antara kedua belah pihak secara komplementer. Dampak pengelolaan sentalistik terhadap kemunduran jaringan fisik dan organisasi, serta melemahnya kapital sosial masyarakat yang seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk mendulcung program pembangunan nasional. Oleh sebab itu aturan-aturan formal yang bersifat umum dari pemerintah perlu didampingi dengan aturan-aturan informal masyarakat, agar praktik pengelolaan irigasi terselenggara dengan ketat dan lancar. Sehingga dapat dicapai efisiensi dan efektihtas, serta menyentuh sampai ke level mikro (masyarakat).
Implikasi teoritik dari temuan menyatakan bahwa nilai persamaan dan kebersamaan yang turun dari idiologi dan tradisi adat yang dilmplementasikan dalam rasa solidaritas dan altruism menciptakan watak kerjasama yang mempertimbangkan kepentingan bersama, serta kesadaran kelompok pada individu. Rasionalitas atas pertimbangan rasa persamaan dan kebersamaan dapat rnenggalang kekuatan masyarakat secara bersama untuk mencapai tujuan bersama maupun menanggulangi permasalahan bersama. Kekuatan ini mampu menangkal kekuatan dari luar yang memaksakan pembahan mendasar pada tatanan sosial. Terbukti dengan perubahan mendasar pada sistem irigasi masyarakat semenjak dikelola oleh pemerintah, tetapi petani tetap bertahan dengan sistem mereka.
Berdasarkan temuan diajukan rekomendasi sebagai berikut: praktis: pembagian kerja antara petugas dan petani dalam aturan formal (prosedur PU dan AD&ART) yang bersifat umum perlu didampingi dengan aturan informal masyarakat sebagai sumber kapital sosial lokal, sebab pengelolaan irigasi di suatu daerah tidak terlepas dari kebiasaan-kebiasaan atau tradisi adat setempat. Potensi lokal ini dapat digunakan sebagai penunjang pembangmman nasional. Kebijakan: pembuatan regulasi diharapkan berpotensi menjadi sumber kapital sosial di level makro dan lata pelaksanaan oleh pemerintah menguatkan, sehingga mampu menyentuh sarnpai ke level mikro. Dengan begitu memberi peluang pada masyarakat untuk ikut berpartisipasi sebagai mitra dari pemerintah.
Rekomendasi model pengelolaan irigasi di Sumbar adalah dengan mengintegrasikan kelompok hamparan dengan sistem julo-julo ke dalam praktik pengelolaan kesatuan wilayah irigasi, untuk mengisi kekosongan peran akibat kurangnya tenaga petugas lapangan. Nagari diberi otonomi hak dan wewenang dalarn bertindak dan mengambil keputusan sehubungan dengan irigasi di daerahnya, karena Nagari merupakan bagian dari masyarakat lrigasi tersebut.

Irrigation management is one of the most widespread of human activities, and one intrinsically dependent upon cooperation. The uniformity of water as a resource and the ubicuity of gravity as force of nature make this is a good domain in which to look for general phenomena and relationships. Moreover, the essential tasks of acquiring, allocating and distributing water are as social as they are technical, so inigation management is an appropriate domain in which to examine social capital (Uphoff, 2000; 2002).
Bandar Halim irrigation systems, since being redeveloped by the government has dualistic management between the government and the farmers. Government management responsibility of the irrigation system starts from the weir to the main canal, and local authorithies under farmer management is Bom tertiary canal to their farrns. This dualistic management system brings some of its own problems with the entry of the government in its management. The system becomes disjointed or fragmented (breaking up into small units). The community based irrigation system causes the breakdown of its traditional social network and social commitment. This is the impact of the centralistic management.
However, the farmers succeed in managing their irrigation systems by using the traditional julo-julo system as a source of local social capital not only protect but that the improve their income. That is why this Study of the practical management of the community- based irrigation, an opportunity to complement the synergistic strength of management between the government and farmers is proposed as recommendation.
To acquire the data, the study uses documents, participant observations, indepth interviews from key informants such as persons in charge of irrigation institutions from, the provincial to lowest level, that is the person who works closely with the farmers and the water user organizations (PBA). Information obtained from the key informants in the community such as the Nagari informal leaders, and people in general. This research and analysis are descriptive qualitative in nature.
The study finds that the julo-julo system is a viable social capital in the practical irrigation management at the farmers level. This is because the juio-juio system is rich with social values and norms needed to manage an irrigation system, these norms and values deriving from the customary tradition is the way of life of the local society. The value of social cohesion (persamaan) and tagerherrress (lcebersamaan) produced social norms such as justice, responsibility, and solidarity that manifest in the awak some awak and Iama/c dek awrrk, katuju delc rrrang systems, that facilitate all essential management tasks of irrigation such as water acquisition, water allocation, maintenance, resource mobilization and management, and conflict resolution. These values also create mutual trustworthness and solidarity that build collective conscience of the individuals. All these aspects of the existing irrigation management system at the farmers level are found to the supportive of their economy.
While, at the govemmental authority level, its management is based on general procedures (formal rules), with minimum number of field ofEcials compare to its large working area, and intractable irrigation supervision bureaucracy results in the lack of interaction and communication that is an essential factor to build good relations. Especially, the division of responsibility between government and farmer (tertiary box area), the management is carried out without formal procedures and clear social commitment between field officials and farmers, there is no control or sanction on those who break the rules. All these impact on the degradation of the physical conditions of the irrigation system.
The capability of the social capital of the julo-julo is that individual action and relations built among individuals are on moral considerations, not only just reward sharing and self interest. Beliefs and solidarity exist from moral and emotional ties that make them to he able to sustain cooperation,/networl-ring, especially in routine tasks of irrigation operation in the form of social ties that cover a vast area. The social capital concept as elaborated by Uphoff (2000, 20002) and Coleman (2000), individual action based on consideration of self interest, relations built or cooperation such a unity of self interest, because the people could not achieve the means to resolve their individual problem. Their belief is produced by a rational calculation about maximal use of social networking, such that norms and values will exist if there is just distribution of reward. The social concept by Uphoff and Coleman thus could not explain our more indepth and widespread field Endings.
Regulations and other fonnal rules with centralistic govemance program, are not able to be a resource of social capital at the macro level at it is powerless to build synergistic relations between the government and society. Synergistic relations need clear labor differentiation as coproduction to mutually support each other in a complenrantary manner. The impact of the centralistic management is the deterioration of the physical inigation construction and its organization. The strength of the local social capital can actually be used for national development. Therefore, the general formal mles from the government need to be accompanied by societal informal rules, so that the management of the inigation will be sh'ict and effective and efficient. Whwn this is achieved its benefits will be felt by the community.
The theoretical implication from our study findings suggest that the value of the social cohesion and togetherness stemming from the local ideology and customary traditions that were found in the feelings of solidarity and altruism result in the cooperative character that take into account mutual interest, as well as collective conscience to the individual. The rationality on mutual interest and togetherness is able to mobilize the strength of the community to achieve their common objective or overcome their mutual problems. This community strength is able to overcome expand its influence that may threaten or change the local social structure. Even though with the basic change in the management system carried out by the govemment, the farmers are still able to continue to maintain their local system of management.
The recommendations of study are in practical and policy recommendations as follows : Practical recommendation: differentiation of labor between government and farmer in formal rules (procedures of government) that are general needs to be accompanied by societal informal rules as a local social capital resource, as the irrigation management in one area cannot be in isolation or out of context of every day habits or customary traditions. This local indigenous because the management of irrigation in one area cannot be separated from. This local indigenous wisdom could used to facilitate national development. Policy recommendation: the govemment has to make irrigation regulations as a potential social capital resource at the macro level and governance by strengthening its regulatory structure or framework management, such that they can have as effect at the micro level, thus providing the opportunity for the local community to participate as a effective partner.
For West Sumatera as a whole, the study recommends the integration of this irrigation management model into the surrounding adjacent areas with the ,info-julo system in the practice of a wide areal irrigation system to fill the lack of Held manpower. The Nagari should be given the autonomy rights and responsibility to take action and decision conceming irrigation matter in their distr-ics because the Nagari represents an integral part of the West Sumatera irrigation community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
D823
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Ivena Apulina Br
"Perubahan iklim memberikan dampak pada pertanian di Indonesia sehingga petani harus beradaptasi agar tetap dapat bertahan hidup. Agenda pembangunan berkelanjutan menekankan masyarakat di negara berkembang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi perubahan iklim, khususnya perempuan, pemuda, dan komunitas. Petani perempuan kepala keluarga lebih rentan terhadap perubahan iklim dan kemiskinan diakibatkan oleh peran ganda yang harus dipikulnya. Kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga mempengaruhi pengambilan keputusan adaptasi perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga dan peran kapital sosial tersebut dalam upaya beradaptasi dari dampak perubahan iklim yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk membantu memperdalam analisis mengenai kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur dan studi dokumen. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ndokum Siroga selama 2 bulan pada Februari 2023 sampai Maret 2023. Informan penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 9 orang yang terdiri dari 6 petani perempuan kepala keluarga dan 3 penjual pupuk dan obat pertanian. Hasil penelitian menunjukkan petani perempuan kepala keluarga memiliki kapital sosial bonding, kapital sosial linking, dan trust dalam upaya beradaptasi dari perubahan iklim. Kapital sosial ini berperan dalam memberikan informasi mengenai upaya adaptasi dari dampak perubahan iklim, menjadi sarana belajar adaptasi perubahan iklim, dan mempengaruhi petani perempuan kepala keluarga dalam mengambil keputusan adaptasi perubahan iklim. Informasi adaptasi ini berguna untuk mengatasi permasalahan peningkatan hama dan penyakit tanaman, dan mengatasi permasalahan penurunan kualitas tanah dengan cara melakukan pemilihan jenis bibit, peningkatan intensitas penggunaan obat dan pupuk, tumpang sari, penggunaan mulsa plastik, peningkatan penggunaan dolomit, kapur pertanian, dan kompos, dan melakukan rotasi tanaman. Trust dalam hal ini berperan dalam menentukan apakah petani perempuan akan mempraktikkan informasi yang diterimanya dari hubungan sosialnya dengan pihak-pihak lain. Penelitian ini pada akhirnya menyimpulkan meskipun kapital sosial bonding dan linking sama-sama berperan dalam memberikan informasi mengenai adaptasi perubahan iklim, terdapat perbedaan kualitas informasi yang diterima petani perempuan kepala keluarga di mana kapital sosial bonding memampukan petani perempuan untuk bertahan dari dampak perubahan iklim sedangkan kapital sosial linking memampukan petani perempuan untuk mandiri dan maju. Sayangnya, tidak semua petani perempuan kepala keluarga memiliki akses pada kapital sosial linking karena perempuan masih belum menjadi prioritas dalam pertanian dibanding laki-laki. Penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial pada mata kuliah masalah kemiskinan mengenai kelompok yang rentan mengalami kemiskinan.

Climate change has an impact on agriculture in Indonesia so that farmers must adapt to survive. The sustainable development agenda emphasizes people in developing countries to increase their ability to adapt to climate change, especially women, youth, and communities. Female farmer-headed households are more vulnerable to climate change and poverty due to the multiple roles they must carry. The social capital owned by female farmer-headed households influences decision making on climate change adaptation. This study aims to look at the social capital owned by female farmers as heads of families and the role of this social capital in efforts to adapt to the impacts of climate change discussed in the Social Welfare Science discipline. This study uses qualitative methods to help deepen the analysis of the social capital owned by female farmer-headed households. Data collection techniques used were semi-structured interviews and documentation studies. The research location was conducted in Ndokum Siroga Village for 2 months from February 2023 to March 2023. The research informants were taken using a purposive sampling technique with a total of 9 people consisting of 6 female farmer-headed households and 3 sellers of fertilizers and agricultural medicines. The results showed that female farmer-headed households have social bonding capital, social linking capital, and trust in efforts to adapt to climate change. This social capital plays a role in providing information regarding adaptation efforts from the impacts of climate, being a learning tool for climate change adaptation and, and influencing female farmer-heads households in making climate change adaptation decisions. This adaptation information is useful for overcoming the problem of increasing pests and plant diseases and overcoming the problem of decreasing soil quality by selecting seed types, increasing the intensity of the use of drugs and fertilizers, intercropping, using plastic mulch, increasing the use of dolomite, agricultural lime, and compost. and do crop rotation. Trust in this case plays a role in determining whether the female farmer will put into practice the information she receives from her social relations with other parties. This research ultimately concludes that although bonding and linking social capital both play a role in providing information about adaptation to climate change, there are differences in the quality of information received by female farmers as heads of families where bonding social capital enables female farmers to survive the impacts of climate change while social linking capital enable women farmers to be independent and progressive. Unfortunately, not all female farmer-headed households have access to social linking capital because women are still not a priority in agriculture compared to men. This research provides benefits for the development of social welfare science in the subject of poverty issues concerning groups that are vulnerable to poverty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madora Sentama
"Penelitian ini membahas tentang sexual capital yang dipakai untuk mencapai mobilitas dan gaya hidup para perempuan dalam industri hiburan malam di Bali melalui jalinan relasi pacaran yang mereka alami bersama pria asing. Kajian ini merupakan kajian mengenai perempuan, sosiologi budaya dan juga mobilitas sosial. Perempuan dalam penelitian ini dilihat sebagai aktor utama yang berperan dalam keputusannya sendiri akan pilihan-pilihan yang tersedia untuk mengalami perubahan status sosial-ekonomi yang berujung pada peningkatan gaya hidup yang mereka alami. Secara khusus, peneliti menemukan pola atau pattern dari para informan tersebut mengenai peluang macam apa yang mereka harapkan dan (atau) alami ketika menjalin hubungan dengan pria asing khusunya pria barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.

This research discusses about sexual capital which being used to reach Social Mobility and Lifestyle by women in Bali enterteinment night industry through dating relationship with the foreign men. Basicly, the type of social-economic mobility is different on each individual, it is because the meaning of the better life is different to every person. This research is about women, sociology of ethnicity, and also social mobility. Women in this research seen by the main actor whose their decision is choosen by themself along with the other choices they have. This will lead them into the change of social-economic status which affected their lifestyle side. In the end, the choices they have is the choice to be with the western men, in this case, be in a realtionship with them. Specifically, researcher has found a pattern from these women about what kind of chances which they want to get to and (or) they already had when getting along in a relationship with those western man. This research is a descriptive research and using qualitative method"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>