Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriansah Hendrianto
"Era globalisasi adalah era dimana tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya untuk saling berinteraksi. Lalu lintas orang barang, dan jasa sudah sangat ramai dan padat, sehingga kehidupan yang kita jalani semakin komplek dan dinamis menuntut kita dalam melakukan setiap tindakan harus Iebih berhati-hati dan harus memikirkan semua kemungkinan resiko yang akan terjadi agar tidak terjadi kerugian yang besar.
Melihat kenyataan ini maka diharapkan ada suatu lembaga atau badan yang dapat melindungi nasabah dan resiko. Untuk itu peranan jasa asuransi makin di butuhkan. Disamping sebagai sarana penjamin resiko, asuransi juga merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat untuk menunjang aktivitas pembangunan. PT X adalah perusahaan yang bergerak dibidang asuransi, khususnya asuransi jiwa.
Asuransi adalah suatu jasa yang besifat khusus dimana jasa yang diberikan tidak dapat dirasakan secara langsung saat kita mengkonsumsinya, tetapi yang diterima adslah manfaat psikologis dalam bentuk perlindungan tehadap resiko yang mungkin dialami oleh nasabah dimasa datang. Hal ini berbeda dengan industri jasa lainnya yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung seperti jasa kesehatan, pariwisata, perfilman dan lain-lain.
Dengan adanya deregulasi pemerintah yang kita kenal dengan PAKDES 1988, UU no 2 tahun 1992 tentang perasuransian, dan dengan masuknya Indonesia sebagai negara anggota APEC membuat iklim investasi khususnya disektor jasa asuransi jiwa tumbuh dengan cepat. Dampak dan pertumbuhan ini sangat berpengaruh bagi perkembangan PT X yang bergerak di bìdang asuransi jiwa.
Selain itu dampak krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis kepercayaan juga sangat mempengaruhi perkembangan usaha dari PT X Dampak krisis diawali dengan krisis ekonomi yang berawal dan melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap $ US, kemudian berkembang menjadi krisis kepercayaan, akibat dari penutupan (likuidasi) sejumlah Bank oleh pemerintah.
Permasalahan yang ditimbulkan dari kedua masalah diatas adalah bagaimana perusahaan dapat memertahankan posisi kompetitif dalam persaingan industri asuransi jiwa yang semakin sengit.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui strategi bisnis yang dapat diambil PT X dalam menghadapi peluang dan ancaman sebagai danipak dan globalisasi dan kiisis ekonorni, agar perusahaan dapat mempertahankan posisi kompetitifnya dimasa depan.
Melalui analisis Iìngkungan usaha, yaitu analisis eksternal dan analisis industri diperoleh gambaran mengenai peluang dan ancaman yang akan dihadapi PT X dimasa depan. Beberapa peluang yang dihadapi PT X di masa depan adalah yang besar, perusakiaan asuransi jiwa dapat melakukan diversifikasi usaha seperti berusaha di bidang asuransi kesehatan, kecelakan, dan jaminan pensiun, perkembangan teknologi inforrnasi yang cepat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan akan mengalami perbaikan.
Terdapat beberapa ancaman yang dihadapi PT X dimasa depan, diantaranya adalah kesadaran masyarakat untuk berasuransi (Insurance minded) masih kurang, kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan asing (PMA) untuk berinvestasi di sektor asuransi jiwa sehingga makin banyak perusahaan asuransi jiwa baru yang muncul, krisis kepercayaan terhadap institusi lembaga keuangan.
Melalui analisa lingkungan internal, diperoleh gambaran bahwa PT X memiliki kekuatan dalam hal reputasi yang baik karena sudah memiliki pengalaman (learning curve), merek (brand) yang terkenal di Indonesia, penguasaan jalur distribusi, agen yang banyak, pangsa pasar yang besar, dan beroperasi secara efisien.
PT X juga mempunyai kelemahan yaitu terlambat dalam penguasaan teknologi, birokrasi yang sangat rumit, kurangnya sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi, kurang melakukan promosi, struktur organisasi yang tidak fleksibel yang tidak mengarah ke konsumen seperti tidak adanya divisi R&D, riset pemasaran, hubungan masyarakat (public relation), dan manajemen informasi.
Berdasarkan kondisi eksternal dan internal perusahaan maka strategi tingkat bisnis yang dapat diambil oleh PT X adalah strategi fokus biaya rendah (low cost). Hal -hal yang disarankan untuk mendukung strategi fokus biaya rendah adalah melakukan restrukturisasi perusahaan, revitalisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan, melakukan privatisasi, melakukan segmentasi dan reposisioning agar target pasar menjadi jelas, kerjasama dalam hal pembuatan produk dan pemasaran dengan perusahaan asuransi lain dan penguasaan teknologi informasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Damayanti
"Keinginan untuk mendorong laju perekonomian dunia mendasari pembentukan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. AFTA (ASEAN Free Trade Area) merupakan wilayah perdagangan bebas yang mencakup seluruh batas negara-negara anggota ASEAN mengacu pada liberalisasi perdagangan dan bukan liberalisasi jasa Bagi Indonesia AFTA menjanjikan peningkatan perekonomian yang lebih baik karena kondisi dunia usaha Indonesia pada saat itu (1992) sangat memungkinkan diterapkannya suatu pasar bebas untuk mendorong laju perekonomian AFTA itu sendiri pada awalnya dirancang untuk ditetapkan pada tahun 2002. Akan tetapi terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 dan imbasnya masih terasa sampai Saat ini membuat penerapan AFTA 2002 mundur satu tahun menjadi tahun 2003.
Berdasarkan sebuah seminar terungkap ada empat Industri yang menyatakan ketidaksiapan mereka menghadapi AFTA 2003 yaitu industri elektronika, kimia dan farmasi, ritel dan otomotif. Untuk itu PT X sebagai salah salah satu perusahaan manufaktur elektronik di Indonesia harus melaksanakan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan di dalam Industri elektronika di Indonesia dan dalam menghadapi penerapan AFTA pada tahun 2003.
Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk memformulasikan strategi bersaing untuk PT X dan melakukan evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut dengan cara melakukan perbandingan antara strategi bersaing yang telah diformulasikan penulis dengan strategi yang dilaksanakan oleh PT X.
Pendekatan penulisan menggunakan dua metode yaitu pengumpulan dana yang terdiri dari studi kepustakaan dan studi lapangan serta analisis data dengan menggunakan analisa SWOT.
Dari hasil penelitian berupa evaluasi strategi yang telah dilaksanakan PT X, strategi baru yang dapat diambil PT X adalah menambah strategi yang telah ada dengan melaksanakan usulan strategi yang belum dilakukan berdasarkan Matrik TOWS yaitu mencari kemungkinan pasar-pasar baru yang potensial untuk mengatasi melemahnya ekspor ke kawasan Timur Tengah bekerja sama dengan PT AMS dan berperan lebih mendorong asosiasi-asosiasi perusahaan elektronika seperti GABEL (Gabungan Industri Elektronika Indonesia) untuk memperjuangkan kebijakan pemerintah dalam hal peraturan bea masuk impor komponen dan penghapusan PPnBM sehingga harga jual didalam negeri dapat bersaing dengan produk impor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T13526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Siti Nurliyah
"Indonesia yang berpenduduk sekitar 220 juta jiwa, menjadi tempat yang potensial untuk pertumbuhan bisnis. Salah satu bisnis yang sedang berkembang di Indonesia adalah bisnis asuransi jiwa. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan premi bruto mencapai Rp 32,4 triliun di Bulan September 2007 (naik 71% dibandingkan periode yang sama tahun 2006).
Terbukti bahwa bisnis asuransi jiwa merupakan bisnis yang sedang berkembang di Indonesia. Meski begitu, penetrasi pasar asuransi jiwa baru mencapai 3%. Dalam hal ini, kesadaran masyarakat untuk mengasuransikan jiwanya harus ditingkatkan atau memang kemampuan masyarakat kita untuk membayar premi masih terbatas.
Peluang pemasaran asuransi terbuka lebar, tetapi pebisnis asuransi harus melihat bahwa pemain bisnis ini tidak sedikit. Selain pemain lokal, berdatangan juga perusahaan dari luar yang menggandeng perusahaan lokal. Belum lagi adanya konglomerasi besar di Indonesia yang ikut menambah daftar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. Persaingan di bisnis ini menjadi sangat ketat dengan jumlah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia mencapai 62 perusahaan.
Perkembangan asuransi jiwa bisa ikut menggerakan denyut ekonomi secara makro. Dana yang disimpan di perusahaan asuransi jiwa bisa dipakai sebagai dana untuk proyek-proyek jangka panjang pemerintah. Pemerintah sangat berharap bahwa perusahaan asuransi jiwa bisa memperkuat fungsinya sebagai pilar ekonomi bangsa ini.
PT. AJ. X sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa, merupakan perusahaan yang mampu bertahan menghadapi persaingan. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, PT. X harus mempunyai strategi bersaing agar dapat bersaing dan dapat bertumbuh.
Berdasarkan analisa SWOT , PT. X berada pada kuadran I, artinya perusahaan memiliki kekuatan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan dituntut untuk melakukan strategi yang agresif. Perusahaan juga dituntut lebih giat untuk membuat produk unit link yang disukai konsumen, membuat kanal distribusi Bancassurance, membenahi SDM, pembukaan cabang yang sesuai dengan pasar di kota tempat cabang tersevut dibuka dan meningkatkan CSR.
PT. AJ. X memiliki beberapa kelebihan diantaranya kanal distribusi yang beragam, memiliki produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, merupakan anak perusahaan satu konglomerasi besar sehingga menjadi kekuatan tersendiri, memiliki Sertifikasi ISO 9001/2000 yang dapat meyakinkan konsumen bahwa proses bisnis lelah sesuai dengan standarisasi internasional serta didukung pembangunan infrastruktur dan teknologi. Kelebihan tersebut dengan disertai strategi-strategi baru yang telah disebutkan di atas, bisa membuat perusahaan dapat bersaing, terus tumbuh, dan menjalankan fungsinya sebagai salah satu pilar kekuatan ekonomi bangsa ini.

Indonesia, with its more or less 220 million people, has become a potential place for the growth of business. One of the businesses that are expanding in Indonesia is the life insurance business. The Indonesian Association of Life Insurance noted the premium bruto of total eamings as reaching Rp. 32.4 trillion in September 2007 (going up 71% compared to the same period in 2006).
It is evident that the life insurance business is growing in Indonesia. Nonetheless, the market penetration of life insurance has only reached 3 percent. It indicates that people’s awareness to insure their lives needs to be increased, or perhaps our people’s ability to pay for insurance premium is still limited.
The opportunities for life insurance marketing are vast; however, those involved in life insurance business have to see that the players in this business are not few. Besides local players, foreign companies have also come and had a joint-venture with the local ones. Not to mention the existence of big conglomerates in Indonesia which add to the iist of life insurance companies in Indonesia. With the presence of 62 life insurance companies in Indonesia, the competition in this business has become very tight.
The expansion of life insurance business has also strengthened Indonesia’s macro economy. The fund kept in life insurance companies can be used to fiind long-term govemment projects. The govemment hopes that life insurance companies can enhance their fiinction as one of the economic pillars in this country.
As one of life insurance companies in Indonesia, PT AJ. X has proved its strength to survive amidst the fierce competition. In facing the tight competition, PT AJ. X needs to develop new strategies to be able to both compete and expand.
Based on SWOT analysis, PT AJ. X is now in quadran 1, which means that it has the power to take advantage of the existing opportunities and is challenged to apply aggressive strategies. The company is also expected to be more active in creating unit link products which customers would be very likely to like, making Bancassurance distribution canal, improving human resources, opening branches which suit the market condition in places where they are opened, and increasing the corporate social responsibility (CSR).
PT. AJ.X has some plus values, among other things: having diversity in distribution canals, making products suitable with the customers’ needs, having its own strength as a subsidiary company of one big conglomerate, owning ISO 9001/2000 Certiflcate which can convince customers that the business process has complied with the international standards, supported by development in infrastructure and technology. Along with the aforementioned new strategies, these values can make the company have a strong competitive power, keep on expanding, and perform its function as one of the country’s economic piliars.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26501
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Anondo
"Globalisasi yang semakin berkembang sekarang ini niembawa perubahan dalam tata cara perdagangan internasional dimana hambatan-hambatan yang membatasi perdagangan dan investasi antar negara akan semakin berkurang. Salah satu hal yang mendorong globalisasi perdagangan adalah perdagangan bebas antara ncgara-negara di dunia, yang terwujud dalam bentuk NAFTA, AFTA (bcrlaku mulai 2002), APEC (mulai 2020) dan lain-lainnya. Kesepakatan tersebut intinya menyetujui adanya pembukaan pasar masing-rnasing negara tcrhadap produk-produk negara lainnya, pengurangan dan penghilangan trade barriers, proteksi dan insentif atas induslri dalam negeri.
Dengan adanya free trade para produsen komponen otomotif dunia akan semakin agresif mengembangkan pasarnya ke negara-negara lain. Sebagai peserta AFTA & APEC berarti mungkin mulai tahun 2003 nanti Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas dan memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar negara lain. Seiring dengan terbukanya peluang ekspor ke negara lain, Indonesia pun harus mcmbuka pasar dalam negerinya seluas-luasnya bagi produk impor dan negara-negara lain. Hal tersebut sudah mulai dirasakan oleh industri komponen otomotif sejak tahun 1999, didahului dengan adanya deregulasi otomotif tahun 1999 yang diantaranya mempermudah komponen impor otomotif untuk masuk ke Indonesia.
Industri otomotif Indonesia (termasuk industri komponennya) selama ini rnenikmati proteksi pemerintah sehingga berkembang menjadi industri yang kurang tangguh karena membuat banyak perusahaan menggantungkan diri pada pasar dalam negeri dan bantuan prinsipal. Biaya produksi yang tinggi, kurangnya penguasaan teknologi dan minimnya sumber daya manusia yang qualified merupakan kelemahan industri ini. Disisi lain customer mereka tidak memiliki banyak alternatif pemasok dari luar Indonesia karena adanya proteksi membuat hal tersebut tidak ekonomis. Adanya free trade area nanti membuat industri komponen otomotif Indonesia harus segera bebenah diri untuk bersaing dengan pesaing dari luar yang memasarkan produknya di Indonesia.
Saat ini customer terutama ATPM mulai memanfaatkan keleluasaan yang diberikan pemerintah melalui deregulasi otomotif untuk melakukan sourcing dari luar Indonesia yang umumnya memiliki harga lebih murah dengan tnutu yang sctara.
Perusahaan-perusahaan komponen otomotif yang terdapat dalam Component Group Astra pun harus mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan yang makin ketat ini.
Tujuan studi ini adafah menganalisa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PT Astra Otoparts Tbk. sehingga dapat menyusun strategi yang tepat untuk menjalankan bisnisnya agar tetap bertahan dan memperkuat perusahaan-perusahaan di dalamnya dalam era perdagangan bebas mendatang, dengan mempertimbangkan laklor-laktor internal dan eksternal.
Melalui studi ini penulis mencoba memberikan alternatif kepada PT Astra Otoparts Tbk. sebagai holding company component group mengenai masalah yang dihadapi yaitu strategi apa yang dapat dirumuskan dan diterapkan PT Astra Otoparts Tbk., yang dapat diterjemahkan oleh perusahaan-perusahaan yang bernaung dibawahnya ke dalam bentuk strategi bisnis yang dapat diimptementasikan agar mereka mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di era perdagangan bebas.
PT Astra Otoparts sebagai holding company selain membawahi perusahaan manufakturing juga membawahi beberapa perusahaan trading. Pada perusahaan manufakturing ada beberapa kelemahan yang harus diwaspadai. Antaralain kekurangmampuan pada bidang engineering terutama desain produk yang bergantung pada prinsipal dan customer. Kelemahan lainnya adatah mesin produksi yang agak ketinggalan jaman serta penguasaan proses produksi yang kurang merata (walaupun disebagian perusahaan hal tersebut justru menjadi kekuatannya). Kekurangmampuan tersebut selama ini dicoba diimbangi dengan peningkatan kemampuan dalam proses produksi disertai dengan penjagaan kualitas, pengurangan biaya dan kecepatan pengiriman (quality, cost and delivery).
Disisi lain, trading menjadi kelebihan bagi PT Astra Otoparts karena menguasai jalur distribusi yang cukup baik hingga ke manca negara. Penguasaan distribusi menjadi kapabilitas yang mendukung daya saing perusahaan ini terhadap pesaing. Digabung dengan sumber daya lain yang dimiliki. sektor ini menjadi salah satu core competence PT Astra Otoparts.
Dalam menghadapi persaingan di era free trade ini ada beberapa strategi korporasi yang bisa dijalankan PT Astra Otoparts. Diantaranya mengembangkan bisnis dengan low level diversification melalui join venture, perusahaan mandiri dan merger, menerapkan strategi low cost high volume melalui peningkatan quality, cost dan delivery; dan melakukan penetrasi pasar baru terutama ekspor dengan memperkuat jalur distribusi, sertifikasi perusahaan dalam sistem mutu dan menjaga awareness pelanggan.
Langkah-Iangkah diatas merupakan beberapa alternatif strategi korporasi yang bisa diambil oleh PT Astra Otoparts dalam menyusun ulang strateginya menghadapi persaingan di era perdagangan bebas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selain mengacu kepada faktor-faktor eksternal, langkah-langkah tersebut juga membutuhkan perbaikan di internal perusahahaan-pcrusahaan di lingkungan PT Astra Otoparts sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Chandra H.S
"ABSTRAK
Peranan angkutan laut di Indonesia menjadi sangat penting, karena
kondisi geografis dan moda transportasi ini dinilai mampu melakukan jasa
angkutan dalam volume besar dan sekaligus, dengan biaya yang lebih murah.
Menyadari hal tersebut, maka angkutan laut tidak boleh dipandang sebagai
sarana penunjang semata-mata, tetapi harus dibina dalam satu kesatuan diantara
berbagai sektor, khususnya sektor industri dan pertanian.
Disamping fungsinya sebagai penunjang kegiatan sektor-sektor
ekonomi lainnya, angkutan laut merupakan kegiatan industri yang memberi
manfaat ganda seperti lapangan kerja, penghasil pajak, penghasil devisa,
keuntungan bagi pemilik modal dan penunjang kegiatan-kegiatan industri hulu
dan huir yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan laut.
Revolusi di bidang transportasi dimulai dengan dilakukannya upaya
unitisasi dan konsolidasi muatan, lewat pemanfaatan peti kemas yang ukurannya
semakin diperbesar, serta jenisnya semakin ditambah, untuk memungkinkan
pengangkutan yang lebih efisien. Berdasarkan peti kemas ini dilakukan
penyeragaman pada bidang hardware, yaitu seluruh alat transportasi beserta
fasilitas penunjangnya serta software, yaitu administrasi angkutan, kepabeanan
dan sebagainya.
P.T. TRIKORA LLOYD sebagai salah satu perusahaan yang
menyelenggarakan jasa pengangkutan barang melalui laut, dalam usahanya
memasarkan produknya, tidak terlepas dari berbagai perrnasalahan, terutama
dampak dan revolusi di bidang transportasi yang terus berlanjut, dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal. Seperti yang menjadi tujuan
perusahaan pelayaran Iainnya, P.T. TRIKORA LLOYD berusaha untuk
mengikuti global inter- modal through freight system, yang memungkinkan
terjaminnya delivery yang tepat waktu dan berbagai himpunan unit barang yang
diperlukan perusahaan dan/atau industri di segenap penjuru dunia.
Menghadapi hal tersebut, maka PT. TRIKORA LLOYD dituntut
untuk menggunakan suatu strategi yang sesuai, yang dapat menjamin
keberadaan dan pertumbuhannya dimasa yang akan datang.
;ABSTRAK
Peranan angkutan laut di Indonesia menjadi sangat penting, karena
kondisi geografis dan moda transportasi ini dinilai mampu melakukan jasa
angkutan dalam volume besar dan sekaligus, dengan biaya yang lebih murah.
Menyadari hal tersebut, maka angkutan laut tidak boleh dipandang sebagai
sarana penunjang semata-mata, tetapi harus dibina dalam satu kesatuan diantara
berbagai sektor, khususnya sektor industri dan pertanian.
Disamping fungsinya sebagai penunjang kegiatan sektor-sektor
ekonomi lainnya, angkutan laut merupakan kegiatan industri yang memberi
manfaat ganda seperti lapangan kerja, penghasil pajak, penghasil devisa,
keuntungan bagi pemilik modal dan penunjang kegiatan-kegiatan industri hulu
dan huir yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan laut.
Revolusi di bidang transportasi dimulai dengan dilakukannya upaya
unitisasi dan konsolidasi muatan, lewat pemanfaatan peti kemas yang ukurannya
semakin diperbesar, serta jenisnya semakin ditambah, untuk memungkinkan
pengangkutan yang lebih efisien. Berdasarkan peti kemas ini dilakukan
penyeragaman pada bidang hardware, yaitu seluruh alat transportasi beserta
fasilitas penunjangnya serta software, yaitu administrasi angkutan, kepabeanan
dan sebagainya.
P.T. TRIKORA LLOYD sebagai salah satu perusahaan yang
menyelenggarakan jasa pengangkutan barang melalui laut, dalam usahanya
memasarkan produknya, tidak terlepas dari berbagai perrnasalahan, terutama
dampak dan revolusi di bidang transportasi yang terus berlanjut, dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal. Seperti yang menjadi tujuan
perusahaan pelayaran Iainnya, P.T. TRIKORA LLOYD berusaha untuk
mengikuti global inter- modal through freight system, yang memungkinkan
terjaminnya delivery yang tepat waktu dan berbagai himpunan unit barang yang
diperlukan perusahaan dan/atau industri di segenap penjuru dunia.
Menghadapi hal tersebut, maka PT. TRIKORA LLOYD dituntut
untuk menggunakan suatu strategi yang sesuai, yang dapat menjamin
keberadaan dan pertumbuhannya dimasa yang akan datang.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramos Hot Basa
"ABSTRAK
PEMI atau PT. Electrical Distribution System Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan pembuat wire harness yang mensuplai industri otomotif dunia dan domestik. Dalam memproduksi wire harness, PEMI bekerja sama dengan Yazaki Corporation salah satu perusahaan dunia yang memproduksi wire harness dan memiliki banyak jaringan.
Perdagangan bebas antara negara-negara di dunia menyebabkan bertambahnya para pelaku atau pemain industri sehingga persaingan semain ketat, dahulu persaingan yang hanya meiibatkan satu daerah ataupun negara kini semakin meluas. PT. EDS Manufacturing Indonesia (PEMI) sebagai salah satu pemain dalam indústri komponen otomotif juga terkena dampaknya. Dalam rangka mempertahankan diri dan mengembangkan perusahaan, PEMI perlu memikirkan rumusan strategi bersaing yang tepat.
Dengan menganalisa beberapa aspek seperti lingkungan eksternal dan internal perusahaan, kemudian dipetakan kedalam ketiga matriks SWOT, BCG dan Grand Strategy, maka strategi bersaing yang tepat untuk PEMI adalah dengan melakukan strategi market development dan product development. Strategi generik fokus dengan mengandalkan biaya produk yang murab merupakan strategi generik yang dapat diterapkan untuk mendapatkan keunggulan bersaing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Petrus Maruli Tua
"Era deregulasi dalam sistem perekenomian Indonesia Tercermin dari berbagai paket kebijaksanaan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik ekonomi, perdagangan, maupun moneter. Kondisi ini telah menciptakan berbagai peluang dan sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi oleh setiap unit usaha.
Kebijaksanaan dalam sektor usaha yang berkaitan dengan industri asuransi dapat terlihat dalam Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (Pakdes 20- 1988). Paket kebijaksanaan ini antara lain berisi tentang penyederhanaan izin pendirian perusahaan asuransi, pengaturan kembali jumlah modal setor dan tingkat 'solvency margin', serta beberapa ketentuan lainnya yang berkaitan dengan industri asuransi.
Dengan adanya Pakdes 20 - 1988 ini diharapkan akan terjadi peningkatan profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan asuransi, kemudahan dalam pembinaan dan pengawasan kegiatan perusahaan oleh Pemerintah, serta peningkatan peran industri asuransi dalam perekonomian nasional.
Peluang yang tercipta dengan adanya paket-paket kebijaksanaan ini tercermin dari makin banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha yang berkaitan dengan bisnis asuransi pad a umumnya dan bidang asuransi kerugian pad a khususnya. Pad a tahun 1987 (setahun sebelum diberlakukannya Pakdes 20 - 1988) qaru tercatat sejumlah 68 perusahaan asuransi kerugian, sedangkan di tahun 1989 (setahun setelah diberlakukannya Pakdes 20 - 1988) telah tercatat sebanyak 78 perusahaan.
Disamping menciptakan peluang, paket-paket kebijaksanaan deregulasi juga telah menimbulkan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Tingkat persaingan dalam kondisi deregulasi ini terlihat menjadi semakin tajam. Disamping makin bertambah banyaknya perusahaan yang berlomoa meraih dan menguasai pangsa pasar dalam bisnis asuransi kerugian, tajamnya persaingan juga dapat terlihat dari makin gencarnya kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan serta makin tajamnya persaingan dalam tingkat harga.
PT. AJI sebagai salah satu pelaku didalam industri asuransi kerugian juga tidak luput dari berbagai masalah yang timbul dalam kondisi industri yang semakin kompetitif dan turbulen ini. Hal ini antara lain dapat terlihat dari kecenderungan .makin kecilnya pangsa pasar yang dapat diraih dan dikuasai oleh PT. AJI dari tahun ketahun.
Untuk dapat tetap bertahan, tumbuh, dan berkembang kondisi seperti ini dibutuhkan adanya suatu strategi tepat, dalam hal ini adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran memegang peranan paling penting didalam kegiatan usaha asuransi kerugian, mengingat sifat produknya yang unik dan masih belum memasyarakat. Penerapan dari paduan komponen strategi pemasaran yang tepat merupakan syarat utama bagi keberhasilan perusahaan. Komponen-komponen ini antara lain adalah : strategi pasar, strategi produk, strategi harga, strategi saluran distribusi, dan strategi promosi.
Untuk dapat merencanakan dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, PT. AJI perlu melakukan penelitian pasar secara lebih mendalam, melakukan revisi terhadap produk yang dihasilkan, serta memaksimumkan penggunaan saluran yang dimiliki. Hasil yang dapat diperoleh dengan penerapan strategi ini adalah peningkatkan mutu pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan; baik pada waktu proses penutupan, selama masa pertanggungan, dan terutama dalam proses penyelesaian tuntutan ganti rugi. Hal tersebut dapat menjadi kunci keberhasilan PT. AJI sebagai satu perusahaan yang bergerak dalam.bisnis jasa asuransi kerugian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ali A. Rachman
"Industri software mulai tumbuh di Indonesia secara alamiah, meskipun beberapa produsen software kelas dunia seperti Microsoft, Oracle, Linux, IBM dan lainnya telah mengembangkan usahanya di Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, posisi dan kondisi industri software Indonesia relatif sangat tertinggal jauh baik dalam jumlah perusahaan, tenaga kerja yang diserap, nilai produksi dan modal yang diinvestasikan. Nilai penjualan produk software di Indonesia pada tahun 1999 mencapai US$ 91,70 Juta dengan laju pertumbuhan 9% pertahun, dart jumlah tersebut 52% merupakan Janis software aplikasi baik untuk bisnis besar, finansial dan industri. Pasar software aplikasi di Indonesia diperkirakan akan tumbuh 20% pertahun. 85% dari pasar software aplikasi saat ini masih dipasok oleh produk impor sejalan dengan belum berkembangnya industri software package di dalam negeri.
PT Andal Piranti Lunak adalah perusahaan lokal yang memproduksi paket software berupa program aplikasi solusi bisnis, menghadapi persaingan yang sangat ketat perusahaan perlu menyusun dan merencanakan strategi bisnisnya dengan merespon setiap perubahan yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal. Dan analisis lingkungan eksternal dapat diketahui bahwa ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah munculnya pendatang baru. Sedangkan faktor peluang adalah perkembangan industri software dunia dimana trend pasar dunia software yang terus meningkat dan memberikan peluang yang cukup rnenjanjikan dalam bisnis IT ini. Kondisi internal perusahaan umumnya menunjukan indikasi yang kuat tercermin dad kinerja keuangan perusahaan. Hasil analisis Matrik GE menunjukan bahwa bahwa posisi bisnis PT Andal Piranti Lunak berada pada sal 2 yang berarti perusahaan harus melakukan strategi pertumbuhan. Sedangkan strategi generik yang sesuai untuk PT Andal Piranti Lunak adalah strategi diferensiasi. Untuk mengurangi risiko akibat penerapan strategi diferensiasi, perusahaan perlu memliki kemampuan dalam strategi pemasaran yang kuat, inovasi dan reputasi perusahaan dalam mutu dan teknologi pada industri software.
Hasil analisis Business Portfolio Model sebagai model perumusan strategi korporasi dengan menggunakan Matrik GE sebagai alat analisisnya. Hasil analisis Matrik GE menunjukan posisi PT Andal Piranti Lunak dalam produk aplikasi untuk segmen minimarket dan segmen perusahaan jasa/dagang/manufaktur berada pada posisi daya tarik industri yang tinggi dan kekuatan bisnis perusahaan yang tinggi, maka strategi unit bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk mempertahankan dominasi pasar, melindungi kekuatan yang ada, kelola sebaik-baiknya untuk laba sekarang dan memaksimumkan investasi. Segmen Bengkel/Service Station berada pada posisi daya tarik tinggi dan kekuatan bisnis perusahaan sedang, maka strategi unit bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk memelihara dan mempertahankan posisi sekarang, identifikasi segmen pasar yang bertumbuh, pengembangan produk dan pasar, sementara investasi dilakukan hati-hati dan selektif. Sedangkan segmen Apotek dan Bank/Perusahaan Asuransi berada pada posisi daya tarik dan kekuatan bisnis yang sedang, maka strategi unit bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk mengidentifikasi segmen pasar yang bertumbuh, pengembangan produk dan pasar, sedangkan investasi dilakukan selektif dan dipusatkan pada segmen dengan laba yang baik dan risiko yang rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>