Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Sariaman
"Kecemasan merupakan salah satu efek psikologis kemoterapi pada pasien kanker payudara. Kecemasan menyebabkan pasien dan keluarga memilih untuk menghentikan siklus kemoterapi sehingga menurunkan kualitas hidup serta mengakibatkan kanker metastase ke organ lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kombinasi terapi musik klasik dan teknik relaksasi napas dalam terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan 62 pasien kanker payudara diunit one day care RSUP Fatmawati Jakarta. Pengkajian tingkat kecemasan menggunakan kuesioner STAI dengan metode wawancara. Uji hipotesis mengunakan uji T dependen yang menunjukkan terjadi penurunan kecemasan sebesar 12.61 pada kelompok intervensi dan 7.71 pada kelompok kontrol dengan selisih perubahan tingkat kecemasan 5.03 serta menunjukkan perbedaan yang siginifikan p value < 0.05 . Dapat disimpulkan kombinasi terapi musik klasik dan relaksasi napas dalam signifikan menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi.

Anxiety is one of psychological effect from chemotherapy in breast cancer patients. Anxiety causes patients and families choose to discontinue the chemotherapy and degrade patient rsquo s quality of life as well as resulting cancer metastasis to another organ. This study aimes to identify the combination effect of classical music therapy and deep breathing relaxation technique to anxiety level on breast cancer patients undergoing chemotherapy. Design of this research is a quasi experiment involving 62 breast cancer patients in One Day Care Unit, Fatmawati Hospital Jakarta. The result of independent t test wich is used to prove the hypothesis showed lowering 12.61 of anxiety level at intervention group and 7.71 in the control group with 5.03 of mean difference of anxiety level changes as well as showing significant difference beetwen two groups p value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarwoto
"Slow deep breathing (SDB) merupakan teknik pernapasan dengan frekuensi bernapas kurang dari 10 kali permenit dan fase inhalasi yang panjang. Latihan slow deep breathing dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak dan dapat menurunkan metabolisme otak sehingga kebutuhan oksigen otak menurun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan SDB terhadap nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen pre post test dengan kelompok kontrol terhadap 21 responden kelompok intervensi dan 21 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan tindakan SDB pada hari pertama 3 kali dan pada hari kedua 1 kali masing-masing selama 15 menit.
Hasil penelitian diperoleh ada perbedaan yang bermakna rerata intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan SDB (p=0,000, α = 0,05. Terdapat hubungan jenis kelamin dengan intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (p= 0,046), tetapi tidak ada hubungan antara usia dan suku responden terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (berturut-turut p= 0,079 dan p=0,834; α = 0,05). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah SDB dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dengan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan.

Slow deep breathing (SDB) is a breathing technique with breathing frequency of less than 10 times per minute and a long phase of inhalation. Slow Deep Breathing exercises relaxation can increase the supply of oxygen to the brain and may decrease the metabolism of the brain so the brain needs of oxygen will decrease. The purpose of this study to determine the effect of SDB relaxation of headache in patients with acute mild head injury. The study design was quasiexperimental pre-post test with a control group of 21 respondents intervention group and control group. The intervention group is given SDB intervention on the first day 3 times and on the second day of rehearsals SDB 1 each for 15 minutes.
The results obtained there are significant differences in mean intensity of headache pain in patients with acute mild head injury between the intervention group and control group after exercise SDB (p= 0.000; α = 0.05). There is a relationship of sex with pain intensity in patients with acute head injury lightheadedness (p= 0.046), but there was no association between respondent?s age and ras with the intensity of acute headache in patients with mild head injury (perspectively p = 0,079 and p=0,834; α = 0,05). Recommendation of this study is SDB can be applied as a nursing intervention with acute headache in patients with mild head injury.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Agustin
"Latar Belakang: Gagal napas merupakan salah satu komplikasi terbanyak pada COVID-19 dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Pasien yang datang ke IGD dengan tanda gawat napas apabila tidak diberikan tatalaksana yang tepat dapat jatuh pada kondisi gagal napas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko gagal napas pasien probable dan konfirmasi COVID-19 dengan gawat napas di IGD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif terhadap pasien gawat napas yang datang ke IGD RSUP Persahabatan. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling mulai 1 September 2020 - 31 Oktober 2020. Dilakukan pemeriksaan kesadaran, status respirasi (frekuensi napas, saturasi oksigen), status kardiovaskular (mean arterial pressure, frekuensi nadi) dan penggunaan otot bantu napas kemudian dilakukan observasi apakah terjadi gagal napas dalam 14 hari perawatan. Nilai potong faktor klinis gawat napas ditentukan dengan kurva area under curve (AUC) kemudian dilakukan analisis sensitifitas dan spesifisitas. Kurva receiver operating characteristic (ROC) digunakan untuk memprediksi faktor risiko gagal napas. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk menilai hubungan faktor klinis gawat napas dengan gagal napas. Nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik.
Hasil: Dari 158 pasien probable dan konfirmasi COVID-19 dengan gawat napas, didapatkan 47(29.7%) pasien gagal napas dalam observasi 14 hari perawatan. Seluruh pasien datang dengan kesadaran penuh Glasgow Coma Scale 15, median frekuensi napas 22x/menit (17-30) dengan nilai potong 20x/menit, pasien dengan frekuensi napas >20x/menit memiliki OR 1,3 (1,08-1,54 IK95%, nilai p <0,01), median frekuensi nadi 89x/menit (60-136) dengan nilai potong 90x/menit, pasien dengan frekuensi nadi >90x/menit memiliki OR 1,04 (1,01-1,06 IK95%, nilai p 0,02), median mean arterial pressure 93 (71-97) dengan nilai potong 74 mmHg, median saturasi oksigen 98% (91-100) dengan nilai potong 91% dan penggunaan otot bantu napas memiliki OR 0,53 (0,04-6,32 IK 95%, nilai p 0,62).
Kesimpulan: Pasien gawat napas yang datang ke IGD dengan frekuensi pernapasan >20x/menit dan atau dengan frekuensi nadi >90x/menit memiliki risiko gagal napas.

Background: Respiratory failure is one of complication in COVID-19, leading to mortality and morbidity. Patient who come to emergency department if didn’t give early treatment they could fall into respiratory failure. The purpose of this study was to evaluate risk factors of respiratory failure in probable and confirmed COVID-19 patients with respiratory distress at emergency department.
Method: This is prospective cohort study based on patient with respiratory distress who come to emergency departement of Persahabatan Hospital Jakarta. Sampling was done by consecutive sampling in the period September 2020 until Oktober 2020. We measured clinical factor of respiratory distress that are consciousness, respiratory status (respiratory rate, oxygen saturation), cardiovascular status (mean arterial pressure, heart rate) and accessory muscle use in admission then observed if respiratory failure occur during 14 days. Clinical factors cut-off determine with area under curve (AUC) curve then test the sensitifity and specificity. Receiver operating characteristic (ROC) curve used to predict risk factors of respiratory failure. Multivariate analysis used to search relationship between clinical factors of respiratory distress with occurrence of respiratory failure. P value <0.05 statistically significant.
Results: Of 158 probable and confirmed patients with respiratory distress, there are 47 (27%) prevalence of respiratory failure in 14 days observation. Whole patient came with unconsciousness Glasgow Coma Scale 15, median of respiratory rate 22x/minute (17-30) by cut-off 20x/minute, patient with respiratory rate >20x/minute have OR 1.3 (1.08-1.54 IC95%, p<0.01), median of heart rate 89x/minute (60-136) by cut-off 90x/minute, patient with heart rate >90x/minute have OR 1.04 (1.01-1.06 IC95%, p 0.02), median of mean arterial pressure 93 (71-97) by cut-off 74 mmHg, median of oxygen saturation 98% (91-100) by cut–off 91%, accessory muscle use have OR 0.53 (0.04-6.32 IC95%, p 0.62).
Conclusion: Patient with respiratory distress who come to emergency department with respiratory rate >20x/minute and or heart rate >90x/minute have a risk of respiratory failure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Aulina
"Prosedur penggantian sendi lutut Total Knee Replacement dilakukan pada penderita Osteoarthritis yang tidak dapat ditangani dengan metode non-pembedahan. Setelah dilakukan prosedur pembedahan, klien umumnya akan mengalami nyeri akut yang menjadi salah satu masalah keperawatan yang muncul pada klien post operasi. Nyeri akut dapat ditangani secara farmakologi menggunakan obat-obatan analgesic sesuai dengan tingkat nyeri dan secara non-farmakologi menggunakan beberapa terapi modalitas.
Salah satu terapi modalitas yang banyak digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam dengan perhitungan 4-2-8 tarik nafas selama empat detik, tahan dua detik, dan hembuskan selama delapan detik terbukti dalam memberikan efeknya terhadap penurunan skala nyeri dan meningkatkan kenyamanan pada klien post pembedahan penggantian sendi lutut yang dibahas pada penulisan karya ilmiah ini.

Total Knee Replacement procedure is performed on Osteoarthritis patients who can not be treated by non-surgical methods. After the surgical procedure is done, the client will generally experience acute pain which is becomes one of the nursing problems that appear on postoperative clients. Acute pain can be treated pharmacologically using analgesic medication according to the level of pain and non-pharmacologically using some of modallities therapies.
One of the many modallities therapies used to reduce pain is deep breathing relaxation technique. The deep breathing relaxation technique with 4-2-8 calculations breath for four seconds, hold for two seconds, and exhale for eight seconds is proven to have an effect to decrease the pain scale and improve comfort of the postoperative total knee replacement surgical clients which is discussed on this scientific paper.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Cahyo Sepdianto
"ABSTRAK
Slow deep breathing adalah tindakan non farmakologi pada pasien hipertensi primer yang
dapat menurunkan tekanan darah dan tingkat kecemasan. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer
setelah melakukan latihan slow deep breathing antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Puskesmas Kepanjen Kidul dan Sukorejo Kota Blitar. Metodologi penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi-Experimental Pretest-Posttest
Control Group. Sampel penelitian terdiri dari 56 responden, 28 responden menjadi
kelompok intervensi dan 28 responden menjadi kelompok kontrol. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 15,5 mmHg, perbedaan penurunan ratarata
tekanan darah diastolik sebesar 9,9 mmHg dan perbedaan penurunan rata-rata skor
tingkat kecemasan sebesar 3,2. Analisis lebih lanjut menunjukkan ada perbedaan penurunan
yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan tingkat
kecemasan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p = 0,000,  = 0,05).
Penelitian ini menyimpulkan latihan slow deep breathing dapat menurunkan secara
signifikan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer di Puskesmas
Kepanjen Kidul dan Sukorejo Kota Blitar. Latihan Slow deep breathing dalam pelayanan
keperawatan dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi primer. Rekomendasi dari penelitian ini adalah
perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kondisi
pasien yang lebih kompleks serta melihat perubahan pada tanda-tanda vital yang lain
seperti denyut nadi dan frekuensi pernafasan.

ABSTRACT
Slow deep breathing is a non pharmacological intervention for patients with primary
hypertension. The intervention can reduce blood pressure and anxiety level. The purpose of
this study was to identify the reduction of blood pressure and anxiety level of patients with
primary hypertension after slow deep breathing exercise between intervention and control
groups at Puskesmas Kepanjen Kidul and Sukorejo Blitar. This research utilized a Quasi-
Experimental Pre – post test Control Group design. There were 56 respondents participated
in the study, consisted of 28 subjects for each group; intervention and control groups using
a purposive sampling method. The result showed that there was a decrease of 9.9 mm Hg in
the average of systolic blood pressure and the anxiety level of 3.2 after the intervention.
Further result demonstrated that there was a significant reduction of the average systolic
and diastolic pressure, and anxiety level between intervention and control groups (p=0.00,
=0.05). The findings revealed that the slow deep breathing exercise decreased the blood
pressure and anxiety level in patients with primary hypertension at Kepanjen Kidul and
Sukorejo Blitar. Therefore, the slow deep breathing exercise could be applied as one of the
independent nursing therapies in nursing care of patients with primary hypertension.
Anyhow, a further research with larger number of samples, involving more variables to
examine such as pulse and respiration rate, and also in patients with more complex
condition is recommended."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I. G. K. Wijasa
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepuasan tenaga perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian survai, yang sifatnya deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Berdasarkan penelitian kepustakaan, diperoleh pemahaman bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh pelbagai keadaan seperti : prestasi kerja, pemberian penghargaan, pemberian tanggung jawab dan pemberian kesempatan berkembang.
Pola hubungan tersebut diteliti kebenarannya terhadap perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Persahabatan, Jakarta. Data-data yang diperlukan, dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur, yang selanjutnya diolah serta dianalisis.
Sampel penelitian dipilih secara purposive yakni seluruh perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah sebanyak 60 orang. Adapun profil perawat yang menjadi sampel penelitian adalah 86,7% merupakan perawat wanita dan 13,3% perawat pria. Sebagian besar responden (45%) telah bekerja kurang dari 10 tahun, 40% antara 11-20 tahun dan 15% telah bekerja lebih dari 20 tahun. Sebanyak 70% dari responden berusia antara 30-50 tahun dan selebihnya (30%) berusia 22-29 tahun. Dilihat dari pendidikannya, sebagian dari mereka (83,4%) responden berpendidikan SPK, selebihnya 10% berpendidikan D3 Keperawatan, 3,3% S1 Keperawatan dan 3,3% berpendidikan lain-lain yang setara dengan SPK.
Hasil penelitian tentang gambaran kepuasan kerja menunjukkan bahwa 61,7% perawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSUP Persahabatan Jakarta, dinyatakan telah mendapat kepuasan kerja. Sebanyak 88,3% menyatakan puas terhadap bentuk penilaian prestasi; 31,7% menyatakan puas terhadap penghargaan; 70% menyatakan puas terhadap tanggung jawab yang diberikan; 46,&% menyatakan puas terhadap kesempatan berkembang; dan 53,3% menyatakan puas terhadap pekerjaannya.
Selain dari pada itu didapatkan pula gambaran faktor intrinsik perawat yang dinyatakan telah mendapatkan penilaian prestasi amat baik 41,7%; yang diberi penghargaan 43,3%; yang diberi tanggung jawab 43,3% dan yang diberi kesempatan berkembang 11,7%.
Setelah dilakukan analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square terhadap hubungan keempat faktor intrinsik dan kepuasan kerja, ternyata hanya ada dua faktor intrinsik yang menunjukan hubungan bermakna yakni: faktor prestasi kerja (x=3,72469, df=1 dan c=O,05) dan faktor tanggung jawab (x=4,5.1776, df 1 dan c=0,05).
Oleh karena itu dari hasil penelitian ini, disarankan kepada Pimpinan RSUP Persahabatan Jakarta untuk mempertahankan dan menyempurnakan pola penilaian prestasi dan pemberian tanggung jawab kepada perawat dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja serta secara bertahap meningkatkan/memperbaiki pola pemberian penghargaan dan pemberian kesempatan berkembang agar lebih bermakna.

The objective of this study is to get information about job satisfaction of the nurses working in the hospital wards, of Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta. In this respect, a descriptive correlative field research was conducted by utilizing a Cross Sectional approach.
Based on literature study, it was found that job satisfaction is influenced by various conditions such as work performance, reward achievement, responsibility of growth.
In this study, such correlation patterns were observed to a number of nurses working in the surgery wards of RSUP Persahabatan, Jakarta. The necessary data were collected trough a structured questionnaire which were then processed and analyzed.
Samples of the study were selected purposively, those are 60 nurses working in surgery wards, consisting of females, (86,7%) and males (13,3%). A part of them (45%) had worked for less than 10 years, 40% between 11 and 20 years and 15% for more 20 years. Of the total respondents, 70% were 30 to -50 years old and the rest (30%) were between 22 and 29 years old. According to the educational background, most respondents (83,4%) graduated from the Nursing High School (SPK), 10% from Nursing Academy, 3,3% from the University and 3,3% from other institutions equal to the Nursing High School.
This study of job satisfaction found that 61,7% of the respondents, nurses in the surgery wards of RSUP Persahabatan Jakarta, said they had got satisfaction. Of the total respondents, 88,3% were satisfied with the performance; assessment with the reward achievement (31,7%); with the responsibility their job (70%); the possibility of growth (46,7%); and with the job (53,3%).
Besides, the study also found some intrinsic factors of the respondents which were stated as having the best performance (41,7%); rewards (43,3%); responsibility (43,3%) and possibility of growth (11,7%).
Having done the bivariat analysis by utilizing the Chi-Square statistical test on the correlation of the four intrinsic factors and job satisfaction, there were only two intrinsic factors showing significant correlation namely performance assessment factor (x=3,72469, df1 and a=0,05 and responsibility factors (x=4,51776, ,:11 and a-0,05).
Based on the study results and in order to increase job satisfaction of the nurses, it is suggested to RSVP Persahabatan Jakarta management to maintain the patterns of existing working system and to improve gradually the patterns of responsibility, reward achievement and possibility of growth so that it correlate to the nurse's performance assessment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husein
"Tesis Kecemasan merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan pada pasien post CABG. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi relaksasi nafas dalam dan murotal al-quran terhadap kecemasan pasien post CABG. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan pre dan post test. Tehnik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 76 responden. 38 responden pada kelompok intervensi dan 38 responden pada kelompok kontrol. Rata-rata skor kecemasan (STAI) sebelum perlakuan pada kelompok intervensi adalah 43,76 dan setelah perlakuan nilai mean rank 29,37 . Rata-rata skor kecemasan pada kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 43,92 dan setelah perlakuan 33,11. Kombinasi terapi nafas dalam dan murotal al-quran berpengaruh signifikan terhadap kecemasan, begitu pula relaksasi nafas dalam berpengaruh signifikan terhadap kecemasan pada kelompok kontrol. Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna antara skor kecemasan setelah perlakuan pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p= 0,000, α= 0,05).

The Anxiety is a problem that should not be ignored in post CABG patients. This study aims to identify the effect of deep breathing relaxation therapy and murotal al-quran on the anxiety of post CABG patients. The study design used quasi-experiment with pre and post test. The sampling technique is purposive sampling with a sample of 76 respondents. 38 respondents in the intervention group and 38 respondents in the control group. The average anxiety score (STAI) before treatment in the intervention group was 43.76 and after treatment the mean rank value was 29.37. The average anxiety score in the control group before treatment was 43.92 and after treatment 33.11. The combination of deep breath and murotal al-quran therapy had a significant effect on anxiety, as well as deep breathing relaxation had a significant effect on anxiety in the control group. In this study there were significant differences between anxiety scores after treatment in the intervention group compared to the control group (p = 0,000, α = 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastuti
"Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan tenaga kerja, pekerjaan dan lingkunan kerja, yang meliputi segala upaya untuk mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja dengan tujuan agar tercipta masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera guna mencapa produktivitas kerja yang optiman. Tujuan K3 antara lain untuk melindungi tenaga kerja atas hak kesehatan dan keselamatan dalam melakukkan kesehatan dan keselamtan setiap orang yang berada di tempat kerja, sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien ."
1999
JMAR-1-2-Jun1999-101
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Intan Saraswati
"ABSTRAK
Pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung Gangguan tidur merupakan salah satu gejala pada pasien gagal jantung. Tidur yang buruk berimplikasi negatif pada kesehatan psikologis, fisiologis, kualitas hidup, pasien gagal jantung. Deep breathing exercise menjadi intervensi keperawatan yang dapat memperbaiki kualitas tidur. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh deep breathing exercise terhadap kualitas tidur pasien gagal jantung. Rancangan penelitian menggunakan quasy experiment pre-post with control group. Besar sampel sebanyak 34 subjek sebagai kelompok kontrol dan perlakuan. Terdapat perubahan yang signifikan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi p=0,001 , dan tidak ada perubahan yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah intervensi. Walaupun demikian terjadi perubahan nilai kualitas tidur yang lebih baik pada kelompok intervensi, sehingga teknik deep breathing exercise ini dapat diberikan pada pasien gagal jantung. Kata kunci: deep breathing exercise, gagal jantung, kualitas tidur.

ABSTRACT
The Effect of Deep Breathing Exercise for Sleep Quality in Heart Failure Patient THE EFFECT OF DEEP BREATHING EXERCISE FOR SLEEP QUALITY IN HEART FAILURE PATIENT Sleep disorder is one of the symptom among heart failure patients. The Poor sleep quality has negative impact for the psychological, physiological, quality of life in heart failure patients. Deep breathing exercise is a nursing intervention to improve sleep quality. This study aim to identify the effect of deep breathing exercise among heart failure patients. This study used quasy experiment pre post test with control group design. This study recruited 34 subjects as control and treatment group. The result of the study showed that quality of sleep was improved significantly after deep breathing exercise was implemented in treatment group p 0,001 , but there was no significant difference between control and treatment group after deep breathing exercise. However deep breathing exercise is recommended as nursing intervention to improve the quality of sleep among heart failure patient because the change of sleep quality in treatment group is better than control group Keywords deep breathing exercise, heart failure, quality of sleep"
2017
T47167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Endria
"Gangguan respirasi yang berkepanjangan menjadi permasalah baru yang muncul bagi pasien yang telah dinyatakan sembuh dari infeksi Covid 19. Gejala terjadi karena terganggunya compliance paru akibat proses infeksi yang berdampak pada penurunan kapasitas vital paru. Kondisi tersebut dapat dicegah melalui latihan nafas dalam. Latihan nafas dalam bertujuan meningkatkan kemampuan otot-otot pernafasan yang berguna untuk meningkatkan compliance paru, meningkatkan fungsi ventilasi, recovery pasca infeksi, memperbaiki oksigenasasi dan meningkatkan efisiensi batuk. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh latihan nafas dalam terhadap kapasitas vital paru pada pasien post Covid 19. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden yang dibagi menjadi 20 responden kelompok intervensi dan 20 responden kelompok kontrol. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen pre dan post test nonequivalent control group. Kelompok intervensi diberikan perlakuan latihan nafas dalam dan kelompok kontrol diberkan perlakuan standar dari rumah sakit Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh latihan nafas dalam terhadap kapasitas vital paru ( p = 0.000) dan terdapat perbedaan yang bermakna nilai kapasitas vital paru antara kelompok intervensi dan kontrol (p = 0.008). Kesimpulan penelitian ini bahwa latihan nafas dalam yang dilakukan tiga hari dengan durasi 45 menit selama dua minggu memiliki pengaruh terhadap perbaikan kapasitas vital paru pasien post Covid 19, sehingga intervensi ini dapat menjadi advance nursing intervension dan sebagai rekomendasi self management untuk memperbaiki fungsi paru pasca infeksi dan mengurangi masalah gejala berkepanjangan yang dialami pasien post Covid 19.

Prolonged respiratory disorders are a new problem that arises for patients who have been declared cured of Covid 19 infection. Symptoms occur due to disruption of lung compliance due to the infection process which results in a decrease in vital lung capacity. This condition can be prevented through deep breathing exercises. Deep breathing exercises aim to improve the ability of the respiratory muscles to increase lung compliance, improve ventilation function, post-infection recovery, improve oxygenation and increase cough efficiency. The purpose of this study was to identify the effect of deep breathing exercises on vital lung capacity in post-Covid 19 patients. The sample in this study was 40 respondents who were divided into 20 respondents in the intervention group and 20 respondents in the control group. This research method is a quasi-experimental pre and post test non-equivalent control group. The intervention group was treated with deep breathing exercises and the control group was given standard treatment from the hospital. The results showed that there was an effect of deep breathing exercises on vital lung capacity (p = 0.000) and there was a significant difference in the value of vital lung capacity between the intervention and control groups (p = 0.008). The conclusion of this study is that deep breathing exercises carried out for three days with a duration of 45 minutes for two weeks have an effect on improving the vital lung capacity of post-Covid 19 patients, so this intervention can be an advance nursing intervention and as a recommendation for self-management to improve lung function after infection and reduce the problem of prolonged symptoms by post-Covid 19 patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>