Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Kirana
"ABSTRAK
Informasi mengenai harga saham maupun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham sangat penting untuk diketahui oleh investor sebelum memutuskan investasi di pasar modal. Pada umumnya fluktuasi nilai pasar saham disebabkan oleh perubahan dalam pendapatan/laba perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan. Hal ini menyebabkan
'nilai perusahaan' menjadi ukuran yang sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan pembelian suatu saham.
Penelitian ini dibuat untuk menghitung kinerja perusahaan-perusahaan Farmasi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (2000-2002) yang kemudian diregresi terhadap harga sahan1. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan (EVA, ROE, PER, DER dan PBV) berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil dari penelitian ini didapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham di pasar modal tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang tercermin pada, ROE, PER, PBV, DER dan EVA, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil regresi, tidak lebih dari 47% dari perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh ROE, PER, PBV, DER, dan EVA, 53% dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti sentimen pasar, rumor, kondisi pasar uang Indonesia, faktor internal selain fundamental ekonomi, suku bunga deposito, devaluasi, pertumbuhan ekonomi, kondisi ekonomi makro, situasi politik dan perubahan kebijakan pemerintah baik dalam biAang ekonomi industri maupun dunia usaha nasional.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Siamuljati Tjakradinata
"Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas transparency di pasar modal adalah melalui penerapan prisip-prinsip governance pada perusahaan-perusahaan yang tercatat (listed companies) yaitu dengan cara peningkatan yang terus menerus pada kualitas pengungkapan (disclosure) perusahaan tercatat. Peyediaan informasi yang memadai sangatiah penting untuk mengurangi terjadinya informasi asymmetry sehingga pemodal dapat melakukan keputusan investasinya dengan baik.
Penelitian empiris dan teoritis terdahulu menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan perusahaan dipengaruhi oleh serangkaian variabel karakteristik perusahaan yang antara lain meliputi ukuran aset, tingkat laba, jumlah pemegang saham, jenis industri. skala kantor akuntan publik (KAP), status pencatatan dan tingkat pngembaiian. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran aset relatif besar, tingkat laba dan tingkat pengembalian yang relatif tinggi, serta jumlah pemegang saham yang relatif banyak, memiliki kualitas pengungkapan yang lebih baik. Disamping itu, perusahaan dari kelompok industri manufaktur, perusahaan yang tercatat pada lebih dari satu bursa dan yang menggunakan jasa KAP dalam kelompok lima terbesar (the big frve), juga cenderung memiliki kualitas pengungkapan yang lebih baik.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 64 perusahaan yang tercatat pada PT BEJ untuk tahun 1998, namun untuk tujuan analisa hubungan antara kualitas pengungkapan dan karakteristik perusahaan, maka digunakan sebanyak 49 perusahaan yang terdiri atas 35 perusahaan dalam kelompok industri manufaktur dan 14 perusahaan
dalam kelompok industri non-manufaktur. Analisis kualitas pengungkapan (disclosure quality) dilakukan terhadap 49 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 1998. Hasil analisis menunjukkan bahwa perusahaan pada kelompok industri manufaktur memiliki rata-rata kualitas pengungkapan, yaitu 27.20%, dan kelompok industri non manufaktur sebesar 24.94% atau perbedaannya sebesar 2.26%. Skor rata-rata kualitas pengungkapan seluruh perusahaan adalah sebesar 26.56%.
Keseluruhan hasil pengujian atas pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan tahunan atas perusahaan yang tercatat pada SE3 dalam tahun 1998 menunjukkan bahwa hasil pengujian atas lima karakteristik perusahaan konsisten dengan hasil penelitian teoritis dan empiris sebelumnya. Kelima karakteristik tersebut adalah tingkat laba, jumlah pemegang sahan, jenis pencatatan, jenis IKAP dan jenis industri. Namun demikian, hanya dua karakteristik saja yang hasil pengujiannya tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yaitu ukuran perusahaan dan tingkat pengembalian.
Selanjutnya, hasil analisis atas pengaruh kualitas pengungkapan terhadap dispersi harga saham menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan secara negatif dan signifikan mempengaruhi dispersi harga saham. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas pengungkapan perusahaan, semakin rendah dispersi harga saham perusahaan. Implikasinya adalah bahwa semakin baik tingkat pengungkapan perusahaan, maka semakin rendah tingkat resiko (cost of equity capital) yang dicerminkan dengan rendahnya dispersi harga saham. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian teoretis dan empiris terdahulu.
"
2000
T20384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"studi ini meneliti dan menganaisis tingkat likuiditas saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45 , pergerakan harga saham perusahaan yang tercatat di LQ45 Index, likuiditas saham yang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45."
330 JMM 4:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"Penelitian ini dilakukan untuk rnengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator pasar seperti return dan volume perdagangan saham serta perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator-indikator tersebut bagi perusahaan yang secara komprehensif melakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi melalui laporan tahunan. Penelitian ini juga berusaha melihat kecenderungan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan content analysis dalam membuat indeks pengungkapan inforrnasi perusahaan dalam laporan tahunan selama periode tahun 2000-2002 yang merupakan indikator kinerja keuangan maupun non-keuangan perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan indikator market-based return dalam mengukur pengungkapan infonnasi perusahaan. Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode analisa perbedaan rata-rata dalam meneliti pengaruh dari variabel pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator market-based return. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode regresi linier dan regresi logistik untuk melihat perbedaan pengaruh pengungkapan informasi antara perusahaan yang secara komprehensif rnelakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi serta kecenderungan pengungkapan infomasi yang dilakukan perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pengungkapan informasi terhadap kinerja keuangan baik terhadap volume perdagangan maupun return saham. Hasil peneiitian juga menyimpulkan tidak ada perbedaan abnormal return untuk kelompok perusahaan yang secam komprehensif melakukan pengungkapan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam meiakukan pengungkapan infomasi pada sekitar tanggal pengumuman namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara kedua kelornpok perusahaan. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan kemungkinan belum dijadikan sebagai salah satu sumber infomaasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan investasi oleh pam investor.
Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa skala perusahaan serta posisi laba yang dilaporkan menentukan tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan.

This research ins conducted to find out the effect of company's disclosure to market indicators such as share?s trading volume and retum and different effect of company?s disclosure level to those market indicators for the comprehensive- disclosurer and non-comprehensive-disclosurer companies. This research also tries to see the tendency of the companies in disclosing their infomation through annual reports.
This research adopts content analysis approach in generating the companies? disclosure index based on the period of 2000-2002 annual reports which is used as the indicator for the level of company?s disclosure. This research also uses some market-based indicators to see whether company's disclosure level affects or whether there is a different effect for both group of companies? disclosure level to those market indicators. A mean comparison analysis is used to find out the effect and effect difference of disclosure level to market indicators, whilst linear regression together with logistic regressions are used in this research to find out how significant is the association between the disclosure level and market-based indicators and the tendency of company?s diclosure, respectively.
The results of this study show that the company?s disclosure level does not affect market indicators such as share?s trading volume and return. There is also no different effect of disclosure level to those market indicators for both comprehensive and non-comprehensive diselosurer companies. These results conclude that the cornpany?s disclosure through annual report is probably still not a matter of condiserable interest and importance to the investors. Another new evidence found in this research is that the companies? level of disclosures are affected by the size of company and their reported income in the financial statements."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"The purpose of this study is to evaluate the effect of disclosure level to market indicators, such as trading volume activity (TVA) and stock returns. This study also tries to evaluate the difference in market indicators for companies with differences in disclosure level: comprehensive and non-comprehensive.
This study adopts content analysis approach in generating disclosure index, using data from annual reports affirms listed in the JSX in the periods of 2000 ? 2002. This study uses mean comparison analysis and regression analysis, both linear and logistic, in testing the effect of disclosure level to market indicators of companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure.
This study does not provide empirical evidence to support the effect of disclosure level to both market indicators. However, this study finds that there is a difference in TVA between companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure. These results lead to a conclusion that disclosure in the annual reports may still not be a matter of considerable interest and importance to investors. This study also finds that firm size and reported income affect disclosure level.
"
2005
JAKI-2-2-Des2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Maudin
"Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan menjadi memaksimumkan harga saham biasa perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang tepat, antara lain keputusan tentang kebijakan dividen dan leverage.
Sampai sekarang ini masih diperdebatkan oleh para ahli keuangan, apakah kebijakan dividen dan kebijakan leverage berpengaruh terhadap harga saham atau tidak. Naik turunnya harga saham itu sendiri ditentukan oleh faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor eksternal bersifat "uncontrollable ", untuk itu dianggap "given". Dalam hal ini yang akan dibahas adalah faktor internal seperti kebijakan dividen dan kebijakan leverage.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan yang tercermin dengan peningkatan harga saham perusahaan.
Penelitian ini merupakan studi tentang korelasional, yaitu ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh dividen dan leverage terhadap perkiraan harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Model yang dipergunakan adalah regresi berganda dengan pendekatan Logaritma Natural (ln).
Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk mengetahui apakah kebijakan dividen dan leverage mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sedangkan manfaatnya berupa sumbangan pemikiran kepada emiten, investor dan pemerintah (BAPEPAM).
Hasil yang dicapai dalam studi ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti kebijakan dividen dan leverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di BEJ. Demikian juga halnya dengan uji t terhadap koefisien regresi menunjukkan bahwa koefisien dividen dan juga leverage secara keseluruhan menunjukkan pengaruh yang signifikan, namun daya prediksi secara keseluruhan masih lemah hanya 24,6%.
Pengujian model dalam studi ini mempunyai asumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS). Model ini tidak mengandung gejala multikolinearitas, autokolerasi maupun gejala heteroskedastisitas.
Studi ini memiliki implementasi bagi emiten maupun bagi investor. Bagi emiten Infrastruktur, rasa, dan investasi, Pertanian, dan Pertambangan diharapkan memperhatikan kebijakan dividennya, karena mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan harga saham. Manajemen juga dapat meningkatkan jumlah leveragenya, namun pada batas tertentu harus berhenti, sehingga akan diperoleh struktur modal yang optimal. Bagi investor walaupun leverage perusahaan tidak menjadi persoalan yang berarti, namun harus berhati-hati untuk memperhatikan kondisi keuangan perusahaan sebelum memutuskan investasinya, sebab bila proporsi hutang sudah melebihi yang semestinya, akan berisiko tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Fauziah Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengelahui kandungan informasi relatif dan inkremental dari Cash Flow Return on Jnvestmeni (CFROI) sebagai alat pengukuran yang mengukur penciptaan nilai perusahaan dalam menjelaskan imbal balik saham, kemudian membandingkarmya dengan kandungan informasi relatif dan inkremental menilai yang terdapat pada Economic Value Added (EVA) - sebagai sarana alat pengukuran penciptaan nilai - dan laba bersih dan ants kas dari kegiatan operasional sebagai representatif dari alat pengukuran tradisional.. Penelitian dilakukan meaggunakan regresi liniear dengan metode OLS atas data panel dart 27 perusahaan rnanufall:tur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan periode pengamatan 1999-2002.
Hasil regresi menunjukkan kandungan informasi relatif CFROI tidak mengungguli EVA dalam menjelaskan imbal balik saham. Kandungan informasi relatif yang terdapat paaa CFROI juga Lebih renduh daripada arts kas dart kegiatan operasioaal, namun Lebih tinggi dibandingkan kandungan informasi relatif laba bersih. Dalam hal perbandingan kandungan informasi inkremental, EVA lebih baik dari CFROI. Tapi bila dibanndingkan dengan laba bersih da-a arts kas dart kegiatan operasional. kand'ingan informasi inkreniental CFROI dal ani menjelaskan imbal balik saham masih lebih baik.
Di samping itu, dalam penelitian ini diselidik pula ada tidaknya perbedaan kandungan informasi inkrementa; antara komponen-komponen dalam perhinengan CFROI, dalain lull ini diwakili oleh komponen Gram. Cash Flaw (GCF) dan Gross Cash Investment (CC). Hasil pengujian inenun;ekkan terdapamya perbedaan loand igan informasi inkremental antera kedua komponen CFROI tersebut.

This research is conducted to study the -relative and incremental information content of Cash Flow Return on Investment (CFROI) as a representative of value-based financial measures, in explaining stock returns. CFROI's relative and incremental information content ate then compared with the relative and incremental information content of Economic Value Added (EVA) - as another representative of value-based financial measures - and net income and cash flow from operating activities - as representatives of traditional income measures. CLS linear regression is applied as the research method, over a pallet data which consists of 27 manufacturing companies listed on Jakarta Stock Exchange dining observation.periods of 1999-2002.
The regression shows that CFROI's relative information content does not outperform EVA's in explaining stock return. CFROI's relative information content is also lower than that of cash flow from operating activities, yet higher than that of net income. In terms of comparison of incremental information content, EVA shows a better result than CFROL But when compared with net income and cash flow from operating activities, CFROI has a higher incremental information content.
This research also examines whether there is a difference of incremental information content among components of CFROI, which in this case are represented by Gross Cash Flow (GCF) dan Gross Cash Investment (GC). The test result shows that difference of incremental information content between the two CFROI components does exist.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwansyah
"Hutang ribawi berbasiskan bunga merupakan sebuah dilema yang sedang dihadapi umat muslim dewasa ini. Keberadaan hutang tersebut mendapat tentangan dari sebagian ahli hukum Islam, tetapi penggunaannya sudah sedemikian meluasnya (built-in) diberbagai bidang perekonomian. Melihal fakta tersebut, sebagian ahli hukum Islam membolehkan penggunaan hutang ribawi dengan alasan darurat.
Karya akhir ini mencoba melihat pengaruh keberadaan hutang ribawi terhadap kinerja keuangan yang diwakili oleh tingkat imbal hasil bagi pemilik modal (ROE) dan total aset secara keseluruhan (RUI), efektifitas kinerja operasional yang diwakili oleh tingkat margin keuntungan operasi (OPM) dan pergerakan harga saham perusahaan yang diwakili oleh harga pasar terhadap nilai buku perusahaan (PBV).

The Interest hearing debt has become a dilemma for moslem society recently. Some of Islamic jurists are against its existence, but the use of interest bearing debt has become pervasive in the economic activity. As a consequence, majority of Islamic jurist allowed interest bearing debt for emergency reason.
This thesis tries to explore the effect of interest bearing debt to the firm's financial performance represented by return on equity (ROE), the effectiveness of interest bearing debt allocation to the firm's operational performance represented by operating profit margin (OPM) and market value of firm's share price represented by book to market value ratio (PBV).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Aswin M.
"Kebijakan dividen suatu perusahaan publik dapat mempengaruhi harga saham masih merupakan suatu perdebatan bagi para ahli keuangan. Teori-teori yang mereka kemukakan bermuara kearah dua kutub yang berbeda. Pertama, adalah teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun 1961 (teori MM) yang dikenal sebagai irrelevant dividend theory. MM mengatakan bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan tidak berpengaruh pada harga saham (nilai perusahaan). Teori yang kedua adalah bird-in-the hand theory yang dikemukakan oleh Gordon (1963) dan Lintner (1962), yang menyatakan bahwa harga saham suatu perusahaan tergantung pada dividend payout ratio-nya.
Sejalan dengan teori kedua, Litzenberger dan Ramaswamy (1980) mengemukakan tax preference theory, yang menyatakan bahwa perilaku investor dan pemegang saham di pengaruhi oleh prefensinya terhadap pajak yang harus dibayarkan dari return saham yang dimilikinya.
Penelitian ini ingin menjawab dua permasalahan pokok penelitian sebagai berikut: pertama, apakah ada hubungan antara kebijakan dividen dan harga saham secara empiris di Indonesia ? Kedua, teori kebijakan dividen yang mana yang dapat menjelaskan hubungan antara kebijakan dividen dan harga saham serta teori yang mana yang sesuai di Indonesia ?
Untuk menjawab permasalahan penelitian diatas, kemudian dilakukan pendekatan dengan menggunakan suatu model yakni Capital fissests Pricing Model (CAPM). Model ini telah digunakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979 & 1982) yang dirumuskan sebagai berikut:
Rit = Rf + Pi (Rm -- Rf) + yi (Di - Dm)
Kemudian dengan menggunakan regresi. berganda, data Rik, Rf, Rm, Di dan Dm dianalisis. Dari analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai ?Pi dan yi. Bila nilai Ti sama dengan nol, maka (Di - Dm) tidak berpengaruh terhadap Rit. Artinya, hasil tersebut sesuai dengan irrelevant dividend theory dari MM.
Bila yi tidak sama dengan nol, maka (Di -- Dm) mempunyai pengaruh terhadap Rit. Artinya, hasil ini sesuai dengan bird-in-the hand theory dari Gordon & Limner dan dengan tax preference theory dari Litzenberger & Ramaswamy.
Populasi penelitian ini adalah semua peusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Jakarta pada Desember 2000, sejumlah 293 perusahaan. Sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) yang memenuhi kriteria antara lain: perusahaan tersebut harus terdaftar sebelum Januari 2000, tidak terkena criteria delisting, laporan keuangan telah disebabkan sebelum 30 April 2000, tidak mendapatkan opini disclaimer dari akuntan publik dan memberikan divider tunai sejak tahun 1996. Dan penerapan kriteria ini didapatkan 100 perusahaan.
Periode pengamatan penelitian ini dimulai dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 dengan satuan waktu pengamatan tahunan atau sebanyak 5 tahun pengamatan. Satuan tahun digunakan karena pembagian dividen pada umumnya di Indonesia dilakukan per tahun.
Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 10 dan hasilnya menunjukkan bahwa ternyata tidak ada pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham di Pasar Modal Indonesia. Hal ini lebih mendekati kepada teori MM atau yang dikenal sebagai irrelevant divident theory. Artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham atau nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividennya, ini kemungkiran disebabkan oleh kondisi perekonomian Indonesia yang tidak normal sehingga dividend yield dan capital gains tidak signifikan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Sejak krisis ekonomi terjadi, IHSG cenderung melemah sehingga para investor tidak lagi menjadikan dividen sebagai salah satu tujuan untuk membeli saham. Dengan tingginya risiko ekonomi yang dihadapi oleh pars investor, maka ketiga teori yang ada mengenai pengaruh kebijakan dividen ini tidak dapat berjalan di Indonesia.
Kondisi makro ekonomi Indonesia dimana suku bunga yang relatif tinggi sehingga Indeks Harga Saham Gabungan menjadi rendah, menyebabkan premi risiko (Rm - Rf) cenderung lebih signifikan dari pada dividend yield (Di - Dm). Oleh karena itu, bag.i para investor dalarn mengambil keputusan investasi saham di BEJ, sebaiknya lebih mempertimbangkan pengaruh premi risiko dari pada kebijakan dividen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radian Permana
"Tujuan dari penelitian ada dua, pertama adalah uuntuk mengetahui apakah variabel
bebas (beta dan volatility of earnings) berpengaruh terhadap struktur modal yang diproksi
dengan debt to equity ratio (DER) dan debt to asset ratio (DAR) selama tahun 2000-2002.
Kedua, untuk melihat pengaruh struktur modal terhadap abnormal return Penelitian
dilakukan dengan menggunakan seluruh sampel perusahaan non financial yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) scjak tahun 1999-2002.
Vaxiabel beta diperoleh dari hasil regresi antara return pasar sebagai variabel bebas
terhadap return saham individu. Volatility of earnings (EV) diperoleh dari standar deviasi net
income dibagi total aktiva Regresi data panel dengan metoda pooled cross-.section dilakukan
untuk menganalisa hubungan antara beta dan EV terhadap struktur modal (DER dan DAR)
dan juga regresi antara variabel struktur modal (DER dan DAR) terhadap abnormal return.
Dari hasil regresi pooled cross-section antara variabel beta dan EV terhadap struktur
modal (DAR dan DER) diperoleh hasil uji F yang signifikan secara bersama-sama pada
tingkat kepercayaan 5%. Sedangkan, hasil uji-t memberikan hasil yang tidak signifikan untuk
variabel beta dan EV. Hasil uji-t untuk variabel struktur modal (DER dan DAR) terhadap
abnormal return diperoleh hasil uji-t signitikan antara DAR terhadap variabel abnormal
return pada tingkat kepercayaan 5%. Sedangkan regresi antara DER terhadap abnormal
return diperoleh hasil uji statistik yang tidak signiikan. Hasil yang tidak signinkan
disebabkan oleh adanya krisis ekonomi pada pertengahan 1997, dimana nilai kurs USD untuk
Rupiah menjacli sangat tinggi. Sedangkan, banyak pemsahaan yang rnemiliki hutang dalam
bentuk USD. Akibatnya., nilai nominal dan beban bunga menjadi lebih tinggi. Sehingga,
banyak perusahaan yang mempunyai equity negatif , kehilangan keuntungan dari penggunaan
hutang dan risiko sistimatis yang lebih besar. Kemampuan perusahaan untuk recovery akibat
krisis ekonomi berbeda-beda untuk tiap perusahaan

Abstract
This research consists of two objectives, first to identify whether independent variable (beta
and volatility of earnings) are influential on the capital structure as assigned (proxy) with debt
to equity ratio (DER) and debt to asset ratio (DAR) in 2000-2002. Second, to identify the
impact of capital structure on abnormal return. This research was conducted by using all
samples of non-financial companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) since 1999 until
2002.
Beta variable is obtained from the regression between market return as independent variable
on return of individual stock of non-financial companies. Volatility of earnings (EV) is
obtained from the standard deviation of net income divided by total assets. Pooled cross-
section regressions are carried out to analyze relations between beta and EV on each capital
structure (DER and DAR) and regression between capital structure variable (DER and DAR)
on abnormal return.
The result of regression pooled cross-section of beta and EV variables on the capital structure
(DAR and DER), show significantly F-test results at 5 % reliance level. The output of t-test for
Beta and EV variables on the capital structure, both DAR and DER are not significant. The
output of t-test for capital structure variable (DAR and DER) on abnormal return, DAR
significant outcome was obtained for abnormal return variable at reliance level of 5%, but not
for DER. The insignificant results cause of economic crisis during 1997, where is exchange
rate USD to Rupiah very high. Beside that, almost the companies? samples have debt in USD.
Consequently, nominal and interest expense are higher than the year before. So, almost the
companies have negative equity, loss profit from debt effect and high systematic risk The
company capability to recovery cause of economic crisis is differently for every company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>