Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvin Lorenza Purnomo
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana ruang luar dapat menjadi nilai tambah pada sebuah kompleks properti retail. Saya merumuskan tiga pertanyaan penelitian: 1) mengapa pengembang menghadirkan ruang luar; 2) bagaimana ruang luar menjadi nilai tambah; dan 3) berapa harga ruang luar sebagai nilai tambah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penyertaan ruang luar, pengembang dapat meningkatkan nilai suatu produk properti retail. Saya mengumpulkan data menggunakan observasi dan wawancara. Data saya olah menggunakan analisis campuran kuantitatif & kualitatif dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Temuan dalam penelitian ini adalah pengembang secara sengaja menghadirkan ruang luar sebagai nilai tambah untuk meningkatkan preferensi pengusaha retail. Hadirnya ruang luar sebagai nilai tambah meningkatkan biaya sewa yang dibebankan oleh pengembang kepada pengusaha retail. Harga premium yang harus dibayar oleh unit yang merasakan manfaat lebih RTH adalah sekitar 18,36 hingga 36,73% lebih mahal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa 1) ketertarikan pengusaha retail terhadap ruang luar mungkin tidak semata-mata akibat ruang luar berfungsi sebagai suasana ruang. ada manfaat tambahan lain yang dihasilkan oleh ruang luar; dan 2) terdapat korelasi antara tipe ruang luar dengan nilai jual unit.

ABSTRACT
This study seeks to explain how outdoor space can be an added value to a retail property complex. I formulate three research questions : 1) why do developers present outdoor space; 2) how outdoor space became an added value; 3) how much is the price of outdoor space as an added value. The purpose of this study is to find whether with an inclusion of outdoor space, developer can increase the value of a retail property complex. I collect data using observation and interview. I analyze the data using mix of quantitative and qualitative method with sequential explanatory strategy. The findings of this study is that developer intentionally presenting outdoor space as an added value to increase retail entrepreneurs preference. The presence of outdoor space as an added value improve the cost of rent charged by the developer to retail entrepreneurs. The premium price that have to be paid by the unit who felt greater greater benefit of outdoor space is about 18.36 until 36,73% more expensive. The conclusion of this research is that 1) retail entrepreneurs interest towards outdoor space not solely because it serves as an atmosphere, there area additional benefit produced by the outdoor space; and 2) there is a correlation between type of outdoor space with the value of the unit."
2017
T48607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Perhatian pada rancangan dan aktivitas ruang luar telah menjadi topik yang banyak dibahas di kalangan peneliti maupun praktisi properti. Salah satu nilai tambah yang dapat diterapkan pada ruang luar sebuah properti adalah penambahan elemen kanopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan kanopi berkontribusi dalam meningkatkan nilai jual properti, kualitas visual dan fungsional sepanjang jalur, dan menjadi daya tarik bagi konsumennya sehingga dapat dikaji hal-hal yang menjadi pertimbangan pengembang dalam mengambil keputusan untuk menggunakan kanopi serta menjadikannya sebagai salah satu bagian dari strategi pemasaran. Hal ini dapat ditinjau tak hanya pada properti yang disewa, tetapi juga pada properti yang dijual.
Dalam penelitian ini, jenis properti difokuskan pada ruko yang dijual. Penelitian yang dilakukan pada sebuah kompleks ruko, yaitu CBD P ini difokuskan pada penggunaan kanopi pada jalur antar-blok ruko dan perbandingannya dnegan jalur antar-blok ruko tanpa kanopi. Pengamatan dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2013. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak pemasaran dan manajer lapangan CBD P, serta dari hasil wawancara dan pembagian kuesioner kepada para pemilik ruko di CBD P. Kuesioner dibagikan kepada 106 responden dengan pembagian responden menjadi dua grup, yaitu: responden pada ruko dengan kanopi dan responden pada ruko tanpa kanopi. Data hasil kuesioner diolah dengan analisis regresi logistik biner dan chi-kuadrat melalui program Microsoft Excel 2008 dan SPSS 20. Data sekunder diperoleh dari pihak pemasaran dan manajer lapangan CBD P meliputi: peta kompleks dan fasilitasnya, harga jual ruko, sejarah pembangunan kompleks ruko, fotofoto kondisi fisik terakhir, rencana dan informasi mengenai ruang luar kompleks CBD P.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengembangan potensi jalur-jalur tembus dalam kompleks dengan pemasangan kanopi dapat direncanakan untuk menghidupkan aktivitas sosial jalur antar-blok pada kompleks karena kanopi tak hanya berperan sebagai pemberi kenyamanan termal, tetapi juga menjadi sebuah elemen yang dapat memobilisasi manusia, memunculkan aktivitas dan ketertarikan masyarakat, serta memberikan image tertentu pada kawasan yang dilingkupinya, sebagai tempat peralihan, tempat bersantai, tempat diadakan event-event, serta wadah baru bagi sektor informal. Pemasangan kanopi juga meningkatkan nilai jual ruko. Penambahan biaya kanopi dan dekorasinya sebesar Rp 400.039,-/m2 untuk tiap ruko meningkatkan nilai jual ruko sebesar 107% hingga 177%, yaitu dari Rp 3.234.257,-/m2 hingga Rp 4.326.132,-/m2 menjadi Rp 6.510.417,-/m2. Meski ruko-ruko tersebut dijual, namun sistem pengelolaan dengan berbagai event dan kerjasama yang dilakukan oleh pengembang menjadi strategi yang menarik perhatian masyarakat. Pemanfaatan ruang luar dengan penggunaan kanopi menjadi sebuah nilai tambah dengan menerapkan strategi place-marketing karena bermanfaat menciptakan ruang publik dengan nuansa yang berbeda. Penggunaannya sebagai ruang publik komersial juga memperlihatkan citra proyek yang baik kepada masyarakat dan kesan pengembang sebagai sebuah perusahaan yang profesional.

Concern over outdoor space design and activities has continually remained a source of study in property area. Canopy has become an element that can perform as an added-value to a property outdoor. This study aims to determine how the usage of a canopy contributes to increase the property price, enhance the visual and functional quality along the shopping street, and attract the consumers. These considerations will prompt the reasons why some developers decided to utilize an outdoor area by covering it with canopy and involved it as a part of the marketing strategy. It can be examined not only on leased, but also on purchased property. In this research, the property is emphasized on purchased shophouses. The research conducted in a shophouses complex, CBD P, focused on the usage of three inter-block paths that is covered by canopies, in contrast to other inter-block paths without canopies. Observations were carried out in March until May 2013. Primary data were obtained from interviews with the marketing experts and site manager of CBD P, as well as from the interviews with and the distribution of questionnaires to the shophouses' owners. Questionnaires were distributed to 106 respondents which is divided into two groups: those who purchased shophouses with canopy and those who purchased shophouses without canopy. Data processing of the questionnaire results was performed with binary logistic regression analysis and chi-square using Microsoft Excel 2008 and SPSS 20. Secondary data were obtained from the marketing data collection and site manager of CBD P which include: a map of the complex and its facilities, a concise explanation of its development history, the shophouses sales price, photos of the CBD P, and the summary of future development plans.
The results of this study revealed that the shophouses inter-block paths enhanced by translucent canopies installation can bring out some new social activities because the canopy can not only give a better thermal comfort, but also can mobilize people, enhance public interests and activies, provide a certain image and atmosphere in the area the canopy enclose, act as a place of transition and for holding events, as well as give opportunity to the informal sector to play a complementary role in the area. The research revealed that the canopy installation influences the shophouses sale price and it's still saleable to the prospective buyers. The incremental cost for the canopy and its decoration of Rp 400.039,-/m2 for every shophouse increases the developer's profit by 107% to 177%, from Rp 3.234.257,-/m2 up to Rp 4.326.132,-/m2 to Rp 6.510.417.-/m2. Even though the shophouses were sold, but the good management system with various events and partnerships conducted by the developer become valuable attributes to attract public attention. The utilization of outdoor space by covering it with canopy become an addedvalue by applying place-marketing strategy as it created an altered atmosphere to the public space. Its usage as a commercial public space also shows a good development image to the public and the developer's image as a professional company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hehanussa, Dhita Mentari
"Manusia membutuhkan hunian untuk tinggal, tumbuh dan berkembang, oleh karena itu memilih hunian yang sehat dan nyaman merupakan salah satu faktor penting dalam memilih hunian (Giles-Corti et al., 2016). Ditengah buruknya kualitas udara saat ini, membuat banyak masyarakat berminat untuk memilih hunian yang sehat sebagai salah satu faktor. Dengan menerapkan green building pada bangunan berfungsi selain sebagai nilai tambah dalam pemasaran produk properti, tapi juga dapat menjadi solusi dalam menerapkan efisiensi energi tapi juga mengutamakan kenyamanan penghuni. Penerapan konsep green building juga secara tidak langsung dapat meningkatkan produktifitas pekerja, peluang untuk branding Perusahaan sebagai Solusi dalam menanggapi isu lingkungan, dan sebagai daya tarik bangunan (McAuley, 2008). Dimana Penekanan pada pengurangan emisi Gas Rumah Kaca juga mempunyai dampak yang besar terhadap industri konstruksi, karena dampak lingkungan yang sangat besar baik dalam konstruksi bangunan maupun dalam operasional sehari-hari. (Hui & Yu, 2021). Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu untuk membuktikan bahwa apartemen berkonsep green building memberi nilai tambah terutama dalam mempertimbangkan kenyamanan dan Kesehatan penghuni apartemen sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan produk properti yang ramah lingkungan kedepannya. Berdasarkan hasil penelitian, apartemen dengan konsep Green Building, telah membuktikan dapat meningkatkan nilai dibandingkan apartemen konvensional.

Humans need housing to live, grow and develop, therefore choosing a healthy and comfortable residence is one of the important factors in choosing housing (Giles-Corti et al., 2016). In the midst of the current poor air quality, many people are interested in choosing healthy housing as one of the factors. By implementing green building in buildings, it functions not only as added value in marketing property products, but can also be a solution in implementing energy efficiency but also prioritizing occupant comfort. The application of the green building concept can also indirectly increase worker productivity, opportunities for branding the company as a solution in responding to environmental issues, and as a building attractiveness (McAuley, 2008). Where the emphasis on reducing greenhouse gas emissions also has a big impact on the construction industry, because of the huge environmental impact both in building construction and in daily operations. (Hui & Yu, 2021). This research aims to prove that apartments with a green building concept provide added value, especially in considering the comfort and health of apartment residents so that they can be used as consideration for developing environmentally friendly property products in the future. Based on research results, apartments with the Green Building concept have been proven to increase value compared to conventional apartments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Seto Damarjati
"Tesis ini membahas perumusan strategi operasi pada PT ECS Indo Jaya (ECS) yang akan menjalankan bisnis jasa sebagai pendamping penjualan produk. Saat ini ECS menjalankan bisnis jasa sebagai pendamping penjualan produk hanya untuk satu jenis produk dari merk Cisco, sementara ECS sering menerima permintaan jasa untuk beragam jenis produk dari merk Cisco juga sehingga ECS terpaksa kehilangan kesempatan bisnis tersebut. Oleh karena itu ECS membutuhkan strategi operasi sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Perumusan strategi operasi dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan Slack. Perumusan strategi operasi menghasilkan bahwa ECS harus mulai membangun kapasitas dan mengembangkannya agar dapat menghasilkan keunggulan kompetitif pasar.

The focus of this thesis is to formulate an operation strategy for PT ECS Indo Jaya (ECS) who will run services business as value-added for Cisco Systems product distribution. ECS runs services business as value-added for single type of product from Cisco, while ECS often receive services requests for various types of products therefore ECS has lost business opportunities. To overcome this problem ECS requires operating strategy as part of its business strategy. This study uses Slack method to formulate the operation strategy. The results shows that ECS has to setup and develop its capacity, in order to create its market competitive advantage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoi, Roy Cornelis
"perkembangan pesat dalam bidang teknologi informasi khususnya jaringan informasi membawa dampak perubahan mendasar terhadap lingkungan didalam bidang perekonomian. Menurut Kenichi Ohmae, dampak tersebut dapat dibagi pada tiga tingkatan. Yang pertama pada tingkatan makro yang memungkinkan perpindahan modal secara sekejab ketempat dimana saja didunia ini. Hal ini berarti bahwa aliran modal tidak perlu lagi dikaitkan dengan perpindahan fisik dari barang melainkan dengan jaringan ¡nformasi dapat menembus batas-batas negara. Tingkatan kedua adalah perusahaan dimana para manajer dapat secara langsung mengetahui tentang pasar dan produk, sehingga mereka lebih tanggap terhadap kebutuhan pelanggan. Yang ketiga pada tingkatan pasar, yang menyebabkan para peianggan dan tempat mana saja dapat mengetahui tentang produk dan jasa yang tersedia, dan nilai relatif yang ditawarkan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan poterisi pasar yang luas tidak terlepas dan dampak tersebut. Hal ini menimbulkan berbagai peluang yang besar dalam bidang usaha jasa jaringan informasi. Berbagai perusahaan jasa jaringan informasi memperluas wilayah pemasaranniya untuk menjangkau Indonesia. IBM Corporation melalul perusahaan agen tunggalnya PT. USI Jaya memanfaatkan peluang ¡ni dengan merangkul para perusahaan pengelola jasa telekomunikasi di Indonesia untuk membentuk suatu aliansi sebagai usaha bersama dalam bidang usaha jasa jaringan filai tambah (value added network). Dengan perkembangan jaringan Internet yang pesat akhir-akhir ¡ni, maka perusahaan ini juga meluncurkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanet Isyana Ramadhani
"Promosi penjualan merupakan strategi bagi perusahaan dalam mempertahankan daya saing dan loyalitas konsumen. Industri ritel melakukan kegiatan promosi penjualan berskala besar. Kegiatan konsumsi atas pemberian produk promosi akan terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang termasuk penyerahan barang dalam kategori penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) berupa pemberian cuma-cuma. Hal tersebut telah dimuat dalam Pasal 1A ayat (1) huruf d Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 dan Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penentuan penyerahan BKP promosi yang tergolong pemberian cuma-cuma yang terutang PPN oleh perusahaan ritel, dan menganalisis implementasi kebijakan PPN atas penyerahan BKP promosi yang tergolong pemberian cuma-cuma oleh perusahaan ritel. Analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis-jenis transaksi yang dapat dikategorikan sebagai pemberian cuma-cuma secara umum dibagi menjadi empat jenis, yaitu persediaan gabungan, persediaan gratis (sampel), penyerahan barang dalam undian, dan transaksi barter. Ditemukan bahwa definisi dari pemberian cuma-cuma yang dimuat dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2022 masih bersifat umum sehingga memiliki potensi terjadi multi interpretasi dalam praktik di lapangan. Unsur kepastian dalam pengaturan terminologi pemberian cuma-cuma masih belum terpenuhi yang dibuktikan juga dengan berbagai sengketa pajak yang telah terjadi. Kemudahan administrasi dalam pemenuhan kewajiban terkait transaksi pemberian cuma-cuma belum terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis, maka disarankan bagi pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur lebih lanjut terkait batasan dan tata cara pengenaan PPN atas transaksi pemberian cuma-cuma.

Sales promotion is a strategy for companies to maintain their competitiveness and customer loyalties. The retail industry is involved in large-scale sales promotion is. Consumptive activities on promotional goods will be subject to Value Added Tax (VAT), included in the category supply of Taxable Goods in the form of free-of-charge goods. Regulations related to this matter have been contained in Article 1A paragraph (1) letter d Law Number 42 of 2009 and Article 6 Government Regulation Number 44 of 2022. This research aimed to analyze the determination of supply of goods in the free-of-charge goods category which are subjects to VAT by retail companies, and to analyze the implementations of VAT policies on the supply of goods in the free-of-charge goods category. Utilizing a qualitative approach, this study employed a combination method of literature review and in-depth interviews as data collection techniques. The findings of this research indicated that there are four broad categories of supply of goods in the category of free-of-charge goods which are composite supplies, free supplies (sample), goods as prizes (giveaways), and barters. Furthermore, it had been discovered that the definition of free-of-charge goods, as stipulated in Law Number 42 of 2009 and Article 6 Government Regulation Number 44 of 2022, remained generic and open to various interpretations in practical application. The lack of certainty from the terminology of free-of-charge goods was further evidenced by multiple tax disputes. In addition, the simplicity of administrative responsibilities from the supply of free-of-charge goods had not been fully achieved. Based on the analytical findings, it is advisable for the government to issue a Minister of Finance Regulation which further regulates the limitations and procedures for imposition of the supply of free-of-charge goods."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sancaya Naresvari Wijaya
"Adanya peraturan baru mengenai pelaksanaan kewajiban peningkatan nilai tambah menimbulkan suatu fenomena pro dan kontra, selain itu terdapat resistensi dari kalangan pengusaha mengenai besaran tarif Bea Keluar untuk ekspor produk mineral hasil pengolahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi kebijakan tarif Bea Keluar untuk ekspor produk mineral hasil pengolahan dan pelaksanaan peraturan mengenai peningkatan nilai tambah ekspor mineral hasil pengolahan dan pemurnian. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep formulasi kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi kebijakan tarif Bea Keluar untuk ekspor produk mineral hasil pengolahan dibutuhkan untuk melindungi kepentingan nasional. Peraturan yang mengatur ekspor mineral hasil pengolahan dan pemurnian sudah berlaku, namun belum ada kegiatan ekspor yang terjadi yang disebabkan oleh persyaratan ekspor mineral yang belum dipenuhi oleh pengusaha pertambangan mineral.

A new increasing value-added minerals implementing regulations gives rise around phenomenon of the pro and contra and resistence from the mining corporations regarding the export duties tariff on processed mineral products. The purpose of this study is to determine the export duty tariff for processed mineral products policy formulation and implementation of its regulations. Concept used in this study is the concept of public policy formulation. This study applies qualitative with descriptive approach which use in-depth interviews. Result indicates that export duties on processed minerals is necessary in terms of protecting national interests. Regulation on processed minerals has been applied though no export activities happening recently due to lack of requirements and act of resistance from mining corporations."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S56784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardelia Mandasari
"ABSTRAK
Fenomena ketertarikan manusia terhadap makhluk hidup lain dan alam
menjadi prinsip dasar desain yang lebih natural populer disebut dengan desain
biofilik. Salah satu jenis properti yang diklaim merupakan desain biofilik oleh
pengembang adalah condovilla. Condovilla adalah hunian bertingkat rendah
dengan kombinasi antara kemewahan kondominium dan keasrian lingkungan
sebuah villa. Penelitian ini: 1) Mengevaluasi apakah condovilla termasuk ke
dalam kategori desain biofilik; 2) Mencari tahu seberapa besar pengaruh
kecenderungan pribadi untuk dekat dengan alam (biofilia) mempengaruhi
keputusan pembelian condovilla; 3) Mengevaluasi peran biofilia di antara faktorfaktor
penentu keputusan pembelian properti hunian, 4) Melihat keterkaitan
biofilia dengan pembelian unit condovilla, dan 5) Membandingkan margin antara
condovilla dan apartemen konvensional. Menggunakan metode campuran dengan
strategi eksplanatoris sekuensial, penelitian ini menemukan bahwa: 1) Condovilla
adalah salah satu properti yang menerapkan beberapa kategori desain biofilik; 2)
Tingkat biofilia seseorang berpengaruh dalam keputusan pembelian dan; 3)
Biofilia merupakan faktor pendukung yang mempengaruhi keputusan pembelian
condovilla karena ada faktor lainnya seperti harga, lokasi dan fisik bangunan; 4)
Adanya keterkaitan biofilia dengan pemilihan unit dan harga unit; dan 5) Adanya
harga premium untuk konsumen yang ingin mendapatkan fasilitas ruang terbuka
hijau.

ABSTRACT
The phenomenon of human interest towards other living organism and
nature becomes the basic principles of more natural design popularly known as
biophilic design. One of the property types claimed as biophilic design by the
developer is condovilla. Condovilla is a low-rise residential that combines the
luxury of a condo and the beauty of the environment of a villa. This study aimed
at: 1) Evaluating whether condovilla falls into the category biophilic design; 2)
Seeking on how much is personal tendency to be close to nature (biophilia)
influences the buying decisions for a condovilla; 3) Evaluating the position of
biophilia factor among the other factors of decisions on purchasing residential
property; 4) Looking at the linkages of biophilia with the purchase of condovilla
units; and 5) Comparing the margins between condovilla and conventional
apartments. Using mixed method with sequential explanatory strategy, the
research found that: 1) Condovilla is one of the residential properties applying
some biophilic design patterns; 2) The level of biophilia does influence the
purchasing decision; 3) Biophilia is a supporting factor affecting condovilla
purchasing decisions because there are other factors such as price, location and
physical building; 4) There is relation between biophilia with unit selection and
unit price; and 5) There is premium price for consumers who want to get green
open space facility.
"
2017
T47888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Jamal
"Properti untuk kegiatan belanja merupakan salah satu produk Real Estat yang menarik, yang tidak sama dengan properti lainnya seperti perumahan dan perkantoran. Walaupun menarik, tetapi ternyata banyak unit toko di dalam bangunannya yang kosong, yang mengakibatkan unit toko lain yang terisipun tidak laku dan propertinya tidak ramai dikunjungi. Sementara dapat dikatakan bahwa properti ritel berjalan baik apabila unit toko didalamnya buka, tidak ada unit toko yang kosong, ruang sebagian besar atau semua terpakai, dan ramai akan pengunjung.
Dalam penulisan tesis ini dilakukan suatu analisis mengenai hubungan antara jenis kemilikan, yaitu sewa dan strata dengan tingkat pemanfaatan pada properti untuk kegiatan ritel. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan lingkup yang dibatasi atas properti untuk kegiatan ritel yang terdiri dari banyak unit toko dalam suatu bangunan di Jakarta.
Pengumpulan data berupa data primer yang didapat melalui penelitian lapangan langsung, wawancara dan kuisioner; dan berupa data sekunder yang didapat melalui tinjauan teori-teori. Untuk mendukung dan menambah bukti dalam menjawab pertanyaan, data juga diperoleh dari dokumen dan rekaman seperti agenda hasil seminar, laporan, dokumen administratif, penelitian resmi, kliping dan artikel dari media.
Data yang diperoleh, dipilah-pilah, dikelompokkan dan dikompilasi sesuai dengan kerangka konseptual atau urutan meneliti. Variabel yang ditinjau untuk keberhasilan suatu properti ritel adalah berupa jenis dan bentuk usaha, hubungan antara pihak terkait, terutama pengembang, pemilik, penyewa dan pengunjung, hubungan kerja, operasional, analisis market ritel, investasi, penilaian atas properti, periode waktu dan pengelolaan. Dari variabel-variabel tersebut yang menjadi variabel utamanya adalah operasional, pemasaran dari masing-masing jenis kemilikan yang diolah dengan membuat tabel sehingga diketahui hubungannya dengan tingkat pemanfaatan dalam unit toko didalamnya.
Hasil analisis menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari masing-masing jenis kemilikan serta mengetahui pentingnya pengelolaan, operasional dan pemasaran sehingga dapat mengantisipasi permasalahan yang ada, yaitu masalah kekosongan pada unit toko dan dapat mengetahui kecenderungan perkembangan properti ritel nantinya.
Kesimpulan penelitian ini adalah memperlihatkan hubungan yang jelas dan sangat erat antara tingkat pemanfaatan dengan jenis kemilikan pada properti untuk kegiatan ritel. Jenis pemilikan sewa merupakan yang terbaik karena sudah pasti unit toko yang disewa digunakan sebagai tempat usaha, sedangkan untuk jenis kemilikan strata, terdapat kemungkinan dibeli untuk investasi yang dibiarkan kosong dengan harapan mendapatkan keuntungan dengan berjalannya waktu. Dengan mengetahui adanya hubungan tersebut diharapkan akan menjadi masukan yang bermanfaat dalam pengembangan properti ritel agar dapat berjalan dengan baik. Selain itu penelitian ini memberikan gambaran berupa usulan dalam membuat peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan properti untuk kegiatan ritel, yang mendukung semua pihak yang terkait.

Property for expense activity is one of the interesting Real Estate products. It?s
difference from other property, such as residesial and offices. Although it?s interesting, in fact, there are many store unit in the building is empty and not many people are visited. In the other word, that the retail property is affective if the inside of store unit is opened, no one is empty. Most of the room is effective and many people are visiting.
In this thesis, the writer would like to analyzed about the relationship about the kind of the ownership, that are rental retail and strata title retail with the usefullness level on property for the retail activity. The method using is qualitative methode description which the scope limited by the property for retail activities that are consist on many store units in one building in Jakarta. Collecting data consist on primer data with the research range activity, interview and questioner. Secondary data uses theories observation. To support and added the evidence to answere these question, the data achievement from document and notes like result agenda of seminar, report, administrative document, formal research, clipping, article from media.
The achievement data are classified, collected, make a compilation, base on conceptual framework or well organized research. The research variable for making retail property running well are the kind and type of retail property, the relation between suitable institution, particularly for developer, owner, leases and visitor, job relationship, operational, market analyses, retail market, investation, valuation and time periode. The important thing, are the managerial, operational and marketing from each kind of ownership, organized by making table or lists correlation with the occupancy rate on store unit inside.
The analyses result shows the benefit and weakness from each kind of ownership and know the important for managerial, operational and marketing. So, we can anticipate the problems, which are empty space problem on store unit and know the inclined development of next retail property.
The conclusion of this research is to show the relationship between the kind of ownership and occupancy rate on property for retail activity clearly. The rental retail is better than strata title retail, that?s because the store unit conducted as a rental effort places. For the strata title retail, there is possibility to be bought for investation, to get benefit for anytime which the store unit can be empty. With understanding the relationship, become the input to developing retail property better and the input for making regulation and wisdom that are correlated with property for retail activity and support the suitable element."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24652
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>