Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wini Wulansari
"ABSTRAK
Kasus penyalahgunaan maupun ketergantungan NAPZA akibat gangguan jiwa atau
sebaliknya merupakan masalah kesehatan jiwa. Para ahli mengatakan bahwa jika
seseorang yang memiliki gangguan jiwa namun tidak terdiagnosis akan mengarah
kepada penyalahgunaan NAPZA. Begitu pula mereka yang memiliki risiko tinggi
gangguan jiwa akibat pengaruh genetik, lingkungan, masalah sosial dan lainnya
akan mendorong mereka ke arah penyalahgunaan NAPZA Laporan BNN
menyebutkan bahwa hingga akhir November 2015, jumlah penyalahguna di
Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari 4,2 juta jiwa menjadi 5,9
juta jiwa. Sedangkan penyalahguna yang melakukan program rehabilitasi sebagai
upaya pengobatan tercatat baru mencapai 100 ribu jiwa. Berdasarkan hal tersebut,
pemerintah perlu membuat suatu upaya pencegahan dan pengendalian
penyalahgunaan NAPZA dengan membentuk masyarakat yang memiliki ketahanan
dan kekebalan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Upaya tersebut adalah
melakukan skrining penggunaan zat. Skrining ini bertujuan untuk menggali
informasi pasien terkait keterlibatannya dengan penggunaan NAPZA. Skrining
dapat membantu petugas kesehatan untuk mencatat dan melaporkan kasus
penyalahgunaan zat di wilayah Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk
membangun sistem informasi skrining NAPZA untuk kesehatan jiwa. Penelitian ini
menggunakan skrining dengan metode ASSIST. Sistem ini memberikan informasi
yang berguna bagi pasien untuk meningkatkan status kesehatannya dan
memberikan gambaran kasus penyalahgunaan NAPZA yang berguna bagi
Puskesmas untuk menentukan langkah yang tepat melaksanakan pencegahan dan
pengendalian penyalahgunaan NAPZA di wilayah kerja Puskesmas.

ABSTRACT
The problem of mental health is very large and cause a significant health burden. Some causes of mental health problems include genetic factors and other common factors such as brain disorders due to injury and accidents, depression due to economic problems, family problems, and abuse of narcotics, psychotropic substances and other addictive substances. The BNN report says that by the end of November 2015, the number of drugs abuser in Indonesia has increased significantly from 4.2 million people to 5.9 million people. While drugs abuser who perform the rehabilitation program as a treatment effort recorded only 100.000 people. Based on this, the government needs to make an effort to prevention and control of drug abuse by forming a society that has resilience and immunity against drug abuse. The effort is to screen for substance use. This screening aims to explore patient information related to their involvement with drug use. Screening can help health workers to record and report substance abuse cases in the public health center area. This study aims to build a system of drug screening information for mental health. This research used screening with ASSIST method. The drugs screening information system provides useful information for patients to improve their health status and provides an illustration of drug abuse cases that are useful for public health center to determine appropriate measures to implement prevention and control of drug abuse in public center health working areas.
"
2017
T48427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyra Luthfia Mumpuni
"Adiksi media sosial merupakan suatu perilaku individu yang tidak dapat mengontrol diri sendiri untuk penggunaan media sosial sehingga terlalu banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk mengakses yang dapat menganggu aktivitas sehari-hari. TikTok menjadi salah satu media sosial yang memiliki peningkatan pengguna semenjak pandemi COVID-19 dan mayoritas penggunanya adalah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adiksi media sosial TikTok dengan masalah kesehatan jiwa pada remaja di Jakarta Selatan. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode Cross Sectional kepada 292 siswa SMAN 49 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, dan SMAN 90 Jakarta. Adiksi media sosial TikTok diukur dengan kueisoner Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) (t>1,96) dan masalah kesehatan jiwa diukur dengan Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21) (ɑ = 0,894). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja masih termasuk dalam kategori adiksi media sosial TikTok ringan serta kecemasan normal, depresi normal, dan stres normal. Uji korelasi antara adiksi media sosial TikTok dengan masalah kesehatan jiwa diukur menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p 0,001 < ɑ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika adiksi media sosial TikTok tinggi, maka tingkat masalah kesehatan jiwa yang dirasakan akan cenderung tinggi. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis tiap aspek perilaku adiksi media sosial TikTok dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkat adiksi media sosial TikTok dengan cakupan populasi yang lebih luas.

Social media addiction is a behavior of individual who cannot control themselves so they spend too much time and effort to access which can interfere daily activities TikTok became one of social media that has increased users during pandemic of COVID-19 and major of users are adolescent. This study aims to determine the correlation between social media addiction of TikTok and mental health problems in adolescent in South Jakarta. The study method is a quantitative with cross sectional method to 292 students of SMAN 49 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, and SMAN 90 Jakarta. TikTok social media addiction was measured by the Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) ) (t>1,96), meanwhile mental health problems was measured by the Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21) (ɑ = 0,894). The results showed that most of the adolescent were included in the category of low in the social media addiction also still category normal for anxiety, depression, and stress. The correlation between TikTok social media addiction and mental health problems was measured by Chi Square showed that there is significant relationship (p 0,001 < ɑ). These results indicate that if TikTok’s social media addiction is high, then the perceived level of mntal health problems will tend to be high. Further study can analyze each aspect of behavior of social media addiction and examine more about the factors that influence TikTok social media addiction with wider population scope."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Patriajaya
"Penelitian ini mengenai rencana strategi pemasaran Instalasi Medical Check Up
Kesehatan Jiwa Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional dengan
pendekatan metode kualitatif. Penelitian ini telah mengidentifikasi dan menguraikan
situasi Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa dalam posisi tumbuh dan
berkembang dimana strategi pemasaran yang direkomendasikan adalah optimalisasi
kegiatan pemasaran yang didasarkan pada pengembangan riset dan analisa pasar. Untuk
itu ditetapkan anggaran sebesar Rp.200 000,000, dengan
harapan Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa akan mendapatkan jumlah
kunjungan pemeriksaan sebagai Preventif Gangguan Jiwa pada tahun 2014 sekitar 20%.
Disarankan agar Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa segera membuat rencana
pengembangan riset dan analisa pemasaran untuk memulai kegiatan pemasarannya

This research about marketing strategy plan of Mental Check Up Unit of Mental Health
Soehartoo Heerdjan Year 2013 This research type is operational research with
qualitative method approach. This research has identified and elaborates situation of
Mental Check Up Unit in grow and build position while marketing strategy
recommended is optimalisation of marketing activity based on by propagation of
research and market analysis. For the purpose is specified budget equal to IDR.
200.000,000 on the chance of Mental Check Up Unit for Mental disorder preventive
increased patient visits at 2014 around 20%.
Suggested that Mental Check Up unit soon blocks in expansion of research and
marketing analysis to start the marketing activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen Azizah Putri Perdana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses inovasi layanan kesehatan berupa aplikasi e-jiwa di Puskesmas Cilandak, Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia jumlahnya masih terbatas yaitu tidak semua daerah memiliki fasilitas kesehatan jiwa baik tingkat dasar maupun fasilitas rujukan. Hambatan sosial budaya juga menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan jiwa. Inovasi aplikasi e-jiwa yang muncul pada tahun 2018 menjadi terobosan dalam pelayanan kesehatan jiwa dengan cara deteksi dini. Proses inovasi pelayanan dijelaskan secara kualitatif menggunakan software NVivo dengan melakukan analisis bersifat induktif. Metode pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara mendalam kepada sembilan informan yang berasal dari inisiator program, ketua lapangan program, komunitas kesehatan mental, akademisi, serta dokter psikiatri. Hasil penelitian menemukan bahwa latar belakang pembentukan aplikasi sebagai respon atas minimnya fasilitas kesehatan jiwa dan rendahnya kepedulian masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Puskesmas Cilandak inisiatif membuat aplikasi yang mampu meningkatkan kepedulian masyarakat akan kesehatan mental dan mewujudkan layanan kesehatan jiwa melaui aplikasi. Proses inovasi e-jiwa bermula dari kesadaran organisasi akan permasalahan sosial mengenai kesehatan jiwa, kemudian terbentuklah aplikasi e-jiwa sebagai deteksi dini kesehatan jiwa. Hambatan dari proses inovasi ini yaitu stigma negatif masyarakat tentang kesehatan jiwa serta resistensi ketika aplikasi e-jiwa diperkenalkan. Dengan adanya inovasi e-jiwa dapat menunjukan ketersediaan layanan kesehata jiwa pada tingkat kesehatan dasar serta melibatkan teknologi agar akses layanan menjadi lebih mudah.

This thesis aims to analyze health service innovation process of e-Jiwa at Puskesmas Cilandak, South Jakarta DKI Jakarta Province. The number of the facilities that provide mental health service in Indonesia is still limited. Not all regions have mental health facilities both basic level and referral facilities. Socio cultural barriers are also obstacle in mental health services. E-Jiwa created in 2018 became a breakthrough in mental health services by self-assessment. The innovation process is described qualitative using NVivo software by performing inductive analysis. The data collection method was carried out through in dept interviews with nine informant who came from the initiator, field health program, mental health communities, academic, and psychiatric. The result of the study found that e-Jiwa was a response to the lack of mental health facilities and the low level of public awareness of the importance of maintaining mental health. Puskesmas Cilandak has initiative to create an application that increase public awareness of mental health and realize mental health services through the application. Innovation process of e-Jiwa begin with organizational awareness of social problem regarding mental health. Then e-Jiwa is formed as early detection of mental health. Barriers to this innovation process are the negative stigma of society about mental health and resistance when the e-Jiwa was introduced. With e-Jiwa can show the availability of mental health services at the basic health level and involve technology to make service access easier."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhe Fadilla
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) resmi ditetapkan menjadi pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020 telah menyebabkan beban kesehatan yang besar secara global. Banyak negara yang sudah menerapkan protokol pencegahan, dan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus corona ini, termasuk isolasi, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Perubahan lingkungan yang diciptakan akibat pandemi COVID-19 dapat menimbulkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, insomnia, dan PTSD bagi tenaga kesehatan. Satu dari lima tenaga kesehatan mengalami depresi, kecemasan atau gangguan stres pasca trauma (PTSD) selama pandemi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan mental tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 di Asia menggunakan metode literature review melalui database online ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Hasil pencarian didapatkan sebanyak 9 artikel, yang berasal dari Indonesia, Vietnam, China, dan Yordania. Hasil dari telaah Pustaka menunjukan faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan mental tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 adalah Faktor biologis antara lain memiliki penyakit organik, jenis kelamin, dan usia. Faktor psikologis, antara lain merasa cemas dan sedih terhadap pekerjaan saat ini, berulang kali melihat berita terkait COVID-19, dan memiliki ketakutan akan terinfeksi atau menulari orang lain. Faktor sosial-budaya, antara lain adanya penolakan sosial, banyak dipengaruhi oleh masyarakat, dicurigai positif COVID-19, mengalami kesulitan keuangan, pekerjaan, dan pendidikan. Faktor lingkungan, antara lain bekerja di bangsal COVID-19, berisiko tinggi untuk terpapar, memiliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19, lingkungan tempat tinggal, serta adanya hubungan yang buruk dengan pasangan maupun keluarga. 

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) officially declared a pandemic by WHO on March 11, 2020 has caused a huge health burden globally. Many countries have implemented prevention protocols, and measures to control the spread of the coronavirus, including isolation, wearing masks, social distancing, and washing hands. Environmental changes caused by the COVID-19 pandemic can cause mental disorders such as anxiety, depression, insomnia, and PTSD for health workers. One in five health care workers experience depression, anxiety or post-traumatic stress disorder (PTSD) during this pandemic. This study aims to determine the description and factors that influence mental health disorders of health workers during the COVID-19 pandemic in Asia using the literature review method through the online databases ProQuest, PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar. The search results obtained as many as 9 literatures from Indonesia, Vietnam, China, and Jordan. The results of the literature show that the factors that influence mental health disorders of health workers during the COVID-19 pandemic are biological factors, including having organic diseases, gender, and age. Psychological factors, including feeling anxious and sad about current job, repeatedly seeing news related to COVID-19, and having a fear of being infected or infecting others. Sociocultural factors, including social rejection, heavily influenced by the community, suspected of being positive for COVID-19, experiencing financial difficulties, profession, and education. Environmental factors, including working in the COVID-19 ward, being at high risk for exposure, having a history of contact with COVID-19 patients, living environment, and having bad relationships with partners and family."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Saraswati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai penanganan obat kedaluwarsa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bagaimana pertanggungjawaban Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Dinas Kesehatan atas pengawasan dan penanganan obat kedaluwarsa. Pembahasan dilakukan melalui analisis kasus penyalahgunaan obat kedaluwarsa yang terjadi di Bantargebang pada tahun 2016. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif dan tipe penelitian yang termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Kesimpulan atas permasalahan tersebut adalah belum ada peraturan perundang-undangan yang secara komprehensif mengatur mengenai penanganan obat kedaluwarsa dan pertanggungjawaban badan pemerintah khususnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM dan Dinas Kesehatan dalam pengawasan dan penanganan obat kedaluwarsa belum terlaksana dengan baik padahal kebijakan dan strategi yang dikeluarkan oleh BPOM sudah baik dan menyeluruh. Dalam hal ini BPOM dan Dinas Kesehatan perlu mengawasi dan menangani obat kedaluwarsa secara ketat agar tidak terus-menerus terjadi penyalahgunaan.

ABSTRACT
This thesis discusses about handling of expired drugs based on the law and regulations and how is Food and Drug Supervisor Agency BPOM and Health Agency Dinas Kesehatan rsquo s responsibility to handle the expired drugs. The discussion is done through case analysis about expired drugs occurring in Bantargebang on 2016. The writer uses juridical normative research methods and the type of this study is descriptive. Conclusion over these problems is there has been no law and rule that comprehensively regulate the handling of expired drugs and government agency especially Food and Drug Supervisor Agency BPOM and Health Agency Dinas Kesehatan rsquo s responsibility to supervise and handle expired drugs has not run well whereas the policies and strategies issued by BPOM are good enough and thorough. In this case, BPOM and Dinas Kesehatan need to watch and handle the expired drugs tightly to prevent it happening continuously. Keywords Supervise, Handle, Expired Drugs, Food and Drug Supervisor Agency, Health Agency. "
2017
S69565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2001
615.1 DRU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, Medical Publishing Division, 2006
615.1 DRU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Giovani Edlyn Lokollo
"Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu. Pelayanan kesehatan pun diberikan oleh rumah sakit melalui tenaga kesehatannya. Dokter sebagai tenaga medis yang memberikan pelayanan kesembuhan (healing) dan perawat yang memiliki peran untuk memberikan pelayanan keperawatan (caring) pun dapat lalai dalam melaksanakan kewajibannya. Kesalahan terhadap tindakan yang dilakukan oleh dokter maupun perawat di rumah sakit salah satunya adalah dalam hal pemberian obat. Lantas terkait dengan kesalahan tersebut, menarik untuk dibahas mengenai tanggung jawab hukum antara dokter, perawat dan rumah sakit. Meskipun masing-masing tanggung jawab telah diatur dalam undang-undang, akan tetapi rumah sakit tetap memiliki tanggung jawab hukum terhadap tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatannya. Penelitian ini akan dilakukan dengan menganalisis sebuah Putusan yang membahas tindakan lalai oleh dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada sebuah rumah sakit. Penelitian ini dilakukan secara yuridis dan normatif, serta bersifat deskriptif. Berdasarkan kasus tersebut, maka tanggung jawab hukum dokter, perawat dan rumah sakit dapat dilihat berdasarkan tiga rumusan masalah. Pertama, membahas bagaimana tanggung jawab hukum dokter dalam pemberian obat. Kedua, akan dibahas tentang bagaimana tanggung jawab perawat dalam pemberian obat. Yang ketiga akan membahas bagaimana tanggung jawab rumah sakit terhadap tindakan dokter dan perawat dalam pemberian obat. Hingga kini, masih terdapat banyak dokter dan perawat yang tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan standar profesinya. Dalam melaksanakan tugasnya, dokter dan perawat harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien agar terwujud fungsi dari pelayanan kesehatan.

Health is important in the lives of every individual. Health services were provided by the hospital through their health care providers. Doctors as medical personnel who provide healing services, and nurses who have a role to provide nursing services can be negligent in carrying out their obligations. Doctors and nurses can do negligence in their actions, one of which is in the administration of drugs. Based on these errors, it is interesting to discuss the legal responsibilities between doctors, nurses and hospitals. Although each responsibility has been regulated in law, the hospital still has legal responsibility for the actions taken by its health personnel. This research will be conducted by analyzing Verdict that addresses negligent actions by doctors and nurses in providing health services in hospitals. This research is analytical descriptive with normative juridical approach. Based on these cases, the legal responsibilities of doctors, nurses and hospitals can be seen based on three problem statements. First, will discuss about how the doctor`s legal responsibilities in administering drugs. Second, will discuss on how nurses are responsible for administering drugs. The third will discuss about hospital responsibilities for actions taken by doctors and nurses in administering drugs. Until now, many doctors and nurses did not carry out their duties according to the standards of their profession. In carrying out their duties, doctors and nurses must prioritize patient health and safety to realize the function of health services.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Efrida
"Penyebab gangguan jiwa pada remaja adalah multifaktor, tidak hanya satu penyebab, namun disebabkan oleh berbagai faktor yang perlu pengkajian lebih dalam. Untuk mengetahui penyebab masalah gangguan kesehatan jiwa pada remaja, salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan skrining dan follow up. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan e-skrining kesehatan jiwa dalam mendeteksi masalah gangguan jiwa sehingga dapat ditindaklanjuti dengan segera, baik oleh guru maupun tenaga kesehatan. Instrumen skrining menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Pengembangan sistem ini dilakukan di puskesmas panunggangan Barat, Kota Tangerang dengan menggunakan metode pendekatan prototyping untuk menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan ke sekolah selama ini masih menggunakan kertas dan mengolah data secara manual. Hasil uji-coba pada siswa menggunakan kuesioner dengan mengacu pada model Technology Accceptance Model (TAM) menunjukkan bahwa respon user terhadap pengembangan sistem sebesar 77.89% dengan potensi gangguan jiwa sebesar 12.04% dengan gangguan emosional cenderung pada SMP dan SMK.Hasil uji fungsional menggunakan black box testing berhasil diterima.Hasil akhir penelitian ini berupa prototype yang mampu menjaring siswa sekaligus dengan hasil akurat, menyediakan konseling pada siswa,guru dan petugas puskesmas.Prototipe sistem ini berbasis website responsive online yang dapat diakses dimanapun. Sistem ini akan terhubung ke tenaga PKPR untuk menerima hasil skrining dan laporan dari guru. Rekomendasi yang ditawarkan dalam pengembangan ini adalah perlunya kerjasama oleh pemerintah setempat, guru, dan tenaga kesehatan dalam memberdayakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendapatkan pembinaan kesehatan jiwa pada remaja. Perlu pelatihan pada pengguna untuk mendapatkan manfaat yang diharapakan pada pengembangan sistem ini.

The cause of mental disorders in adolescents is multifactorial, not only one cause, but caused by various factors that need further study. To find out the causes of mental health problems in adolescents, one of the most effective way is to do screening and follow-up. This study aims to produce mental health e-screening to detect mental disorders so follow up can be done timely by both teachers and health workers. The screening instrument was utilizing the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). The development of this system is carried out at the Panunggangan Barat Public Health Center in Tangerang City using a prototyping approach method to produce a system that suits user needs. The results showed that all this time, screening activities in schools were still using paper and processed data manually. The results of trials on students using a questionnaire refer to the Technology Acceptance Model (TAM) model which showed that the user's response to system development was 77.89% with a potential mental disorder of 12.04% with mental emotional problems more pronounced in junior-senior high school students.The final result of this research is a prototype able to capture many students at the same time with accurate results, providing counseling to students to conduct by teacher and health center staff. This system prototype is based on online responsive web which can be accessed anywhere and will be connected to youth care health service officers (PKPR) in order to receive screening results and reports from teachers. The recommendation offered in this development is the need for local government cooperation, teachers, and health workers in empowering school health unit (UKS) to get mental health guidance for adolescents. User training is required to get the benefits expected from developing this system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>