Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Anastasia
"Peningkatan kualitas pada jasa penerbangan berlayanan penuh di Indonesia diperlukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Dalam penelitian ini, kualitas pelayanan jasa penerbangan dievaluasi menggunakan metode SERVQUAL dan Kano model ke dalam QFD. Hasil metode SERVQUAL menunjukkan bahwa dari 35 atribut kualitas pelayanan terdapat 34 atribut dengan kesenjangan SERVQUAL bernilai negatif dan 1 atribut dengan kesenjangan SERVQUAL bernilai positif.
Hasil dari model Kano menunjukkan bahwa 4 atribut kualitas pelayanan memiliki kategori Attractive, 28 atribut kualitas pelayanan memiliki kategori One-dimensional, 2 atribut kualitas pelayanan memiliki kategori Must-be. 34 atribut kualitas pelayanan ini diterjemahkan ke dalam persyaratan teknis untuk mendapatkan strategi peningkatan kualitas pelayanan.
Dari hasil House of Quality, didapatkan 5 technical requirement yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya yaitu: pengembangan penggunaan peralatan IT pendukung pelayanan yang berkualitas, penggunaan sistem informasi sebagai pendukung kegiatan, kordinasi antara bagian dalam unit pelayanan, perbaikan standar dan prosedur kerja, dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

Improving the quality of full service aviation services in Indonesia is needed to improve the competitiveness of the company. In this study, flight service quality is evaluated using SERVQUAL and Kano model method into QFD. The result of SERVQUAL method shows that from 35 service quality attributes there are 34 attributes with negative SERVQUAL gap and 1 attribute with positive SERVQUAL gap.
The results of Kano Model show that 4 service quality attributes have Attractive category, 28 service quality attributes have One dimensional category, 2 service quality attributes have Must be category. These 34 service quality attributes are translated into technical requirements to obtain a quality improvement strategy.
From the House of Quality results, 5 technical requirements are required to improve the quality of service development of the certain quality of IT support services, using information systems to support activities, coordination between the units of service, improvement of standards and working procedures, and commitment to provide the best service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efri Yunaidi
"[Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor penting bagi konsumen dalam memilih maskapai penerbangan dan mengetahui kombinasi karakteristik maskapai penerbangan yang disukai konsumen dan tahan terhadap variasi kualitas layanan dengan menggunakan metode Taguchi dan Ordered Logit. Data yang dipakai adalah data hasil kuisioner dari penumpang maskapai penerbangan low cost carrier (LCC). Berdasarkan penelitian, diketahui faktor yang penting bagi konsumen dalam melakukan pemilihan maskapai penerbangan yaitu dekorasi kabin pesawat; pilot; pengaturan penerbangan dan bagasi. Sedangkan kombinasi karakteristik maskapai yang disukai konsumen dan tahan terhadap perubahan eksternal adalah maskapai yang memiliki dekorasi tersendiri sesuai ciri khas maskapai; dominasi pilot Indonesia; terdapat asuransi kerjasama dengan pihak ketiga; didominasi staf muda; tersedia kelas bisnis; penentuan tempat duduk : dapat menentukan tempat duduk dengan biaya; hiburan selama penerbangan; musik/radio; penerbangan transit dengan harga lebih rendah ; tidak tersedia makanan selama perjalanan; kuota bagasi didalam tarif, This study aimed to identify important factors to consumers in choosing airlines and determine the combination of airline characteristics that consumers preferred and resistant to service quality variations by using the Taguchi method and Ordered Logit. The data used is data from questionnaires of airline low cost carrier (LCC) passengers. Based on research, it is known that an important factors for consumers in choosing an airline that is decorating the aircraft cabin; pilot; flight arrangements and luggage. While the combination of airline characteristics that consumers preferred and resistant to external change is the airline that has its own cabin decoration ; Indonesian pilot domination; there third-party insurance; predominantly young staff; available business class; determination seat: can determine the seat at a cost; entertainment during the flight; music / radio; transit flights at lower prices; not available food during the trip; Luggage quota in tariff]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Pandu Pradana
"[Persaingan antara perusahaan di industri penerbangan yang intensif karena tekanan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan layanan kepada pelanggan. Sebagian besar operator penerbangan yang digunakan situs Web mereka tidak hanya untuk tujuan membuat informasi yang tersedia perusahaan tetapi juga untuk memberikan secara online e-ticketing layanan kepada pelanggan mereka. Ini adalah salah satu metode pelaku industri mempekerjakan untuk meningkatkan penjualan tiket. Selain itu layanan online juga meningkatkan cara transaksi bisnis dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas e-service dan kepuasan pelanggan dan untuk mengeksplorasi hubungan antara kepuasan pelanggan dan niat beli industri penerbangan layanan e-ticketing. Metode survei kenyamanan dipekerjakan dan total 152 kuesioner bisa digunakan yang digunakan untuk analisis selanjutnya Lima dimensi kualitas layanan elektronik diidentifikasi yaitu kemudahan penggunaan desain website jaminan daya tanggap dan personalisasi Hasil dari regresi ganda menunjukkan bahwa empat dari lima dimensi kualitas layanan elektronik memberikan kontribusi untuk kepuasan pelanggan. Desain Website diidentifikasi sebagai kontributor paling penting untuk kepuasan pelanggan Analisis lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi konsumen membeli kembali niat maskapai e-tiket.
Competition among companies in the airlines industry is intensive due to the pressure to reduce costs and to enhance service to customers. Majority of the airline operators used their websites not only for the purpose of making available the company's information but also to provide online e ticketing service to their customers. This is one of the methods industry players employ to boost ticket sales In addition the online service also improves the way business transactions are conducted. The objectives of this study were to determine the relationship of e-service quality and customer satisfaction and to explore the relationship between customer satisfaction and purchase intention of airlines industry e-ticketing service. Convenience survey method was employed and a total of 152 useable questionnaires were utilized for subsequent analysis. Five dimensions of e-service quality were identified namely ease of use website design assurance responsiveness and personalization. Results from the multiple regression showed that four from five e-service quality dimensions significantly contributed to customer satisfaction. Website Design was identified as the most important contributor to customer satisfaction. Further analysis also revealed that customer satisfaction influenced consumers repurchase intention of airline e-tickets., Competition among companies in the airlines industry is intensive due to the pressure to reduce costs and to enhance service to customers Majority of the airline operators used their websites not only for the purpose of making available the company rsquo s information but also to provide online e ticketing service to their customers This is one of the methods industry players employ to boost ticket sales In addition the online service also improves the way business transactions are conducted The objectives of this study were to determine the relationship of e service quality and customer satisfaction and to explore the relationship between customer satisfaction and purchase intention of airlines industry e ticketing service Convenience survey method was employed and a total of 152 useable questionnaires were utilized for subsequent analysis Five dimensions of e service quality were identified namely ease of use website design assurance responsiveness and personalization Results from the multiple regression showed that four from five e service quality dimensions significantly contributed to customer satisfaction Website Design was identified as the most important contributor to customer satisfaction Further analysis also revealed that customer satisfaction influenced consumers repurchase intention of airline e tickets ]"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S61831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siskanita
"The airlines in Indonesia at this moment are deeloping very fast. Since the establishment of the Aviation Deregulatation in 1999, a lot of airlines have been entering the airlines world. Each airline owns its own method to attract customers. Some airlines remain in the Full Service Airlines (FSA) concept which offers good service with normal pricing, but some choose the Low Cost Airlines (LCA) method which offers low fare flights.
The objective of this research is to compare the ticket fare between Air Asia, which uses the low cost concept, with Garuda Indonesia, wich uses the full service concept, based on the ticket reservation method used.
Researcher also analysed the effects of reservation methods and timing to the low fare tickets for both AirAsia low cost concept and Garuda Indonesia full service concept This Research was conducted during December 2007. 80 questions was distributed, consisted 14 questions that related to all indicators as mentioned above. This research used accidental convenience sampling.
Researcher used the quantitative dan descriptive methods by using T-Test Independent Samples to analyse the comparison and Anova to analyse the effect by using SPSS Version 15.0.
This research found that the comparison of the effect of flight ticket
reservation method option to the price level between low cost airlines, represented by Garuda Indonesia has a significant influence. The reservation method and time reservation have a significant influence to the price."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Muthia Kusumawardani
"Munculnya Low Cost Airlines dan skema pengurangan biaya merupakan ancaman besar bagi Full Service Airlines yang menyediakan layanan unggul. Low Cost Airlines mengubah pola harga pasar penerbangan dengan menetapkan harga rendah yang berakibat pada penghapusan layanan tambahan. Penelitian-penelitian terdahulu telah menyelidiki alasan orang-orang memilih Full Service Airline dibanding Low Cost Airline atau sebaliknya. Penelitian ini mencoba untuk memprediksi kepuasan dan intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dengan menguji peranan value for money nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan. Structural Equation Modeling dengan menggunakan Partial Least Square digunakan untuk menguji pengaruh nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan terhadap kepuasan pelanggan dan intensi perilaku mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk penumpang full service airlines, kualitas layanan memainkan peran penting untuk mempengaruhi intensi perilaku, sedangkan untuk penumpang low cost airlines, nilai uang yang dirasakan lebih dipentingkan. Namun, pengaruh nilai uang dan kualitas layanan tidak bisa secara langsung memprediksi intensi perilaku penumpang. Melainkan, intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dapat dicapai melalui jalur kronologis kualitas layanan/nilai uang- kepuasan pelanggan-citra maskapai penerbangan-intensi perilaku.

The emergence of Low Cost Airlines and their cost reduction schemes is a major threat to Full Service Airlines that are driven by superior services. Low Cost Airlines changed the price pattern of airline market by setting a low price which results in eliminating additional services. There has been research investigating the reasons of people choosing Full Service Airline over Low Cost Airline or vice versa. This research attempts to predict satisfaction and behavioral intentions of full service and low cost airline passengers by examining the role of value for money, service quality, and airline image. Structural Equation Modeling by Partial Least Square was employed to test the effect of value for money, service quality, and airline image on customer satisfaction and their behavioral intentions.
Results revealed, for full service airline passengers, service quality plays an important role to affect behavioral intentions, whereas for low cost airline passengers, perceived value for money is more concerned. However, the influence of value for money and service quality cannot directly predict the passengers rsquo behavioral intentions. Instead, the behavioral intentions of full service and low cost airline passengers can be achieved through the chronological path of service quality value for money customer satisfaction airline image behavioral intentions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph Sandhi Wicaksono
"Industri penerbangan indonesia merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan yang cukup pesat, ditunjukan dengan tren peningkatan jumlah penumpang setiap tahunnya serta bertambahnya jumlah maskapai baru yang melayani rute domestik. Dengan persaingan yang semakin kompetitif maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kepuasan serta mempertahankan pelanggan yang ada salah satunya melalui peningkatan kualitas layanan.
Penelitian ini membahas hubungan antara kualitas layanan penerbangan (AIRQUAL) dengan kepuasan pelanggan, Repurchase Intention ,serta Word of Mouth. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 337 responden yang tersebar di jakarta dan diambil secara acak. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan SPSS.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa, pada maskapai full service dan LCC kualitas layanan penerbangan dapat menjelaskan hubungan terhadap kepuasan pelanggan, repurchase intention, serta Word of Mouth. Dengan hasil ini maka konsep tersebut dapat dijadikan rujukan bagi industri penerbangan dalam memformulasikan strategi pemasaran yang tepat serta efektif.

Aviation industry in Indonesia is one of industry with a fairly rapid growth, which is indicated by the increase trend in the number of passengers each year and new airlines company that serving domestic routes. In the competitive situation, it is necessary an efforts to improve customer satisfaction and maintain the existing customers through the improvement of service quality.
This study discusses the relationship between airline service quality (AIRQUAL) with Customer Satisfaction, Repurchase Intention, and Word of Mouth. Total number of samples that used in this research was 337 respondents in Jakarta by random sampling. Furthermore, the data were processed using SPSS.
The results show that, full service and LCC airline service quality may explain the relationship with customer satisfaction, repurchase intention, and Word of Mouth. By this result, it can be used as a reference for the airline industry in order to formulate proper strategy and effective marketing program.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Hartanto
"Pandemi COVID-19 menyebabkan permintaan layanan penerbangan turun drastis dan menyebabkan penurunan pada layanan penerbangan komersial di dunia. Banyak maskapai menangguhkan operasi penerbangan mereka beberapa bulan setelah pandemi terjadi. Untuk bertahan, banyak maskapai merespons dengan menunda pengiriman pesawat baru, meng-grounded pesawat mereka, dan bahkan mengurangi armada mereka. Saat dunia pulih dari pandemi, maskapai penerbangan harus bersiap untuk kembali beroperasi. Pesawat yang di-grounded, masalah keuangan, dan ketidakpastian perjalanan udara menjadikan proses itu sendiri sebagai sistem dinamis yang kompleks. Kompleksitas tersebut mengganggu tujuan maskapai untuk kembali beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis kompleksitas proses return to operation maskapai. Untuk tujuan ini, penelitian mengembangkan model konseptual menggunakan causal loop diagram (CLD). Selanjutnya divisualisasikan melalui sistem diagram untuk menggambarkan permasalahan maskapai secara komprehensif. Hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan beberapa skenario intervensi kebijakan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.

The COVID-19 pandemic has caused demand for flight services to drop dramatically and caused a decline in commercial flight services in the world. Many airlines were suspending their flight operation several months after the outbreak. To survive, many airlines respond by postponing new aircraft delivery, grounding their aircraft, and even reducing their fleet. When the world is recovering from the pandemic event, airlines must prepare for a return to operation. Grounded aircraft, financial issues, and air travel uncertainty made the process itself a complex dynamic system. Those complexity is interfering with the airline objective for returning into operation. This paper aims to understand and analyze the complexity of the airline return to operation process. For this purpose, the study develops a conceptual using the causal loop diagram. It is further visualized through a system diagram to illustrate the airline return to operation problem comprehensively. This study’s result can be used as the basis for developing several scenarios and policy interventions that can affect the process's objective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Aryawan Soetiarsopoetro
"Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, transportasi udara yang mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan model transportasi lain telah berkembang pesat dan menunjukan peranannya dalam mobilisasi manusia dan barang ke seluruh Wilayah Nusantara. Ketika terjadi krisis ekonomi produksi angkutan udara menurun tajam dan mengakibatkan kesulitan sebagian besar perusahaan penerbangan nasional berjadwal.
Perkembangan global dan meningkatnya tuntutan penyediaan jasa transportasi yang berkualitas, kompetitif dan memuaskan pelanggan telah mendorong pemerintah melakukan deregulasi di bidang penerbangan. Hal tersebut berdampak terjadinya perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam penyediaan transportasi udara domestik secara teratur.
PT. (Persero) Merpati Nusantara Airlines (MNA) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam penyediaan jasa angkutan udara. Situasi dan kondisi setelah krisis ekonomi dan deregulasi di bidang penerbangan telah berubah. Persaingan semakin ketat, masyarakat makin menuntut kualitas pelayanan yang memuaskan, dan di lain pihak kondisi ekonomi masih beium pulih.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melihat dampak yang terjadi setelah krisis ekonomi dan deregulasi di bidang penerbangan, mengetahui posisi MNA, dan strategi yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha penerbangan pada Iingkungan yang berubah.
Penelitian ini dilakukan dengan Metode SWOT untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan internal dan eksternal organisasi sehingga diperoleh gambaran kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman organisasi. Selanjutnya, analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer, dan digambarkan dalam Matriks Internal - Eksternal (I-E) untuk mengetahui posisi perusahaan, dan strategi yang diperlukan agar perusahaan dapat bersaing. Data primer dan data sekunder digunakan penelitian ini. Data primer diperoleh dari kuesioner para pakar di bidang transportasi, dan data sekunder dari buku-buku, makalahl artkel dari berbagai sumber, dan peraturan perundangan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa krisis ekonomi dan deregulasi di bidang penerbangan telah berdampak terhadap perkembangan angkutan udara berjadwal di Indonesia. Posisi perusahaan berada pada Kuadran 1 dengan Iingkungan industri yang sedang tumbuh dan mempunyai kekuatan bersaing. Strategi yang disarankan adalah pertumbuhan terkonsentrasi, integrasi vertikal dan diversifikasi konglomerasi. Agar perusahaan memiliki kemampulabaan, maka strategi pemasaran dituangkan dalam ruatu rantai nilai.
Di masa mendatang pesaing harus dijadikan mitra strategis dalam bentuk aliansi antar beberapa perusahaan penerbangan dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing. Pemerintah juga diharapkan dapat meningkatkan pengawasan kepada seluruh pelaku usaha di bidang penerbangan terhadap faktor-faktor keselamatan dan keamanan penerbangan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T8082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermila Klislinar
"Airlines are facing challenges from high cost structures and intense competition. This has made airlines universally look for opportunities to generate ancillary revenue, additional income apart from their main sources, including Full Service Carriers (FSC). Measuring consumers willingness to pay is pivotal in pricing and estimating ancillary revenue demand. This study analyzes the impact of customers type of journey, purpose of journey, length of flight, and type of flight on willingness to pay (WTP) of Garuda Indonesias ancillary revenues, which comprises of unbundled products and commission based income. This paper conducts a survey to Garuda Indonesias customer with total 204 respondents and follows quantitative non-parametric method to identify and describe the relationship between the WTP of Garuda Indonesias ancillary revenue and all variables of interest. The study finds that passengers value more the unbundled products than the commission-based products. It is also find differences in WTP for particular ancillary products and services based on purpose of journey, length of flight, and type of flight class.

Maskapai menghadapi tantangan dari struktur biaya tinggi dan persaingan ketat. Ini telah membuat maskapai secara universal mencari peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan, pendapatan tambahan terpisah dari sumber utama mereka, termasuk Operator Layanan Lengkap (FSC). Mengukur kesediaan konsumen untuk membayar sangat penting dalam menentukan harga dan memperkirakan permintaan pendapatan tambahan. Studi ini menganalisis dampak dari jenis perjalanan pelanggan, tujuan perjalanan, lama penerbangan, dan jenis penerbangan pada kesediaan untuk membayar (WTP) dari pendapatan tambahan Garuda Indonesia, yang terdiri dari produk yang tidak diikat dan pendapatan berdasarkan komisi. Makalah ini melakukan survei kepada pelanggan Garuda Indonesia dengan total 204 responden dan mengikuti metode kuantitatif non-parametrik untuk mengidentifikasi dan menggambarkan hubungan antara WTP pendapatan tambahan Garuda Indonesia dan semua variabel yang diminati. Studi ini menemukan bahwa penumpang lebih menghargai produk yang tidak diikat daripada produk berbasis komisi. Juga ditemukan perbedaan dalam WTP untuk produk dan layanan tambahan tertentu berdasarkan tujuan perjalanan, lama penerbangan, dan jenis kelas penerbangan."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Budiarto
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan transportasi maskapai pada kelas low-cost carrier di Indonesia dengan mengukur persepsi dan ekspektasi konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model Pakdil dan Ozlem (2007). Variabel penelitian dimensi kualitas pelayanan maskapai yang didapatkan dari model, disesuaikan dengan pendapat beberapa ahli. Beberapa pendapat tersebut dielaborasi menggunakan bantuan metode AHP. Dari hasil penyesuaian krteria, terjadi pengurangan kriteria pada tiga dimensi dari kedelapan dimensi yang ada. Analisis kualitas pelayanan maskapai pada penelitian ini membuktikan bahwa nilai ekspektasi dan persepsi konsumen masih berbeda secara signifikan. Perbedaan yang signifikan antara nilai persepsi dan ekspektasi mengindikasikan layanan yang kurang berkualitas. Dimensi Responsiveness menjadi dimensi yang menyumbang nilai kesenjangan terbesar diikuti oleh dimensi flight patterns, empathy, reliability and assurance, image, dan availibility.

This study analyzes service quality of low-cost carrier airline in Indonesia through measuring consumer expectation and perception. This study was conducted using Pakdil and Ozlem (2007) model. Based on the model, the research variable consist of airline service quality dimensions adjusted by expert judges. The expert judges elaborated with AHP methods. The result adjusting process are criteria reduction in three dimensions out of eight dimensions existing airline service quality. The airline service quality analysis in this study prove that consumer expectation and perception have a significant difference. The significant difference between expectations and perceptions score indicates that airline service quality is bad. Responsiveness dimension is a dimension with biggest gap value, followed by flight patterns, empathy, reliability and assurance, image, and availibility."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>