Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Vidia Larasati
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara interpersonal dependency dengan kualitas hubungan romantis pada emerging adulthood. Interpersonal dependency adalah kecenderungan seseorang bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya pada situasi yang memungkinkannya berperilaku mandiri. Kualitas hubungan romantis adalah bagaimana sebuah hubungan romantis dapat memberikan intimasi dan manfaat bagi seseorang. Interpersonal dependency diukur dengan menggunakan Interpersonal Dependency Inventory IDI yang dikembangkan oleh Hirschfeld et. al 1977 . Kualitas hubungan romantis diukur dengan menggunakan Partner Behaviours as Social Context Scale PBSC yang dikembangkan oleh Ducat dan Zimmer-Gembeck 2010 . Diketahui terdapat hubungan yang tidak signifkan antara interpersonal dependency dengan kualitas hubungan romantis r = 0,094, p = .093.

This research was conducted to find correlation between interpersonal dependency and romantic relationship quality in emerging adulthood. Interpersonal dependency defined as the tendency to rely on other people even in situations where they can do it themselves. Romantic relationship quality defined as how romantic relationship capable in giving intimacy and benefit. Interpersonal dependency was measured using Interpersonal Dependency Inventory IDI made by Hirschfeld et. al 1977 . Romantic relationship quality was measured using Partner Behaviours as Social Context Scale PBSC . There is no significant relationship between interpersonal dependency and romantic relationship quality r 0.094, p .093.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Melina Santoso
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gaya humor dan kualitas hubungan romantis. Responden dalam penelitian ini merupakan emerging adult yang sedang menjalin hubungan romantis berjumlah 317 orang berusia 18 sampai 25 tahun. Gaya humor diukur dengan menggunakan Daily Humor Styles Questionnaire DHSQ yang dimodifikasi oleh Caird dan Martin 2014, sedangkan kualitas hubungan romantis diukur dengan menggunakan Partner Behavior as Social Context PBSC yang disusun oleh Ducat dan Zimmer-Gembeck 2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara gaya humor affiliative r = 0,387, p < 0.05 dan gaya humor self-enhancing r = 0,244, p < 0.05 dengan kualitas hubungan romantis. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan secara negatif antara gaya humor self-defeating r = -0,118, p < 0.05 dan gaya humor aggressive r = -0,381, p < 0.05 dengan kualitas hubungan romantis.

This study was conducted to examine the correlation between humor styles and romantic relationship quality among emerging adult. Respondents in this study were 317 emerging adults, aged 18 to 25 currently in a romantic relationship. Humor styles was measured by Daily Humor Scale Questionnaire DHSQ modified by Caird and Martin 2014, and romantic relationship quality was measured by Partner Behavior as Social Context PBSC made by Ducat and Zimmer Gembeck 2010.
The result indicated there was significant positive correlation between affiliative humor style r 0,387, p 0.05 and self enhancing humor style r 0,244, p 0.05, and romantic relationship quality. Then, there was significant negative correlation between self defeating humor style r 0,118, p 0.05 and aggressive humor style r 0,381, p 0.05, and romantic relationship quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S69097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Farahmia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan intimasi pada emerging adult yang sedang menjalani hubungan romantis. Sejumlah 441 emerging adult yang sedang terlibat dalam hubungan romantis seperti berpacaran menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan desain korelasional. Keterlibatan ayah diukur menggunakan Reported Father Involvement Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain perilaku dan Nurturant Fathering Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain afektif Finley dan Schwartz. 2004. Sementara itu, intimasi diukur mengggunakan Miller Social Intimacy Scale MSIS yang dikembangkan oleh Miller dan Lefcourt 1982.
Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara keterlibatan ayah, baik pada domain perilaku r=0,35, n=441, p>.01, two-tail maupun afektif r=0,13,n=441, p>.01, two-tail, dengan intimasi pada emerging adult yang menjalani hubungan romantis.

The aim of this study is to examine the relationship between father involvement and intimacy among emerging adult involves in romantic relationship. Total of 441 emerging adults involve in romantic relationship such as dating relationship became participant in this study.
This study is a quantitative non experimental research with corellational design. Reported Father Involvement Scale used to measure behavioral domain of father involvement and Nurturant Fathering Scale used to measure affective domain of father involvement Finley dan Schwartz. 2004 . Meanwhile, Miller Social Intimacy Scale MSIS developed by Miller and Lefcourt 1982 used to measure intimacy.
Result showed that there is no significant relationship between father involvement, both in behavioral domain r 0,35, n 441, p .01, two tail and affective domain r 0,13,n 441, p .01, two tail, with intimacy among emerging adult involves in romantic relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Artasari
"Usia jelang dewasa merupakan masa ketika individu sedang mengeksplorasi dan mengekspresikan cinta, termasuk melalui hubungan seksual. Ada kalanya kerelaan seksual terjadi pada hubungan romantis mereka. Literatur terdahulu menunjukkan bahwa kerelaan seksual merupakan salah satu bentuk pengorbanan individu yang dapat terjadi apabila individu tersebut memiliki komitmen dan motif berkorban pada hubungan yang dijalaninya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kerelaan seksual dan komitmen, dan peran motif berkorban mendekat dan motif berkorban menghindar dalam memediasi hubungan tersebut. Penelitian korelasional dengan analisis mediasi parallel multiple mediation ini dilakukan kepada 365 individu usia jelang dewasa yang sedang menjalani hubungan romantis. Instrument penelitian ini adalah Investment Model Scale: Commitment Level, Motives of Sacrifice, dan Sexual Compliance.
Hasil analisis korelasi menunjukkan komitmen dan kerelaan seksual berhubungan positif dan signifikan. Selanjutnya, hasil analisis mediasi menunjukkan motif mendekat dan motif menghindar tidak signifikan memediasi hubungan antara komitmen dan kerelaan seksual secara paralel, namun ditemukan bahwa total kedua motif berkorban tersebut signifikan memediasi hubungan yang ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif mendekat dan motif menghindar secara bersamaan saling mempengaruhi dalam memediasi hubungan antara komitmen dan kerelaan seksual.

Adulthood is a time when individuals are exploring and expressing love, including through sexual contact. There are times when sexual compliance occurs in their romantic relationships. Previous literature shows that sexual willingness is one form of individual sacrifice that can occur if the individual has the commitment and motive to sacrifice for the relationship he is living.
This study aims to look at the relationship between sexual willingness and commitment, and the role of approaching sacrificial motives and avoidance sacrifice motives in mediating these relationships. Correlational research with parallel multiple mediation mediation analysis was conducted on 365 individuals nearing adulthood who are undergoing romantic relationships. The instruments of this study are the Investment Model Scale: Commitment Level, Motives of Sacrifice, and Sexual Compliance.
The results of correlation analysis show that sexual commitment and willingness are positively and significantly related. Furthermore, the results of the mediation analysis showed that the approaching motives and avoidance motives did not significantly mediate the relationship between commitment and sexual willingness in parallel, but it was found that the total of the two sacrificial motives significantly mediated the existing relationships. This shows that the motive for approaching and avoiding motives simultaneously influence each other in mediating the relationship between sexual commitment and commitment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syannia Tasha Indra Putri
"Hubungan romantis seperti berpacaran merupakan salah satu bentuk hubungan yang dikembangkan oleh umat manusia. Setiap pasangan yang sedang menjalani hubungan berpacaran pasti ingin memiliki hubungan yang memuaskan di mana hubungan tersebut membutuhkan upaya yang berkelanjutan.Terkadang individu menerima secara cuma-cuma upaya yang dilakukan pasangan karena dianggap sebagai bare minimum dan individu tidak mengapresiasi upaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara apresiasi pasangan dan kepuasan hubungan berpacaran. Penelitian ini menggunakan Appreciation in Relationship (AIR) Scale untuk mengukur apresiasi dan Couple Satisfaction Index (CSI[16]) untuk mengukur kepuasan hubungan. Hasil teknik korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara apresiasi pasangan dan kepuasan hubungan (rs = .683, n = 230, ps < 0.01, one tailed). Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa, pada usia emerging adult yang sedang menjalani hubungan berpacaran, perasaan diapresiasi pasangan dapat berguna untuk meningkatkan hubungan yang memuaskan.

Romantic relationships such as dating is a form of relationship developed by mankind. Every couple who is in a dating relationship wants to have relationship satisfaction where it requires continuous effort. Sometimes individuals accept the efforts made by their partner for granted because they are considered a bare minimum and individuals do not appreciate these efforts. This study aims to examine the relationship between partner’s appreciation and relationship satisfaction. In this study, Appreciation in Relationship (AIR) Scale used to measure appreciation and Couple Satisfaction Index (CSI[16]) used to measure relationship satisfaction. Spearman correlation technique’s result showed a positive and significant relationship between partner’s appreciation and relationship satisfaction (rs = .683, n = 230, ps < 0.01, one tailed). Therefore, this study found that the feeling of being appreciated by a partner can bep useful to increase satisfaction in dating relationship among emerging adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhanni Rahman
"Mengetahui pentingnya mempertahankan hubungan penuh rasa percaya antar sesama, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepercayaan interpersonal. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional dan partisipan dalam penelitian ini merupakan relawan yang berasal dari kalangan usia emerging adulthood yaitu 18 s.d. 29 tahun yang berjumlah 1334 orang dari berbagai kota di Indonesia. Kepercayaan interpersonal diukur dengan menggunakan alat ukur Propensity to Trust Scale yang dikembangkan oleh Evans dan Revelle 2008 , sementara itu motivasi kerelawanan diukur dengan Volunteer Functions Inventory yang dikembangkan oleh Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, dan Miene 1998.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari enam dimensi motivasi kerelawanan mdash;values, social, dan understanding mdash;berhubungan positif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal, sedangkan dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal. Hasil analisis lebih lanjut juga menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerelawanan pada keenam dimensi motivasi kerelawanan, terutama pada dimensi values dan understanding. Kedua dimensi tersebut berpengaruh lebih kuat terhadap kepercayaan interpersonal dibandingkan dengan keempat dimensi motivasi kerelawanan lainnya; yaitu protective, career, social, dan enhancement.

Given the importance of maintaining trustful relationship, the goal of the present research was to determine whether volunteer motivations correlate with interpersonal trust. A correlational design was employed and measures were obtained from 1334 volunteers from various cities in Indonesia. Interpersonal trust was measured using Propensity to Trust Scale by Evans and Revelle 2008 , while volunteer motivations were measured using Volunteer Functions Inventory by Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, and Miene 1998.
The results demonstrated that three of six designated dimensions of volunteer motivations mdash values, social, and understanding mdash were positively correlated with interpersonal trust while the other dimension namely protective was found negatively correlated with interpersonal trust. Advanced analysis also determined that six designated dimensions of volunteer motivations have influence on interpersonal trust, especially values and understanding. Both dimensions have stronger influences towards interpersonal trust compared to the other dimensions they are protective, career, social, and enhancement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annissah Kamia Septiani Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap perceraian dan kualitas hubungan romantis dalam pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel sikap terhadap perceraian diukur menggunakan Attitudes Toward Divorce Scale Kinnaird Gerrard, 1986 . Kualitas hubungan romantis diukur menggunakan Partner Behavior as Social Context Ducat, 2009 untuk menilai perilaku pasangan dalam menjalani hubungan romantis pernikahan berdasarkan perspektif individu dewasa muda dengan orangtua bercerai, dan Self Behavior as Social Context Ducat Zimmer-Gembeck, 2010 untuk menilai perilaku individu dewasa muda dengan orangtua bercerai dalam menjalani hubungan romantis pernikahannya. Kedua alat ukur tersebut diisi oleh 50 orang dewasa muda yang sudah menikah dan memiliki orangtua bercerai. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perceraian dan kualitas hubungan romantis pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai. Dengan demikian, sikap terhadap perceraian yang dimiliki oleh dewasa muda dengan orangtua bercerai tidak dapat memprediksi kualitas hubungan romantis pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai.

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the relationship between attitudes toward divorce and marital romantic relationship rsquo s quality among young adulthood from divorced parents. There were three instruments used in this study. Attitudes toward divorce was measured using the Attitudes Toward Divorce Scale Kinnaird Gerrard, 1986 . Romantic relationship rsquo s quality was measured using Partner Behavior as Social Context Ducat, 2009 to assess partner rsquo s behavior based on the perspective of young adulthood who experienced parental divorced, and Self Behavior as Social Context Ducat Zimmer Gembeck, 2010 to assess individual rsquo s behavior in romantic relationship. These two instruments were completed by 50 young adulthood who had married and experienced parental divorce. Pearson Correlation analysis result showed that there is no significant relationship between attitudes toward divorce and romantic relationship quality among young adulthood from divorced parents. That means, attitudes toward divorced owned by young adulthood who experienced parental divorce couldn rsquo t predict romantic relationship quality among young adulthood who experienced parental divorced."
2016
S62752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyahayu Saraswati Muthianingrum
"Sebagai manusia yang memiliki kebutuhan akan cinta, wajar untuk membentuk hubungan romantis dengan orang lain, terutama pada emerging adulthood yang menjadi salah satu tugas perkembangannya. Untuk mengeksplorasinya, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara interpersonal mindfulness dengan komitmen pada emerging adulthood yang sedang menjalani hubungan berpacaran. Penelitian dilakukan pada 293  partisipan dalam rentang usia 18-29 tahun dengan menggunakan alat ukur Interpersonal Mindfulness Scale dan The Investment Model Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara interpersonal mindfulness secara unidimensional dengan komitmen r(293) = .411, p <.001. Hasil juga menjukkan adanya hubungan yang positif antara dimensi presence r(293) = .503, p <.001 serta dimensi awareness of self and others  r(293) = .298, p <.001 dengan komitmen. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin tingginya interpersonal mindfulness yang dimiliki emerging adulthood dapat memprediksi tingkat komitmen yang lebih tinggi pada hubungan berpacaran yang sedang dijalani. Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan khususnya pada emerging adulthood mengenai pentingnya interpersonal mindfulness dan komitmen dalam hubungan berpacaran.

As humans who have a need for love, it is natural to form romantic relationships with others, especially during emerging adulthood, which is one of its developmental tasks. To explore this, this study aims to examine the relationship between interpersonal mindfulness and commitment in emerging adults who are in a dating relationship. The study was conducted on 293 participants in the age range of 18-29 years using the Interpersonal Mindfulness Scale and The Investment Model Scale. The results showed that there was a positive relationship between interpersonal mindfulness unidimensionally and commitment r(293) = .411, p. The results also show that there is a positive relationship between the dimensions of presencer(293) = .503, p <.001 and awareness of self and othersr(293) = .298, p <.001 and commitment. From this study it can be seen that the higher the interpersonal mindfulness of emerging adulthood, the more likely it is to predict a higher level of commitment in the current dating relationship. This study is expected to contribute to the understanding, particularly for emerging adulthood, regarding the importance of interpersonal mindfulness and commitment in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rathaska Annisa Ardhana
"Pacaran sebagai salah satu tugas perkembangan bagi emerging adulthood memerlukan pengorbanan yang untuk mempertahankannya. Pengorbanan dilakukan berdasarkan motif berkorban mendekat dan menjauh. Demi memahami lebih dalam akan hal yang berkaitan dengan meningkatnya motif berkorban, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interpersonal mindfulness dengan motif berkorban pada emerging adulthood yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness Scale dan Motives of Sacrifice. Hasil analisis korelasional dari 289 partisipan menunjukkan terdapat hubungan antara motif berkorban mendekat dengan interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgemental acceptance (rs = .143), dan nonreactivity (rs = .233). Motif berkorban menjauh juga berhubungan dengan interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgemental acceptance (rs = .164), dan nonreactivity (rs = .238). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan interpersonal mindfulness yang tinggi akan semakin sering berkorban baik dengan motif mendekat maupun menjauh. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi emerging adulthood mengenai pentingnya motif berkorban serta interpersonal mindfulness dalam hubungan berpacaran.

Dating, as an important relationship for emerging adulthood requires sacrifice to maintain. Sacrifices were made based on approach and avoidance motives. In order to better understand things related to increased motives of sacrifice, this study aims to ascertain the relationship between interpersonal mindfulness and motives of sacrifice among emerging adulthood in a dating relationship. The measurement tools used are the Interpersonal Mindfulness Scale (IMS) and the Indonesian version of Motives of Sacrifice. The results of the correlational analysis of 289 participants showed that there was a relationship between approach motive and interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgmental acceptance (rs = .143), and nonreactivity (rs = .143). The avoidance motive was also found to be related to interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgmental acceptance (rs = .164), and nonreactivity (rs = .238). Thus, it can be concluded that individuals with high interpersonal mindfulness will make sacrifices more often, with both approaching and avoidance motives. This research is expected to provide insight for emerging adulthood regarding the importance of self-sacrifice and interpersonal mindfulness in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Arsyitia
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara keterlibatan ayah dan hubungannya dengan penyelesaian konflik secara konstruktif dalam konteks hubungan romantis pada individu berusia emerging adulthood 18-25 tahun . Adanya penyelesaian konflik yang konstruktif membantu seorang emerging adult dalam memenuhi tugas perkembangannya dalam eksplorasi dalam kehidupan cinta untuk membangun intimasi dengan orang lain. Penelitian kuantitatif ini mengukur keterlibatan ayah menggunakan Father Involvement Scale dan Nurturance Fathering Scale dari Finley dan Schwartz 2004 dan mengukur penyelesaian konflik secara konstruktif menggunakan subskala compromise pada Romantic Partner Conflict Scale Zacchilli, 2009 . Hasil penelitian dari 284 responden 81 pria dan 203 wanita emerging adult di Jabodetabek menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan.

Study investigated the relationship between father involvement with constructive conflict resolution in romantic relationships of emerging adult 18 25 years old . Constructive conflict resolution helps emerging adults to fulfill their developmental tasks, which is about exploration of love life to build intimacy with others. This quantitative study measured father involvement using Father Involvement Scale and Nurturance Fathering Scale from Finley and Schwartz 2004 and measured constructive conflict resolution using compromise subscale in Romantic Partner Conflict Scale Zacchilli, Hendrick Hendrick, 2009 . The results from 284 emerging adults 81 male and 203 female in Jabodetabek showed a positive and significant correlation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>