Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Rinelly
"Kemoterapi merupakan salah satu penanganan untuk penyakit kanker. Namun, tingkat kepatuhan pasien terhadap kemoterapi di negara berkembang tergolong rendah. Rendahnya kepatuhan pasien dapat disebabkan oleh faktor pengetahuan. Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai pengobatan kemoterapi dengan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 66 pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi intravena yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Leuven questionnaire on patient knowledge on chemoterapy untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan responden tentang kemoterapi, dan lembar pengukuran kepatuhan. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan p=0,422; ?=0,05. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat pengaruh faktor lain selain pengetahuan yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi.

Chemotherapy is one of the treatment for cancer. However, patient adherence rates for chemotherapy in developing countries are low. Low adherence rate may be due to knowledge factor. This analytical descriptive research was using cross sectional approach. The aim of this study was to know the relationship between chemotherapy knowledge level with patient adherence who rsquo s undergoing chemotherapy treatment. 66 cancer patients were selected using purposive sampling. Leuven questionnaire on patient knowledge on chemotherapy was used to identify the respondents 39 knowledge of chemotherapy, and the adherence measurement form was used to identify the adherence of respondents. The results of this study indicated that there was no significant relationship between knowledge level and adherence p 0,422 0,05. Further research on the effect of other factors beside knowledge on patient adherence in chemotherapy is suggested by the researchers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faruq Fauzi
"Febrile neutropenia merupakan salah satu efek samping dari kemoterapi yang harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis onkologi. Febrile neutropenia 80% terjadi pada pasien pasca kemoterapi agresif yang diberikan untuk keganasan hematologi. Kemoterapi agresif dapat menyebabkan neutropenia ditambah dengan adanya pencetus lain seperti infeksi. Pengetahuan perawat yang rendah mengenai faktor risiko septikemia dan tempat infeksi utama pada pasien neutropenia sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut akan menyebabkan perawatan dan pengobatan yang diberikan pada pasien febrile neutropenia dengan syok septik akan lebih sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang febrile neutropenia pada pasien leukemia pasca kemoterapi di Rumah Sakit Kanker di Jakarta. Desain penelitian adalah croos sectional deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random. Jumlah sampel sebanyak 150 perawat rawat inap dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan menggunakan uji frekuensi dengan persentase atau proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat 71,3% memiliki pengetahuan yang cukup tentang febrile neutropenia. Hasil analaisis juga menunjukkan bahwa usia, pendidikan, pengalaman kerja, serta pelatihan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan perawat tentang febrile neutropenia. Pentingnya upaya peningkatan pengetahuan secara berkala seperti pelatihan khusus tentang febrile neutropenia serta evaluasi kompetensi secara berkala penting untuk meningkatkan pengetahuan perawat.

Febrile neutropenia is a side effect of chemotherapy that could be treated as a medical oncology emergency. Febrile neutropenia occurs in 80% of patients' post-aggressive chemotherapy for haematological malignancies. aggressive chemotherapy cause neutropenia coupled with other triggers such as infection. Nurses' low knowledge of risk factors for septicaemia and the main site of infection in neutropenic patients is very worrying. This makes the care and treatment given to febrile neutropenic patients with septic shock more difficult. This study aimed to describe the level of knowledge of nurses about febrile neutropenia in post-chemotherapy leukaemia patients at Cancer Hospital in Jakarta. The research design was descriptive. The sample was recruited using the Proportionate Stratified Random technique. The total sample is 150 nurses. The results showed that most of the nurses 71, 3% have a moderate knowledge of febrile neutropenia. The results of the analysis also showed that age, education, work experience, and training have a significant relationship with nurses' knowledge about febrile neutropenia. The importance of regular efforts to improve knowledge, such as special training on febrile neutropenia and periodic competency evaluations, is important to increase nurse knowledge"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Novianti
"Kemoterapi menjadi salah satu jenis pengobatan kanker anak. Mukositis oral merupakan gangguan kesehatan mulut paling lazim akibat kemoterapi. Pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut sangat diperlukan untuk mencegah mukositis oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut dengan kejadian mukositis oral. Desain penelitian cross sectional dengan sampel 56 orang tua dan pasien anak yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Alat ukur berupa Oral Assessment Guide (OAG) dan kuesioner pengetahuan perawatan mulut. Analisis data menggunakan Chi-square. Penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut kurang (58.9%) dan kejadian mukositis oral sebanyak (28.6%). Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut dengan kejadian mukositis oral (p=1.00). Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan pengetahuan orang tua tentang berkumur dan penggunaan instrumen OAG untuk mendeteksi dini kejadian mukositis oral di ruang rawat.

Chemotherapy is a type of childhood cancer treatment. Oral mucositis is the most common oral health disorder due to chemotherapy. Parents' knowledge about oral care is needed to prevent oral mucositis. This study aims to determine the relationship between parental knowledge about oral care and the incidence of oral mucositis. The study design was cross sectional with a sample of 56 parents and pediatric patients selected by purposive sampling technique. Measuring tools in the form of Oral Assessment Guide (OAG) and oral care knowledge questionnaire. Data analysis using Chi-square. This study shows that parents' knowledge about oral care is lacking (58.9%) and the incidence of oral mucositis was (28.6%). Statistical tests showed that there was no significant relationship between parents' knowledge about oral care and the incidence of oral mucositis (p=1.00). The results of this study recommend the need to increase parental knowledge about gargling and the use of OAG instruments to detect early occurrence of oral mucositis in the ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiya Yulia
"ABSTRAK
Pengetahuan yang baik tentang kemoterapi pada pasien dapat mengantisipasi kemungkinan efek samping yang akan timbul, sehingga pengobatan berjalan lancar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang pengobatan kemoterapi. Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana dan pengambilan data dilakukan pada 63 pasien yang menjalani kemoterapi di RS Kanker Dharmais. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar (61,9%) pasien memiliki pengetahuan tinggi tentang pengobatan kemoterapi. Pihak RS Kanker Dharmais dan bidang keperawatan harus terus mempertahankan penyuluhan kepada pasien dan keluarga.

ABSTRACT
Good knowledge of chemotherapy in patients can anticipate the possibility of side effect of chemoterapy, so that the treamentwent well. The purpose of this study to determine the level of knowledge about the patients' chemotherapy. This research is simple descriptive and retrieval data performed in 63 patients undergoing chemotherapy at the Cancer Hospital Dharmais. The study found that the majority (61,9%) patients had a high knowledge about chemotherapy. The Cancer Hospital Dharmais management and the area of nursing must continue to maintain the patient and family counseling."
2012
S43250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Pelangi
"ABSTRAK
Pengobatan dengan kemoterapi sering kali menyebabkan efek samping pada pasien kanker yaitu kelelahan. Pengobatan dan diagnosa kanker dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi. Depresi dapat menyebabkan perubahan inflamasi pada tubuh yang terlibat dan ada bukti yang mengatakan inflamasi terlibat dalam patofisiologi kelelahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu hubungan antara depresi dengan kelelahan. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dan metode consequtive sampling dengan besar sampel 30 anak kanker usia 8-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah anak kanker mengalami depresi. Hasil penelitian menunjukkan skor kelelahan yang dirasakan oleh anak kanker rata-rata 9,4 (SD= 5,642). Hasil uji statistik menemukan ada hubungan yang bermakna antara depresi dengan kelelahan (p=0,003) dan antara jenis kanker dengan kelelahan (p=0,018). Hasil tersebut menunjukkan bahwa anak kanker yang depresi merasakan skor kelelahan yang lebih tinggi. Perawat perlu melakukan pengkajian terhadap kelelahan dan depresi yang dirasakan anak sehingga dapat melakukan intervensi keperawatan yang tepat dalam mengurangi kelelahan pada anak.

ABSTRACT
Treatment with chemotherapy often causes side effects in cancer patients, such as fatigue. Treatment and diagnosis of cancer cause psychological problems such as depression. Depression have also been found to create inflammatory changes in the body and there was emerging evidence that inflammation was involved in cancer related fatigue. The aims of this study were to find the relationship between depression and fatigue in children with cancer during chemotherapy. This research used cross-sectional study and a total of 30 children with cancer age 8-12 years old was selected by consequtive sampling. More than half of the children with cancer showed depression and the mean score of FOA-A at 9,4 (SD=5,642). A statistically significant relationship was found between depression and fatigue (p=0,003). There was also a relationship between type of cancer and fatigue (p=0,018). These findings indicate that the children with depression and different type of cancer cause more fatigue. Nurse should incorporate fatigue and depression into the routine nursing assessments of children who suffers cancer and determine the right intervention to reduce fatigue in children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
"Sediaan kemoterapi yang beragam dapat ditemui dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien kemoterapi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Beragamnya jenis sediaan kemoterapi mengakibatkan butuhnya suatu pedoman khusus berupa monografi sediaan kemoterapi yang berisi tentang informasi yang dibutuhkan terkait obat kemoterapi yang digunakan di rumah sakit tersebut. Tujuan dirumuskannya suatu monografi sediaan obat, diantaranya untuk membantu memastikan keselamatan pasien, mengonfirmasi bahwa obat yang diberikan kepada pasien memenuhi harapan kualitas untuk keamanan dan efektivitas, serta dapat digunakan oleh bagian rekonstitusi sediaan kemoterapi di rumah sakit tersebut untuk memberi tahu dokter, apoteker, dokter gigi, perawat, dan profesional kesehatan lainnya terkait penggunaan obat yang tepat. Obat-obatan kemoterapi yang tersedia di Rumah Sakit Universitas Indonesia terdiri atas beberapa kandungan zat aktif, seperti vinkristin sulfat, metotreksat, rituximab, etoposid, doksorubisin, 5-Fluorourasil, cisplatin, carboplatin, kalsium folinat, bortezomib, serta bleomisin hidroklorida. Monografi sediaan kemoterapi yang digunakan pasien kanker di Rumah Sakit Universitas Indonesia perlu dirumuskan dengan baik dengan mencangkup beberapa aspek, seperti nama sediaan, indikasi, dosis, regimen obat, efek samping, indikator klinis yang perlu dimonitor, dan interaksi obat yang perlu diwaspadai. Perumusan monografi sediaan kemoterapi tersebut dilakukan agar mempermudah dalam melakukan penelusuran literatur, baik dari segi rekonstitusi hingga pemantauan klinis.

Various chemotherapy drugs can be found in providing health services to chemotherapy patients at the University of Indonesia Hospital. The various types of chemotherapy preparations result in the need for a special guideline in the form of a monograph of chemotherapy preparations which contains the information needed regarding the chemotherapy drugs used in the hospital. The purpose of formulating a drug monograph is to help ensure patient safety, confirm that the drugs given to patients meet quality expectations for safety and effectiveness, and can be used by the chemotherapy preparations reconstitution department in the hospital to notify doctors, pharmacists, dentists, nurses, and other health professionals regarding the appropriate use of medications. Chemotherapy drugs available at the University of Indonesia Hospital consist of several active ingredients, such as vincristine sulfate, methotrexate, rituximab, etoposide, doxorubicin, 5-Fluorouracil, cisplatin, carboplatin, calcium folinate, bortezomib, and bleomycin hydrochloride. The monograph of chemotherapy drugs used by cancer patients at the University of Indonesia Hospital needs to be well formulated by covering several aspects, such as preparation name, indication, dosage, drug regimen, side effects, clinical indicators that need to be monitored, and drug interactions that need to be watched out for. The formulation of the monograph of chemotherapy preparations was carried out in order to make it easier to conduct a literature search, both in terms of reconstitution and clinical monitoring."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dwi Santi
"Kanker merupakan penyakit yang mematikan dan kecemasan yang terjadi pada pasien kanker berbeda pada setiap peristiwa yang dialami. Salah satu upaya dalam menurunkan kecemasan adalah dengan hand massage. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas hand massage terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi pertamakali. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen pre test dan post test terhadap 34 responden yang terdiri dari 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Uji perbedaan menggunakan paired t test dan pool t test. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah State Trait Anxiety Inventory. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan penurunan yang bermakna pada kelompok intervensi yang mendapatkan hand massage dengan p value 0,000. Peneliti merekomendasikan perawat untuk dapat meakukan hand massage untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalanikemoterapi pertama sehingga perjalanan pengobatan yang dilakukan pasien terlaksana secara berkesinambungan dan diharapkan meningkatkan motivasi pasien dalam menjalani pengobatan.

Cancer is a deadly disease and different anxiety of cancer patient on every event experienced. One of the effort done is hand massage. The study aimed to identify effctiveness hand massage to increase anxiety level of patients who underwent the first chemotherapy. This study used quasi experiment design with pre and posttest with control group,the number of sample was 34 respondents. The intervention group was 17 respondents and the control group was 17 respondents. The data was analized using paired t test and pool t test.Using State Trait Anxiety Inventory instrument to measure anxiety. The results showed a significant decrease in the intervention group that received hand massage and education with p value 0,000. The study recommend nurses to be able to perform hand massage and attempt to apply hand massage to decrease anxiety levels in patients undergoing first chemotherapy so that continuous patient treatment will be continuously and increase motivation of patients in undergoing treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Apriyanti
"ABSTRAK
Rendahnya tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) kemoterapi menempatkan perawat pada risiko terpapar bahaya kemoterapi. Pengetahuan, motivasi, dan pelatihan merupakan faktor yang membangun perilaku kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan pelatihan dengan kepatuhan penggunaan APD kemoterapi pada perawat rawat inap. Penelitian deskriptif-korelasi ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 81 perawat yang dipilih secara total sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kepatuhan penggunaan APD (p:0,001, : 0,05). Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p: 0,404) dan pelatihan (p: 0,383) dengan kepatuhan penggunaan APD kemoterapi pada perawat rawat inap. Penelitian lebih lanjut tentang kepatuhan penggunaan APD kemoterapi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik observasional. Rumah sakit dapat mendukung pemberian motivasi eksternal bagi perawat berupa pengembangan karir yang baik dan membantu menciptakan kondisi kerja yang kondusif sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat berjalan secara optimal.
ABSTRACT
The low level of nurse compliance in the use of chemotherapy personal protective equipment (PPE) puts nurses at risk of being exposed to the dangers of chemotherapy. Knowledge, motivation, and training are factors that build compliance behavior. This study aims to determine the relationship of knowledge, motivation, and training with adherence to the use of PPE chemotherapy in inpatient nurses. This descriptive-correlation study used a cross sectional approach involving 81 nurses who were selected by total sampling. The measuring instrument in this study is a questionnaire modified by the researcher which has been tested for validity and reliability. The results of the bivariate analysis using the Chi Square test showed that there was a significant relationship between motivation and adherence to the use of PPE (p: 0.001, : 0.05). In this study, there was no significant relationship between knowledge (p: 0.404) and training (p: 0.383) with adherence to the use of PPE chemotherapy in inpatient nurses. Further research on adherence to the use of chemotherapy PPE can be done using observational techniques. Hospitals can support the provision of external motivation for nurses in the form of good career development and help create conducive working conditions so that nursing care can run optimally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Devianca
"Latar belakang: Prevalensi ketidakpatuhan pasien pada pengobatan epilepsi cukup besar. Penyebab ketidakpatuhan terdiri dari banyak faktor, yang dapat diklasifikasikan menjadi intensional ataupun non intensional. Perilaku kepatuhan pasien dibentuk oleh bagaimana pasien melakukan representasi terhadap penyakit yang dideritanya, sehingga pengetahuan, sikap, dan perilaku (PSP) pasien epilepsi dinilai dapat berhubungan dengan kepatuhan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan tersebut.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang. Populasinya adalah pasien epilepsi yang berobat ke poli neurologi RSUPNCM bulan Agustus – September 2022. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling. Analisis statistik menggunakan regresi logistik.
Hasil: Rerata nilai pengetahuan sebesar 15,41+/-3,827 dengan rentang 7-35 (nilai 7 mengindikasikan ukuran pengetahuan paling baik). Median nilai sikap adalah 18 (10-27)dengan rentang 8-40 (nilai 8 mengindikasikan sikap paling baik). Median nilai perilaku adalah 10 (5-20), dengan rentang 5-25 (nilai 5 menunjukkan perilaku paling baik). Nilai kepatuhan pasien pada penelitian ini adalah 55,7%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa semakin buruk nilai pengetahuan maka akan meningkatkan probabilitas terjadinya ketidakpatuhan sebesar 1,271 kali.
Kesimpulan: Pengetahuan mengenai epilepsi memiliki hubungan dengan kepatuhan pengobatan, sedangkan sikap dan perilaku pasien epilepsi tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan pengobatan

Background: There was a high prevalence of patient’s non-adherence to anti-seizure medication (ASM). It caused by many factors and classified as intentional or non intentional. Patient’s adherence was formed when they represent their ilness, so knowledge, attitudes, and behavior of patient with epilepsy (PWE) are considered to be related to their adherence. This study was aimed to assess this relationship.
Methods: We conducted a cross sectional study on PWE who came to RSUPNCM Neurology outpatient clinic from August to September 2022. All consecutive patients were asked to complete the given questionnaire. We used a logistic regression for statistical analysis.
Results: The mean score of knowledge was 15,41+/-3,827 (range, 7-35), with score of 7 indicated the best knowledge. The median score of attitudes was 18, interquartile range (IQR) 10-27 (range, 8-40), with score of 8 indicated the best attitudes. The median score of behavior was 10, IQR 5-20 (range, 5-25), with score of 5 indicated the best behavior. Fifty-five-point seven percent were estimated to be adherent. The multivariate analysis showed that with the worse score of knowledge, the probability of non-adherence will increase by 1,271 times.
Conclusion: Knowledge about epilepsy has a relationship with ASM adherence, while attitude and behavior of PWE has no relationship with ASM adherence
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Dewi
"Filariasis disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang kelenjar getah bening yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja dan kerugian ekonomi bagi negara. Eliminasi filariasis adalah salah satu prioritas nasional pemberantasan penyakit menular dengan salah satu strateginya berupa pemberian obat masal pencegahan (POMP) filariasis dan indikator keberhasilan berupa cakupan pengobatan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan warga mengenai obat filariasis dengan cakupan pengobatan filariasis di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan data diperoleh dari kuesioner. Responden di Kelurahan Sukmajaya dengan cakupan pengobatan 53.5% memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai obat masal pencegahan filariasis sebesar 26.3%, sedang sebesar 42.5%, dan tinggi sebesar 28%; di Kelurahan Tirtajaya dengan cakupan pengobatan 49% memiliki tingkat pengetahuan rendah sebesar 30.2%, sedang sebesar 47.2%, dan tinggi sebesar 24%. Uji Chi-Square didapatkan nilai p<0.05 menunjukkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan warga mengenai obat filariasis dengan cakupan pengobatan filariasis di kedua Kelurahan. Di Kelurahan Sukmajaya didapatkan aspek pengetahuan yang paling rendah adalah manfaat obat, sasaran, dan kontraindikasi pengobatan filariasis; sedangkan di Kelurahan Tirtajaya didapatkan aspek pengetahuan yang paling rendah adalah manfaat obat filariasis. Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai pengobatan filariasis menunjukkan kurangnya sosialisasi dan edukasi mengenai pengobatan filariasis kepada masyarakat, oleh karena itu kegiatan tersebut harus lebih ditingkatkan lagi.

Filariasis is caused by filarial worm attacking lymph nodes which in the end could cause decrease of productivity in labor and economical loss for the nation. Filariasis elimination is one of the national priority in eradicating infectious disease with filariasis mass drug administration (MDA) as one of its strategy and coverage of MDA as its indicator of achievement. This study has an aim to understand the association between citizen?s level of knowledge regarding the filariasis treatment and coverage of MDA in Depok City. This study used cross-sectional design with data gathered from the questionnaire. Respondents in Sukmajaya Village with coverage of MDA 53.5% who have low level of knowledge are 26.3%, intermediate level are 42.5%, and high level 28%; respondents in Tirtajaya Village with coverage of MDA 49% who have low level of knowledge are 30.2%, intermediate level are 47.2%, and high level are 24%. Chi-square test presented p value <0.05 that showed significant association between citizen?s level of knowledge and coverage of MDA. In Sukmajaya Village showed the lowest aspect of knowledge is function of filariasis medication; while in Tirtajaya Village showed the lowest aspects of knowledge are function of filariasis medication, target, and contraindication of filariasis medication. Low level of knowledge regarding filariasis treatment shows lack of socialization and education about filariasis treatment to the citizens, thus those activities should be improved."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>