Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wening Kiranasasi
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat apakah terdapat hubungan antara computer self-efficacy dengan technology acceptance pada Guru SMA. Variabel computer self-efficacy diukur dengan alat ukur Computer Self-Efficacy CSE yang dikembangkan oleh Compeau dan Higgins 1995 yang juga telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Sementara itu, variabel kedua yaitu technology acceptance yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Kedua faktor ini diukur dengan alat ukur Technology Acceptance Model TAM yang dikembangkan oleh Davis 1989 dan telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Partisipan penelitian ini yaitu sebanyak 77 guru SMA baik negeri maupun swasta yang ada di DKI Jakarta. Hasil uji korelasi dengan Pearson Correlation menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara technology acceptance dengan computer self-efficacy pada guru SMA.

ABSTRACT
The purpose of this research is to see if there is any correlation between computer self efficacy and technology acceptance in high school teachers. The first variable named computer self efficacy, will be measured with the translated version of Computer Self Efficacy CSE inventory developed by Compeau and Higgins 1995 . Meanwhile, the second variable is the technology acceptance that has two factors, which are perceived usefulness and perceived ease of use. This variable will be measured with the translated version of Technology Acceptance Model TAM inventory developed by Davis 1989 . There are 77 participants from both public and private schools around DKI Jakarta area. Based on the Pearson Correlation test, we found out that there is a positive and significant correlation between the technology acceptance and the computer self efficacy in high school teachers. "
2017
S68522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Ranny Wafiroh
"ABSTRAK
Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara computer self-efficacy (CSE) dan penggunaan komputer oleh guru sekolah dasar. CSE didefinisikan sebagai keyakinan seseorang mengenai kapabilitasnya untuk menggunakan komputer (Compeau & Higgins, 1995), sedangkan penggunaan komputer didefinisikan sebagai frekuensi guru menggunakan komputer dalam bentuk preparation, professional e-mail, delivering instruction, accommodation, dan grading (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). CSE diukur menggunakan alat ukur Computer Self-Efficacy milik Compeau & Higgins (1995) dan penggunaan komputer menggunakan alat ukur Teachers? Technology Use milik Babell, Russell, & O?Dwyer (2004). Data didapat dari 164 orang partisipan guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara CSE dan penggunaan komputer pada guru sekolah dasar (r = 0,486, p = 0,000, L.o.S. 0,01). Berdasar pada hasil penelitian, peneliti menyarankan pihak guru dan sekolah untuk mengupayakan peningkatan CSE guna meningkatkan penggunaan komputernya.

ABSTRACT
This correlational study was conducted to demonstrate the relationship between computer self-efficacy (CSE) and elementary school teachers? use of computer. CSE is defined as a judgement of one?s capability to use a computer (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer is defined as the frequency of teachers? using computer in the form of preparation, professional e-mail, delivering instruction, accommodation, and grading (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). CSE was measured by Computer Self-Efficacy Scale (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer was measured by Teachers? Technology Use Scale (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). Data was collected from 164 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The main result shows that there is a significant positive correlation between computer self-efficacy and teachers? use of computer on elementary school teachers (r = 0,486, p = 0,000, L.o.S. 0,01). Based on the study result, it is suggested for teachers and schools to work on improving the CSE in order to increase the use of computers.
This correlational study was conducted to demonstrate the relationship between computer self-efficacy (CSE) and elementary school teachers? use of computer. CSE is defined as a judgement of one?s capability to use a computer (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer is defined as the frequency of teachers? using computer in the form of preparation, professional e-mail, delivering instruction, accommodation, and grading (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). CSE was measured by Computer Self-Efficacy Scale (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer was measured by Teachers? Technology Use Scale (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). Data was collected from 164 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The main result shows that there is a significant positive correlation between computer self-efficacy and teachers? use of computer on elementary school teachers (r = 0,486, p = 0,000, L.o.S. 0,01). Based on the study result, it is suggested for teachers and schools to work on improving the CSE in order to increase the use of computers.
"
2015
S60107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putri Juliana
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara computer self-efficacy dan behavioral intention untuk menggunakan komputer pada guru. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 123 orang guru dari beberapa sekolah menengah pertama negeri SMPN di Jakarta, Depok, dan Bogor. Alat ukur yang digunakan yaitu, computer self-efficacy yang dikembangkan Compeau dan Higgins 1995 untuk mengukur keyakinan guru tentang kapabilitas dalam menggunakan komputer dan behavioral intention yang dikembangkan Soderlund 2002 untuk mengukur kemungkinan guru untuk menggunakan komputer. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan positif yang signifikan antara computer self-efficacy dan behavioral intention untuk menggunakan komputer pada guru r = 0.246, p = 0.006. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin guru yakin mengenai kapabilitasnya menggunakan komputer, maka semakin mungkin juga guru untuk menggunakan komputer dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

ABSTRACT
This study aims to examine the relationship between computer self efficacy and behavioral intention to use computer in teachers. There were 123 participants from several public junior high school in Jakarta, Depok, and Bogor. The data were collected using Computer Self Efficacy CSE inventory developed by Compeau and Higgins 1995 to measure teachers rsquo beliefs about the capabilities to use computer and Behavioral Intention BI inventory developed by Soderlund 2002 to measure teachers rsquo probability to use computer. The main result shows that there is a significant positive correlation between computer self efficacy and behavioral intention to use computer on junior high school teachers r 0.246, p 0.006. This result shows when teacher believe with their ability to use computer, they tend to be inclined to use the computer in learning process. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selviana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara self-efficacy dan self-regulated learning dengan goal orientation pada siswa SMA di Jakarta. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 40 Jakarta kelas XI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan iniantitatif dengan menggunakan skala goal orientation, self-efficacy dan self-regulated learning untuk mendapatkan data yang dianalisis dengan analisis diskriminan dan cross tabs eta. Analisis cross tabs eta dipakai untuk menguji korelasi antar variabel dengan variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan analsisis diskriminan dipakai untuk memprediksi responden yang ke arah performance orientation atau mastery orientation. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diuji."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2016
150 MS 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi Astuti
"Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara computer anxiety dan computer self-efficacy pada guru sekolah dasar (SD). Computer anxiety didefinisikan sebagai rasa takut dan khawatir untuk melakukan kesalahan saat menggunakan komputer (Heinssen, Glass, & Knight, 1987), sedangkan computer self-efficacy didefinisikan sebagai keyakinan individu atas kemampuannya dalam menggunakan komputer (Compeau & Higgins, 1995). Data yang diperoleh dari 128 guru sekolah dasar (SD) di Kota Bogor menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara computer anxiety dan computer self-efficacy (r=-0,393) pada L.o.S 0,01. Hal ini berarti guru sekolah dasar yang memiliki kecemasan yang tinggi dalam menggunakan komputer memiliki keyakinan yang rendah dalam penilaian kemampuan dirinya menggunakan komputer. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur Computer Anxiety Rating Scales (CARS) dari Heinssen, Glass, & Knight, (1987) dan Computer Self-Efficacy dari Compeau & Higgins (1995) yang telah diadaptasi. Implikasi dari penelitian ini adalah perlu adanya perhatian dan tindak lanjut dari seluruh pihak untuk menurunkan tingkat kecemasan guru sekolah dasar dalam menggunakan komputer agar guru dapat menjalankan fungsi dan tugas secara optimal.

This correlational research was conducted to find the correlation between computer anxiety and computer self-efficacy among elementary teacher. Computer anxiety is defined as fear and worry to make a mistake while using the computer (Heinssen, Glass, & Knight, 1987). Computer self-efficacy is defined as judgement of one?s capability to use a computer (Compeau & Higgins, 1995). Computer anxiety was measured using Computer Anxiety Rating Scales (CARS) (Heinssen, Glass, & Knight, 1987) and computer self-efficacy was measured using Computer Self-Efficacy (Compeau & Higgins, 1995). Data was collected from 128 elementary teachers in Bogor area and main result shows that there is a significant negative correlation between computer anxiety and computer self-efficacy (r=-0,393) at L.o.S 0,01. This result means that elementary teacher who have low computer anxiety will have high computer self-efficacy. The impilcations of this research are computer anxiety in elementary teacher is expected to be reduced and a concern for techers, the schools, and goverment to optimizing the duties and functions of teachers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Fawzia
"Implementasi integrasi teknologi khususnya di bidang pendidikan di Indonesia penting untuk dilaksanakan, namun masih ditemukan guru-guru yang belum terbuka terhadap perubahan dan tidak yakin akan kemampuannya untuk mengintegrasikan teknologi di dalam kelas. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterbukaan terhadap perubahan dan self-efficacy for technology integration pada guru sekolah dasar (SD). Sebanyak 88 guru SD yang berasal dari empat SD Negeri di Jakarta dan empat SD Negeri di Bogor berpartisipasi pada penelitian ini.
Alat ukur yang digunakan adalah Computer Technology Integration Survey (CTIS) yang diadaptasi dari Wang, Ertmer, dan Newby (2004) untuk mengukur self-efficacy for technology integration dan The Innovativeness Scale (TIS) yang diadaptasi dari Van Braak (2001) untuk mengukur keterbukaan terhadap perubahan, yang terdiri dari faktor technological innovativeness dan faktor general innovativeness.
Hasil Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara technological innovativeness (r = 0,366, p < 0,01) maupun general innovativeness (r = 0,406, p < 0,01) dan self-efficacy for technology integration pada guru SD di Jakarta dan Bogor. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada sekolah dan pemerintah untuk memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan keterbukaan terhadap perubahan dan keyakinan untuk mengintegrasikan teknologi pada guru sekolah dasar.

Implementation of the technology integration especially in the field of education in Indonesia is important to be implemented, but still found the teachers were not yet open to change and are not confident in their ability to integrate technology in the classroom. This correlational study aims to seek the relationship between openness to change and self-efficacy for technology integration among elementary teacher.
Computer Technology Integration Survey (CTIS) was used to assess self-efficacy for technology integration (Wang, Ertmer, & Newby, 2004) and The Innovativeness Scale (TIS) was used to assess openness to change that consists of technological innovativeness factor and general innovativeness factor (Van Braak, 2001). 88 elementary teachers from four public elementary schools in Jakarta and four public elementary schools in Bogor participated in this study.
The result of this study showed a positive and significant correlation between technological innovativeness and self-efficacy for technology integration (r = 0,366, p < 0,01) and also between general innovativeness and self-efficacy for technology integration (0,406, p < 0,01) among elementary teacher in Jakarta and Bogor area. Based on this result, it is suggested for school and government to provide technology training for elementary teacher in order to improve their openness to change and self efficacy to integrate technology.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Lorna Brigita
"Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara computer self-efficacy dan self-regulated learning pada mahasiswa yang mengikuti kuliah online. Computer self-efficacy didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap kemampuannya untuk menggunakan komputer Compeau Higgins, 1995, sedangkan self-regulated learning didefinisikan sebagai proses dimana pembelajar secara personal mengaktifkan dan mempertahankan kognisi, pengaruh, dan tingkah laku yang secara sistematis berorientasi kearah pencapaian tujuan pribadi Zimmerman, 1989. Pengukuran computer self-efficacy dilakukan dengan alat ukur Computer Self-Efficacy CSE Compeau Higgins, 1995 dan pengukuran Self-Regulated Learning dilakukan dengan alat ukur Online Self-regulated Learning Questionnaire OSLQ Barnard, Lan, To, Paton, Lai, 2008.
Data yang diperoleh dari 94 mahasiswa yang mengikuti kuliah online menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara computer self-efficacy dan self-regulated learning r= 0,280 pada LoS 0,01. Hal ini berarti mahasiswa yang memiliki keyakinan tinggi mengenai kemampuannya dalam menggunakan komputer akan secara aktif mempertahankan kognisi, pengaruh, dan tingkah laku kearah pencapaian tujuan pribadi. Implikasi dari penelitian ini adalah keyakinan mahasiswa dalam menggunakan komputer dapat membantu mahasiswa untuk mengoptimalkan strategi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan saat mengikuti kuliah.

The purpose of this research is to find a correlation between computer self efficacy and self regulated learning at online college learning students. Computer self efficacy is defined as how an individual perceived their ability to use computer Compeau Higgins, 1995 while self regulated learning is defined as a process where student personally activate and sustained certain cognition, effect, and behavior that systematically oriented to personal achievement Zimmerman, 1989 . Computer self efficacy are measured with Computer Self Efficacy tools CSE Compeau Higgins, 1995 and Self Regulated Learning are measured with Online Self Regulated Learning Questionnaire OSLQ Barnard, Lan, To, Paton, Lai, 2008 .
Data collected from 94 students from online college learning showed that there is a significant positive correlation between computer self efficacy and self regulated learning r 0.280 with LoS 0.01. This showed that when a students have a high believe in their ability to use computer, they will actively sustained their cognition, effect, and behaviors that aim towards personal achievement. The implication of this research is that student self efficacy in using computer could help them to optimize their personal learning strategy to succeed in online college learning.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Nabillah
"Salah satu hal yang berkaitan dengan kesulitan pengambilan keputusan karier adalah keyakinan individu dalam melakukan tugas yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan karier (efikasi diri). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri pengambilan keputusan karier (Career Decision-Making Self-Efficacy) dengan kesulitan pengambilan keputusan karier (Career Decision-Making Difficulties) pada siswa SMA di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Career Decision-Making Self-Efficacy Short-Form (CDMSE-SF) dan Career Decision Difficulties Questionnaire (CDDQ). Partisipan penelitian ini berjumlah 198 siswa SMA Negeri di Jabodetabek dengan proporsi 71.7% siswa perempuan, 25.8% siswa laki-laki, dan rata-rata usia 17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Career Decision-Making Self-Efficacy dengan Career Decision-Making Difficulties pada siswa SMA Negeri di Jabodetabek. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literatur mengenai kesulitan pengambilan keputusan karier pada siswa SMA dan memberikan pemahaman mengenai pentingnya efikasi diri dalam proses pengambilan keputusan karier.

One of the factors related to career decision-making difficulties is an individual's belief in their ability to perform the tasks required in the career decision-making process (self-efficacy). This study aims to examine the relationship between Career Decision-Making Self-Efficacy and Career Decision-Making Difficulties among high school students in the Jabodetabek area. The measurement instruments used in this study are the Career Decision-Making Self-Efficacy Short-Form (CDMSE-SF) and the Career Decision Difficulties Questionnaire (CDDQ). The participants in this study were 198 students from public high schools in the Jabodetabek area, with a proportion of 71.7% female students, 25.8% male students, and an average age of 17 years. The results of the study showed a significant negative relationship between Career Decision-Making Self-Efficacy and Career Decision-Making Difficulties among high school students in the Jabodetabek area. This research is expected to serve as a literature source on career decision-making difficulties among high school students and provide an understanding of the importance of self-efficacy in the career decision-making process."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Andiny
"Penelitian ini mencoba melihat perbedaan self-efficacy antara guru yang mengajar di SMA 'Plus' dengan guru yang mengajar di SMA Non 'Plus'. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA 'Plus' dan guru-guru SMA non 'Plus' di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner skala Likert. Kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah guru tetap yang mengajar di SMA 'Plus' ataupun SMA non 'Plus', hanya mengajar satu mata pelajaran, dan telah mengajar lebih dari satu tahun. Partisipan yang berhasil didapatkan berjumlah 104, dengan rincian sebanyak 57 partisipan dari SMA 'Plus' dan 47 partisipan dari SMA Non 'Plus'.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan self-efficacy yang signifikan antara guru SMA 'Plus' dengan guru SMA non 'Plus'. Hal ini berarti dalam penelitian ini, tingkat self-efficacy guru tidak berbeda pada lingkungan mengajar yang berbeda. Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya mencoba melihat perbedaan self-efficacy pada guru di lingkungan sekolah yang berbeda, selain SMA 'Plus' dan SMA Non 'Plus'."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.2 AND p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Meinaldy
"Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara attributional feedback yang diberikan guru dan creative selfefficacy pada pelajar sekolah menengah pertama. Attributional feedback didefinisikan sebagai umpan balik yang menghubungkan kesuksesan atau kegagalan dengan satu atau lebih penyebab (Schunk, 1987), sedangkan creative self-efficacy didefinisikan sebagai keyakinan yang bersifat sementara pada individu mengenai kemampuannya untuk melakukan tugas spesifik yang membutuhkan produksi solusi-solusi baru, orisinal, dan sesuai (Abbott, 2010). Pengukuran teacher attributional feedback dilakukan dengan alat ukur Teacher Feedback Scale (Burnett, 2002) dan pengukuran creative self-efficacy dilakukan dengan alat ukur Revised Model CTSE & CPSE II (Abbott, 2010). Data didapat dari 154 orang partisipan pelajar sekolah menengah pertama di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara teacher effort feedback (r = 0,549) maupun teacher ability feedback (r = 0,542) dan creative thinking self-efficacy serta antara teacher effort feedback (r = 0,495) maupun teacher ability feedback (r = 0,489) dan creative performance self-efficacy, seluruhnya pada L.o.S. 0,01. Berdasar pada hasil penelitian, peneliti menyarankan pihak guru dan sekolah untuk berupaya memberikan attributional feedback yang tepat dan sesuai kepada pelajar sekolah menengah pertama dalam rangka mengembangkan creative self-efficacy pelajar untuk menghasilkan lulusan yang kreatif.

This correlational research was conducter to find the correlation between teacher attributional feedback and creative self-efficacy on junior high school students. Attributional feedback is defined as feedback which links students’ successes and failures with one or more causes (Schunk, 1987). Creative self-efficacy is defined as individual’s state-like belief in his or her own ability to perform specific tasks required to produce novel, original, or appropriate solutions (Abbott, 2010). Teacher attributional feedback was measured using Teacher Feedback Scale (Burnett, 2002) and creative self-efficacy was measured using Revised Model CTSE & CPSE II (Abbott, 2010). Data was collected from 154 junior high school students in Jakarta.
The main result shows that there are significant positive correlations between teacher effort attributional feedback and creative thinking self-efficacy (r = 0,549), between teacher ability attributional feedback and creative thinking self-efficacy (r = 0,542), between teacher effort attributional feedback and creative performance self-efficacy (r = 0,495), and also between teacher ability attributional feedbackand creative performance self-efficacy (r = 0,489) at L.o.S 0,01. Based on this result, it is suggested for teachers and schools to provide proper attributional feedbacks for the students in order to improve students’ creative self-efficacy and students’ creativity as well.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>