Ditemukan 124967 dokumen yang sesuai dengan query
Nera Djanuar, author
"Gagal Ginjal Kronis GGK adalah kondisi penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel yang artinya fungsi ginjal tidak dapat kembali seperti semula. Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat setiap tahunnya. Ansietas banyak dialami oleh pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh terapi self help group terhadap tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan quasy-experimental pre test-post test with control group. Tujuh puluh empat responden terlibat, terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat ansietas pasien menurun dari ansietas berat menjadi sedang, pasien dengan ansietas sedang menjadi ringan, dengan hubungan yang bermakna p = 0,000 . Variabel yang berhubungan dengan dengan tingkat ansietas antara lain pekerjaan dan lama menjalani hemodialisis, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah usia, penghasilan jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan p>0,005 . Penelitian ini merekomendasikan terapi generalis dan self help group dalam menurunkan tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di unit hemodialisis.
Chronic Kidney Failure CKF is a condition of irreversible kidney dysfunction, which means that the kidney function can not go back to normal. The prevalence of chronic renal failure increases every year. Anxiety is experienced by many CKF patients undergoing hemodialysis. The objective of the study was to identify the influence of self help group therapy on the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in Hemodialysis Room. The research design used quasy experimental pre test post test with control group. Seventy four respondents were involved, divided into intervention groups and control groups. The results showed that the patient 39 s anxiety level decreased from severe anxiety to moderate, patients with moderate anxiety to mild anxiety , with significant association p 0.000 . Variables associated with anxiety levels include occupation and duration of hemodialysis, while unrelated variables were age, income, gender, education, marital status. p 0.005 . This study recommends generalist therapy and self help group in lowering the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in the hemodialysis unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nera Djanuar
"Gagal Ginjal Kronis GGK adalah kondisi penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel yang artinya fungsi ginjal tidak dapat kembali seperti semula. Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat setiap tahunnya. Ansietas banyak dialami oleh pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh terapi self help group terhadap tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan quasy-experimental pre test-post test with control group. Tujuh puluh empat responden terlibat, terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat ansietas pasien menurun dari ansietas berat menjadi sedang, pasien dengan ansietas sedang menjadi ringan, dengan hubungan yang bermakna p = 0,000. Variabel yang berhubungan dengan dengan tingkat ansietas antara lain pekerjaan dan lama menjalani hemodialisis, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah usia, penghasilan jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan p>0,005. Penelitian ini merekomendasikan terapi generalis dan self help group dalam menurunkan tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di unit hemodialisis.
Chronic Kidney Failure CKF is a condition of irreversible kidney dysfunction, which means that the kidney function can not go back to normal. The prevalence of chronic renal failure increases every year. Anxiety is experienced by many CKF patients undergoing hemodialysis. The objective of the study was to identify the influence of self help group therapy on the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in Hemodialysis Room. The research design used quasy experimental pre test post test with control group. Seventy four respondents were involved, divided into intervention groups and control groups. The results showed that the patient 39 s anxiety level decreased from severe anxiety to moderate, patients with moderate anxiety to mild anxiety , with significant association p 0.000 . Variables associated with anxiety levels include occupation and duration of hemodialysis, while unrelated variables were age, income, gender, education, marital status. p 0.005. This study recommends generalist therapy and self help group in lowering the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in the hemodialysis unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48058
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Laili Nur Hidayati
"Klien dengan penyakit fisik cenderung mengalami ansietas dan kondisi tersebut dapat memperburuk kondisi fisiknya. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan terapi penghentian pikiran, relaksasi otot progresif, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga terhadap respons ansietas klien. Responden sejumlah 71 klien ansietas dengan penyakit fisik, terdiri dari 36 klien mendapatkan paket pertama yaitu tindakan ners dan ners spesialis (terapi penghentian pikiran, relaksasi otot progresif dan psikoedukasi keluarga) serta 35 klien mendapatkan paket kedua yaitu tindakan ners dan ners spesialis (terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga).
Analisis dilakukan terhadap tanda dan gejala dan kemampuan klien dan keluarga sebelum dan sesudah dilakukan tindakan keperawatan. Hasil penerapan tindakan paket pertama dan paket kedua menunjukkan penurunan tanda gejala ansietas secara bermakna pada semua respons, kedua paket tidak ada perbedaan signifikan. Kedua paket tindakan ini direkomendasikan untuk mengatasi ansietas pada klien.
Clients with physical illness tend to experience anxiety and the condition can worsen their physical condition. The aim of this study was to determine the result of the implementation of the thought stopping therapy, progressive muscle relaxation therapy, cognitive therapy and family psychoeducation for client with anxiety. A total of 71 anxiety clients with physical illness participated in this study, from which 36 clients received the first intervention: general nurses and nurse specialists intervention (thought stopping therapy, progressive muscle relaxation and family psychoeducation) and 35 clients received the second intervention: general nurses and nurse specialists intervention (cognitive therapy and family psychoeducation). The analysis was conducted on the signs and symptoms of anxiety clients and the ability of clients and families before and after the nursing intervention. The results of the first and second of nursing intervention showed a decrease in signs and symptoms of anxiety on all the responses and the increased capacity of clients and families in overcoming anxiety. There was no significant difference from giving the first and second intervention in the reduction of the signs and symptoms of anxiety. This intervention, therefore, is recommended to overcome anxiety in clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Levy Wayiqrat
"Kepatuhan pembatasan cairan merupakan permasalahan yang akan terus dihadapi pasien GGK. Ketidakpatuhan pembatasan cairan dapat menyebabkan kegagalan terapi, menurunnya kualitas hidup pasien, bahkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pasien GGK dengan hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 101 responden dengan consecutive sampling.
Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan pengamatan IDWG Interdialytic Weight Gain . Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-Square bivariat dengan ?=0,05, didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan p=0,88. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemberian perhatian pada kondisi psikologis pasien GGK on HD untuk meningkatkan kepatuhannya.
Fluid resstriction adherence is a major change in patient with CKD. Nonadherence to fluid restriction can lead to treatment failure, reduce quality of life, and also increase morbidity and mortality number. This study aimed to identify the corelation between fluid management knowledge level with fluid restriction adherence in CKD patient undergoing haemodialysis at RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur. The study design was Cross Sectional that involved 101 respondents. Data were collected through filling questionnaire and observating Interdialytic Weight Gain IDWG. Analysis data used Chi Square 0.05, resulted in that there was no significant association between fluid management knowledge level and fluid restriction adherence p 0.88. This study recommends the important of psychological issues to increase patients adherence level."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67814
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ginting, Sri Melda Br
"Gagal ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif. Klien yang mengalami gagal ginjal kronik memerlukan alternatif terapi untuk mengganti fungsi ginjal. Salah satu alterantif terapi tersebut adalah hemodialisa, yang pelaksanaannya memerlukan sarana arteri vena fistula/cimino. Pada saat menjalani hemodialisa kilen gagal ginjal kronik sering mengalami kecemasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang arteri vena fistula/cimino dan hemodialisa, karakteristik klien gagal ginjal kronik dengan tingkat kecemasan menjalani hemodialisa. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dari Halmilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) dan pengetahuan tentang arteri vena fistula/cimino dan hemodialisa. Analisis penelitian ini adalah univariat dan bivariat dengan uji chisquare.
Analisis bivariat menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan (p= 0,11 α= >0,05). Hasil penelitian ini diharapkan perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sehingga pengetahuan meningkat dan tingkat kecemasan menerun.
Chronic renal failure (CRF) is a pathophysiological process with etiology,which cause decreasing in progressive kidney function. Clients with CRF need alternative therapy to replace the renal function. One of the alternative therapy is hemodialysis which needs arteriovenous fistula/cimino. During hemodialysis,clients with chronic renal failure often feel anxious.This research aim to indentify the correlation between knowledge about arteriovenous fistula/cimino and hemodyalisis, the characteristics of clients with chronic renal failure with anxiety level during the hemodyalisis process. The technique used to collect the samples in this research was accidental sampling. Data was collect used Halmilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) questionnaires and questionnaire of knowledge about artery venous fistula/cimino and hemodyalisis.The analysis of this research are univariat and bivariat with chi-square. Bivariat analysis explain that there was no correlation between knowledge level and anxiety level (p=0,39 α > 0,05). The result of this research expected the nurses to give education for patients with chronic renal failure which undergo hemodyalisis in order to increase their knowledge and decrease the anxiety level during hemodyalisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45808
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hendra Adi Prasetya
"
ABSTRAKXerostomia sering dialami pasien Gagal Ginjal Kronis. Masalah ini akan berdampak pada meningkatnya sensasi haus sehingga mempengaruhi pasien untuk meningkatkan asupan cairan yang menyebabkan peningkatan Interdialytic Weight Gain dan berujung pada penurunan Quality of Life pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pengaruh permen karet xylitol dan mouthwash terhadap xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan melibatkan 30 orang responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling dan dibagi dalam dua kelompok. Hasil uji General Linear Model menunjukkan tidak ada perbedaan dalam empat pengukuran xerostomia pada kedua kelompok intervensi dengan p-value > 0,05. Disimpulkan bahwa penggunaan permen karet xylitol dan mouthwash memiliki efek yang sama dalam menurunkan keluhan xerostomia pasien gagal ginjal kronis. Hasil penelitan ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan sebagai upaya mengatasi xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis.
ABSTRACTXerostomia is often experienced by patients with Chronic Renal Failure. This problem will have an impact on increasing thirst sensations that affect the patient to increase fluid intake that leads to an increase Interdialytic Weight Gain and lead to decreased Quality of Life patients. The aim of this research was to know the effect of chewing gum xylitol and mouthwash on xerostomia in chronic renal failure patients. The design was quasi experiment involving 30 respondents selected by consecutive sampling technique and divided into two groups. The results of General Linear Model test showed there was no differences in the four xerostomia measurements in both intervention groups with p-value> 0.05. The conclusion of this research was xylitol chewing gum and mouthwash had same effect to reduce xerostomia in patients with chronic renal failure. The results of this study can be recommended to be applied as an intervention to resolve xerostomia in chronic renal failure patients."
2017
T48752
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Isna Amalia Mutiara Dewi
"Hipertensi intradialitik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan prevalensi kejadian sebesar 38%, kejadian hipertensi intradialitik yang tidak diatasi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 57 orang. Analisis data menggunakan Chi-square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara transfusi darah saat hemodialiasis (p= 0,001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0,002), laju ultrafiltrasi (UFR) (p= 0,037) dan pemberian erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0,048). Hasil analis multivariat regresi logistik berdasar nilai Odd Ratio menunjukkan IDWG ≥ 3% dan transfusi darah saat hemodialisis merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan intervensi keperawatan terkait pembatasan cairan pada pasien hemodialisis sebagai salah satu upaya pencegahan kejadian hipertensi intradialitik.
Intradialytic hypertension is the most common complication in patients undergoing hemodialysis with a prevalence of 38%, untreated intradialytic hypertension can increase patient morbidity and mortality. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. The design of this research is analytic cross sectional with a sample size of 57 people. Data analysis using Chi-square and Logistic Regression. The results showed that there was a relationship between blood transfusion during hemodialysis (p= 0.001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0.002), ultrafiltration rate (UFR) (p= 0.037) and the administration of erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0.048). ). The results of multivariate logistic regression analysis based on Odd Ratio values showed IDWG 3% and blood transfusion during hemodialysis was the most associated factor with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. Based on the results of this study, it is necessary to carry out nursing interventions related to fluid restriction in hemodialysis patients as an effort to prevent the incidence of intradialytic hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rita Melianna
"Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Masalah yang mengakibatkan kegagalan pada terapi hemodialisa adalah kepatuhan klien. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, menggunakan sampel pasien GGK yang mengikuti hemodialisa di RS Fatmawati sebesar 84 responden.
Hasil univariat menunjukkan, responden tidak patuh terhadap pembatasan cairan sebesar 76%, responden mengalami overload sebesar 53,6%. Hasil bivariat (Chi-Square) dengan α=0,05, didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan pembatasan cairan dengan overload (p=0,35). Semakin besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin kecil terjadi overload.
Chronic kidney failure (CKD) is a clinical condition indicated by irreversible decline in kidney function on a certain level resulting in the need for kidney replacement therapy. One of the replacement therapy is hemodialysis. Patients obedience to fluid restriction is one of the factors affecting the success of hemodialysis therapy. This study used descriptive-correlative method. The samples of this study are CKD patients taking hemodialysis at Fatmawati Hospital amounted to 84 persons. The result showed 76% of respondents were disobedient to fluid restriction and 53,6% suffer from fluid overload. Study also found there was no significant relationship between the patients obedience and the incidence of overload (p=0,35; α=0,05). The higher patients obedience to fluid restriction, the less likelier fluid overload would happen."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52552
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rulli Wulandari
"Gagal ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) ialah menurunnya fungsi jaringan ginjal yang ireversibel dan progresif. Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kebijakan pembatasan cairan pada pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis dapat mempengaruhi kebutuhan asupan cairan pasien dan tirah baring lama dapat meningkatkan risiko terjadinya konstipasi pada pasien CKD. Kurangnya asupan cairan dalam tubuh dan kurangnya aktivitas fisik akibat fatigue dapat mengakibatkan konstipasi. Salah satu intervensi mandiri berbasis bukti dalam mengatasi konstipasi yakni dengan pijat abdomen. Pijat abdomen dapat secara efektif merangsang gerak peristaltik usus dan meningkatkan frekuensi buang air besar serta mengurangi kesulitan buang air besar.
Chronic Kidney Disease (CKD) is an irreversible and progressive decline in kidney tissue function. The inability of the body to maintain metabolism and fluid-electrolyte balance leads to uremia or retention of urea and other nitrogenous wastes in the blood. Fluid restriction policies in patients with chronic renal failure disease may affect the patient's fluid intake needs and prolonged bed rest may increase the risk of constipation in CKD patients. Lack of fluid intake in the body and lack of physical activity due to fatigue can lead to constipation. One of the evidence-based self-interventions in overcoming constipation is abdominal massage. Abdominal massage can effectively stimulate intestinal peristalsis and increase the frequency of bowel movements and reduce the difficulty of defecation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dian Sari
"Keluarga yang merawat anak dengan gagal ginjal kronik terutama yang mendapat terapi hemodialisis memiliki masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam merawat anak gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan cara wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Partisipan adalah keluarga yang merawat anak selama minimal 1 bulan terakhir dan sedang menjalani terapi hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data dianalisis dengan menggunakan teknik Collaizi dan menghasilkan 5 tema, yaitu 1) respon keluarga terhadap perawatan anak, 2) strategi koping yang dibangun keluarga, 3) dampak merawat anak bagi keluarga,, 4) upaya dukungan sosial yang diberikan keluarga, 5) perubahan pada anak yang menjalani terapi hemodialisis menurut persepsi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang merawat anak memiliki permasalahan yang kompleks. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar untuk mengembangkan program dalam menerapkan asuhan yang berpusat pada keluarga.
Families who care for children with chronic renal failure who received therapy will have vulnerable occurrence problem. This study aim to explore the experience of families in caring for children with chronic renal failure receiving hemodialysis therapy. This research method is using descriptive phenomenological approach with in-depth interviews to 7 participants. Participants are families who care for the child for at least one month past is undergoing hemodialysis therapy in Cipto Mangunkusumo hospital. Data was analyzed by Collaizi so as to obtain 5 themes, namely the family's response to child care, family coping strategy, the impact of child care for families, family support and changes of children undergoing hemodialysis therapy related to family perception. These results indicate that the families who care for children have complex problems. This study endorse to develop program based on familycentered care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43587
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library