Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neni Sisri
"ABSTRAK
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis pada anak yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan nutrisi pada anak merupakan masalah yang serius karena berdampak terhadap tumbuh kembang anak serta kemungkinan kualitas hidup kurang optimal. Pemberian nutrisi enteral melalui NGT dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak, namun pemberian nutrisi melalui NGT juga dapat menyebabkan terjadinya muntah. Untuk mencegah terjadinya muntah pada anak yang diberikan nutrisi enteral melalui NGT diberikan posisi miring kanan. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui efektifitas pengaturan posisi miring kanan untuk mencegah muntah. Metode dilakukan dengan menggunakan pendekatan PICO yang dilaksanakan selama 7 minggu bulan Februari sampai bulan April 2017 pada anak yang dirawat diruang infeksi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Hasil didapatkan 40 anak, 20 anak diberikan posisi miring kanan kelompok intervensi 60 tidak muntah, 40 mengalami muntah. 20 anak diberikan posisi miring kiri kelompok kontrol 75 mengalami muntah dan 25 tidak muntah. Kesimpulan pengaturan posisi miring kanan dapat mengurangi muntah pada anak yang diberikan nutrisi enteral melalui NGT. Rekomendasi pengaturan posisi miring kanan dapat dilakukan pada anak stelah pemberian makan selama 30-60 menit untuk mencegah terjadinya muntah.Kata Kunci: Muntah, Nutrisi enteral, Posisi miring kanan

ABSTRACT
Nutritional needs is a physiological requirement in children that can affect the growth and development of children. Nutritional disorders in children is a serious problem because it affects the development of children and the possibility of quality of life is less than optimal. Enteral nutrition through NGT can meet the nutritional needs of children, but nutrition through NGT can also cause vomiting. To prevent the occurrence of vomiting in children who are given enteral nutrition through NGT given right side position. The purpose of writing is to determine the effectiveness of the right tilt position to prevent vomiting. Methods were carried out using PICO approach which was carried out for 7 weeks February to April 2017 in the hospitalized child of Cipto Mangunkusumo RSUPN. The results obtained 40 children, 20 children were given right sloping position intervention group 60 did not vomit, 40 experienced vomiting. 20 children were given a left sidet position control group 75 experienced vomiting and 25 did not. The conclusion of right side position adjustment can reduce vomiting in children who are given enteral nutrition through NGT. Recommendation right side positioning may be performed in children after 30 60 minutes after feeding to prevent vomiting. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Novriska
"Latar belakang: Chemotheraphy induced nausea and vomiting (CINV) merupakan efek samping kemoterapi yang dapat menurunkan kualitas hidup dan kepatuhan pengobatan. Emetogenisitas kemoterapi merupakan prediktor utama terjadinya CINV. Di samping itu terdapat faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian CINV. Pada pasien kanker anak yang menjalani kemoterapi, sistem skoring berdasarkan faktor risiko diperlukan untuk mengklasifikasikan individu berisiko agar mendapatkan profilaksis antiemetik yang adekuat untuk mengontrol terjadinya CINV.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif yang bertujuan untuk mngembangkan sistem skoring dari faktor risiko CINV pada anak berusia 0-17 tahun yang menjalani kemoterapi di RSCM pada Desember 2023 – Maret 2024. Analisis bivariat dilanjutkan multivariat dilakukan untuk menentukan faktor risiko utama CINV akut, delayed dan CINV derajat ≥ 2 menurut skor common terminology criteria for adverse events (CTCAE) National Cancer Institute. Selanjutnya dilakukan pembobotan skor dari faktor risiko utama CINV derajat ≥ 2 dengan regresi logistik. Akurasi sistem skoring dilakukan dengan analisis kurva receiver-operating characteristic (ROC).
Hasil: Sebanyak 198 subjek. Secara keseluruhan CINV terjadi pada 42,93% pasien dengan 32,3% subjek mengalami CINV derajat ≥ 2. CINV akut dan delayed dialami oleh masing-masing 26.77% dan 35,35% pasien. Berdasarkan analisis multivariat faktor risiko utama terjadinya CINV derajat ≥ 2 adalah riwayat mual/ muntah pada siklus kemoterapi sebelumnya, mendapatkan kemoterapi sisplatin dan terapi opioid. Analisis ROC menunjukkan akurasi yang cukup baik untuk memprediksi luaran dengan area under-the-curve (AUC) 0,669, p=0,034 IK 95% (0,602 – 0,736). Pasien dengan skor total 3-4 sebelum siklus kemoterapi diberikan, diklasifikasikan sebagai risiko tinggi untuk mengalami CINV derajat ≥ 2.
Simpulan: Sistem skoring ini dapat digunakan dalam praktek klinis untuk memprediksi risiko CINV sebagai dasar pemberian profilaksis antiemetik yang adekuat

Introduction: Chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV) are significant adverse effects of chemotherapy that can negatively impact quality of life and treatment adherence. The emetogenicity of chemotherapy is the main predictor of CINV. Apart from that, there are other risk factors that play a role in the incidence of CINV. In pediatric oncology patients undergoing chemotherapy, a risk factor-based scoring system is essential to identify high-risk individuals. This classification enables the administration of appropriate antiemetic prophylaxis to effectively manage and control CINV.
Methods: This research is a prospective cohort study conducted to develop risk scoring system for CINV on children aged 0-17 years undergoing chemotherapy at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from December 2023 to March 2024. Bivariate followed by multivariate analysis was performed to identify the main risk factors for acute, delayed and ≥ grade 2 CINV according to common terminology criteria for adverse events (CTCAE) scores National Cancer Institute. Subsequently, a scoring weight for the main risk factors of CINV grade ≥ 2 was determined using logistic regression. The accuracy of the scoring system was evaluated using receiver-operating characteristic (ROC) curve analysis.
Results: A total of 198 subjects were included in the study. Overall CINV occurred in 42.93% of patients with 32.3% of subjects experiencing CINV grade ≥ 2. Acute CINV and delayed CINV were experienced by 26.77% and 35.35% of patients, respectively. Multivariate analysis identified the main risk factors for CINV of grade ≥ 2 as a history of nausea/vomiting in previous chemotherapy cycles, receiving cisplatin chemotherapy, and opioid therapy. ROC analysis indicated a moderately good accuracy for predicting outcomes with an area under-the-curve (AUC) of 0.669, p = 0.034, 95% CI (0.602 – 0.736). Patients with a total score of 3-4 before each cycle of chemotherapy would be considered at high risk for developing ≥ 2 grade CINV.
Conclusion: This scoring system can be implemented in cli
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Anggraeni
"Mual muntah merupakan efek samping kemoterapi yang paling umum dan paling merugikan bagi anak. Mual muntah akibat kemoterapi pada anak dapat dikurangi dengan pemberian terapi nonfarmakologis seperti relaksasi. Salah satu relaksasi yang dapat dipergunakan adalah membacakan buku cerita dengan teknik storytelling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh storytelling terhadap mual muntah akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah. Desain penelitian adalah quasi experiment posttest only control group design. Sampel sebanyak 42 anak usia prasekolah yang terbagi menjadi kelompok intervensi (n=21) dan kelompok kontrol (n=21). Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Analisis perbedaan mual muntah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor mual muntah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p=0,461 (p>0,05). Namun, dari hasil kajian secara klinis terdapat perbedaan antara mual muntah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan storytelling tidak memberikan efek pada pencegahan mual muntah akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah secara statistik, tetapi memberikan efek secara klinis. Penelitian ini merekomendasikan untuk pemanfaatan storytelling sebagai terapi suportif pada anak yang menjalani kemoterapi untuk mengurangi kejadian mual muntah dan untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak usia prasekolah.

Nausea and vomiting is the most common and most detrimental side effect of chemotherapy for children. Nausea and vomiting due to chemotherapy in children can be reduced by providing non-pharmacological therapy such as relaxation. One form of relaxation that can be used is reading story books using storytelling techniques. The aim of this study was to identify the effect of storytelling on nausea and vomiting due to chemotherapy in preschool children. The research design is a quasi experiment posttest only control group design. The sample was 42 preschool age children divided into intervention group (n=21) and control group (n=21). Respondent selection was carried out using consecutive sampling technique. Analysis of differences in nausea and vomiting in the intervention group and the control group was carried out using the Mann Whitney test. The statistical test results showed that there was no significant difference between the nausea and vomiting scores in the control group and the intervention group with a value of p=0.461 (p>0.05). It can be concluded that the use of storytelling does not have a statistical effect on preventing nausea and vomiting due to chemotherapy in preschool children, but does have a clinical effect. This research recommends the use of storytelling as a supportive therapy for children undergoing chemotherapy to reduce the incidence of nausea and vomiting and to reduce the use of gadgets in preschool children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianti Ayu Dwiputri
"Kemoterapi sebagai salah satu tatalaksana utama pada pasien dengan Neuroblastoma dapat menyebabkan munculnya efek samping pada anak, salah satunya yaitu mual dan muntah. Manajemen mual muntah merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan perlu dilakukan oleh perawat. Salah satu manajemen mual yang dapat dilakukan perawat adalah dilakukannya tindakan non-farmakologis berupa pemberian aromaterapi untuk mengoptimalkan penanganan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien anak yang mendapatkan kemoterapi. Studi kasus ini melibatkan An. A sebagai pasien anak dengan neuroblastoma yang mengalami keluhan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi yang dilaksanakan. Selama tiga hari pasien mendapat kemoterapi, dilakukan tindakan keperawatan berbasis bukti yaitu pemberian aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien. Hasil dari pemberian aromaterapi jenis peppermint sebelum, saat, dan setelah pasien melaksanakan kemoterapi secara berturut-turut didapatkan penurunan respon non-verbal mual, ditunjukkan dengan skor Keller Instrument of Nausea pada hari pertama yaitu 10-9-8, hari kedua yaitu 4-9-5-2, dan hari ketiga yaitu 3-7-4-1. Melihat keefektifan pemberian aromaterapi jenis peppermint ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan keperawatan mandiri bagi perawat untuk manajemen mual muntah pada pasien anak yang mendapat kemoterapi.

Chemotherapy as one of the main treatments for patients with neuroblastoma can cause side effects in children, one of them is nausea and vomiting. Management of nausea and vomiting is one of the nursing care actions that need to be carried out by nurses. One of the nausea management that nurses can do is to take non-pharmacological actions in the form of giving aromatherapy to optimize the treatment of nausea and vomiting due to chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea in pediatric patients who receive chemotherapy. This case study involves Child A, a pediatric patient with neuroblastoma who complains of nausea and vomiting as a side effect of chemotherapy. For three days the patient received chemotherapy, evidence-based nursing actions were carried out, which is giving peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea complaints in patients. The results of giving peppermint aromatherapy before, during, and after the patient underwent chemotherapy successively decreased non-verbal responses, as indicated by the Keller Instrument of Nausea score on the first day of 10-9-8, the second day of 4-9 -5-2, and the third day is 3-7-4-1. Seeing the effectiveness of giving peppermint aromatherapy, it is hoped that it can be a variation of independent nursing actions for nurses for management of nausea and vomiting in pediatric patients receiving chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
hapus4
"Pasien anak dengan pneumonia mengalami gangguan pernapasan berupa sesak dan napas cepat yang mempengaruhi saturasi oksigen, oleh karena itu dibutuhkan intervensi berupa pengaturan posisi yang tepat yang bisa meningkatkan saturasi oksigen dan frekuensi napas. Terpenuhinya oksigen akan mempengaruhi kesembuhan anak sehingga akan mengurangi lama rawat di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh pengaturan posisi lateral kanan dan pronasi terhadap saturasi oksigen dan frekuensi napas pada balita pneumonia. Desain penelitian adalah quasi eksperimental pre-posttest with control group design. Responden berjumlah 32 balita pneumonia (lateral kanan =16 dan kelompok kontrol =16), secara consecutive sampling. Analisis yang dilakukan univariate dan bivariate. Ada perbedaan bermakna saturasi oksigen dan frekuensi napas pada pengaturan posisi lateral kanan sehingga posisi lateral kanan dapat diterapkan untuk saturasi oksigen dan frekuensi napas pada balita pneumonia. Penelitian selanjutnya agar menggunakan time series dengan sampel yang lebih besar serta tidak terbatas pada posisi lateral kanan dan pronasi.

Pediatric patients with pneumonia experience respiratory distress in the form of shortness and rapid breathing which affects oxygen saturation, therefore intervention is needed in the form of proper positioning that can increase oxygen saturation and breathing frequency. Fulfillment of oxygen will affect the healing of children so that it will reduce the length of stay in hospital. The purpose of this study was to identify the effect of right lateral positioning and pronation on oxygen saturation and breath frequency in toddlers pneumonia. The study design was a quasi experimental pre-posttest with control group design. Respondents were 32 toddlers with pneumonia (right lateral = 16 and control group = 16), by consecutive sampling. Univariate and bivariate analyzes were performed. There is a significant difference in oxygen saturation and breath frequency in the right lateral position so that the right lateral position can be applied to oxygen saturation and breath frequency in toddlers pneumonia. Future studies should use time series with larger samples and not limited to the right lateral position and pronation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhsinin
"ABSTRAK
Kemoterapi untuk mengobati kanker pada anak-anak menyebabkan berbagai efek samping, efek samping yang sangat dikeluhkan adalah berupa mual muntah. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan karakteristik anak dan karakteristik obat kemoterapi terhadap kejadian mual dan muntah anak yang menjalani kemoterapi di rumah sakit di Banjarmasin. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 42 anak dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara karakteristik anak dan karakteristik obat terhadap kejadian mual dan muntah. Dari hasil analisis multivariat didapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian mual dan muntah (tingkat kecemasan, jenis obat kemoterapi dan dosis obat kemoterapi). Baik kejadian mual ataupun kejadian muntah, jenis obat kemoterapi dan kecemasan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan. Disarankan perawat anak diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada anak sebelum memberikan kemoterapi dengan memberikan relaksasi dan distraksi.

ABSTRACT
Chemotherapy in children with came causing several side effects, include nausea and vomiting.The research was correlation description and cross sectional design. The purpose to indentified with correlation between children?s characteristic and character of medicine used in chemotherapy towards nausea and vomiting in children during chemotherapy at Banjarmasin hospital. The sample in this research was 42 children with consecutive sampling technique.
The result shows that children?s characteristic and character of medicine is related of nausea and vomiting. From the result of analisis multivariate there is that 3 variables related with record of nausea and vomiting (anxiety level, type of medicine and distribution method of chemotherapy?s). Either nausea or vomiting of type of medicine and anxiety level from chemotherapy is a dominant variable related to with nausea and vomiting. Nurse must be helped children to be comfort before chemotherapy with relaxation and distraction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Febrianti
"Pengobatan osteosarkoma terdiri dari operasi, kemoterapi dan radioterapi. Osteosarkoma memiliki prognosis yang buruk jika tidak mendapatkan kemoterapi yang efektif. Efek samping yang sering dialami anak dengan pengobatan kemoterapi adalah mual muntah, yang berdampak pada kelangsungan hidup anak. Pemberian obat kemoterapi tidak hanya berdampak kepada pasien, tapi juga berdampak terhadap orang-orang yang kontak dengan obat tersebut ataupun kontak dengan cairan tubuh dan kotoran pasien (urine dan feses) yang mendapatkan pengobatan kemoterapi. Teori konservasi energi Myra Estrin Levine diharapkan dapat membuat tata laksana dilakukan secara menyeluruh, pasien terhadap efek samping obat kemoterapi dan orang-orang yang kontak dengan obat tersebut terhadap risiko paparan obat kemoterapi itu sendiri. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah memberikan gambaran aplikasi teori konservasi energi Myra Estrin Levine dalam asuhan keperawatan pada pasien anak dengan osteosarkoma yang mengalami masalah mual muntah di ruang kemoterapi. Berdasarkan hasil evaluasi pada lima anak dengan masalah mual muntah saat menjalani kemoterapi, didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan keluhan mual, porsi makanan yang dihabiskan mengalami peningkatan, napsu makan mulai membaik, pemberian terapi antiemetik diberikan sesuai program medis dan keluarga kooperatif mengikuti hipotesis. Kepatuhan penggunaan APD dalam pemberian obat kemoterapi berupa cap, masker, dan sarung tangan tanpa diingatkan sebesar 100% dan kepatuhan penggunaan APD berupa goggle, dan gown sebesar 73,3%.  Kesimpulan aplikasi teori konservasi energi Myra Estrin Levine dapat diterapkan pada anak dengan masalah mual muntah di ruang kemoterapi dan penerapan quality improvement project program peningkatan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) terbukti efektif dalam pemberian obat kemoterapi.

Treatment of osteosarcoma consists of surgery, chemotherapy and radiotherapy. Osteosarcoma has a poor prognosis if it does not receive effective chemotherapy. A common side effect of chemotherapy treatment is nausea and vomiting, which impacts the child's survival. The administration of chemotherapy drugs not only affects the patient, but also affects people who come into contact with the drugs or contact with the body fluids and faeces of patients (urine and faeces) who receive chemotherapy treatment. Myra Estrin Levine's energy conservation theory is expected to make the management carried out as a whole, the patient against the side effects of chemotherapy drugs and people who come into contact with the drug against the risk of exposure to chemotherapy drugs themselves. The purpose of writing this specialist final scientific paper is to provide an overview of the application of Myra Estrin Levine's energy conservation theory in nursing care in pediatric patients with osteosarcoma who experience nausea and vomiting problems in the chemotherapy room. Based on the results of the evaluation of five children with the problem of nausea and vomiting while undergoing chemotherapy, it was found that there was a decrease in complaints of nausea, the portion of food spent increased, the appetite began to improve, the administration of antiemetic therapy was given according to the medical programme and the family cooperatively followed the hypothesis. Compliance with the use of PPE in administering chemotherapy drugs in the form of caps, masks, and gloves without being reminded is 100% and compliance with the use of PPE in the form of goggles and gowns is 73.3%.  In conclusion, the application of Myra Estrin Levine's energy conservation theory can be applied to children with nausea and vomiting problems in the chemotherapy room and the application of the quality improvement project programme to increase compliance with the use of personal protective equipment (PPE) has proven effective in administering chemotherapy drugs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Hayati
"Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang menimbulkan efek samping yang dapat diprediksi. Diantara berbagai macam efek kemoterapi, mual dan muntah merupakan efek yang paling menimbulkan stres pada anak dan keluarga. Walaupun telah ditemukan antiemetik yang efektif untuk mencegah dan mengatasi mual-muntah akibat kemoterapi, namun dilaporkan masih ditemukan beberapa individu yang tetap mengalami mual-muntah akibat kemoterapi. Perlu dilakukan tindakan nonfarmakologis/komplementer untuk mengoptimalkan pencegahan mual-muntah akibat kemoterapi. Distraksi merupakan teknik nonfarmakologis yang dapat diterapkan untuk mencegah dan meminimalkan mual-muntah akibat kemoterapi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh distraksi oleh keluarga terhadap mual-muntah akut akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan jenis post test only. Jumlah sampel 36 orang yang terdiri dari 18 responden sebagai kelompok intervensi, yang diberikan aktivitas distraksi mewarnai gambar dan menggambar bebas, dan 18 responden sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan uji t digunakan untuk melihat perbedaan skor mual-muntah antara kelompok kontrol dan intervensi.
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata skor mual dan muntah anak berada pada tingkat yang rendah, baik pada kelompok kontrol maupun intervensi. Lebih lanjut, dari hasil uji statistik disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna mual-muntah akut akibat kemoterapi antara kelompok kontrol dan intervensi. Meskipun demikian, distraksi tetap bermanfaat untuk diterapkan pada anak prasekolah yang mendapat kemoterapi, dan hal ini dapat menjadi acuan dalam modifikasi tindakan keperawatan pada anak prasekolah yang mendapat kemoterapi. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa distraksi yang berbeda untuk manajemen efek samping kemoterapi pada anak, dengan jumlah sampel yang lebih besar. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiorentina Nova Fiorentina Nova
"ABSTRAK
Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada pembentukan sel darah. Manajemen terapi pada anak dengan leukemia adalah kemoterapi. Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting CINV merupakan masalah yang sering terjadi pada anak dengan pengobatan kemoterapi dan dapat mempengaruhi berat badan anak. Metode yang digunakan pada penelitian kuantitatif ini adalah quasi experiment dengan pendekatan pretest and posttest nonequivalent control group. Responden dalam penelitian ini diambil dengan cara consequtive sampling dengan jumlah sampel minimal 28 anak dengan leukemia yang sedang menjalani kemoterapi, rentang usia anak 3-18 tahun yang terbagi menjadi kelompok perlakuan n= 14 dan kelompok kontrol n=14 . Data yang diambil pada penelitian ini adalah skor mual-muntah anak INVR dan perubahan berat badan anak yang diperoleh melalui pengukuran sebelum dan sesudah intervensi edukasi dengan rentang pengukuran 7 hari. Pengetahuan orang tua pada kelompok perlakuan dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi edukasi. Intervensi edukasi manajemen nutrisi diberikan kepada orang tua dari anak dengan leukemia melalui video yang berdurasi 10-15 menit sebelum kemoterapi diberikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa edukasi manajemen nutrisi yang diberikan kepada orang tua tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor mual-muntah antara sebelum dan setelah intervensi p value>0,05 . Dan pada hasil analisis skor mual-muntah setelah intervensi dan perubahan berat badan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pula p value>0,05 . Hasil yang tidak signifikan pada penelitian ini terjadi disebabkan oleh faktor agen kemoterapi yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap skor mual-muntah setelah intervensi dan variabel perubahan berat badan. Melalui hasil penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan orang tua yang mendapatkan intervensi edukasi manajemen nutrisi.

ABSTRACT
Leukemia is a cancer that occurs in the production of blood cells. Therapeutic management in the children with leukemia is chemotherapy. Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting CINV is common problem in children with chemotherapy and may affect to the children rsquo s weight. The method was used in this quantitative study is quasi experiment with pretest and posttest nonequivalent control group. The respondents in this study were taken by consecutive sampling and the minimum sample size is 28 children with leukemia who are undergoing chemotherapy treatment with an age range of 3 to 18 years old that divided into treatment group n 14 and control group n 14 . The data that was collected in this study were nausea and vomiting scores as measured by Instrument of Nausea and Vomiting Retching INVR and children rsquo s weight changes that was measured before the education was gave and 7 days later. Parent rsquo s knowledge of nutritional management in the treatment group was measured before and after intervention. The interventions about nutritional management are given to parents of the children with leukemia through the video on the duration of 10 until 15 minutes before chemotherapy was administered. The results of the analysis showed that nutritional management education that was given to parents did not have a significant effect on the scoring of nausea vomiting between before and after intervention p value 0,05 . And on the result of the analysis to nausea vomiting scoring after intervention and weight changes between the treatment and control group is also did not show any significant differences p value 0,05 . Insignificant results on this study occurred due to chemotherapy agent factors that had a significant relationship to the score of nausea vomiting after intervention and weight changes variable. Through the result of the study is known that there are increasing in parent rsquo s knowledge who got nutritional management education intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Farlina
"Mual muntah merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan anak dengan kanker
dalam menjalani kemoterapi. Gejala mual muntah timbul akibat efeksamping
kemoterapi. Karya Ilmiah akhir ini bertujuan memberikan gambaran praktek spesialis
dalam mengaplikasikan model konservasi Levine pada asuhan keperawatan anak kanker
yang menjalani kemoterapi. Model konservasi Levine menggunakan prinsip konservasi
dalam penerapannya meliputi konservasi energi, integritas struktural, integritas personal
dan integritas sosial. Aplikasi model konservasi Levine tertuang dalam lima kasus
terpilih dengan masalah keperawatan adalah mual, defisit nutrisi, risiko defisit nutrisi
hipertermia, gangguan mobilitas fisik, gangguan citra tubuh, perfusi perifer tidak
efektif, risiko infeksi, risiko perdarahan, dan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Edukasi manajemen mual muntah bebasis pembuktian ilmiah dalam
standar operasional prosedur (SOP) digunakan sebagai salah satu rekomendasi
intervensi keperawatan untuk menurunkan kejadian mual muntah anak dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi. Karya ilmiah ini merekomendasikan teori model
konservasi Levine dapat diaplikasikan pada asuhan keperawatan pada anak dengan
kanker yang menjalani kemoterapi.

Nausea and vomiting is most common symtoms in children with cancer undergoing of
chemotherapy. Nausea and vomiting is a symptom on side effect of chemotherapy. The
aim of this final assignment was to provide an overview of nurses specialist practice by
applying Levine conservation model in nursing care of children with cancer who are
experiencing nutrition problems.The Levine conservation model used four principles to
applied in nursing care, including energy conservation, structural integrity, personal
integrity, and social integrity. The Levine Conservation Model was applied in five
selected cases with the nursing problems found was nausea, nutrition deficit, nutrition
deficit risk, hyperthermia, physical mobility disorders, body image disorders, risk of
infection, ineffective peripheral perfusion, risk of bleeding, and growth and development
delay disorder. The management education of nausea vomiting is evidence based
practice through Operational Standard Procedure Analysis (SOP) to used as a
recommendation of nursing intervention to decrease the incidence of nausea vomiting in
children’s nutrition needs. This final assignment recommended that Levine
Conservation model theory can be applied to nursing care in children with cancer
undergoing of chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>