Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Johny A
"ABSTRAK
Industri minuman kemasan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan produk minuman kemasan yang higienis dan praktis dikonsumsi. Selain itu, perubahan komposisi usia, struktur keluarga, aktivitas dan pola pembelajaan pendapatan juga mempengaruhi perkembangan industri. Namun pertumbuhan yang seharusnya juga dialami pemasok industri pemrosesan dan pengemasan makanan temyata tidak dialami oleh PT. Tetra Pak Indonesia. Penjualan bahkan mengalami penurunan pertumbuhan yang berkepanjangan.
Perkembangan teknologi dan perdagangan bebas memungkinkan masuknya produk import maupun pemain baru. Selain itu kemasan plastik sebagai substitusi sudah semakin luas penggunaanya. Pangsa pasar yang digerogoti memaksa PT. Tetra Pak Indonesia menentukan strategi untuk mempertahankan pangsa pasar dan pertumbuhan. Survey untuk mengetahui penyebab penurunan penjualan n:tendapat hasil bahwa keputusan pembelian konsumen langsung dipengaruhi oleh keputusan tingkat korporasi
dan harga jual. Sedangkan pada korisumen akhir, pembelian dipengamhi oleh harga jual produk dan kegiatan promosi dan iklan.
Penelitian ini bertujuan untu!< mempelajari strategi perusahaan saat ini. Selanjutnya dilakukan analisis lingkungan makro, ekstemal, internal, dan pembandingan dengan pesaing. Selain itu juga akan disusun suatu rekomendasi strategi berdasarkan data dan analisis yang dilakukan.
Analisis dilakukan secara kualitatif terhadap faktor internal dan ekstemal perusahaan. Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu informasi dari perusahaan ataupun elemen perusahaan, dan data sekunder, berupa laporan maupun dokumen perusahaan yang tidak dipublikasikan.
PT Tetra Pak Indonesia memiliki beberapa perbedaan antara core competence dengan critical success factor, dimana faktor sukses kritikal adalah produk yang handal,. harga yang sesuai, dan respon terhadap kebutuhan konsumen. Sedangkan PT Tetra Pak Indonesia memiliki kelemahan pada harga yang tinggi dan respon yang lambat.
Analisis kekuatan industri menyimpulkan industri masih cukup menarik dengan persaingan antar pemain relatif berimbang dan adanya ancaman pemain barn untuk pemrosesan. Pengemasan relatif stabil karena produk terdiferensiasi, tetapi terancam adanya produk substitusi yang potensial. Kekuatan menawar pemasok dan kekuatan menawar pembeli berimbang.
Hasil Strength, Weakness, Opportunity, Threat Analysis mengindikasikan bahwa faktor kekuatan dan peluang Jebih dominan, sehingga strategi yang direkomendasikan adalah meningkatkan penetrasi dengan memanfaatkan core competence perusahaan sebagai competitive advantage dalam mengembangkan bisnis.
Mengacu kepada analisis kekuatan industri, pemsahaan dapat mengembangkan pangsa dengan current product pada current market. Pemsahaan harus meningkatkan penggunaan produk untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Sedangkan dari sisi bisnis unit, pemrosesan dan pengemasan memiliki kombinasi daya tarik industri dan posisi kompetitif bisnis yang tinggi, dengan rekomendasi strategi adalah investasi dan pengembangan produk.
Penurunan penjualan sendiri lebih banyak disebabkan harga jual produk yang tinggi dan promosi dan kegiatan pemasaran yang intensif. Oleh karena penyebab penurunan penjualan adalah harga dan promosi, rekomendasi strategi untuk PT. Tetra Pak Indonesia adalah strategi fungsional dalam bentuk program pemasaran yang meliputi: inovasi dan pengembangan produk baru serta mempertahankan kualitas produk pada tingkat harga yang reasonable (kebijakan produk), pricing dengan margin rendah dan fokus pada volume (kebijakan harga), kerja sama pengiriman dan persediaan minimum (kebijakan distribusi), promosi bersama konsumen dan discount (kebijakan promosi).
Pengumpulan data yang lebih banyak bersifat kualitatif menyebabkan perlunya dipertimbangkan pengumpulan data yang lebih deskriptif dan komprehensif agar data dan analisis yang diperoleh lebih berkualitas.
Pada analisis yang melibatkan konsumen langsung dan akhir dijumpai kesulitan karena karakteristik kedua kelompok ini sangat berbeda. Sebaiknya PT. Tetra Pak Indonesia hanya berinteraksi dengan konsumen langsung, sedangkan konsumen akhir dapat dijangkau melalui dukungan pada program pemasaran konsumen langsung. Begitu juga portfolio product PT. Tetra Pak Indonesia yang terdiri dari produk dan layanan sebaiknya dipisah karena menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan.
Analisis dan penyusunan strategi secara kualitatif menyebabkan rekomendasi cenderung bersifat generik dan tidak mengenai permasalahan secara tepat. Diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam agar dihasilkan rekomendasi strategi yang lebih tajam.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeseno Bong
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hapsari Suryani
"ABSTRAK
Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1997, banyak terjadi perubahan-perubahan pada industri khususnya industri telekomunikasi. Salah satunya adalah penjualan saham INDOSAT sebagai operator telekomunikasi Indonesia yang mendapatkan minat yang cukup besar pada proses penjualannya. Terjadinya peningkatan pertumbuhan industri telekomunikasi menjadi 7,4 persen menunjukkan adanya penggunaan sektor telekornunikasi sebagai sarana penunjang dunia usaha di Indonesia dimana seiring juga dengan pertumbuhan perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional yang membutuhkan sarana telekomunikasi dalam berhubungan dengan pihak luar maupun antar cabang-cabangnya Melihat potensi pasar industri telekomunikasi khususnya komunikasi data ini ditunjang juga dengan adanya deregulasi dari industri telekomunikasi mebuat semakin terbukanya peluang bagi investor luar maupun investor lokal untuk ikut terjun ke industri ini.
Dengan terbukanya peluang di industri telekomunikasi ini menyebabkan semakin tingginya persaingan di industri ini. Salah satu tolak ukur bagi pelanggan untuk memilih penyelenggara komunikasi data diukur berdasarkan tingkat kepuasan dari pelanggan yang rata-rata adalah perusahaan small-medium enterprise sampai dengan perusahaan enterprise itu sendiri. Guna untuk memperoleh faktor kepuasan pelanggan tersebut diperlukan strategi pemasaran yang tepat sasaran dimana orientasinya adalah pada pelanggan (customer oriented). Sebagai perusahaan jasa, PT. XYZ memiliki strategi pemasaran yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi penemuan masalah-masalah yang akan menjadi penghambat perusahaan dalam melakukan penetrasi pasar khususnya dalam bersaing di industri komunikasi data ini.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pengambilan data sekunder yang diperoleh dari data-data internal perusahaan ditambah dengan data literatur yang diperoleh dari internet maupun data laporan keuangan perusahaan persaing. Terkait dengan analisis yang dilakukan penulis yaitu dengan menggunakan analisis 3C yaitu competitor, customer dan corporate, maka perlu untuk mengetahui besar potensi pasar industri komunikasi data ini dimana potensi pertumbuhan pasar sebesar 35 persen dan perkiraan pendapatan sebesar 5 persen menunjukkan bahwa pasar tersebut memiliki potensi besar untuk dapat digarap. Dengan mengacu pada tiga produk utama dari PT. XYZ yaitu Frame relay, VSAT dan VPN IP diperoleh data mengenai posisi produk-produk tersebut relatif terhadap kompetitornya dengan menggunakan analisis portofolio produk (Boston Consulting Group). Hasil analisis ini menunjukkan .posisi Frame relay pada star dimana kedua produk lainnya pada posisi question mark Mengingat pada produk Frame relay yang merupakan produk sejak tahun 1996 perlu dipertimbangkan kedua produk lainnya sebagai produk pengganti yang akan berada di posisi star. Analisis Product Life Cycle dari ketiga produk tersebut menunjukkan bahwa ketiganya masih menempati posisi produk growth dimana pada posisi ini perusahaan perlu menfokuskan pada strategi Segmenting Targeting Positioning (STP) serta strategi bauran pemasaran dari setiap produk tesebut. Dengan melihat PT. XYZ sebagai perusahaan jasa, maka digunakan analisis bauran pemasaran 8 P dimana 4 P lainnya adalah faktor People, Productivity and Quality, Process dan Physical evidence. Saat ini perusahaan tidak membedakan secara signifikan untuk strategi bauran pemasaran ketiga produk tersebut. Perbedaan yang terjadi adalah pada fitur- fitur yang diberikan pada setiap produk.
Setelah dilakukan analisis strategi pemasaran pada ketiga produk tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa PT. XYZ melakukan perbedaan di pasar komunikasi data dengan memberikan total solusi end-to-end bagi pelanggannya yang merupakan perwujudan dari positioning produknya. namun terkait dengan segmeming yang dilakukan perusahaan yaitu pada segmen industri perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap SIP ini dengan memperhatikan juga pada faktor pendekatan terkait produk (product-related approaches). Sedangkan jika melihat pada ketiga produk yang dijalankan perusahaan selama ini, produk VPN IP dengan tingkat life cycle yang sangat tinggi memerlukan pendekatan yang lebih spesifik khususnya pada faktor proinosi dan edub.si dimana produk ini masih merupakan produk yang baru bagi pasar. Secara keseluruhan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah pada proses delive1y produk yang masih rendah tingkat kepuasannya jika dilihat dari hasil survey terhadap pelanggan-pelanggan PT. XYZ. Peningkatan pada proses delive1y serta peninjauan ulang terhadap program pemasarannya diharapkan dapat menjadikan PT. XYZ sebagai perusahaan komunikasi data yang terbesar di Indonesia.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Haryadi Daryono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malakalamere, Mallhew Victor
"Industri peternakan unggas di Indonesia menjanjikan pasar yang sangat besar dan belum terpenuhi dengan baik, sehingga tingkat persaingan terns menerus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. PT XYZ yang menjadi salah satu pemain daiam industri ini mulai mengembangkan perusahaan mereka untuk dapat bersaing dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Bebernpa slrategi bisnis akan diformulasikan dan disesuaikan dengan falctor·faktor yang memengaruhl perusahaan, baik internal maupun ekstemal. Metode formulasi akan menggunakan IE Matrix, Grand Strategy Matrix, Product-Market Matrix dan Four Generic Competitive Strategies.

Poultry industry in Indonesia has a very big market opportunity. therefore raises the degree of competition in this industry. PT XYZ will expand their business and improve their position in this industry with making the new strategy. Strategy formulation will using four tools. IE Matrix, Grand Strategy Matrix, Product­ Market Matrix and Four Generic Competitive Strategies. The results of the analysis are using the Tapered Vertical Integration, Product Development and Focused Differentiation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Nila Chrisanty
"ABSTRAK
Musik merupakan salah satu produk yang selalu diciptakan dan dibutuhkan oleh semua orang di dunia, Perusahaan rekaman telah membuat musik dapat dipasarkan ke konsumen selama ini dengan mencari artis yang berkualitas, merekam musik dan akhirnya memasarkannya ke konsumen disertal kegiatan promosi. Kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan rekaman telah berjalan selama bertahun-tahun secara konvensional. Industri rekaman sendiri telah memasuki tahapan dewasa (mature) dimana produknya telah terstandarisasi, memiliki jangkauan pasar yang luas dan memiliki jumlah distribusi yang besar.
Namun lingkungan bisnis pada industri rekaman yang telah terbentuk tersebut terus mengalami perubahan yang diakibatkan adanya faktor-faktor yang membawa dampak positif maupun negatif bagi para perusahaan rekaman. Faktor utama yang telah mengubah tahapan sikius hidup industri rekaman tersebut adalah banyaknya produk bajakan yang melalui proses Counterfeit, Pirate dan Boot Legging yang berada di pasaran. Hal ini membuat produk serupa menjadi over-capacity sehingga dapat menimbulkan terjadinya perang harga. Keadaan ini diperburuk dengan adanya jenis faktor lain berupa teknologi telah menciptakan adanya internet yaitu salah satu media yang memiliki jaringan elektronik dengan menggunakan komputer. Internet tersebut selain membawa keuntungan bagi pemakainya berupa mempemudah dalam memperoleh akses untuk mendapatkan informasi maupun melakukan transaksi juga telah mempermudah terjadinya proses pembajakan karena belum adanya hukum (Cyberlaw) yang mengatur berbagal kegiatan yang dilakukan melalui internet.
PT. Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI) sebagai salah satu perusahaan rekaman besar di indonesia juga menghadapi perubahan lingungan bisnis yang ada. Strategi yang sebagian besar merupakan strategi yang diterapkan oleh pibak Sony Music pusat yang berada di New York telah membuat perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara baik selama ini. Namun dengan adanya perubahan lingkungan bisnis yang terjadi, PT. SMEI harus dapat mereformulasikan kembali strategìnya.
Berbagai masalah yang timbul bagi perusahaan SMEI alcibat perubahan lingkungan tersebut antara lain adalah: over-capacity product yang dapat menyebabkan terjadinya perang harga, kegiatan pembajakan (konvensional maupun melalui Internet) yang terus mengambil market share dan profit yang dimiliki perusahaan serta semakin banyaknya pesaing baru yang menggunakan media internet dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Karya akhir ¡ni berusaha melihat alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan berdasarkan resources based dan market based. Hal tersebut dilakukan dengan dasar keinginan untuk terus melakukan inovasi tanpa lepas dari kenyataan yang terjadi di pasarnya. Sehingga berbagai alat yang digunakan masih terkait dengan pasar dengan harapan pengembangan yang dilakukan pada kemampuan sumber daya perusahaan sejalan dan sesuai dengan keadan lingkungan pasar.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan perusahaan SMEI adalah melakukan Non Price Competition Strategy yang meliputi tindakan perluasan produk, pengembangan produk, perluasan pasar serta pengembangan pasar. Semua tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya peperangan harga antar pesaing. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah perluasan pasar dengan tetap melakukan kegiatan promosi secara konsisten pada berbagai media termasuk media internet secara maksimal, pengembangan produk dengan cara memasarkan produknya kedalam bentuk (features) baru yaitu MP3 (piringan yang mampu memuat puluhan file musik), mengembangkan pasar dengan cara memenuhi semua segmen konsumen yang ada serta memiliki semua artis yang mewakili setiap jenis rnusik yang ada dan yang terakhir adalah memperluas produk dengan cara menawarkan suatu bentuk produk MP3 kepada konsurnen lainnya yang relevan seperti konsumen elektronik dan komputer.
Sedangkan untuk memerangi kegiatan pembajakan dalam bentuk kaset atan CD, pihak SWEET dapat terus serta dalam kegiatan penerapan Undang-Undang HAKI dengan pihak pemerintah serta melakukan berbagai kampanye tentang kesadaran menerapkan UU HAKI kepada masyarakat, Cyberlaw, yang sedang melalui proses penyusunan, juga akan menjadi pelindung perusahaan dalam melakukan kegiatannya melalui media internet.
Dalam mempertahankan keunggulan bersaingnya, pihak SWEET dapat terus menerapkan sistem manajemen yang baik dan fair kepada para artis maupun organisasinya sehingga artis yang merupakan assets perusahaan rekaman akan terus terjaga kualitas maupun keloyalannya. Brand produk juga tetap dijaga dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta menjalin hubungan yang balk dengan konsumen.
Sedangkan untuk mengatasi keadaan persaingan dengan para pemain baru yang menggunakan media internet untuk melakukan kegiatan operasionalnya, pihak SMEI dapat melakukan tindakan bekerjasama dengan berbagai perusahaan Dot.Com yang ada contohnya MP3.Com untuk melakukan pendistribusian file musiknya melalui proses Down-Loading dengan pembayaran yang sesuai saat Cyberlaw telah diterapkan secara pasti oleh pihak yang berwenang. Proses pendistribusian melalui internet ¡ni merupakan salah satu jenis jalur distribusi baru yang dapat digunakan perusahaan. Namun hal ini juga harus didukung dengan adanya Complementasy Assets berupa assets physical yang menunjang (hardware & infrastruktur), kemampuan organisasi perusahaan (SDM) serta kemampuan mengelola dengan sistem kinerja yang baru."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Leonardo
"Lingkungan industri pelumas di Indonesia telah memasuki babak baru. Gong keterbukaan dimulai dengan terbitnya Kepres No.21 Tahun 2001 menggantikan Kepres No.18 Tahun 1988. Inti Kepres baru tersebut adalah mencabut hak monopoli Pertamina di dalam tata niaga pelumas serta membuka kesempatan bagi para investor dalam negeri maupun dari luar Indonesia untuk melakukan kegiatan di bisnis pelumas dari hulu sampai ke hilir.
Perubahan deregulasi ini membuat PT. WGI mau tak mau harus mereview kembali strategi yang telah disusun, karena peta persaingan di industri ini menjadi sangat ketat dengan bertambahnya pemain yang berlomba-lomba memasukkan produk pelumasnya ke pasar Indonesia.
Faktor-faktor inilah yang melatar belakangi tujuan karya akhir ini yaitu untuk menganaiisis strategi bersaing yang dilakukan PT.WGI saat ini dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat dan juga memberikan rekomendasi sebagai alternatif strategi bersaing bagi PT.WGI untuk mengembangkan posisi yang lebih dominan lagi di industri pelumas ini.
Saat ini Pertaniina masih mendominasi pasar pelumas kendaraan di Indonesia dengan memiliki pangsa pasar kurang lebih 60%. Pertamina yang sudah bertahun-tahun rnemonopoli pasar pelumas kendaraan ini, memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan para pesaingnya seperti jaringan distribusi yang sudah tersebar di berbagai daerah, kepemilikan berbagai kilang pabrik di sejumlah daerah yang membuat kapasitas produksi pelumas jauh lebih banyak dibandingkan produsen pelumas lainnya dan merek produk yang sudah bertahun-tahun dipakai masyarakat luas (experimental used) pada saat pilihan merek produk lain tidak ada sehingga brand loyalty terhadap produk Pertamina cukup kuat.
Sebagai perusahaan swasta produsen pelumas dan bahan daur ulang (recycling) pertama di Indonesia, PT.WGI memasuki lahan bisnis pelumas kendaraan dengan tujuan untuk mengakuisisi pasar Pertamina tersebut. Selama ini PT.WGI melakukan strategi diferensiasi terhadap produk pelumasnya untuk melawan strategi low cost Pertamina. Diferensiasi tersebut dilakukan dari segi manfaat produk yang berbeda dengan produk lainnya yaitu melalui kualitas pelumas yang sudah mendapat pengakuan internasional dan juga licence merek asing yaitu Pennzoil, Quaker AS. Pencapaian perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan 14001, merupakan komitmen perusahaan untuk terus menaikkan mitra perusahaan di mata konsumen sebagai produsen pelumas handal dan sekaligus ramah lingkungan. Prestasi ¡ni merupakan yang pertama untuk perusahaan pelumas swasta di wilayah Asean. Diferensiasi produk juga jelas dilakukan dalam membuat kemasan produk yang unik dan khas. Identifikasi warna kemasan Pennzoil berupa warna kuning terang sudah menjadi identitas yang melekat pada merek Pennzoil sejak awal didirikannya Pennzoil.
Berdasarkan analisis internal, perusahaan memiliki beberapa kompetensi inti yang dapat membantu perusahaan tetap exist di industri ini. Meskipun perusahaan sudah memiliki kompetensi inti sebagai modal awal dalam memulai bisnisnya, perusahaan WGI harus membangun kompetensi baru untuk dapat menuju persaingan pasar di masa depan. Agenda pembangunan kompetensi tersebut dapat dicapai melalui: (1) meningkatkan citra produk melalui kegiatan pemasaran dan promosi yang efektif (2) mengembangkan e-commerce untuk intranet dengan para distributor (3) menciptakan pelumas baru dan bahan sintetis (4) meningkatkan produktivitas dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain untuk mencapal efisiensi bìaya.
Di samping strategi diferensiasi, langkah perusahaan WGI dalam menantang pemimpin pasar Pertamina sebaiknya mengambil tindakan menyerang sisi-sisi yang menjadi kelamahan Pertamina dan bukan menyerang keunggulan pemimpin pasar ini. PT.WGI harus mampu meningkatkan citra perusahaan sebagai produsen pelumas berkualitas melalui investasi yang lebih kuat dalam promosi dengan baik dan hati-hati. Perusahaan juga harus memberikan pelayanan (service) terhadap pelanggan dan mampu menciptakan hubungan yang baik dengan para distributor dan vendor dimana pihak-pihak ketiga ini memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi end user dalam membeli produk pelumas.
Alternatif strategi yang dapat diimplementasikan perusahaan WGI sebagai acuan dalam menentukan strategi bisnisnya untuk mengembangkan pangsa pasarnya adalah dengan mengimplementasikan pilihan?pilihan yang ada di Grand Strategy yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini. Misalnya PT.WGI harus dapat mengembangkan produknya melalui inovasi baik itu dalam menciptakan atribut produk, kualitas pelumas yang bervariasi dan juga model dan ukuran pelumas yang sesuai untuk berbagai jenis kendaraan bermotor. PT.WGI juga harus fokus dalam melakukan strategi diferensiasinya sehingga strategi untuk mengembangkan pangsa pasarnya dapat lebih optimal lagi."
2002
T1153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Aswan Maruli
"Krisis perekonomian yang melanda banyak negara di dunia saat ini menyebabkan kemunduran di berbagai sendi perekonomian. Di Indonesia, sektor rill yang diharapkan dapat menopang keterpurukan menjadi tidak berdaya karena banyaknya pabrik yang ditutup, produsen kesulitan menjual produknya karena daya beli masyarakat yang berkurang. Pertumbuhan investasi PMA dan PMDN pada kwartal pertama dan kedua tahun 2002 ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan berbagai sebab, hal ini memberikan indikasi bahwa perekonomian masih belum membaik.
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh industri otomotif Indonesia dalam mengantisipasi krisis ekonomi. Tujuan penelitian diuraikan lebih lanjut yaitu, pertama mengetahui dan menjelaskan alternatif-alternatif orientasi kebijakan bisnis perusahaan otomotif yang diteliti dan kedua untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alternatif kebijakan perusahaan otomotif tersebut.
Analisis bertujuan untuk mengetahui kekuatan perusahaan untuk bersaing dan sumber-sumber ancaman yang akan dihadapi. Pendekatan penyelesaian permasalahan dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja value chain untuk mengetahui kekuatan-kekuatan perusahaan, dan analisis five forces untuk mengetahui sumber-sumber ancaman. Penelitian difokuskan kepada faktor-faktor kekuatan perusahaan untuk bersaing di bisnis otomotif. Oleh karena itu analisis kerangka kerja rantai nilai menjadi acuan panting dalam penelitian ini.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primernya, dan dengan aplikasi Analytic Hierarchy Process (AHP). Sebagai hasil dari penelitian akan didapat peringkat prioritas secara berurutan yang merupakan bobot dari faktor-faktor, subfaktor-subfaktor dan alternatif keputusannya.
Kesimpulan dari penelitian merupakan prioritas keputusan strategi manejemen dalam menghadapi krisis, yaitu: Orientasi ke Pasar lnternasional, Peningkatan Penggunaan Interchangeable Parts, Out-sourcing dan Rasionalisasi Model. Saran dari hasil analisis strategi manajemen pada industri otomotif ini adalah penelitian perlu dikembangkan lebih lanjut dengan meneliti sumber-sumber ancaman yang diharapkan dapat menemukan semaksimal mungkin strategi manejemen dalam mengantisipasi krisis yang telah mengglobal ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinan Vidi Lazuardi
"Riset evaluasi ini bertujuan memberikan kebaruan model metode evaluasi yang komprehensif dan integratif dalam evaluasi program CSR sebagai bagian dari praktik Ekonomi Sirkuler. Metode evaluasi CSR sebagai bagian dari praktik ekonomi sirkuler masih cenderung beragam, terlalu dominan pada dimensi ekonomi, dan belum mengukur keseimbangan siklus nilai sosial, lingkungan dan ekonomi. Dalam studi evaluasi ini, penulis mengkombinasikan metode Main Analytical Categories, SROI untuk monetisasi nilai dampak, dan IRIS+ untuk mengukur kontribusi program kepada SDGs, sebagai tawaran baru metode yang akomodatif bagi program dengan karakteristik seperti ekonomi sirkuler. Penelitian ini memiliki argumentasi bahwa Ekonomi Sirkular sebagai bagian CSV juga memiliki dampak societal sehingga peneliti juga melihat aspek-aspek capacity building yang terjadi kepada penerima manfaat program tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam Hasil analisis MAC menunjukkan bahwa program sudah relevan tetapi belum optimal dalam aspek dampak dan keberlanjutan. Nilai SROI masih relatif rendah karena stakeholder yang terbatas dan program tidak banyak menghasilkan dampak tangible. Analisis IRIS+ menunjukkan bahwa program telah berkontribusi cukup optimal terhadap SDGs nomor 12. Model evaluasi ini selanjutnya dapat dikembangkan sebagai acuan yang akomodatif untuk mengevaluasi program CSR dengan konsep ekonomi sirkuler yang mengintegrasikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan serta capaian terhadap SDGS

This research evaluation aims to propose a new model of evaluation methods that are comprehensive and integrative in evaluating CSR programs as part of circular economy practices. Methods of evaluating CSR programs with the goal of the circular economy are still dominant in the economic dimension, they do not calculate the balance of the cycle of social, environmental, and economic value. This evaluation uses a combination of methods consisting of Main Analytical Categories, SROI for monetization on impact value, and IRIS+ to calculate the contribution of the CSR program to SDGs, as an offer to methods that accommodative to the CSR program that has characteristics like circular economy. This research also argues circular economy as part of CSR has societal impact that this research aims to see capacity-building aspects on beneficiaries from the CSR program. This study uses a qualitative method with the in-depth interview as data collecting method. The result of MAC analysis shows that the program is relevant, but it is not optimal on impact and sustainability variables. SROI value is still low because of the limitation of stakeholders and not many tangible impacts from the program. IRIS+ analysis shows a result that the CSR program has an optimal contribution to SDGs number 12. This evaluation model for the future research can be developed as a reference that accommodative to evaluate CSR programs with circular economy concepts that integrate social, economic, and environmental impact. Also, this evaluation model can be used as a reference to see the contribution to SDGs achievement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>