Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sendhi Januarlin
"ABSTRAK
Peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh Bripka Teguh Dwiyanto,seorang anggota Polri yang berdinas di Korps Brimob Polri pada tanggal 15 Mei2017 adalah kejadian bunuh diri yang dilakukan oleh anggota Polri untukkesekian kalinya. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor penyebab anggotaKorps Brimob Polri seperti Bripka Teguh Dwiyanto dengan bidang tugaskontijensi melakukan tindakan bunuh diri.Dalam penelitian ini, permasalahan yang diteliti adalah bagaimanagambaran umum mengenai Kompi I Batalyon A Resimen III Pasukan PeloporKorps Brimob Polri, apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya bunuh diriyang dilakukan oleh personel Korps Brimob Polri serta bagaimana Polapembinaan anggota Polri untuk menghindari anggota melakukan bunuh diri.Penelitian ini menjelaskan tentang apa yang menjadi faktor penyebabterjadinya bunuh diri yang dilakukan oleh personil Korps Brimob Polri atas namaBripka Teguh Dwiyanto dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifatdeskriptif. Kemudian untuk sumber data dipilih dengan metode purposive dansnowball sampling. Pengumpulan data dalam metode ini digunakan tiga metode,yaitu : obesrvasi, wawancara mendalam dan studi dokumen. Adapun untukmetode analisis data, peneliti menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, penyajiandan verifikasi data.Dalam akhir penelitian, disimpulkan bahwa personel Korps Brimob Polriyang melakukan bunuh diri adalah karena faktor psikologis dimana yangbersangkutan sedang menjalani pemeriksaan secara internal terkait insidentertembaknya kaca pada sebuah rumah milik masyarakat dari senjata dinas.Dengan melihat kejadian ini, maka faktor psikologis dalam pembinaan SumberDaya Manusia Polri agar lebih mendapat perhatian dan Polri Pendidikan pelatihandi lembaga Polri agar mengakomodir jenis pendidikan yang bertujuanmeningkatkan kapasitas diri dari segi psikologis.
ABSTRACT
Suicide case which carried out by Bripka Teguh Dwiyanto, a member ofPolice Corps active in Mobile Brigade Corps Brimob on May, 15th, 2017, wasthe incident by police personnel for the umpteenth times. The study discus aboutthe causative factors of commit suicide such a case like Bripka Teguh Dwiyantowith contingency function did.In this study, the problem examined a general overview about theCompany I Battalion, A Regiment of the III Army Corps Pioneer, the cause of thesuicide factor of the personnel Brimob Corps, and how a pattern guidance policepersonnel to avoid the members from committed suicide.This research explains what is the cause of suicide committed bypersonnel of Police Mobile Brigade Corps in the name of Bripka Teguh Dwiyantois using a descriptive qualitative approach. The source of data was selected in amethod of purposive and snowball sampling method. Data collected use threemethods observation, in depth interviews and study of documents. The dataanalysis methods it uses three stages, they are data reduction, presentation anddata reduction.The result of the study includes the cause of committed suicide of BrimobCorps personnel was because of psychological factor, where the recipient wasundergoing internal investigation related to the glass of resident rsquo s house whichshoot by the official weapon. It shows that the psychological factor for developinghuman resource of the police need to be more concerned, and such a specifiedtraining or education in order to increase the psychological capacity have to beaccommodated by the Police Force"
2017
T49017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Alfian
"ABSTRAK
Surat bunuh diri, sebagai barang bukti penting dalam teks forensik, mengandung kata-kata yang dapat menunjukkan emosi penulis surat bunuh diri tersebut secara eksplisit ataupun implisit; oleh karena itu, ini dapat merujuk kepada interpretasi ganda pada surat bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat niat dan motif penulis dalam melakukan bunuh diri melalui kata-kata yang digunakan dalam teks. Surat bunuh diri Nusadi, yang ditulis dalam bahasa Inggris, akan dianalisis dengan menggunakan teori relevansi yang menggabungkan pendekatan semantik dan pragmatis terhadap analisis teks. Untuk mendukung analisis tersebut, Linguistic Inquiry dan Word Count juga akan digunakan untuk menentukan variabel bahasa dalam teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nusadi menggunakan kata sifat positif dan negatif untuk mengkomunikasikan emosi terpendam yang menyebabkan ia bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menangkap maksud sebenarnya dari penulis catatan bunuh diri, seseorang tidak dapat hanya mengandalkan struktur permukaan teks. Analisis semantik dan pragmatik yang mendalam diperlukan untuk mengungkap apa yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan membunuh diri ini.

ABSTRACT
Suicide notes, as important evidence in forensic text, contain words which may explicitly or implicitly convey the emotion of the writers, and therefore, may lead to multiple interpretations of the notes. This study aims to decode the writer rsquo s intention or motive in committing suicide through the words used in the text. The suicide note by Nusadi, which is written in English, will be analyzed using relevance theory that combines the semantic and pragmatic approach to the text analysis. To support the analysis, Linguistic Inquiry and Word Count are also used to determine language variables in the text. The results show that Nusadi used both positive and negative adjectives to communicate his pent up emotion that led to his suicide. This indicates that in order to capture the real intention of the writer of the suicide note, one cannot simply rely on the surface structure of the text. An in depth semantic and pragmatic analysis is required to uncover what has led someone to this act of self killing. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Marliana
"Skripsi ini menganalisa dan mengkritisi konsep pemikiran bunuh diri yang diungkapkan Emile Durkheim dengan menggunakan teori definisi sosial Max Weber dan juga kebebasan eksistensialisme. Durkheim yang memiliki paradigma fakta sosial ini menekankan segala tindakan manusia yang disebabkan karena faktor eksternal di luar dirinya, dan bukan karena dirinya sendiri, termasuk pada kasus bunuh diri. Durkheim melupakan eksistensi diri individu manusia yang bebas dan berhak atas dirinya sendiri disertai tanggung jawab. Bunuh diri adalah suatu pilihan rasional diri individu manusia secara sadar sebagai wujud kebebasan dan bukan karena faktor masyarakat.

This thesis is to analyze and criticize the concept of suicidal thoughts Emile Durkhem by using the theory of social definition Max Weber and also freedom of existentialism. Durkheim's social facts paradigm which has emphasized that human actions are caused due to external factors outside, and not based on himself, including suicide. Durkheim forget about existensialism in every human which born to be free and has a right of the body and himselfs with responsibility. Suicide is a rational choice of self-conscious human individual as an expression of freedom and not because of the community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"13 Reasons Why 2017 merupakan sebuah serial drama web TV dari Netflix yang bercerita mengenai seorang remaja bernama Hannah Baker yang bunuh diri dan meninggalkan 13 kaset rekaman berisi cerita dan alasan dibalik kematiannya. Artikel ini berfokus pada kasus bullying yang terjadi antara laki-laki ke perempuan dan bagaimana kasus tersebut berhubungan dengan teori objektifikasi seksual yang menjadi akar dari masalah ini. Dengan menggunakan teori objektifikasi seksual dari Fredrickson dan Robert, serta teori existensialisme dari Sarte, artikel ini bertujuan untuk menggali kasus-kasus yang ada dan memberikan pandangan yang berbeda dalam melihat aksi bunuh diri dari karakter Hannah sebagai bentuk kebebasannya dari masalah-masalah yang ada.

13 Reasons Why 2017 is a Netflix web TV series about a girl named Hannah Baker who commits suicide and leave 13 audio tapes that reveal the truth behind her death. This article is focusing on bullying issue related to the sexual objectification which becomes the beginning of her suicide and how the suicide is represented as well as depicted as her liberation from these issues. By using Fredrickson and Robert rsquo;s framework of sexual objectification, and Existentialism from Sartre, this article aims to discover the bullying and rape issues in Hannah rsquo;s case and how it leads to her suicide through Freud rsquo;s death drive which embodies her liberation from her problematic situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Netanaya Setjiadi
"Mayoritas masyarakat Indonesia masih memandang kesehatan mental sebagai hal tabu dan penderita gangguan jiwa diperlakukan seperti suatu aib. Akibatnya penderita kesulitan untuk mendapat pertolongan yang dibutuhkan dan dapat berakhir dengan tindakan bunuh diri. Mengidentifikasi faktor yang dapat menjelaskan tingkat bunuh diri dan mempelajari karakteristiknya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bunuh diri. Penelitian ini membahas faktor apa yang dapat menjelaskan angka bunuh diri menggunakan model regresi linear berganda, pengelompokan negara berdasarkan angka bunuh diri dan faktornya menggunakan metode Ward, serta pemetaan hasil kelompok menggunakan metode Biplot. Objek penelitian adalah negara di Benua Asia dan Eropa. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh faktor tidak memiliki agama, konsumsi alkohol, dan psikiater memiliki hubungan positif signifikan terhadap angka bunuh diri. Faktor pemasukan dan pengangguran memiliki hubungan negatif signifikan terhadap angka bunuh diri. Faktor tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap angka bunuh diri. Terbentuk 2 kelompok negara, yakni kelompok 1 beranggotakan 46 negara dan kelompok 2 beranggotakan 44 negara. Hasil pemetaan kelompok menggunakan metode Biplot dapat menerangkan 63,7% keragaman data. Kelompok 1 adalah kelompok negara yang memiliki nilai persentase pengangguran yang tinggi serta nilai angka bunuh diri, persentase penduduk tanpa agama, konsumsi alkohol, Gross Domestic Product (GDP) per kapita, angka psikiater, tingkat pendidikan yang rendah. Kelompok 2 adalah kelompok negara yang memiliki angka bunuh diri, persentase penduduk tanpa agama, konsumsi alkohol, GDP per kapita, angka psikiater, dan tingkat pendidikan yang tinggi, serta persentase pengangguran yang rendah.

Many Indonesian people still view mental health as a taboo subject and people with mental disorders are treated like a disgrace. As a result, they have difficulty getting the help that they need and can end in suicide. Identifying factors that are able to explain suicide rate and studying their characteristics is one way that can be done to prevent suicide. This research discusses what factors that are able to explain suicide rate using a multiple linear regression model, grouping countries based on suicide rate and its factors using Ward's method, and mapping the group results using the Biplot method. The objects of research are countries in Asia and Europe. Based on the analysis result, it is found that factors of having no religion, alcohol consumption, and psychiatrists’ availability have significant positive relationships with suicide rate. Factors of income and unemployment rate have significant negative relationships with suicide rate. Factor of education level has no significant effect with suicide rates. Two groups of countries are formed, namely group 1 consisting of 46 countries and group 2 consisting of 44 countries. Result of mapping based on the groups using the Biplot method is able explain 63,7% of data diversity. Group 1 is a group of countries that have a high unemployment rate and low values in the suicide rate, proportion of irreligious people, Gross Domestic Product (GDP) per capita, and number of psychiatrists. Group 2 is a group of countries that have high values in the suicide rate, proportion of irreligious people, GDP per capita, number of psychiatrists, and education level while the unemployment rate is low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Arif
"Bunuh diri merupakan diskursus sepanjang zaman dalam kehidupan manusia. Menilik sejarah, sebut saja seperti kaum stoa, tradisi Seppuku di Jepang, dan yang paling baru peledakan diri para teroris merupakan sebagian contoh yang menunjukkan bahwa bunuh diri terus dilakukan. Kendati nilai-nilai kemanusiaan terus berubah sepanjang zaman, tapi bunuh diri tetap menjadi sebuah tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehidupan lebih cepat. Albert Camus mempertanyaan bunuh diri sebagai sebuah tindakan yang dipilih manusia. Pertanyaan itu memiliki keterkaitan dengan konsep eksistensialisme. Sehingga pemaknaan bunuh diri pun hanya sebatas problem eksistensilis-filosofis. Di sinilah letak persoalan bunuh diri pada masa kini. Pada kenyataannya, di zaman sekarang bunuh diri bukan lagi hanya persoalan eksistensialis-filosofis. Ada sesuatu yang melebihi hal itu, tindakan bom bunuh diri dapat dijadikan contoh. Bunuh diri adalah persoalan kemanusiaan. Maka, dengan tetap berpijak pada pemikiran Albert Camus, akan dijelaskan mengenai perluasan pemahaman bunuh diri sebagai sebuah tindakan mengingkari humanitas.

Suicide is a discourse throughout the ages in human life. Tracing the history, there are some examples that show suicide still exist, let says the stoic from early ages, Seppuku tradition in Japan, and terrorist who blew up themselves. Despite values of humanity keep changing throughout the ages, suicide is still the alternative choices to end live faster. Albert Camus questioning suicide as an action that choices in human life. This question is related to his existentilism concept. So that, the values of suicide just be the existentialism problem. This is the problem of suicide in the contemporary era. In fact, in the contemporary era, suicide is not just existentialist problem, there is something beyond, suicide bombing for example. Suicide is humanity problem. Through the thought of Albert Camus, it will be explained about expansion suicide as a disavowal of humanity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Penelitian ini berusaha melihat penerapan peraturan dean pers dalam pembingkaian bunuh diri di media sebagai upaya pencegahan bunuh diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis framing yang dikembangkan oleh Robert N. Entman. Objek yang diteliti yaitu berita terkait bunuh diri yang dipublikasikan melalui media daring dengan sampel lima berita dari lima media yang berbeda, diambil dari Maret 2020 hingga Agustus 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media belum sepenuhnya menerapkan peraturan dewan pers terkait pemberitaan bunuh diri dan pemberitaan yang dilakukan belum berfokus pada upaya pencegaham bunuh diri.

This research tries to see the application of Press Council regulation about suicide coverage in media as suicide prevention. The method used is qualitative approach with framing analysis method developed by Robert N. Entman. The object under study is news articles about suicide published on online media with a sample of 5 news articles from 5 different media, taken from March 2020 to August 2020. The result of this study shows that media has not applied Dewan Pers regulation about suicide and the news coverage has not focused on suicide prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Nova
"Bunuh diri merupakan salah satu kegawatdaruratan psikiatri yang memerlukan pelayanan komprehensif karena individu berisiko membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Bunuh diri di Indonesia semakin meningkat. Keluarga memiliki peran utama merawat klien dan mencegah bunuh diri namun beban keluarga belum digali secara mendalam. Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran pengalaman keluarga merawat klien risiko bunuh diri. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan enam partisipan. Data dikumpulkan dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu percobaan bunuh diri menjadi beban yang kompleks bagi keluarga, perubahan perilaku sebagai isyarat bunuh diri, kepedulian sebagai bentuk dukungan keluarga dan komunitas, persepsi keluarga tentang penyebab dan akibat percobaan bunuh diri, strategi koping keluarga mengatasi dampak percobaan bunuh diri. Hasil penelitian merekomendasikan keluarga sebagai pintu terdepan pencegahan bunuh diri dapat lebih peka terhadap perubahan perilaku klien dan perawat jiwa sebagai konselor dapat memberi edukasi untuk meningkatkan status kesehatan jiwa klien dan keluarga.

Suicide is one of the psychiatric emergencies that require comprehensive care because individuals are at risk of endangering themselves, others and the environment. Suicide in Indonesia is increasing. Families have a major role in caring for clients and preventing suicide but family burdens have not been explored in depth. The aim of the study was to get an overview of family experience of caring for clients of suicide risk. The research design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving six participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method.
The results of the study found five themes, namely suicide attempts into a complex burden for the family, behavioral changes as a suicide gesture, concern as a form of family and community support, family perceptions about the causes and consequences of attempted suicide, coping strategies of families overcoming the impact of attempted suicide. The results of the study recommend that the family as the front door of suicide prevention can be more sensitive to changes in the behavior of clients and nurses as counselors can provide education to improve the mental health status of clients and families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Dike Widianto
"ABSTRAK
Kasus bunuh diri di Korea Selatan masih menjadi salah satu masalah yang dominan. Akan tetapi di antara bunuh diri yang terjadi, lansia adalah kelompok umur yang melakukan jumlah bunuh diri terbesar di Korea Selatan. Hal ini dikarenakan adanya pergeseran dari nilai hyo dalam masyarakat Korea Selatan dan mempengaruhi kohesivitas sosial masyarakat. Tujuan penulisan jurnal ini adalah mencari kaitan dari pergeseran nilai hyo dalam institusi keluarga dan bagaimana pergeseran tersebut mempengaruhi tingkat bunuh diri lansia di Korea Selatan dan peran kohesivitias sosial dalam rupa institusi keluarga dan institusi sosial dalam mencegah bunuh diri lansia di Korea Selatan. Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan sumber data melalui studi kepustakaan. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pergeseran nilai hyo terhadap peningkatan bunuh diri lansia di Korea Selatan.

ABSTRACT
The case of suicide in South Korea still remains as one of its most dominant issues. But among the suicides that occurred, the elderly were the age group that had the largest number of suicide cases in South Korea. This is due to the shift of the hyo value in South Korean society and its effect to the social cohesiveness in society. The purpose of writing this journal is to look for a connection between the shift in the hyo value in the family institution and how this shift affects elderly suicide rate in South Korea and the role of social cohesion in the form of families and social institutions in preventing elderly suicide in South Korea. Method used in the writing of this paper is the descriptive qualitative and the method of collecting the data source is through the study of literature. The findings of this study indicate that there is a correlation between the shift in the hyo value against an increase of elderly suicide in South Korea."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Trisdamayanti
"Pelaku serangan teror bom bunuh diri meyakini bahwa dirinya sedang melaksanakan aksi yang dianggap mulia. Sesungguhnya kelompok yang memiliki motif ideologi agama senantiasa membangun persepsi positif pada anggota kelompok mengenai serangan teror bom bunuh diri. Persepsi tersebut dibangun secara sistematis dengan merujuk pada atribut-atribut yang bersifat totemik, seperti ‘syahid’, ‘jihad’, ‘thaghut’, ‘mujahidin’’, ‘polisi Tuhan’, ‘singa-singa Allah’ untuk menjustifikasi aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok. Hal tersebut melatarbelakangi analisis dalam kaitan dengan perspektif totemik di dalam penelitian ini. Dari 23 kasus yang terjadi di Indonesia, penelitian ini memerinci enam serangan teror bom bunuh diri, didasari oleh transformasi yang terjadi, yaitu transformasi target, kelompok, bahan baku bahan peledak yang digunakan, dan pelaku serangan. Data penelitian ini diperoleh dari studi dokumen, data kepolisian, dan wawancara dengan 15 narasumber. Para narasumber ini terdiri atas anggota kepolisian, pamong lembaga pemasyarakatan, anggota kelompok, perekrut di dalam kelompok, dan pelaku serangan teror bom bunuh diri. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan diproses menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik triangulasi data, untuk menghindari potensi terjadinya bias. Hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa motivasi individu, kelompok, dan lingkungan masyarakat telah mendorong individu menjadi pelaku serangan teror bom bunuh diri. Pada tataran kelompok, otoritas di dalam kelompok memperkenalkan konsep tauhid dan ideologi kelompok, lalu menggiring individu agar patuh dan taat kepada otoritas, sehingga terciptalah kepatuhan buta. Individu kemudian digiring menjadi pelaku serangan, dengan cara diperkenalkan pada konsep keutamaan dari bom bunuh diri, demi memperoleh imbalan di dalam agamanya, imbalan bagi dirinya, dan imbalan dalam tataran sosial, sebagai bentuk pilihan yang rasional dan logis.

Suicide bombers believed that their actions were such an honourable ones. Groups with religious ideological motive tend to build a systematic, positive perception, on suicide terrorism to their members, referred to totemic attributes such as ‘syahid’, ‘jihad’, ‘thaghut’, ‘mujahedeen’, ‘police of God’, ‘lions of God,’ in order to justify their actions. These are background of this study. Among a total of 23 suicide bombing incidents occurred in Indonesia, this study analyzes six cases- based on their transformations, from the perspectives of target, group that masterminded the attacks, explosives that being used, as well as perpetrators who performed such attacks. Data are collected from previous studies, police reports, and interview sessions with 15 sources, which include police personnel, prison’s case manager, group members, recruiters of dedicated-suicide bombers, and the surviving designated-bombers. These data are then analyzed and processed using qualitative approach with triangulation techniques, in order to prevent bias. Result of this study shows that individual, group, and social motivational factors have transformed individual into a suicide bomber. In the group level, authorities to approach concepts of ‘tauhid’ (the belief in Allah as the one and only God) and group’s ideology, then followed by introduction to the obedience to the authorities. Such concept would then bring the individual into a blind obedience’ state of mind. A virtue of a martyrdor bombing is provided as the next lesson plan that an individual will learn, as rational and logical options, in order to gain religious rewards, personal rewards, and social rewards."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>