Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Anindita Vandari
"ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukan kualitas hubungan remaja dengan orangtua dapat berdampak pada kesehatan mental remaja, termasuk pada munculnya gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental yang paling umum dialami remaja adalah gangguan emosional. Beberapa faktor orangtua yang diketahui berkaitan denga nmunculnya gangguan emosional pada remaja adalah kelekatan dengan orangtua, polakomunikasi keluarga, dan parental pressure. Penelitian ini bertujuan untuk melihatapakah kelekatan dengan orangtua, pola komunikasi keluarga, dan parental pressure tahun sebelumnya secara bersama-sama dapat memprediksi munculnya salah satupemicu dari gangguan emosional, yaitu masalah emosional. Penelitian ini merupakan studi longitudinal yang menggunakan data tahun lalu dan tahun ini dari 5 SMA di 5 wilayah urban DKI Jakarta. Data didapat dari 660 siswa SMA di DKI Jakarta. Peneliti menggunakan beberapa alat ukur dalam penelitian ini. Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA digunakan untuk mengukur kelekatan dengan orangtua, Revised Family Communication Patterns RFCP untuk mengukur pola komunikasi keluarga,Inventory of Parental Influence IPI untuk mengukur parental pressure, dan the Strengths and Difficulties Questionnaire SDQ untuk mengukur masalah emosional.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pola komunikasi orientasi percakapan ayahtahun sebelumnya, parental pressure ayah tahun sebelumnya, dan masalah emosional tahun sebelumnya yang bersama-sama menjadi prediktor yang signifikan dari masalah emosional pada siswa SMA di Jakarta. Perbedaan hasil berdasarkan jenis kelamin remaja juga didiskusikan.

ABSTRACT
Studies showed that the relationship quality between adolescents and their parents has some impacts on adolescents mental health. The most common mental health disorder among adolescents is emotional disorder. Some parental factors have been identified as predictors of emotional disorders among adolescents. Some of them were parental attachment, family communication patterns, and parental pressure. This study aimed at investigating whether parental attachment, family communication patterns, and parental pressure can predict emotional problem in adolescents. We conduct a longitudinal study using data from 2017 and 2018. Our study took place in five high schools from five urban administrative cities in DKI Jakarta. Data were collected from 660 high school students in DKI Jakarta. We used the Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA to measure parental attachment, the Revised Family Communication Patterns RFCP tomeasure family communication patterns, the Inventory of Parental Influence IPI tomeasure parental pressure, and the Strengths and Difficulties Questionnaire SDQ tomeasure emotional problem. The results show that father 39s conversation orientation from last year, father 39s pressure from last year, and emotional problem from last year predict emotional problem among high school students in DKI Jakarta. Result differences by adolescents sex are discussed. "
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara Muthia Ramadhanti
"

Masa remaja merupakan masa yang dikenal sebagai periode storm-and-stress karena perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti behavioural difficulties yang terdiri dari internalizing problems dan externalizing problems. Berbagai studi menjelaskan bahwa beberapa prediktor dari behavioural difficulties adalah pola komunikasi keluarga, kelekatan dengan orangtua, dan berbagai variabel sosial-demografis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor-faktor tersebut sebagai prediktor dari internalizing problems dan externalizing problems pada remaja di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan follow-up study dengan interval satu tahun antara 2019 dan 2020 dari data longitudinal yang lebih besar mengenai kesehatan mental remaja di DKI Jakarta. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner daring pada 132 partisipan (35 laki-laki dan 97 perempuan; mean usia = 18,5) dari lima kota di DKI Jakarta. Analisis linear regression dilakukan pada seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas yang memiliki nilai p ≤ 0.2 akan dimasukkan ke dalam model multiple regression. Alienasi menjadi satu-satunya variabel bebas dalam penelitian ini yang dapat memprediksi internalizing problems (38,8%) dan externalizing problems (25,5%). Dapat disimpulkan bahwa perasaan alienasi terhadap orangtua menjadi prediktor krusial dari behavioural difficulties pada remaja.

 


Adolescence is known as a storm and stress period due to changes in many aspects of life and may cause mental health problems such as internalizing problems and externalizing problems.  Previous studies found that some predictors of behavioral difficulties were family communication pattern, parental attachment, and numerous socio-demographic variables. The aim of this study was to explore those aforementioned factors as predictors of internalizing problems and externalizing problems among adolescents in Jakarta. This was a follow-up study with one-year interval between 2019 and 2020 from a larger longitudinal data of adolescents’ mental health in Jakarta. Research data were collected by online questionnaire technique on 132 participants (35 males and 97 females; mean age = 18,5) from five districts in Jakarta. Linear regression of all the independent variables conducted toward the dependent variables and retained variables with p ≤ 0.2 into the multiple regression models. Alienation from parents is a significant predictor for both internalizing problems (38,8%) and externalizing problems (25,5%). In conclusion, alienation from parents was a crucial predictor for internalizing problems and externalizing problems among adolescents.

 

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ihsanti Amalia
"ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa perkembangan yang berisiko karena pada masa ini remaja rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan mental. Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya gangguan kesehatan mental pada remaja adalah tekanan yang tinggi dari orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tekanan dari ayah dan ibu memiliki perbedaan serta melihat apakah tekanan dari ayah dan ibu memiliki hubungan dengan gangguan kesehatan mental yang banyak dialami oleh remaja, yaitu depresi dan emotional problems. Penelitian ini merupakan one-shot study and school-based yang dilakukan di 5 SMA pada 5 wilayah urban di DKI Jakarta. Data penelitian didapat secara langsung menggunakan paper and pencil technique pada 628 siswa SMA di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan Inventory of Parental Influence IPI untuk mengukur parental pressure, Hopkins Symptom Check-List 25 HSCL-25 untuk mengukur depresi, dan Strength and Difficulties Questionnaire SDQ untuk mengukur emotional problems. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara parental pressure ayah dan ibu. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa parental pressure ayah dan ibu memiliki hubungan signifikan dengan emotional problems, namun tidak berhubungan dengan depresi pada siswa SMA di DKI Jakarta.

ABSTRACT
Adolescents is a risky period because at this time various mental health problems are common among adolescents. Mental health problems in adolescents can be caused by various factors, one of those is high pressure from parents. The aim of this study is to examine the differences between parental pressure from father and mother, and to investigate whether there is any correlation between parental pressure and common mental health on adolescent, namely depression and emotional problems. This study was a one shot sudy and school based research, conducted in five high school in five urban cities of DKI Jakarta. Research data were collected by face to face paper and pencil technique on 628 high school students in DKI Jakarta. This study used Inventory of Parental Influence IPI to measure parental pressure from father and mother, Hopkins Symptom Check List 25 HSCL 25 to measure depression, and Strength and Difficulties Questionnaire SDQ to measure emotional problems. The results shows that there was a significant difference between parental pressure from father and mother. In addition, the results of the study also shows that parental pressure of father and mother have significant relationship with emotional problems, but not related to depression on high school students in DKI Jakarta."
Lengkap +
2017
S70075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vissia Ardelia
"Remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami perubahan yang kompleks dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang kompleks serta berbagai tuntutan peran yang ada dapat menimbulkan masalah kesehatan mental bagi individu, seperti munculnya gejala depresi. Salah satu faktor yang dapat mencegah kemungkinan gejala depresi terjadi pada remaja adalah attachment dengan orangtua. Penelitian kali ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat hubungan antara attachment orangtua dengan gejala depresi pada remaja di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan kepada sebanyak 753 siswa SMA yang berada di wilayah DKI Jakarta. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur gejala depresi ialah Hopkins Symptoms Checklist-25 yang sudah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia. Sementara itu, attachment dengan orangtua diukur menggunakan Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA bagian orangtua. Hasil penelitian ini menunjukkan, terdapat korelasi yang signifikan antara attachment dengan orangtua dan gejala depresi pada remaja. Dengan demikian, semakin tinggi attachment remaja dengan orangtua, maka semakin rendah gejala depresi pada remaja.

Adolescence is a phase when someone experiencing a complex changing in various aspects of life. The complexity of transformation and roles responsibility could become a serious mental health problem over teenage life, such as the appearance of depressive symptoms. One of the protective factors of depressive symptom is adolescent attachment with parent. This study is a quantitative research to see a relationship between parental attachment and depressive symptoms in high school students. Samples of this study were 753 high school students in DKI Jakarta. Depression is measured with Hopkins Symptoms Checklist 25 and has been adapted in Indonesian, whereas attachment is measured with Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA , using parental part only. Result of this study shows that there is a significant relationship between parental attachment and depressive symptoms among high school student in DKI Jakarta. It means, the higher is parental attachment, the lower is appearance of depressive symptoms in adolescent. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmita Aulia Dewi
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa remaja di DKI Jakarta memiliki tingkat kecemasan yang tergolong tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pola komunikasi keluarga dan kualitas pertemanan dapat bersama-sama menjadi prediktor dari tingkat kecemasan pada remaja SMA di DKI Jakarta. Untuk meneliti hal tersebut, peneliti melakukan pengambilan data kembali terhadap 584 siswa dari 5 SMA di wilayah urban provinsi DKI Jakarta, yang terlibat dalam penelitian serupa di tahun sebelumnya. Peneliti menggunakan data kecemasan tahun 2018 sebagai outcome variable serta data pola komunikasi keluarga dan kualitas pertemanan dari tahun 2017 sebagai variabel prediktor. Pada penelitian ini, pengukuran tingkat kecemasan menggunakan instrumen Hopkins Symptom Checklist-25 HSCL-25 . Untuk mengukur pola komunikasi keluarga peneliti menggunakan Revised Family Communication Pattern RFCP, dan Friendship Qualities Scale FQS untuk mengukur kualitas pertemanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya kecemasan di tahun sebelumnya dan dimensi conversation orientation ayah yang dapat bersama-sama menjadi prediktor dari tingkat kecemasan pada remaja. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat pendidikan ibu dapat menjadi prediktor dari tingkat kecemasan pada remaja, terutama bagi remaja perempuan. Perbedaan terkait dengan jenis kelamin juga didiskusikan dalam penelitian ini.

Previous research showed that adolescents in DKI Jakarta have a high anxiety level. This study aimed at investigating whether family communication pattern and friendship quality will predict anxiety level among high school students in DKI Jakarta. We conducted a follow up study among 584 students from 5 high schools from five urban areas in DKI Jakarta. Those students had been participating in the same study in the previous year. We used the student rsquo s anxiety level from this year study as the outcome variable. Meanwhile, all the predictors were from 2017 data. We used the Hopkins Symptom Checklist 25 to measure anxiety level, the Revised Family Communication Pattern to measure family communication pattern, and the Friendship Qualities Scale to measure friendship quality. The result shows that the previous anxiety level and father 39 s conversation orientation can predict present anxiety level in adolescents. This study also finds that mother 39 s education level predicts anxiety level in girls, but not boys. The differences related to gender is also discussed in this study. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofura
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan antara pola komunikasi keluarga, penerimaan teman, dan school connectedness dengan conduct problems pada siswa SMA di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah conduct problems, pola komunikasi keluarga, penerimaan teman pada tahun sebelumnya serta school connectednes ssecara bersama-sama memprediksi kemunculan conduct problems di tahun ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain longitudinal. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel yang dapat memprediksi kemunculan conduct problems pada siswa SMA di DKI Jakarta adalah tingkat conduct problemsdi tahun sebelumnya. Hasil yang sama ditemukan pada siswa laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menyarankan agar masalah conduct problemspada remaja ditangani langsung oleh ahli seperti psikolog sehingga dapat mencegah kemunculan kembali perilaku conduct problems dikemudian hari.

ABSTRACT
This study discusses the relationship between family communication pattern, peer acceptance, school connectedness with conduct problems in high school students in DKI Jakarta. The purpose of the study is to determine whether the conduct problems and family communication pattern and peer acceptance in the previous year and school connectedness together predict the appearance of conduct problems in this year. This research is a quantitative research with longitudinal design. The result of the research indicates that the variables that can predict the appearance of conduct problems in high school students in Jakarta are the level of conduct problems in the previous year. Similar results were found in both male and female students. This research suggests that the conduct problems in adolescents is handled directly by experts such as psychologists so as to prevent reappearance of conduct problems in the future. "
Lengkap +
[Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Farhana Sausan
"Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa yang sangat rentan terhadap segala jenis perilaku berisiko, termasuk perilaku merokok. Faktor akademik memainkan peran penting bagi munculnya perilaku merokok di kalangan remaja yang juga pelajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tekanan orang tua yang dirasakan pada tahun 2018, baik orang tua atau ayah dan ibu sebagai individu, pada perilaku merokok pada tahun 2019 dengan kecemasan 2018 sebagai mediator.
Penelitian ini adalah studi longitudinsl yang telah dilakukan pada tahun 2017 dan 2018 dengan peserta yang sama; siswa dari 5 sekolah menengah tersebar di 5 wilayah perkotaan di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan ukuran Survei Perilaku Risiko Remaja (YRBS) untuk mengukur perilaku merokok, Inventory of Parental Influence (IPI) untuk mengukur tekanan orangtua yang dirasakan, dan The Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) untuk mengukur kecemasan.
Dari 466 peserta, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tekanan orang tua terhadap perilaku merokok di kalangan siswa sekolah menengah di DKI Jakarta tidak dimediasi oleh kecemasan. Namun, penelitian ini menemukan bahwa tekanan orang tua memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap perilaku merokok di kalangan siswa sekolah menengah atas di Jakarta."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Asriati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat asosiasi hubungan antara pola komunikasi keluarga dan conduct problems pada remaja di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan pada lima kotamadya di DKI Jakarta, menggunakan Revised Family Communication Pattern Ritchie, 1991 untuk mengukur pola komunikasi keluarga dan The Strength and Difficulties Questionnaire Goodman, 1997 untuk mengukur conduct problems. 632 responden pada penelitia n ini merupakan siswa SMA berusia 15-19 tahun yang tinggal bersama kedua orangtua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada kedua dimensi pola komunikasi yang diterapkan ibu dengan conduct problems, dimana dimensi conformity orientation menunjukkan hubungan positif sedangkan conversation orientation memiliki hubungan negatif. Namun demikian, pada pola komunikasi yang diterapkan oleh ayah, hanya dimensi conformity orientation yang memiliki hubungan positif signifikan dengan conduct problems remaja. Berdasarkan hasil tersebut, maka sangat penting bagi orangtua terutama ibu dalam menerapkan pola komunikasi yang efektif, sebab hal tersebut berhubungan dengan masalah kesehatan mental remaja yaitu conduct problems.

ABSTRACT
This correlational research aimed to investigate the association as correlation of family communication pattern and conduct problems among adolescent in DKI Jakarta. This research were conducted in five urban cities in DKI Jakarta province. Family communication were measured with Revised Family Communication Pattern Ritchie, 1991 and conduct problems were measured with The Strengths and Difficulties Questionnaire Goodman, 1997 . 632 respondents were high school student aged 15 19 years old who live together with their parents. The result of this research showed a significant correlation on those dimension of family communication pattern which applied by mother, whereas the conformity orientation dimension had positive correlation otherwise conversation orientation has negative correlation on conduct problems. On the other hand, family communication pattern which applied by father showed that only conformity orientation dimension had a significant ands positive correlation on conduct problems. This research indicated that it is very important to parents, especially mother to use the effective communication pattern to their children, because it is related to adolescent rsquo s mental health problems called conduct problems. "
Lengkap +
2017
S67752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Rizqiana
"Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa prevalensi merokok pada usia 10-18 tahun pada tahun 2023 di Indonesia mencapai 7,4%. Tingkat merokok pada remaja dapat dikurangi dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan data Survei Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta dengan menggunakan desain studi cross-sectional yang dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan lingkungan keluarga merokok (p=0,0001), pola asuh negatif (p=0,0001), dan tekanan teman sebaya (p= 0,0001) dengan perilaku merokok pada siswa, sedangkan pada self-esteem tidak terdapat hubungan dengan perilaku merokok pada siswa (p=0,582). Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok siswa perempuan, sedangkan pada laki-laki terdapat hubungan lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok. Selain itu, terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan self-esteem dengan perilaku merokok pada siswa. Oleh karena itu, disarankan untuk mengadakan layanan konseling dan program peer educator/peer counselor pada siswa.

The prevalence of smoking among 10-18 years old in Indonesia reach 7,4% in 2023. Understanding the factors associated with smoking behavior can reduce smoking rates in adolescents. The purpose of this study is to determine the relationship between self-esteem, smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior among high school students in DKI Jakarta in 2023. This study uses data from the Adolescent Behavior Survey of High School Students in DKI Jakarta using a cross-sectional study design that was analyzed univariate, bivariate, and stratified. The results of the study showed a relationship between smoking family environment (p=0,0001), negative parenting (p=0,0001), and peer pressure (p=0,0001) with smoking behavior among students. Meanwhile, self-esteem (p=0,582) is not related to smoking behavior among students. Stratified analysis shows a relationship between self-esteem, smoking family environment, and peer pressure with smoking behavior among female students, while among male students, there is a relationship between smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior. Apart from that, negative parenting influences the relationship between peer pressure and smoking behavior among students. Meanwhile, there was no influence of negative parenting on the relationship between self-esteem and smoking behavior among students. Therefore, it is recommended to provide counseling services and peer educator/peer counselor programs for students."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrizal Farhan
"Keluarga memegang peran penting di dalam hidup individu, dan kualitas dari komunikasi didalamnya dapat memengaruhi perkembangan dan kepribadian individu, Studi ini bertujuan untuk meneliti apakah pola komunikasi keluarga bisa memprediksi perilaku seksual berisiko pada siswa SMA di DKI Jakarta, dan mendeskripsikan perilaku seksual yang ada di dalam sampel populasi. Peneliti melakukan studi longitudinal kepada 531 siswa dari 5 sekolah di 5 daerah urban di DKI Jakarta. Peneliti menggunakan metode multistage random sampling untuk merekrut partisipan. Peneliti menggunakan skor pola komunikasi keluarga dari tahun 2018 untuk memprediksi perilaku seksual pada tahun 2019. Peneliti menggunakan Revised Family Communication Pattern untuk mengukur variabel seksual berisiko dan Youth Risk Behavior Survey untuk memperoleh data mengenai pola perilaku seksual berisiko. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa pola komunikasi keluarga yang dilakukan ayah ataupun ibu tidak memiliki korelasi terhadap partisipasi seksual siswa. Dan pola komunikasi keluarga tidak dapat memprediksi perilaku seksual berisiko siswa SMA di DKI Jakarta.

Family holds a significant role in one’s life, and the quality of family communication might affect one’s development and personalities. This study aimed to investigate whether family communication pattern will predict sexual behavior among high school student in DKI Jakarta and describing sexual risk behavior pattern present in the population sample. We conducted a longitudinal study among 531 students from 5 high school in 5 urban areas in DKI Jakarta. We used a multistage random sampling method to recruit the participant. We use the student’s family communication pattern from the previous year as a predictor of current student’s sexual behavior. We used the Revised Family Communication Pattern to measure family communication pattern and Youth Risk Behavior Survey to screen the sexual behavior and describe sexual risk behavior pattern. The result showed that family communication pattern done by father or mother have no correlation or affect on student’s engagement in sexual activity and cannot predict student engagement in risky sexual behavior among highschool students in DKI Jakarta.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>