Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puti Marsha Diani
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini berfokus pada peran mediasi dari pscychological capital dalam hubungan harmonious passion dan subjective well-being pada karyawan. Penelitian ini menggunakan conservation of resource theory COR sebagai teori yang menjelaskan bagaimana autonomi dan cognitive resource dari karyawan yang memiliki keinginan dan target untuk sukses merupakan suatu sumber daya individu yang dapat membantu karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan subjective well-being kepuasaan hidup yang tinggi, positif afek yang tinggi dan negatif afek yang rendah pada karyawan. Responden dari penelitian ini adalah 240 karyawan dari BPD X Bank Pembangunan Daerah . Penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah diadaptasi dari alat ukur aslinya, yaitu Passion Scale 2003, Psychological Capital Questionnaire 2007 dan Satisfaction With Life Scale 1985. Hasil penelitian ini mendukung model penelitian mengenai pentingnya peran mediasi dari psychological capital dalam hubungan antara harmonious passion dan subjective well-being pada karyawan bank.

ABSTRACT
The purpose of this study is to extend knowledge about the role of psychological capital on relationship between harmonious passion and subjective well being on employees at work. The research model, grounded in conservation resource of theory on how autonomy and cognitive resources of employee with harmonious passion for reaching success can be associated with psychological capital and how psychological capital on employee may help them develop resources which may be associated with greater subjective well being higher life satisfaction, higher positive affect and lower negative affect. The sample of the study is 240 BPD X Bank Pembangunan Daerah employees. This study using an adaptation scale of Passion Scale 2003, Psychological Capital Questionnaire 2007 dan Satisfaction With Life Scale 1985. Result supported the research model, suggesting that psychological capital is an important mediator between harmonious passion and subjective well being on bank employee. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Juliani
"Penelitian ini bertujuan menguji harmonious passion dan obsessive passion sebagai proses psikologis yang menjembatani pengaruh task significance terhadap kinerja. Dengan menggunakan Self Determination Theory SDT untuk menjelaskan efek mediasi tersebut, pegawai yang memandang pekerjaannya memiliki dampak bagi hidup orang lain cenderung memiliki kinerja yang baik. Data diperoleh dari tenaga kesehatan yang bekerja di organisasi pemerintah di Indonesia N=434 dan analisis data menggunakan program PROCESS macro dari Hayes 2013 . Hasil analisis data menunjukkan task significance berhubungan positif dan signifikan dengan harmonious passion dan obsessive passion, harmonious passion berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja, namun obsessive passion tidak ditemukan berhubungan dengan kinerja. Selanjutnya, harmonious passion memediasi secara full hubungan task significance dan kinerja, sedangkan obsessive passion tidak memediasi hubungan tersebut.

This study aims to examined harmonious passion and obsessive passion as underlying psychological process influencing the effect of task significance on performance. Using self determination theory SDT to explaining the mediation effect, employees with high levels of task significance were more likely to have good performance. Data were collected from healthcare workers in Indonesia government organization N 434 , and were analyzed using Hayes PROCESS macro on SPSS. Result showed that task significance was found to be positively and significantly associated with harmonious passion and obsessive passion. Harmonious passion is positively and significantly correlated with performance, but obsessive passion was not found to be associated with performance. Furthermore, harmonious passion fully mediated the effect of task significance on performance, but obsessive passion did not mediate the relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Maradhita Putri Lestari
"Psychological well-being remaja memiliki keterkaitan erat dengan parent attachment.
Hal ini dikarenakan secure attachment dapat menjadi landasan untuk mengembangkan rasa percaya pada orang tua dan lingkungan sekitarnya dan meningkatkan kemampuan mengembangkan strategi coping efektif yang pada akhirnya akan meningkatkan psychological well-being. Pengaruh attachment pada psychological well-being dapat terjadi secara langsung atau dimediasi oleh faktor lain yang relevan, salah satunya dispositional mindfulness. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dispositional mindfulness sebagai mediator hubungan antara parent attachment dan psychological well-being pada remaja. Partisipan berjumlah 352 remaja usia 13 – 18 tahun. Instrumen yang digunakan yaitu Ryff’s Scale of Psychological Well being(RPWB), Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R)-Parent Scale dan Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel saling berkaitan secara signifikan. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa dispositional mindfulness memediasi secara parsial hubungan antara parent attachment dengan psychological well-being pada remaja.

Psychological well-being is closely related to parental attachment. The reason is that a secure attachment can be a foundation for developing trust in parents and the surrounding environment, as well as increasing child's ability to develop effective coping strategies which will ultimately improve psychological well-being. The effect of attachment on psychological well-being can occur directly or mediated by other relevant factors, one of which is dispositional mindfulness. This study aims to determine the role of dispositional mindfulness as a mediator in the relationship between parent attachment and psychological well-being in adolescents. Participants in the study were 352 adolescents aged 13-18 years. The instruments used were Ryff's Scale of Psychological Well-being (RPWB), Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R)Parent Scale and Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS). The result of the correlation analysis shows that the three variables in this study are significantly related to each other. The result of the mediation analysis shows that dispositional mindfulness partially mediates the relationship between parent attachment and psychological well-being in adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Julian Devianti
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran psychological capital (PsyCap) dalam memediasi hubungan antara perceived social support dan subjective well-being pada istri yang bekerja. Penelitian ini penting karena belum ada pemahaman yang jelas terkait dengan bagaimana perceived social support dapat berperan pada subjective well-being istri yang bekerja. Pada penelitian ini, subjective well-being diukur dengan Satisfaction with Life Scale dan Scale of Positive Affect and Negative Experience, perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan psychological capital diukur dengan PCQ-12. Penelitian ini dilakukan pada 117 istri yang bekerja. Hasil penelitian menemukan bahwa psychological capital memediasi hubungan antara perceived social support dan subjective well-being. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya literatur terkait variabel perceived social support, psychological capital, dan subjective well-being.

This study aimed to examine the role of psychological capital (PsyCap) in mediating the relationship between perceived social support and subjective well-being of working wives. This study is important because there is yet a clear understanding on how perceived social support can contribute to subjective well-being of working wives. In this study, subjective well-being was measured by Satisfaction with Life Scale and Scale of Positive Affect and Negative Experience, perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support, and psychological capital was measured by PCQ-12. This study was conducted on 117 working wives. The results found that psychological capital mediates the relationship between perceived social support and subjective well-being. The results of this study can be useful for enriching the literature related to the variables of perceived social support, psychological capital, and subjective well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Wardhana Djaling
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peran mediasi makna hidup pada hubungan antara grit dengan kepuasan hidup. Data diambil menggunakan survei online pada mahasiswa perguruan tinggi di Kota Depok (N = 505). Pengukuran variabel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan The Grit Scale, Meaning in Life Questionnaire (MLQ), dan Satisfaction With Life Scale (SWLS). Analisis data dilakukan menggunakan model mediasi pada makro PROCESS dari Hayes. Temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa grit berpengaruh secara positif pada kepuasan hidup dan makna hidup, kemudian makna hidup berpengaruh secara positif pada kepuasan hidup. Terakhir, makna hidup secara parsial memediasi hubungan grit dan kepuasan hidup.

ABSTRACT
The current study aimed at examining the relationship between grit and life satisfaction through meaning in life. Data were taken using survey from university students in Depok city (N = 505). Variables were measured using The Grit Scale, Meaning in Life Questionnaire (MLQ), and Satisfaction With Life Scale (SWLS). Data were analyzed using simple mediation model on Hayes PROCESS macro on SPSS program. Results showed that grit was positive and significantly related with life satisfaction and meaning in life, respectively, and meaning in life positively and significantly related with life satisfaction. Lastly, meaning in life partially mediated the relationship between grit and life satisfaction."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Selly Anita Br
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari harmonious passion dan obsessive passion terhadap kesejahteraan psikologis karyawan. Teori basic psychological needs satisfaction digunakan sebagai penjelas dinamika teori hubungan antar variabel. Individu dengan obsessive passion akan cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah, sebaliknya individu dengan harmonious passion akan memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Responden penelitian sebanyak 216 berasal dari beragam latar belakang bidang profesi. Hasil menunjukkan bahwa obsessive work passion berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan psikologis dan harmonious work passion berpengaruh positif terhadap kesejahteraan psikologis.

This study aims to investigate the effect of harmonious passion and obsessive passion on employee rsquo s psychological well being. Drawing from basic psychological needs satisfaction theory, harmonious passion would be positively related to psychological well being and obsessive passion would be negatively related to psychological well being. Respondens n 216 came from various vocational background. The results showed that obsessive passion negatively affected psychological well being and harmonious passion positively affected psychological well being. Furthermore, harmonious passion contributed unique variance on psychological well being over and above obsessive passion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrya Devitasari
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara work passion terhadap psychological well-being pada karyawan. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale yang disusun oleh Ed Diener, Derrick W., Robert B., William T., Chu K., Dong-won C., dan Shigehiro O. 2009 dengan nilai reliabilitas sebesar .863. Pengukuran Work Passion menggunakan alat ukur Passion Scale yang dikembangkan oleh Vallerand dan Houlfort 2003 dengan nilai reliabilitas .702. Kuesioner kedua alat ukur ini diberikan kepada 93 karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa work passion memiliki hubungan yang positif signifikan r = .387, p < .01 dengan psychological well-being pada karyawan. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa berdasarkan data demografis, usia, lama bekerja, dan tingkat pendidikan tidak memiliki perbedaan mean yang signifikan pada kedua variabel. Sedangkan jenis kelamin memiliki perbedaan mean yang signifikan pada work passion dan tidak memiliki perbedaan mean yang signifikan pada psychological well-being.

This research intended to see the correlation between work passion toward psychological well being on employees. Psychological well being was measured by Psychological Well Being Scale by Ed Diener, Derrick W., Robert B., William T., Chu K., Dong won C., dan Shigehiro O. 2009 and has reliability coefficient .863. Measurement of work passion conducted with Passion Scale which is developed by Vallerand and Houlfort 2003 and has reliability coefficient .720. Both of this scale administrated to 93 employees.
The result showed that work passion had positive significant effects with psychological well being on employees r .387, p .001 . This research also showed that according to demographical data of participants, both variabel didn rsquo t differ based on age, length of work, and educational level. While sex based on work passion had significant mean difference and no significant mean difference on psychological well being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2017
S68495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantular, Agni
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perspektif masa depan dan kinerja karyawan dan peran komitmen pada tujuan sebagai mediator pada hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan Inventaris Perspektif Waktu milik Zimbaro untuk mengukur perspektif masa depan, Skala komitmen pada tujuan untuk mengukur komitmen pada tujuan dan Skala kinerja tugas untuk mengukur kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan kepada 245 responden yang merupakan karyawan perusahaan swasta di Jakarta dan Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif masa depan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja. Selanjutnya, komitmen pada tujuan berperan sebagai partial mediation mediasi sebagian pada hubungan antara perspektif masa depan dan kinerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan saran dalam membantu organisasi merekrut karyawan dengan perspektif masa depan PMD.

ABSTRACT
The aim of this study is to examine the relationship between future time perspective and employee performance, and to investigate the mediating role of goal commitment on the future time perspective and employee performance relationship. This is a quantitative study which is using Zimbardo Time Perspective Inventory to measure future time perspective, Goal Commitment Scale to measure goal commitment and Task Performance Scale to measure employee performance. Data were collected from 245 employees working in various private company in Jakarta and Tangerang. Result showed that there was a positive and significant relationship between future time perspective and employee performance. Results also showed that goal commitment partially mediated future time perspective and employee performance relationship. Hopefully, result of this study could help company on recruiting employees with future time perspective. Theoretical and practical implications are further discussed. Perspective, Goal Commitment, Employee performance"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Winati
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa belas kasihan diri (SC) merupakan faktor pelindung yang harus diperhitungkan bagi individu dalam menghadapi pengalaman menyakitkan. Hal ini dikarenakan SC mampu membuat individu menjadi lebih adaptif, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis (PWB). Salah satu pengalaman pahit yang menjadi fenomena umum di masyarakat yang dinyatakan berdampak negatif pada korban PWB adalah bullying. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk melihat apakah ada peran moderasi variabel welas asih pada hubungan antara pengalaman bullying di sekolah (SMP dan / atau SMA), dan kesejahteraan psikologis pada orang dewasa yang baru muncul. Hasil penelitian terhadap 801 emerging adult menunjukkan bahwa pengalaman bullying (B = -0,197, p> 0,01) tidak dapat memprediksi PWB, sedangkan SC (B = 0,6798, p <0,01) merupakan prediktor PWB. Namun, tidak ada peran moderasi yang ditemukan untuk SC (B = 0,0034, p> 0,01). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SC bukanlah moderator tentang hubungan antara pengalaman bullying dan PWB.

Previous research has found that self-compassion (SC) is a protective factor that must be taken into account for individuals in the face of painful experiences. This is because SC is able to make individuals more adaptive, one of which is by increasing psychological well-being (PWB). One of the bitter experiences that has become a common phenomenon in society which is stated to have a negative impact on victims of PWB is bullying. Therefore, this study seeks to see whether there is a moderating role for the compassionate variable in the relationship between experiences of bullying at school (junior high and / or high school), and psychological well-being in emerging adults. The results of the study on 801 emerging adults showed that the bullying experience (B = -0.197, p> 0.01) could not predict PWB, while SC (B = 0.6798, p <0.01) was a predictor of PWB. However, no moderating role was found for SC (B = 0.0034, p> 0.01). Thus, it can be concluded that SC is not a moderator about the relationship between bullying experience and PWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Shafa Maudina
"Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis mendorong perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja tinggi sebagai strategi untuk bertahan di tengah kondisi yang berubah dengan cepat. Karyawan yang menunjukkan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) dianggap menjadi aset berharga karena berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Salah satu variabel yang berkorelasi positif secara signifikan dengan OCB yaitu authentic leadership, tetapi hubungannya lemah sehingga perlu dieksplorasi lebih jauh terkait dinamika hubungan antarvariabel. Penelitian ini bertujuan melihat peran organizational identification sebagai mediator dalam hubungan antara authentic leadership dan OCB pada karyawan di Indonesia. Sebanyak 111 karyawan terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan yaitu Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Organizational Citizenship Behavior Scale, dan Organizational Identification Scale (OIS). Hasil analisis mediasi ​​menggunakan PROCESS macro SPSS v.27. menunjukkan bahwa organizational identification tidak memediasi hubungan antara authentic leadership dan OCB. Dengan kata lain, hipotesis penelitian tidak terbukti karena organizational identification tidak dapat memperkuat hubungan antara authentic leadership dan OCB. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa perusahaan perlu merancang pelatihan authentic leadership dan menciptakan lingkungan yang mendukung organizational identification untuk meningkatkan OCB karyawan.

The increasingly competitive business environment drives companies to retain high-performing employees as a strategy to survive amidst rapidly changing conditions. Employees demonstrating Organizational Citizenship Behavior (OCB) are considered valuable assets as they contribute to the company's success. One variable that shows a significant positive correlation with OCB is authentic leadership, although the relationship is weak, indicating the need for further exploration of the dynamics between these variables. This study aims to examine the role of organizational identification as a mediator in the relationship between authentic leadership and OCB among employees in Indonesia. A total of 111 employees participated in this study. The measurement tools used were the Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Organizational Citizenship Behavior Scale, and Organizational Identification Scale (OIS). The results of the mediation analysis using the PROCESS macro in SPSS v.27 showed that organizational identification did not mediate the relationship between authentic leadership and OCB. In conclusion, the research hypothesis is not supported, as organizational identification does not strengthen the relationship between authentic leadership and OCB. The findings suggest that organizations should develop authentic leadership training programs and create an environment that supports organizational identification to improve employee OCB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>