Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clara Menna
"Reaksi anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas hebat yang merupakan kasus emergensi dan dapat mengancam nyawa. Data mengenai prevalens reaksi anafilaksis di Indonesia masih sangat kurang dan belum ada studi yang menganalisis laporan kasus reaksi anafilaksis secara spesifik di Indonesia. Diagnosis dan penanganan tepat oleh tenaga medis diperlukan ketika menghadapi pasien dengan reaksi anafilaksis. Namun demikian, berdasarkan penelitian di luar negeri, banyak dokter tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mendiagnosis dan menangani reaksi anafilaksis dengan tepat. Penelitian cross-sectional ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter umum di Puskesmas DKI Jakarta mengenai reaksi anafilaksis dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Terdapat 158 responden, dengan persebaran pengetahuan 10,8% baik, 50% sedang, dan 39,2% buruk. Selain itu, ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara lama praktek sebagai dokter umum, jumlah kasus anafilaksis yang pernah ditangani, serta jumlah sumber pengetahuan mengenai reaksi anafilaksis terhadap tingkat pengetahuan responden. Sebagai kesimpulan, pengetahuan dokter umum di Puskesmas DKI Jakarta mengenai reaksi anafilaksis masih kurang dan tidak ditemukan faktor yang diteliti berhubungan pengetahuan tersebut.

Anaphylaxis is a massive hypersensitivity reaction that can be life threatening. There is lack of prevalence data and no study regarding anaphylactic cases in Indonesia. Proper diagnosis and treatment by physicians is needed to handle anaphylactic cases. However, based on several studies in other countries, a considerable amount of physicians still lack the knowledge to diagnose and treat anaphylaxis properly. This cross-sectional study is conducted to discover the level of knowledge about anaphylaxis among physicians in primary healthcares in DKI Jakarta and its related factors. There are 158 respondents, with a distribution of 10.8% on high level of knowledge, 50% on moderate level of knowledge, and 39.2% on low level of knowledge. Apart from that, there is no correlation between the level of knowledge and the factors studied, which are years of practice, amout of anaphylaxis cases treated, and amount of knowledge source acquired. In conclusion, the level of knowledge about anaphylaxis among physicians in primary healthcares in DKI Jakarta is low and there are no related factors found."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Nova
"Masih belum tercapainya target pangsa pasar bank syariah sering dikaitkan dengan rendahnya pemahaman masyarakat muslim di Indonesia tentang system perbankan syariah. Tesis ini bertujuan untuk melihat pengaruh pcngetahuan,tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap preferensi nasabah dalam mengambil keputusan menjadi nasabah bank syariah.
Data di dapat dari 50 responden yang merupakan nasabah bank Muamalat Indonesia cabang Sudirman Jakana Pusat. Untuk melihat pengaruh variable pengctahuan, tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap preferensi nasabah dilakukan hipotesis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi dengan variable dummy Hasil penelitian menunjukkan adanya peugaruh pengetahuan, tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap preferensi nasabah untuk menjadi nasabah di bank syariah.

Still not achieving the target market share of islamic banks are often associated with a poor understanding of Muslim society in Indonesia about the Islamic banking system. This thesis aims to look at the influence of knowledge, education level and income of' customer preferences in decision-making become customers of Islamic banks.
Data obtained from 50 respondents who are customers of Muamalat Indonesia bank in Sudirman branch, Central Jakana. To see the effect of variables of knowledge, education and income level of customer preferences conducted hypothesis by using descriptive analysis and regression analysis with dummy variables. The results showed the influence of knowledge, education level and income of customer preferences for a customer to become Islamic bank's customer.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T32354
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Layanan penelusuran di Perpustakaan Universitas Indonesia untuk mencari sebuah artikel yang berkaitan dengan suku Baduy.Untuk mencari informasi yang lengkap harus mengetahui judul artikelnya, penulis,judul jurnalnya tahun terbit dan sebagainya...."
SEBUPUI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Novira
"Sistem Manajemen Pengetahuan Knowledge Management System merupakan salah satu layanan teknologi informasi yang ada di Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai sarana berbagi data, informasi dan pengetahuan antar pegawai di internal Kementerian. Sistem mulai digunakan pada awal tahun 2014, hingga tahun 2016 target jumlah pengguna sistem masih belum tercapai.
Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna sistem dengan menggunakan model penerimaan UTAUT2 yang dimodifikasi sesuai kondisi subyek penelitian. Model penerimaan terdiri atas 6 variabel independen yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, habit, system quality, information quality dan 2 variabel dependen yaitu behavioral intention dan use behavior serta 3 variabel moderator yaitu age, gender dan experience.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar ke 260 orang pegawai Kementerian Kominfo yang terdaftar sebagai kontributor serta 61 orang pegawai Kementerian Kominfo yang pernah mengikuti sosialisasi penggunaan KMS.
Metode pengolahan dan analisis data menggunakan Partial Least Square Structural Equation Model PLS-SEM. Aplikasi yang digunakan untuk membantu pengolahan data adalah Microsoft Excel dan SmartPLS versi 3.2.7.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa habit menjadi salah satu faktor yang mendorong penggunaan KMS oleh user. System quality dan Information Quality menjadi faktor yang mendorong niat user untuk menggunakan KMS, dimana faktor System Quality menjadi faktor pendorong terkuat.

Knowledge Management System is one of the information technology services in the Ministry of Communication and Technology Information as a means of data, information, and knowledge sharing among employees. Launched in early 2014, the target number of system users is still not reached until 2016.
This research aims to investigate influencing factors of system user acceptance based on modified UTAUT2. The acceptance model consists of 6 independent variables ie performance expectations, social influences, habits, system quality, information quality and 2 dependent variables are behavioral intention and use behavior and 3 moderator variables are age, gender and experience.
Data was collected using questionnaires that distributed to 260 employees who were contributors and 61 employees who had participated in the socialization of KMS.
Method of processing and data analysis using Partial Least Square Structure Equation Model PLS SEM. Microsoft Excel and SmartPLS version 3.2.7 are used to assist data processing.
The results show the habit to be one of the factors that encourage the use of KMS by the user. System and Information quality are the factors that drive users to use KMS, where the System Quality factor is the strongest driving factor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Jani Richi Ricardo
"Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR (Itjen PUPR) memiliki program penguatan peran pengawasan berdasarkan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR 2015-2019. Program ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja Itjen PUPR sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah di Kementerian PUPR. Sejalan dengan itu, Itjen PUPR menetapkan capaian level 3 Internal Audit Capacity Model (IACM), namun hasil penilaian BPKP menunjukkan bahwa Itjen PUPR masih berada di level 2 IACM. Salah satu penyebab ketimpangan ini adalah belum diterapkannya Manajemen Pengetahuan (MP) di Itjen PUPR. Itjen PUPR dapat mencapai level 3 IACM jika telah menerapkan MP. Agar penerapan MP berhasil, maka sebelum diterapkan, Itjen PUPR perlu mengukur tingkat kesiapannya terlebih dahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat kesiapan Itjen PUPR dalam rangka menerapkan MP dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap aspek-aspek yang dinilai belum siap menerapkan MP. Kesiapan MP diukur berdasarkan kerangka kerja yang divalidasi oleh Pakar secara kualitatif. Kerangka kerja dibagi atas 2 aspek utama: Individu dan Organisasi, dengan menggunakan faktor-faktor: Kepercayaan, Efikasi Diri, Kerterbukaan pada Perubahan, Resiprokal, Pemahaman atas MP, Regulasi, Budaya, Struktur, Kepemimpinan & Manajemen, Strategi, Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK), dan Lingkungan Fisik. Pengukuran tingkat kesiapan mengacu pada skala Rao.
Penelitian ini juga dilakukan secara kuantitatif dengan mengedarkan survei kuesioner skala likert 1-5 kepada 150 pegawai sebagai metode pengambilan sampel. Data yang dikumpulkan dari hasil survei akan diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan nilai Kesiapan MP Itjen PUPR adalah 66.68% yakni berada pada tingkat Reseptif (level 4), yang berarti Itjen PUPR dalam keadaan siap untuk menerapkan Manajemen Pengetahuan, namun dengan catatan perbaikan pada faktor Regulasi dan Struktur.

General Inspectorate (GI) of Ministry of Public Works & Housing (PWH) has strengthening program of surveillance role which is based on Beuroucracy Reformation Road Map Ministry of PWH 2015-2019. This program is conduced to improve GI-PWHs performance as government internal control apparatus in Ministry of PHW. Aligned to it, GI-PWH has set third level of Internal Audit Capacity Model (IACM), but BPKPs assessment showed that GI-PWH is still on second level of IACM. One of the reasons of this deviation is unimplemented Knowledge Management (KM). GI-PWH may achieve third level IACM if it has implemented KM. In order to succeed in KM implementation, readiness level of KM must be measured first.
This research aims to know how much KM readiness level of GI-PWH in order to implement it. Knowing the level, this research may be able to give some reccomendations toward GI-PWH related to aspects in KM that may not be ready. KM readiness is assessed based on Theoretical Framework which was validated by experts qualitatively. The framework is divided into 2 main aspects: Individual and Organization. Factors accomodated to conduct the assessment are: Trust, Knowledge Self-Efficacy, Openness for Change, Reciprocicy, Understanding of Definition & Benefit of KM, Regulatin, Culture, Structure, Leadership & Management, Strategy, Information & Communcation Technology (ICT), and Physical Environment. The measurement of readiness level refered to Rao scale.
This research was conducted quantitatively by using 5-scale-likert questionnaire. Respondents were carried out from 150 samples. Data was collected and processed by using descriptive-analysis method. The result showed readiness level to implement KM in GI-PWH is 66.68% at Receptive level. This means GI-PWH is ready to implement KM, but
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiluyaningtyas Wijayanti
"Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas melakukan kegiatan statistik berupa sensus dan survei untuk menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Untuk mengoptimalkan proses bisnis utama BPS dalam memproduksi data dan memberikan layanan data kepada pengguna dibutuhkan ketersediaan infrastruktur dan layanan teknologi informasi (TI) yang berkualitas.
Semua layanan TI di lingkungan BPS diharapkan dapat diberikan sesuai dengan target yang telah disepakati dalam Service Level Agreements (SLA). Namun kenyataannya, pada laporan yang didapatkan dari sistem informasi pusat layanan TI BPS, terdapat beberapa layanan TI yang waktu penyelesaiannya melebihi jatuh tempo atau target yang sudah ditetapkan. Permasalahan ini disebabkan karena kurangnya tingkat knowledge sharing pegawai dalam memberikan layanan TI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi knowledge sharing pegawai, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan knowledge sharing pegawai dalam layanan TI di Direktorat Sistem Informasi Statistik (SIS) BPS. Kerangka teoretis yang dirancang pada penelitian ini mengadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan menggunakan dimensi individu, organisasi, dan teknologi.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, survey research dengan pendekatan metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk menyusun rekomendasi peningkatan knowledge sharing pegawai. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik Partial Least Squares Structured Equation Model (PLS-SEM).
Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kemampuan pegawai dalam melakukan knowledge sharing di Direktorat SIS adalah self efficacy, personal expectation, social capital, IT utilization dan end user focus.

Badan Pusat Statistik (Central Bureau of Statistics) is non-departmental government institute of Indonesia that is responsible for conducting a statistical survey to provide data needs for governments, communities and private parties. Quality infrastructure and information technology (IT) services are needed to optimize BPS main business processes in producing data and providing data services to users.
All IT services in the BPS environment are expected to be provided by targets agreed upon in Service Level Agreements (SLAs). However, in reality, the reports obtained from IT service centre information system contained IT services whose completion time exceeded the predetermined time target. This problem is caused by the lack of level of employee knowledge sharing in providing IT services.
This study aims to analyze the factors that influence employee knowledge sharing and also provide recommendations for improving employee knowledge sharing capabilities in IT services at the Directorate of Statistical Information Systems (SIS) BPS. The theoretical framework designed in this study adopts from previous studies using individual, organizational, and technological dimensions.
This research is a case study research, survey research with quantitative method approach and qualitative method to develop recommendations for increasing employee knowledge sharing capabilities. Data collection was carried out through surveys and analyzed by Partial Least Squares Structured Equation Model (PLS-SEM) techniques.
Based on the results of the analysis, the factors that proved to influence the ability of employees to carry out knowledge sharing were self-efficacy, personal expectation, social capital, IT utilization and end-user focus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Cut Yunny Artha Meyrina
"IT Service Desk adalah bentuk layanan terhadap user dalam menanggulangi permasalahan yang terkait dengan teknologi yang ada pada perusahaan. Dengan adanya Sistem Aplikasi Service Desk (SASD) diharapkan dapat menjadi solusi efektif bagi para staf IT dalam melayani user, selain itu dengan adanya sistem ini dapat menjadi basis knowledge dalam memfasilitasi transfer knowledge dalam perusahaan. Diharapkan pengetahuan yang ada tidak hanya tinggal atau bersemayam pada para staf IT tapi juga ada dalam perusahaan yang tersimpan melalui sistem ini. Tapi apakah SASD ini sudah efektif dari segi penggunaannya.Untuk menjawabnya perlu dilakukan pengkajian untuk menemukan faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi efektifitas dari SASD serta kebijakan apa yang dapat diambil pihak management terkait penemuan ini. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan model dari Wu & Wang dan faktor Service Quality dari model Jennex & Olfman. Teknik analisa pengkajian menggunakan analisis Struktural Equation Modeling (SEM) dan aplikasi LISREL sebagai alat bantu analisis.

IT Service Desk is the shape of IT services to users in tackling the problems associated with the existing technology in the enterprise.With the present of System Application Service Desk (SASD) is expected to be an effective solution for IT staff in serving the user, in addition to the existence of this system can be a knowledge base in facilitating knowledge transfer within the company. It is expected that existing knowledge is not only staying or residing on the IT staff but also in the company saved through this system. But whether this is SASD-effective in use. To answer it the assessment needs to be done to find the factors that may affect the effectiveness of SASD and what policy that management will take through the result of the factors that find in this research . The model used in this study is a combination of the model of Wu & Wang and Service Quality factor of the model analysis techniques Jennex & Olfman. This assessment will be conducted by analysis of Structural Equation Modeling (SEM) and used LISREL applications as an analytical tool."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desiana Nurul Maftuhah
"Fungsi IT Service Desk di dalam sebuah organisasi adalah sebagai kontak satu pintu yang menangani keluhan dari pengguna sistem aplikasi dan memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna sistem. Untuk menunjang fungsi tersebut, pemanfaatan manajemen pengetahuan menjadi kebutuhan yang berperan penting dalam membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan cepat. Berdasarkan data pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, penyelesaian complain IT Service Desk Bank XYZ belum mencapai SLA. Salah satu yang mempengaruhi hal tersebut adalah pengelolaan informasi atau pengetahuan di IT Service Desk dalam menunjang penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level atau tingkat kematangan implementasi knowledge management pada IT Service Desk Bank XYZ serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam meningkatkan kualitas implementasi manajemen pengetahuan pada IT Service Desk Bank XYZ. Penelitian ini menggunakan metode mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner yang disusun berdasarkan framework dari APO dengan responden pekerja di IT Service Desk Bank XYZ. Sedangkan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan dapat diketahui bahwa implementasi manajemen pengetahuan di IT Service Desk Bank XYZ berada pada tingkat kematangan level 4 (refinement). Penelitian ini menghasilkan sebelas rekomendasi perbaikan implementasi manajemen pengetahuan.

The function of the IT Service Desk in an organization is as a single point of contact that provides help and assistance to users to overcome problems of applications that they face. Utilizing knowledge management is crucial for supporting the function since it makes it easier to rapidly and completely gather the necessary information. Based on the data from 2020 until 2022, complaint resolution time in IT Service Desk Bank XYZ has not reach the target. The management of information or knowledge in the IT Service Desk to support the execution of everyday job is one of the causes of this. This study's goals are to assess the IT Service Desk's knowledge management maturity level and offer suggestions for strengthening knowledge management implementation quality. This research used both quantitative and qualitative or mixed method. An APO-based questionnaire that was issued to IT Service Desk staff members as respondents is used for quantitative research. According to the results of the maturity level measurement, the IT Service Desk at XYZ Bank has knowledge management maturity at level 4 (refinement).. Considering the questionnaire's findings, expert validation was carried out and then eleven recommendations for improvement were made."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Anindyah
"Reaksi anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas serius yang mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat. Data epidemiologi mengenai reaksi anafilaksis di Indonesia masih sangat kurang yang ditandai dengan belum adanya laporan yang secara spesifik meneliti prevalens dan insidens kasus anafilaksis di Indonesia. Diagnosis dan penanganan yang tepat dan cepat oleh tenaga medis penting untuk menangani pasien dengan kasus anafilaksis, termasuk pasien anak. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan negara lain, pengetahuan dokter, termasuk dokter spesialis anak mengenai reaksi anafilaksis masih kurang baik. Penelitian cross-sectional ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter spesialis anak yang tergabung dalam Ikatan Dokter Spesialis Anak cabang Jakarta mengenai reaksi anafilaksis dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Pengetahuan mengenai reaksi anafilaksis serta faktor yang memengaruhinya didapatkan dari responden dengan pengisian kuesioner secara tertulis. Pada akhir penelitian, sampel yang didapat berjumlah 104 orang. Penelitian ini menunjukkan bahwa 52,9% memiliki pengetahuan cukup, 26,9% memiliki pengetahuan kurang, dan 20,2% memiliki pengetahuan baik mengenai reaksi anafilaksis. Pada analisis antara tingkat pengetahuan dan faktor yang memengaruhinya, hasil uji Chi-Square dan/atau Jonckheere-Terpstra menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama praktek sebagai dokter spesialis anak, jumlah kasus anafilaksis yang pernah ditangani, serta jumlah sumber pengetahuan mengenai reaksi anafilaksis terhadap tingkat pengetahuan responden (p>0,05). Sebagai kesimpulan, pengetahuan sebagian dokter spesialis anak mengenai reaksi anafilaksis cukup dan faktor-faktor yang diuji tidak berhubungan terhadap tingkat pengetahuan responden.

Anaphylaxis is a severe hypersensitivity reaction that can be fatal if not treated properly. Epidemiological data and research on anaphylaxis in Indonesia are generally scarce. Due to its fast onset and possible fatal outcomes, proper diagnosis and treatment of patients with anaphylaxis, including pediatric patients, by physicians are very important. Based on several studies conducted in other countries, a considerable proportion of physicians, including pediatricians, still have low level of knowledge on the diagnosis and treatment of anaphylaxis. This cross-sectional study aims to understand the level of knowledge about anaphylaxis among pediatricians of the Jakarta branch of Indonesian Pediatric Society. Level of knowledge on anaphylaxis and several possible related factors were measured/obtained with a questionare. By the end of the study, 104 valid questionares were analized. This study found that 52,9% of respondents have moderate level of knowledge, 26,9% have low level of knowledge, and 20,2% have high level of knowledge on anaphylaxis.  Chi-Square and/or Jonckheere-Terpstra analysis on the correlation between level of knowledge and its possible influencing factors indicated that there is no correlation between years of practice as a pediatrician, number of anaphylaxis cases treated, and source of study materials to the pediatricians’ level of knowledge of anaphylaxis (p>0,05). In conclusion, the level of knowledge among pediatricians of the Jakarta branch of Indonesian Pediatric Society is mostly moderate, with no related factors found."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sindu Ponco Widodo
"Pesatnya perkembangan teknologi, mendorong perusahaan yang dahulu berorientasi pada peningkatan aset tangible, sekarang juga memperhatikan aset intangible agar dapat mempertahankan keberadaannya serta meningkatkan daya saing. Aset ini merupakan modal dari individu yang memiliki arti penting yang tidak bisa diabaikan bagi perusahaan. Jika aset ini dapat dikelola dengan baik pada proses internal maupun hubungan eksternal, maka dapat meningkatkan performa perusahaan maupun kepuasan karyawan.
Proses menemukan, mengumpulkan, dan berbagi serta infrastruktur memerlukan pengelolaan terus menerus dan dinamis yang dikombinasikan dengan teknologi dan jaringan komunikasi. Proses ini dikenal dengan sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management - KM).
Bagian utama KM adalah competitiveness, diperoleh apabila perusahaan secara sadar dan komprehensif menerapkan konsep KM. Implementasi KM yang baik, benar dan tersetrukturnya lokasi dalam melakukan penyimpanan dan pengambilan informasi yang dibutuhkan serta dukungan teknologi yang memadai, merupakan modal bagi perusahaan untuk menciptakan efisiensi dalam setiap proses.
Penelitian ini merupakan perancangan awal portal pengetahuan yang akan diterapkan di departement engineering PT Yuan Sejati untuk menganalisa kesiapan infrastruktur, prosedur yang berkaitan dengan fungsi portal dan fitur yang diperlukan menurut metodologi yang ditulis oleh Heidi Collins, melalui pemetaan pengetahuan, dokumentasi, identifikasi budaya, strategi, perancangan infrastruktur, dan pengumpulan data lain yang diperlukan menurut metodologi KM oleh Amrit Tiwana.
Hasil analisa dan perancangan pada engineering department PT Yuan sejati, blueprit terdiri dari wiki page, diskusi, dokumen, survei, blog dan knowledge base and help desk.

The rapid development of technology, the former encourages companies oriented on improving tangible assets; intangible assets now also pay attention to in order to maintain its presence and increase competitiveness. This is a capital asset of the individual who has a significance that cannot be ignored for the company. If these assets can be managed by both internal processes and external relationships, it can improve the performance of the company as well as employee satisfaction.
The process of finding, collecting, and sharing as well as infrastructure requires ongoing management and dynamic combined with technology and communication networks. This process is known as knowledge management systems (KMS).
The main part of KM is competitiveness, when the company acquired consciously and comprehensively implements the concept of KM. KM implementation is good, right and structured location in the storage and retrieval of information is needed and support appropriate technology, an asset for the company to create efficiency in every process.
This study is a preliminary design knowledge portal that will be applied in the engineering department of PT Yuan Sejati to analyze infrastructure readiness, procedures related to portal functions and features required by the methodology written by Heidi Collins, through knowledge mapping, documentation, identification of culture, strategy, designing infrastructure and other necessary data collection methodology according to KM by Amrit Tiwana.
Results of the analysis and design of the engineering department PT Yuan Sejati, blueprit consists of wiki page, discussion, documents, surveys, blogs, knowledge base and help desk.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>