Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edward Saputra Setyadi
"Meluncurkan produk dengan spesifikasi yang sesuai merupakan fokus penting perusahaan manufaktur dalam meningkatkan kepuasan konsumen. Sebagian besar produk memiliki beberapa karakteristik kualitas penting di mana karakteristik kualitas tersebut dipengaruhi oleh parameter proses tunggal. Parameter ini mungkin optimal untuk satu karakteristik kualitas tetapi parameter yang sama dapat menghasilkan hasil yang buruk untuk karakteristik kualitas lainnya. Banyak peneliti telah merancang model untuk mengoptimalkan pencapaian karakteristik kualitas produk tetapi penelitian yang mengevaluasi hasilnya dan menganalisis penyimpangan dari optimasi tersebut terhadap kepuasan konsumen masih sangat terbatas. Penyimpangan ini membuat perusahaan menetapkan standar kualitas yang salah. Importance-Performance Analysis (IPA) adalah teknik yang banyak digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengukur kepuasan konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran dengan meningkatkan kualitas produk. Banyak peneliti telah merevisi IPA untuk menambah efektivitasnya tetapi ada beberapa keterbatasan model IPA tradisional yang mempertimbangkan kecenderungan sentral dan varian dari konsumen yang berbeda. Penelitian ini membangun kerangka kerja untuk mewujudkan perbaikan berkelanjutan terhadap standar kualitas yang terintegrasi dengan implementasinya sehingga perusahaan dapat secara tepat menghasilkan produk berkualitas tangguh yang sesuai dengan tuntutan pasar yang terus berubah.

Deploying suitable product in manufacture companies has become updated issues in improving customer satisfaction. Most of products have several quality characteristics of interest where these quality characteristics are affected by single setting of process parameter. This setting may be optimal for one quality characteristic but the same setting may yield detrimental results for other characteristics. Many researchers have been designing the­­ model to optimize multiple characteristics of the products but the research that  evaluates the result and analyze the deviation of those optimization to customer satisfaction is very limited. This deviation can make the company set wrong quality standards. Importance-Performance Analysis (IPA) is a technique widely used to assist companies in m­easuring customer satisfaction and developing marketing strategies by improving products quality. Many researchers have revised IPA to augment its effectiveness but there is some limitations of the traditional IPA model considering central tendency and variance from different customers. This research build a framework to realize continuous improvements to quality standards that are integrated with their implementation so the company can precisely produce robust quality products which is accordance with the changing market demands."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Sulistyo Darmawan
"Industri saat ini dihadapkan pada preferensi konsumen yang berubah dengan cepat. Peraturan baru dan iklim persaingan di antara perusahaan merangsang perubahan pada produk yang dipasarkan. Tim pengembangan produk baru ditantang untuk mempercepat pekerjaan mereka agar mempersingkat waktu produk ke pasar. Hal ini disebabkan oleh siklus hidup produk semakin pendek dan untuk menghindari perubahan preferensi sebelum produk diluncurkan. Pengetahuan tim pengembangan produk baru tentang karakter produk dan proses sebelumnya diperlukan untuk mempercepat proses pengembangan produk baru. Keterlibatan pemasok dan pengguna dalam menyiapkan produk baru tidak boleh dilupakan. Pengetahuan yang mereka miliki tentang produk dan proses terdahulu juga harus dikumpulkan. Pengguna mungkin memiliki keluhan tentang produk terdahulu, sementara pemasok mungkin mengalami kesulitan dalam menciptakan persediaan. Makalah ini mengusulkan kerangka kerja manajemen pengetahuan dalam mengembangkan produk baru untuk meningkatkan kualitas produk dan mempersingkat waktu ke pasar dengan melibatkan perspektif pengguna dan pemasok. Sebuah model dikembangkan berdasarkan tinjauan literatur dan wawancara ahli. Model yang diusulkan memiliki tiga proses dinamis: penciptaan pengetahuan, difusi pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan. Desain matriks terstruktur (DSM) dibuat untuk menganalisis hubungan antara tahapan dalam kerangka kerja. Untuk menguji kerangka kerja, studi kasus telah dilakukan di sebuah perusahaan otomotif. Studi kasus membuktikan bahwa model yang dikembangkan berkontribusi untuk mempersingkat waktu produk ke pasar. Penelitian di masa depan harus menerapkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi waktu produk ke pasar dan menguji model untuk industri lain.

In recent year, industries consumer preferences are subject to changes quickly. New regulations and the climate of competitions among companies stimulate changes at the market placed product. New product development teams are challenged to accelerate their work. This is due to the product life cycle is getting shorter and to avoid change of preference before the product launched. The new product team's knowledge of the character of the previous products and processes is needed to accelerate the process of developing new products. The involvement of supplier and user in preparing new product should not be forgotten. The knowledge they have about previous products and processes must also be collected. Users may have complaints on the previous product, while suppliers may have difficulties in creating the supply. This paper proposes a knowledge management framework in developing new product in order to improve product quality and shorten time-to-market with involvement of user and supplier perspective. A model was developed based on literature review and expert interview. The proposed model has three dynamic processes: knowledge creation, knowledge diffusion, and knowledge storage. A design structured matrix (DSM) was created to analyze the relationship between stages in the framework. To test the framework, a case study has done in an automotive company. The case study resulting on a proof that the developed model contributes to shorten the product's time-to-market. Future research shall apply other factors that affect product time-to-market and test the model to the other industries."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabilah Muhammad
"Perusahaan XYZ merupakan perusahaan tech-based yang berfokus pada pembangunan solusi digital. Dengan adanya kebutuhan akan produk digital Human Resource (HR) dan pengalaman serta resources yang dimiliki, perusahaan membangun aplikasi PX. PX melakukan otomatisasi proses HR yang mencakup dari awal seseorang berstatus kandidat hingga karyawan yang ingin mengundurkan diri dari perusahaan. Pada pengembangan PX, digunakan Scrum sebagai framework dalam mengembangkan perangkat lunak. Implementasi Scrum pada pengembangan PX ternyata terdapat kendala yang menyebabkan target Sprint Backlog tidak tercapai sehingga menghambat penyelesaian employee journey PX. Pada identifikasi masalah menunjukkan bahwa salah satu akar permasalahnnya adalah praktik Scrum belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengukuran kematangan Scrum pada pengembangan produk PX dengan menggunakan Scrum Maturity Model yang acuannya telah diperbarui dari Scrum Guide 2010 menjadi Scrum Guide 2020. Peneliti menggunakan wawancara, studi dokumen, observasi, dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Penelitian menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah untuk menghasilkan tingkat kematangan Scrum dan data kualitatif digunakan sebagai data pendukung dalam memperkuat data kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan bahwa Tim PX memperoleh tingkat kematangan satu (Initial). Setelah didapatkan hasil pengukuran, peneliti memberikan sasaran perbaikan untuk praktik wajib yang belum mendapatkan interpretasi Fully Achieved yaitu 15 praktik pada tingkat dua (Managed) dan 16 praktik pada tingkat tiga (Defined). Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan Scrum Guide 2020, SBoK v3, dan pendapat pakar Scrum eksternal. Hasil penelitian ini berupa dokumen rekomendasi perbaikan praktik yang telah divalidasi oleh praktisi Scrum di PX yaitu Product Owner. Dokumen ini dapat menjadi dasar perbaikan praktik Scrum pada Tim PX.

XYZ Company is a tech-based company that focuses on building digital solutions. With the need for Human Resource (HR) digital products and the experience and resources they have, the company builds the PX application. PX automates HR processes, from candidates to employees who want to leave the company. In PX development, Scrum is used as a framework for developing software. The implementation of Scrum in PX development turned out to have obstacles that caused the Sprint Backlog target not to be achieved, thus hampering the completion of the PX employee journey. The problem identification shows that one of the root problems is that Scrum practices have not been implemented well. Therefore, this study measures Scrum maturity in PX product development using the Scrum Maturity Model, whose reference has been updated from Scrum Guide 2010 to Scrum Guide 2020. Researcher used interviews, document studies, observations, and questionnaires as research instruments. The study used qualitative and quantitative data. Quantitative data is processed to produce Scrum maturity level and qualitative data is used as supporting data in strengthening quantitative data. The results showed that the PX Team obtained a maturity level one (Initial). After obtaining the measurement results, the researcher provides improvement targets for required practices that have not received a Fully Achieved interpretation, namely 15 practices at level two (Managed) and 16 practices at level three (Defined). Recommendations for improvement are based on the Scrum Guide 2020, SBoK v3, and the opinions of external Scrum experts. The results of this study are in the form of a practice improvement recommendation document that Scrum practitioners have validated at PX, namely the Product Owner. This document can be the basis for improving Scrum practices for the PX Team."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan dalam penyaluran dan perdagangan perbekalan farmasi yang meliputi alat kesehatan, obat dan kosmetik, serta cold chain product (CCP) dari produk Kimia Farma dan berbagai produk prinsipal rekanan. CCP adalah rantai pasokan barang sensitif yang dikontrol oleh suhu, sehingga memerlukan perlakuan khusus dalam proses penyimpanan dan penyalurannya. Laporan ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian implementasi standar operational procedure (SOP) terhadap proses penyimpanan dan penyaluran cold chain product di PT. KFTD Jakarta 3. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil observasi langsung kegiatan penyimpanan dan penyaluran CCP dengan elemen SOP penyimpanan dan penyaluran di PT. KFTD Jakarta 3 menggunakan form checklist. Berdasarkan hasil evaluasi, pelaksanaan penyimpanan dan penyaluran CCP di PT. KFTD Jakarrta 3 telah dilakukan sesuai dengan SOP penyimpanan dan penyaluran serta termasuk ke dalam kategori baik

PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is a State-Owned Enterprise (BUMN) company whose role is in the distribution and trading of pharmaceutical supplies which include medical devices, medicines and cosmetics, as well as cold chain products (CCP) from Kimia Farma products and various products from principal partners. CCP is a temperature-controlled supply chain of sensitive goods, thus requiring special treatment in the storage and distribution process. This report aimed to evaluate the suitability of the implementation of the standard operational procedure (SOP) for the process of storing and distributing cold chain products at PT. KFTD Jakarta 3. The evaluation was carried out by comparing the results of direct observation of CCP storage and distribution activities with SOP elements for storage and distribution at PT. KFTD Jakarta 3 used a checklist form. Based on the evaluation results, the storage and distribution of CCP at PT. KFTD Jakarta 3 had been carried out in accordance with the SOP for storage and distribution and is included in the good category"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Khadafi
"Perusahaan startup adalah perusahaan rintisan yang belum lama berdiri dan masih berada dalam fase pengembangan, saat ini pertumbuhan perusahaan startup sangatlah pesat. di Amerika Serikat setiap tahunnya berdiri 600.000 perusahaan startup, akan tetapi dari jumlah tersebut, perusahaan startup yang mampu bertahan hingga 5 tahun tidak lebih dari 50%.
Masalah utama dari ketidakmampuan perusahaan startup untuk terus berdiri dan berkembang adalah minimnya pengalaman, tetapi sebenarnya dengan pemanfaatan best practice yang ada di industri hal ini dapat diatasi, karena best practice pada dasarnya merupakan hasil formulasi dari pengalaman-pengalaman terbaik yang dilakukan dan akhirnya menjadi sebuah standard.
Clover Digital Media adalah salah satu perusahaan startup yang baru berdiri pada 10 Juni 2013, salah satu bisnis utama dari Clover Digital Media adalah pada bidang web development, akan tetapi hingga saat ini proses web development pada Clover Digital Media masih terkendala beberapa masalah, masalah tersebut antara lain yaitu keterlambatan penyelesaian proyek dan rendahnya kualitas web yang dihasilkan.
Penelitian ini akan berfokus terhadap perancangan kerangka kerja yang ditujukan untuk meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian proyek dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan pada Clover Digital Media. Kerangka kerja yang dirancang akan menggunakan salah satu best practice pada dunia software engineering yaitu CMMI-Dev. Pemilihan representasi CMMI dan process area yang akan digunakan akan mengacu terhadap kebutuhan dan permasalahan organisasi.
Metode penilaian CMMI yang digunakan pada penelitian ini menggunakan SCAMPI, dan juga digunakan metode AHP dan Pareto untuk menyusun prioritas terhadap implementasi dari rancangan CMMI yang telah dibuat. Penelitian ini akan menghasilkan sebuah rancangan implementasi kerangka kerja CMMI-Dev berupa rekomendasi perbaikan yang disertai susunan prioritas penerapan yang telah dilakukan validasi kepada pihak Clover Digital Media.

Startup company is a pioneering company that recently established and is still in the development phase, the current is very rapid growth startup companies. in the United States each year stands 600,000 startup company, but of these, a startup company that can last up to 5 years not more than 50%.
Main problem of the inability of a startup company to continue to stand and grow is the lack of experience, but in fact the use of best practices in the industry this can be overcome, because the best practice is basically the result of the formulation of the best experiences that done and eventually become a standard.
Clover Digital Media is one of a new startup company that was established on June 10, 2013, one of the main business of Clover Digital Media is in the field of web development, but until now the process of web development on Clover Digital Media still constrained some problems, the problems is delays in project completion and low quality product.
This research will focus on designing a framework aimed to improve the timeliness of completion of the project and improve the quality of products at Clover Digital Media. The framework is designed to be using one of the world's best practice in software development is a CMMI-DEV. Selection the process areas of CMMI representation that will be used will be based on the needs and problems of the organization.
CMMI appraisal method used in this study using the SCAMPI, and also used AHP to prioritize the implementation of the draft CMMI process areas that have been made. This study will produce a design of implementation CMMI-DEV framework in the form of recommendations for improvements that accompanied the application priority that has been validated from Clover Digital Media.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyril Nugrahutama Kurnaman
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk dan pengguna internet terbesar keempat di dunia membuat kemungkinan serangan siber semakin besar. Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan banyak potensi serangan siber yang dapat terjadi, perusahaan harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kualitas keamanan infrastruktur teknologi informasi (TI) yang dimilikinya. Penelitian ini mengevaluasi kualitas keamanan infrastruktur TI yang dimiliki PT XYZ saat ini dan membandingkannya dengan kualitas keamanan infrastruktur TI yang diharapkan PT XYZ menggunakan perluasan model kematangan keamanan siber yaitu Cybersecurity Capability Maturity Model (C2M2). Peneliti mengadopsi 10 (sepuluh) domain C2M2 dan 2 (dua) domain lain yang bersumber dari Center for Internet Security (CIS) Controls sehingga jumlah domain yang diuji pada model konseptual adalah 12 domain. Perluasan model ini menyesuaikan dengan kondisi dalam masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah in-depth interview dan kuesioner self-evaluation assessment. Data kemudian diolah dan dianalisis menggunakan gap analysis dan importance-performance analysis. Berdasarkan hasil penelitian, 10 domain C2M2 dan 2 domain CIS yang diujikan terhadap PT XYZ memiliki gaps pada Maturity Indicator Level (MIL) di masing-masing domain. Hampir seluruh domain yang diujikan berada di kuadran A pada matriks importance-performance analysis dimana tingkat kinerja rendah namun tingkat kepentingan tinggi. Skala prioritas dibuat agar PT XYZ dapat fokus memperbaiki domain yang memiliki selisih gaps besar dan tingkat kepentingan tinggi. Prioritas I atau prioritas utama domain yang harus segera dibenahi oleh PT XYZ adalah asset, change, and configuration management (ACM); identity and access management (IAM); dan event and incident response, continuity of operations (IR). Kemudian, prioritas II yaitu domain threat and vulnerability management (TVM). Lalu, prioritas III yaitu domain risk management (RM) dan situational awareness (SA). Kemudian, prioritas IV yaitu domain workforce management (WM) dan data protection (PR). Lalu, prioritas V yaitu domain information sharing and communications (ISC) dan cybersecurity program management (CPM). Terakhir, prioritas VI yaitu domain supply chain and dependencies management (EDM). Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas keamanan infrastruktur TI di PT XYZ belum mampu mengatasi risiko keamanan yang ada sehingga membutuhkan banyak perbaikan dan perlu dievaluasi secara menyeluruh.

Indonesia is a country with the fourth largest population and internet users in the world, making the possibility of cyberattacks even greater. Therefore, in considering the many potential cyberattacks that can occur, companies must have a deep understanding of the security quality of their information technology (IT) infrastructure. This research evaluates the security quality of PT XYZ's current IT infrastructure and compares it with the quality of IT infrastructure security expected by PT XYZ using a framework’s expansion of Cybersecurity Capability Maturity Model (C2M2). The researcher adopted 10 (ten) C2M2 domains and 2 (two) other domains sourced from the Center for Internet Security (CIS) Controls so that the number of domains tested in the conceptual model is 12 domains. The expansion of this model adapts to conditions during the COVID-19 pandemic. The methods used in this research are in-depth interviews and self-evaluation assessment questionnaires. The data is then processed and analyzed using gap analysis and importance-performance analysis. Based on the research results, 10 C2M2 domains and 2 CIS domains tested against PT XYZ have gaps in the Maturity Indicator Level (MIL) in each domain. Almost all of the tested domains are in quadrant A in the importance-performance analysis matrix where the level of performance is low but the level of importance is high. The priority scale is made so that PT XYZ can focus on improving domains that have large gaps and high levels of importance. Priority I or the main priority domains that must be addressed by PT XYZ are asset, change, and configuration management (ACM); identity and access management (IAM); and event and incident response, continuity of operations (IR). Then, priority II is the threat and vulnerability management (TVM) domain. Then, priority III is the domain of risk management (RM) and situational awareness (SA). Then, priority IV is the domain of workforce management (WM) and data protection (PR). Then, priority V is the domain of information sharing and communications (ISC) and cybersecurity program management (CPM). Finally, priority VI is the supply chain and dependencies management (EDM) domain. This shows that the overall security quality of PT XYZ’s IT infrastructure has not been able to overcome the existing security risks so that it requires a lot of improvements and needs to be evaluated thoroughly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdi Ahmadi Muzakkiy
"PT XYZ sebagai perusahaan internet inovatif yang fokus pada pengembangan solusi perdagangan online, juga memiliki divisi Manajemen Risiko. Divisi ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko yang mungkin berdampak pada operasional perusahaan. Dalam konteks pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Scrum, ketidaksesuaian antara Tujuan Sprint dan Objective Key Results (OKRs) telah menunjukkan tantangan yang perlu ditangani. Penelitian Mixed Method ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kematangan proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ, dengan fokus khusus pada Divisi Bisnis Risk Management. Penelitian ini merekomendasikan proses implementasi melalui pendekatan yang menggabungkan Scrum Maturity Model (SMM) dan Agile Maturity Model (AMM). Informasi dikumpulkan melalui wawancara, survei terhadap 4 tim dengan total 29 responden, dan pemantauan intensif atas metode, dokumen, dan alat yang digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Untuk memahami dan menafsirkan temuan ini, penilaian Key Process Area (KPA) dari Agile Maturity Model digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan proses implementasi Scrum pada Divisi Bisnis Risk Management di PT XYZ berada pada level 1 dengan total 60% terpenuhi dari total 79 practice. Untuk meningkatkan tingkat kematangan ini, PT XYZ disarankan untuk menerapkan 31 praktik yang disarankan di berbagai tingkat kematangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna untuk mengevaluasi tingkat kematangan dan memberikan rekomendasi praktis bagi Divisi Bisnis Risk Management di perusahaan start-up lain dalam industri yang sama.

PT XYZ, as an innovative internet company focused on developing online trading solutions, also has a Risk Management division. This division is responsible for identifying, measuring, and managing risks that may impact the company's operations. In the context of software development using the Scrum method, discrepancies between Sprint Goals and Objective Key Results (OKRs) have presented challenges that need to be addressed. This Mixed Method research was conducted to evaluate the maturity level of software development processes at PT XYZ, with a particular focus on the Risk Management Business Division. This research recommends a process implementation through an approach that combines the Scrum Maturity Model (SMM) and the Agile Maturity Model (AMM). Information was gathered through interviews, surveys of 4 teams with a total of 29 respondents, and intensive monitoring of the methods, documents, and tools used in the software development process. To understand and interpret these findings, the Key Process Area (KPA) assessment from the Agile Maturity Model was used. The research results show that the maturity level of Scrum implementation processes in the Risk Management Business Division at PT XYZ is at level 1, with a total of 60% of the 79 practices fulfilled. To increase this maturity level, PT XYZ is recommended to implement the 31 suggested practices at various maturity levels. This research is expected to serve as a useful reference for evaluating maturity levels and providing practical recommendations for Risk Management Business Divisions in other startup companies in the same industry."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Dwinanto
"BMKG mempunyai fungsi pelayanan dan penyediaan informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika (MKKuG), pengelolaan data dan informasi yang baik akan menjadi fokus utama dalam aktivitas bisnis BMKG. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan infrastruktur jaringan komunikasi Local Area Network dan Wide Area Network yang dapat diandalkan dalam melakukan analisa data dan penyebaran informasi publik. Untuk mendapatkan kualitas kinerja sistem jaringan komunikasi yang sesuai standar ideal menurut TIPHON, maka penulis mengusulkan model kerangka kerja terintegrasi yang terdiri dari : elemen End-User yaitu mengukur kepuasan pelanggan, elemen aplikasi yaitu mengukur nilai QoS pada sistem jaringan BMKG, elemen sistem yaitu mengusulkan rekomendasi topologi, elemen investasi yaitu menganalisis investasi berbasis dampak dan elemen hardware yaitu memilih perangkat melalui standar yang terbaik. Dari hasil pembahasan didapatkan bahwa kerangka kerja ini bisa menjadi acuan untuk standarisasi karena mengedepankan aspek analisis investasi yang dapat meminimalisir kerugian ekonomi terhadap bencana dan aspek standar perangkat terbaik. Setiap elemennya saling berhubungan dalam meningkatkan kualitas suatu jaringan dengan porsinya masing – masing, namun memang pada kerangka kerja ini dibatasi tidak sampai pada elemen uji model dan evaluasi, meskipun begitu kerangka kerja ini dapat dijadikan menjadi SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan suatu sistem di BMKG

BMKG has a service function and information in Meteorology, Climatology, Air Quality and Geophysics (MKKuG). Good data and information management can focus on business activities to produce fast, precise, accurate, wide-coverage information and easy to understand. This condition can support a reliable and speedy Local Area Network (LAN), and Wide Area Network (WAN) communication infrastructure is needed to support the performance of BMKG employees in analyzing data and disseminating public information. To get the quality of the communication network system performance according to the ideal standard according to TIPHON, the authors propose an integrated framework model consisting of End-User elements that measure customer satisfaction, application elements that measure the QoS value on the BMKG network system, system elements that propose recommendations topology, the investment element is analyzing impact-based investments, and the hardware element is choosing the device through the best standards. The discussion results found that this framework can be a reference for standardization because it prioritizes aspects of investment analysis that can minimize economic losses to disasters and aspects of the best standard equipment. Each element interconnected in improving the quality of a network with their respective portions. However, this framework is limited not to model testing and evaluation elements, even though this framework can be used as an SOP (Standard Operating Procedure) as a reference in development and implementation. Development of a system at BMKG"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winuriska
"Produk obat merupakan salah satu contoh hasil invensi yang dapat dipatenkan. Dalam ketentuan Undang-Undang Paten No. 13 Tahun 2016, selain ketentuan patentabilitas, suatu invensi atas produk atau proses yang diajukan pendaftaran patennya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum atau kesusilaan. Peraturan perundang-undangan ditafsirkan termasuk Undang-Undang Jaminan Produk Halal No.13 tahun 2014 yang mengatur tentang jaminan kehalalan suatu produk konsumsi.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa lebih lanjut mengenai permasalahan hukum pemberian pelindungan paten atas invensi yang mengandung bahan non halal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder  melalui studi kepustakaan yang kemudian dikaji dengan pendekatan berbagai perundang-undangan guna memperoleh gambaran sinkronisasi dari semua bahan hukum serta didukung dengan wawancara untuk menguatkan analisis hukum.

A medicinal product is an example of a patentable invention. In the Patent Law No. 13 of 2016, in addition to the patentability provisions, an invention of a product or process for which a patent registration is filed must not be in contrary to the prevailing laws and regulations, religion, public order or decency. The interpretation of the prevailing laws and regulations includes the Halal Product Assurance Law No.13 of 2014 which provides the assurance of the halalness of a consumer product.  The purpose of the research is to understand and further analyze the legal issues with respect to the granting of patent rights upon inventions with non-halal ingredients. The method used in this research is the normative juridical method. The data analysis is carried out using primary legal materials and secondary legal materials through by means of literature study which are then reviewed with a variety of statutory approaches to obtain a synchronized description of all legal materials and supported by interviews to strengthen the legal analysis."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Mangampu
"Salah satu bentuk transaksi elektronik yang semakin diminati oleh masyarakat pada saat ini adalah dompet digital. Dengan penggunaan yang mudah karena tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran langsung, proses registrasi pendaftarannya juga tidak sulit untuk dilakukan. Di balik semua kemudahan yang ada dalam dompet digital, sebagai suatu aplikasi yang didalamnya terdapat dana yang berasal dari pengguna, aplikasi dompet digital ini menjadi salah satu aplikasi yang banyak diincar oleh pelaku serangan siber. Tesis ini membahas dan menelaah proses desain suatu kerangka kerja keamanan infrastruktur untuk layanan dompet digital yang menggunakan standarisasi kombinasi PCI DSS 4.0 dan COBIT 2019 dengan pendekatan analisis berbasis manajemen risiko. Desain kerangka kerja tersebut kemudian diimplementasikan dalam suatu lingkup organisasi dompet digital XYZ. Penerapan kerangka kerja ini berisikan rangkaian proses berupa identifikasi ruang lingkup, aset dan celah keamanan, asesmen risiko, pengendalian risiko dalam bentuk validitas dan penerapan kontrol serta pengamatan dan umpan balik dari penerapan kendali terhadap risiko. Dalam proses pencarian data untuk penerapan kerangka kerja ini dilakukan juga wawancara dengan jumlah 10 pertanyaan terkait kebijakan teknis kepada Kepala Bagian IT dan Senior Expert divisi IT dengan hasil wawancara berupa data-data aset kritikal, celah keamanan dan kerentanan yang timbul dan kebijakan yang sudah diambil perusahaan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh serangan keamanan sistem infrastruktur. Hasil kuesioner terhadap desain kerangka kerja yang dilakukan menyatakan 100% setuju bahwa kerangka kerja ini memiliki langkah-langkah yang lengkap dan dapat menjadi tolok ukur untuk digunakan dalam layanan dompet digital akan tetapi hanya 66,7% responden yang menyatakan kerangka kerja ini mudah untuk diterapkan. Dari hasil penerapan kerangka kerja di organisasi dompet digital XYZ ditemukan terdapat 27 aset kritikal dengan 30 faktor risiko teridentifikasi, dan 14 risiko dalam level sangat tinggi, tinggi dan sedang yang perlu dilakukan pengendalian kontrol baru.

e-Wallets are one form of electronic transaction that is increasingly favored by everyone. Apart from the convenience of not having to carry physical cash as a direct means of payment, the registration process is also considered relatively easy to do. However, behind all the conveniences found in digital wallets, as an application that contains funds originating from users, these digital wallet applications have become one of the applications that are being aggressively targeted by cyber attackers. This thesis examines the process of developing an infrastructure security framework for e-wallet services by combining a standardized of PCI DSS 4.0 and COBIT 2019 with an analytical risk management approach. The framework design is then implemented into practice within the parameters of the XYZ e-wallet company. This framework's implementation process entails the number of steps, including scope, asset, and security vulnerability identification; risk assessment; risk control, including the implementation of controls and monitoring their effectiveness; and observation feedback on the process. In the process of searching for data to implement this framework, interviews were also conducted with the Head of IT Department and Senior IT Expert of the IT division, consisting of 10 questions related to technical policies. The interview results include critical asset data, security vulnerabilities and weaknesses that arise, and the company's policies already implemented to mitigate the risks posed by security attacks on the infrastructure system. According to the survey findings on the framework design, 100% of respondents agreed that this framework contained complete stages and could serve as a benchmark for usage in digital wallet services, however only 66.7% said that it was simple to put into practice. Following the framework's implementation, it was discovered that the XYZ e-wallet company had 27 important assets, 30 recognized risk factors, and 14 risks at very high, high, and medium levels that needed for new controls."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>