Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulinda Dwintasari
"Kemampuan berpikir kreatif dinilai sangat penting dalam menghadapi globalisasi. Potensi kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan pada setiap individu melalui
pembelajaran, terutama dalam aktivitas membaca. Pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 merupakan salah satu implementasi pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif melalui aktivitas membaca. Keterlibatan
membaca yang memberikan dampak emosi positif menjadi penting sebagai wadah untuk berkembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Dalam pengembangan kemampuan
berpikir kreatif, efikasi diri berpikir kreatif hadir memberikan informasi yang dapat mejadi bekal untuk pembentukan kemampuan berpikir kreatif yang lebih stabil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri berpikir kreatif, keterlibatan membaca dan emosi positif akademik senang dan berharap. Penelitian ini dilakukan terhadap 278 siswa SMP di Jakarta dan Depok dengan menggunakan alat ukur adaptasi Revised Model CTSE Inventories II dari Meinaldy
(2014) untuk mengukur efikasi diri berpikir kreatif, adaptasi The Motivation Reading Information Books-School Questionnaire (Klauda & Guhtrie, 2015) untuk mengukur
keterlibatan membaca, dan Academic Emotion Questionnaire (Pekrun, Goetz, & Perry, 2005) untuk mengukur emosi senang dan berharap. Hasil analisis paralel regresi ganda
menggunakan MACRO PROCESS (Hayes) menunjukkan hubungan antara keterlibatan membaca dan CTSE hanya dapat terjadi apabila dimediasi penuh oleh emosi positif akademik berharap. Emosi senang tidak memediasi hubungan keterlibatan membaca dan efikasi diri berpikir kreatif diindikasikan karena nilai multikolinearitas yang tinggi
dengan emosi berharap. Penelitian ini memberi masukan terutama kepada guru untuk lebih memperhatikan emosi positif siswa saat terlibat dalam membaca.

Creative thinking self-efficacy is valued as an important skill for facing globalization. Creative thinking potential exists among all people and can be improved through learning, particularly through reading activity. Indonesian course which held in 2013 Curriculum is one of implementation to developing creative thinking self-efficacy with reading activity. Reading engagement which gives a positive emotional impact becomes important as a medium for the developments of students creative thinking abilities. Creative thinking self-efficacy/CTSE gives the information to create stable individual creativity. This study aims to emphasize the correlation of CTSE, reading engagement, and academic positive emotion enjoyment and hope. To test the hypothesis, 278 data were collected using adaptation of Revised Model CTSE Inventory II (Meinaldy, 2014) for measuring CTSE, adaptation of The Motivation Reading Information Books-School Questionnaire (Klauda & Guhtrie, 2015) for measuring reading engagement, Academic Emotion Questionnaire (Pekrun, Goetz, & Perry, 2005) to measure enjoyment and hope
emotion, from middle school students in Jakarta and Depok. Using parallel multiple regression by MACRO PROCESS (Hayes), it was found that the relationship between reading engagement and CTSE is fully mediated by academic positive emotion hope. Enjoyment did not mediate the relationship between reading engagement and CTSE
because enjoyment is having high multicollinearity score with hope. That means, it is important for the teacher to support students academic positive emotion especially hope when reading."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T54263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Destya Shanty
"Peran orang tua sangat penting dalam merawat anak kanker. Kepercayaan diri dan kemampuan orang tua dalam merawat anak kanker dilihat dari efikasi diri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri pada orang tua dengan anak kanker. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan sampel 66 orang tua dari anak kanker usia 0-14 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 47 (71%) orang tua memiliki tingkat efikasi diri yang sedang. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,003), status ekonomi (p=0,003), pengalaman diri (p=0,002), pengamatan model (p=0,002), persuasi verbal (p=0,008), dan dukungan keluarga (p=0,003) dengan efikasi diri orang tua. Perawat disarankan dapat memahami efikasi diri pada orang tua dan hubungannya dengan pengobatan dan perawatan anak dengan kanker.

The role of parents is very important in treating children with cancer. Confidence and ability of parents in caring for children is seen from self-efficacy. This study was conducted to determine the factors associated with self-efficacy in parents with children with cancer. The design of this study was cross sectional with a sample size of 66 parents of cancer children aged 0-14 years. The results showed that 47 (71%) parents had a moderate level of self-efficacy. There was a significant relationship between education level (p=0.003), economic status (p=0.003), self-experience (p=0.002), model observation (p=0.002), verbal persuasion (p=0.008), and family support (p=0.008). =0.003) with parental self-efficacy. Nurses can understand self-efficacy in parents and their relationship with treatment and child care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlita Dewi
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Amirah Fatin
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek mediasi kepribadian proaktif dalam pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa SMK diketahui mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier di akhir masa studinya, padahal mereka telah menentukan kejuruan mereka sejak memasuki SMK. Salah satu penyebabnya adalah siswa kurang memiliki efikasi diri keputusan karier. Untuk menanggulangi hal tersebut, efikasi diri keputusan karier siswa perlu ditingkatkan melalui faktor lain yang memengaruhinya, seperti kecerdasan emosi. Kepribadian proaktif dipilih sebagai variabel mediator. Studi kuantitatif ini dilakukan terhadap 833 orang siswa SMK kelas 12 di sembilan sekolah wilayah Depok dan Jakarta Selatan, dengan menggunakan metode non-probability sampling jenis accidental sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), serta Proactive Personality Scale (PPS), dengan masing-masing alat ukur memiliki reliabilitas > 0,7. Analisis mediasi dilakukan menggunakan PROCESS oleh Hayes, dengan hasil kepribadian proaktif mampu memediasi pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier secara partial (ab = 0,10, c' = 0,12, p<0,01). Hasil studi ini dapat digunakan pada program intervensi untuk meningkatkan efikasi diri keputusan karier siswa, dengan memperhatikan faktor kecerdasan emosi dan kepribadian proaktif pada siswa.

ABSTRACT
This study was conducted to examine proactive personality as mediator in the influence of emotional intelligence on vocational high school student's career decision self efficacy. Vocational high school students are known to have difficulty in making career decisions because they have lack on career decision self-efficacy. To overcome this, students career decision self-efficacy needs to be improved through other factors, such as emotional intelligence. Proactive personality chosen as a mediator variable. This quantitative study was conducted on 833 vocational high school students from Depok and Jakarta Selatan, and were recruited using non-probability sampling method with the type of accidental sampling. The measuring instruments are Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), and Proactive Personality Scale (PPS), with a reliability of > 0.7. Mediation analysis was used as the data analysis technique, using PROCESS by Hayes. The results showed that proactive personality was partially mediate the effect of emotional intelligence on career decision self efficacy (ab = 0.10, c' = 0.12, p <0.01). The results of this study can be used in intervention programs to improve students career decision self-efficacy, taking into account emotional intelligence and proactive personality factors in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Oktaviani
"Kanker pada anak memengaruhi kualitas hidup anak, dan keluarganya. Orang tua anak dengan kanker harus mampu beradaptasi dengan kondisi penyakit dan efek samping pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak kanker usia 8-12 tahun. Penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional dilakukan pada 39 orang tua dan 39 anak kanker yang dipilih dengan metode consequtive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Efficacy Parenting Task Index (SEPTI) diisi oleh orang tua, dan The Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM). Alat ukur PedsQLTM yang digunakan terdiri dari dua, yaitu: PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale dan secara khusus dengan menggunakan PedsQLTM 3.0 Cancer Module versi Indonesia diisi oleh anak kanker. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson.
Hasil menunjukkan efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak generik berkorelasi kuat dan arah korelasi positif (r=0,680), selanjutnya efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak modul kanker juga berkorelasi kuat dan arah korelasi positif (r=0,715). Hasil penelitian ini merekomendasikan supaya orang tua dan anak kanker mendapat intervensi manajemen efek samping pengobatan kanker yang adekuat untuk meningkatkan efikasi diri dan kualitas hidup anak dengan kanker.

Cancer in children affects the children quality of life, and their families. Parents of children with cancer must be able to adapt the disease conditions and treatment side effects. This study aims to determine the relationship between parental self-efficacy and the quality of life children with cancer aged 8-12 years. The quantitative study using a cross sectional design was carried out on 39 parents and 39 cancer children who were selected by consequtive sampling method. The measuring instrument used are the Self-Efficacy Parenting Task Index (SEPTI) filled by parents, and The Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM). The PedsQLTM measuring instrument used consists of two, namely: PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale and specifically using PedsQLTM 3.0 Cancer Module Indonesian version, filled by children with cancer. Data analysis using Pearson correlation test.
The results showed that parents self-efficacy with the children quality of life generic core scale correlated strongly and have positive correlation (r=0.680), then the parents self-efficacy with the children quality of life cancer module also correlated strongly and have positive correlation (r=0.715). The results of this study recommends that parents and children with cancer have adequate management of cancer treatment and side effects to improve self-efficacy and quality of life for children with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Lukitasari
"Gambaran kualitas hidup pasien dengan epilepsi di berbagai belahan dunia menunjukkan rerata skor yang beragam dan secara umum berada pada rentang yang cukup baik. Namun demikian, tinggi rendahnya skor kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan diduga self-efficacy menjadi salah satu aspek yang mempengaruhinya. Self-efficacy ialah komponen yang penting dan dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas hidup klien dewasa dengan epilepsi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara self-efficacy dengan kualitas hidup pada klien dewasa dengan epilepsi menggunakan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan 50 orang klien dewasa dengan epilepsi sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada kualitas hidup berdasarkan stigma (p < 0,05) dan self-efficacy dengan kualitas hidup memiliki derajat kemaknaan kuat (p < 0,05;r = 0,511). Selain itu, analisis berikutnya menemukan tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan pada kualitas hidup berdasarkan penggunaan OAE, tipe serangan, frekuensi serangan, dukungan sosial (p>0,05).
Penelitian ini bermanfaat dalam pelayanan keperawatan agar dapat memenuhi kebutuhan klien yang berprinsip mengendalikan serangan beserta dampak negatif akibat serangan maupun medikasi. Sehingga, kualitas hidup klien dewasa dengan epilepsi diharapkan semakin baik.

An overview of the quality of life of patients with epilepsy in various parts of the world shows that scores vary widely and generally in a fairly good range, with values above 60 from a range of 100. However, high and low quality of life scores can be influenced by several factors and suspected self -efficacy is one aspect that influences it. Self-efficacy is an important and necessary component to improve the quality of life for adults with epilepsy.
The aim of this study is to identify relationship between self-efficacy and quality of life adult clients with epilepsy using cross-sectional analytical methods. This study used 50 adults with epilepsy.
The results showed that there were significant mean differences in quality of life based on stigma (p <0.05) and self-efficacy to quality of life has a strong degree of significance (p<0.05;r=0.511). Further analysis found that there was no significant difference in quality of life based on AED usage, type of seizure, frequency of seizure, social support (p>0.05).
This research is useful for nursing care in meeting needs that are principled to control seizure and side effects of medication. So, the quality of life of adult clients with epilepsy expected to be better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rosyidin
"Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara reading self efficacy dengan kemampuan membaca dan strategi metakognitif pada siswa SD yang hidup dalam kemiskinan. Penelitian dengan desain cross-sectional ini melibatkan 32 responden yang merupakan siswa kelas 3 SDN Korowelang dan SDN Lumbu Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Reading self efficacy diukur menggunakan alat ukur Reading Self Efficacy Questionare Carrolll Fox, 2012. Kemampuan membaca diukur dengan alat ukur MEMBACA yang disusun oleh organisasi Save The Children 2015, sedangkan strategi metakognitif diukur dengan protokol Think-Aloud yang disusun oleh Royanto 2012. Analisis yang digunakan yaitu partial correlation dengan mengontrol inteligensi. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara reading self efficacy dengan kemampuan membaca dan strategi metakognitif dalam membaca.

This research try to find the relationship between reading self efficacy and reading skill on poor elementary students. This cross sectional study involve 32 students from 3rd Grade from SDN Korowelang and SDN Lumbu, Kebumen, Central Java. Reading self efficacy measured with Reading Self Efficacy Questionare Carrolll Fox, 2012. Reading skill is measured with MEMBACA scale developed by Save The Children Organization 2015, and metacognitive strategy is measured with Think Aloud protocol developed by Royanto 2012. This study use partial correlation analyze with Intelligence factor being controlled. The result showed there is no significance relationship between reading self efficacy and reading skill and metacognitive strategy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Puji Lestari
"Efikasi diri orang tua dapat berkontribusi pada pola pengasuhan anak tunarungu yang dapat berdampak pada tingkat ketergantungan perawatan diri pada anak. Orang tua dengan efikasi diri yang rendah menyebabkan ketidakyakinan dalam menyelesaikan tugas pengasuhan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri orang tua dengan tingkat ketergantungan perawatan diri pada anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode cross sectional dengan pengambilan data menggunakan teknik total sampling berjumlah 100 responden orang tua yaitu ayah atau ibu dengan anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pangudi Luhur Jakarta Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri orang tua dengan tingkat ketergantungan perawatan diri pada anak tunarungu (p = 0,001; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan terkait program yang dapat diaplikasikan kepada orang tua anak tunarungu yaitu seperti parent support group yang berfungsi untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan meningkatkan mekanisme koping yang baik pada saat merawat anak berkebutuhan khusus sehingga dapat membantu meningkatkan kemandirian pada anak tunarungu.

Self-efficacy of parents can contribute to the pattern of care for deaf children which can have an impact on the level of self-care dependence on children. Parents with low self-efficacy cause uncertainty in completing parenting tasks for children. This study aims to determine the relationship between self-efficacy of parents with the level of self-care dependence on deaf children. This study used a descriptive design with cross sectional method with data collection using a total sampling technique totaling 100 elderly respondents namely father or mother with deaf children at Pangudi Luhur Special School in West Jakarta. The results of this study indicate that there is a relationship between parents self-efficacy and the level of self-care dependence on deaf children (p = 0.001; α = 0.05). The recommendations of researchers regarding the program that can be applied to parents of deaf children, such as the parent support group which functions to share knowledge, experience, and improve coping mechanisms that are good when treating children with special needs so that they can help increase independence in deaf children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiah Firdausiah
"Sekarang ini perusahaan membutuhkan karyawan dengan perilaku kerja inovatif, oleh karenanya sangat penting untuk mempersiapkan karyawan memiliki perilaku ini sejak mereka masih mahasiswa. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa. Efikasi diri kreatif diukur dengan alat ukur yang dibuat oleh Tierney dan Farmer (2002). Perilaku kerja inovatif diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh Janssen (2000) yang kemudian item-itemnya dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan responden yaitu mahasiswa. Responden penelitian yang datanya dapat dianalisa berjumlah 539 mahasiswa jenjang sarjana S1 di Universitas Indonesia dan merupakan mahasiswa yang minimal sedang menempuh semester empat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik statistik Pearson Correlation. Ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa, r(538) = 0,67, p= 0,00 (p < 0,01, one-tailed). Effect size untuk analisis ini dapat dikatakan termasuk large effect karena r> 0,5. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efikasi diri kreatif mahasiswa, maka semakin tinggi pula perilaku kerja inovatif mereka. Hasil ini dari penelitian ini bisa memberikan manfaat yaitu, menambah literatur tentang perilaku kerja inovatif pada mahasiswa dan memberikan masukan kepada pihak kampus untuk meningkatkan efikasi diri kreatif mahasiwanya agar perilaku kerja inovatifnya bisa meningkat pula, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan program pelatihan.

Nowadays, companies need employees with innovative work behavior. Therefore, it is very important to prepare employees to have this behavior since they are still in college. This correlational research was then conducted to look at the relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students. Creative self-efficacy is measured by a measurement by Tierney and Farmer (2002). Innovative work behavior is measured by a measurement by Janssen (2000), the items were modified to correspond with the condition of college students. The data that can be analyzed were from 539 undergraduate students at Universitas Indonesia and were at least taking their fourth semester. This research is a quantitative study, using the Pearson Correlation statistical technique the researcher found that there is a positive and significant relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students, r(538) = 0.67, p= 0.00 (p<0.01, one-tailed). The effect size for this analysis can be included as a large effect, because r> 0.5. Thus, it can be said that the higher the students' creative self-efficacy, the higher their innovative work behavior. These results can provide benefits such as adding literature on innovative work behavior among college students and providing input for the universities to improve the students' creative self-efficacy so that their innovative work behavior can also improve, by joining extracurricular activities and training programs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Venbora Br.
"Orang tua yang merawat anak dengan kanker mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, stres, dan tantangan spiritual karena menurunnya kemandirian dan meningkatnya ketergantungan pada keluarga selama terapi. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara spiritualitas dan efekasi diri pada orang tua yang merawat anak dengan kanker. Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 153 orang tua yang merawat anak dengan kanker. Spiritualitas diukur dengan menggunakan Spiritual Well Being Scale (SWBS), dan efikasi diri diukur dengan menggunakan Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI). Temuan: Mayoritas (54,2%) responden memiliki spiritualitas rendah. Demikian pula, 51% responden melaporkan efikasi diri yang rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara spiritualitas dan efikasi diri orang tua yang merawat anak dengan kanker (p-value = 0,001 pada CI 95% OR 5,115 (2,565;10,201). Ini berarti bahwa orang tua dengan spiritualitas rendah memiliki kemungkinan 5,11 kali lebih besar untuk memiliki efikasi diri yang rendah dibandingkan dengan orang tua yang memiliki spiritualitas tinggi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa spiritualitas memainkan peran penting bagi orang tua dalam menghadapi tantangan dalam merawat anak.

Parents caring for children with cancer experience psycological disturbance such as anxiety, depression, stress, and spiritual challenges due to decreased independence and increased reliance on family during therapy. Study Objective: The study aims to explore the relationship between spirituality and self-efficacy among parents of children with cancer. Methodology: The study utilized a cross-sectional approach involving 153 patients. Spirituality was measured using the Spiritual Well Being Scale (SWBS), and self-efficacy was measured using the Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI). Findings: A majority (54.2%) of respondents had low spirituality. Similary, 51% of respondents reported low self-efficacy. There was a significant relationship between spirituality and self-efficacy among these parents (p-value = 0.001 at 95% CI OR 5.11 (2.565;10.201)). This means that parents with low spirituality were 5.11 times more likely to have low self-efficacy compared to those with high spirituality. Conclusion: The study concludes that spirituality plays a crucial role for parents in coping with the challenges of caring for children with cancer. It suggests that healthcare professionals should support and enhance parental spiritualty to help them maintain their spiritual activities and cope better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>