Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luh Putu Putri Jayanthi
"Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Kelelahan merupakan risiko paling kritis penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat proporsi usia, status gizi (Indeks Masa Tubuh), status kesehatan, masa kerja, jam kerja, waktu istirahat, kebiasaan olahraga, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kualitas tidur, kepuasan kerja, tuntutan di tempat kerja, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial dan stres kerja terhadap kelelahan kerja itu sendiri, serta uji kelelahan secara subjektif dan objektif.
Penelitian kelelahan ini dilakukan secara objektif dengan menggunakan alat berupa aplikasi sleep 2 peak dan subjektif dengan kuesioner yang meliputi Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene Index untuk melihat higiene tidur dan kuesioner adaptasi dari Copenhagen Psychosocial Questionnaire-III yang menyasar kepada 75 pekerja konstruksi Light Rail Transit (LRT) PT. X, dimana perusahaan ini juga bergerak di bidang konstruksi bangunan dan merupakan jenis pekerjaan baru di PT. X.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Analisis dari penelitian ini secara bivariat diperoleh bahwa ada perbedaan yang signifikan pada uji kelelahan secara subjektif dan kelelahan secara objektif (p=0,000). Serta secara multivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara status kesehatan, kualitas tidur, higiene tidur, kepuasan kerja, tuntutan dalam pekerjaan, kontrol pekerjaan, dukungan sosial dan stres kerja terhadap kelelahan.

Construction work is one job that has a high risk of workplace accidents. Fatigue is the most critical risk of the cause of workplace accidents that occur. Therefore this study was conducted to look at the proportion of age, nutritional status (Body Mass Index), health status, working period, working time, rest periods, exercise habits, caffeine consumption, alcohol consumption, smoking habits, sleep quality, job satisfaction, demands in the workplace, job control, social support and work stress on work exhaustion itself, as well as subjective and objective fatigue tests.
This fatigue study was conducted objectively by using a tool such as the application of sleep 2 peak and subjective with a questionnaire covering the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene Index to see sleep hygiene and adaptation questionnaires from Copenhagen Psychosocial Questionnaire-III which targets 75 construction workers of Light Rail Transit (LRT) PT. X, where the company is also engaged in building construction and is a new type of work at PT. X.
This study uses a cross-sectional study design with a quantitative descriptive approach. The analysis of this study was bivariately obtained that there were significant differences in subjective fatigue and objective fatigue tests (p = 0,000). As well as multivariate, it was found that there was a significant relationship between health status, sleep quality, sleep hygiene, job satisfaction, job demands, job control, social support and work stress on fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn
"Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan terhadap kelelahan pekerja konstruksi di suatu proyek bangunan tingkat tinggi di wilayah Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di sektor konstruksi salah satunya kelelahan. Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor risiko pekerjaan maupun non pekerjaan. Analisis hubungan antara faktor risiko dengan kelelahan yang terjadi menjadi penting sebagai baseline data dalam upaya mengurangi kecelakaan di sektor konstruksi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko pekerjaan: lama kerja, faktor psikososial (effort, Reward, dukungan sosial, kepuasan kerja, stress kerja) dan faktor non pekerjaan (kuantitas dan kualitas tidur) terhadap terjadinya kelelahan pekerja konstruksi Proyek X.

This thesis discusses the analysis of work related dan non work related risk factors towards fatigue of construction workers in a high-rise building project in the Jakarta. Many factors that cause accidents in the construction sector, one of them is fatigue can be affected by work and non-job risk factors. Analysis of the relationship between risk factors and fatigue that occurs becomes important as a baseline of data in an effort to reduce accidents in the construction sector. This research is a quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that there is a significant relationship between occupational risk factors: duration of work, psychosocial factors (effort, Reward, social support, job satisfaction, work stress) and non-work factors (quantity and quality of sleep) to the fatigue of Project X construction workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Atara Trisyani
"Skripsi ini membahas tentang analisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi di Proyek Y PT.X Tahun 2024. Kelelahan kerja (fatigue) adalah suatu kondisi dimana terjadi perasaan lelah dan penurunan fungsi mental dan fisik yang menyebabkan berkurangnya semangat kerja sehingga menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah prurposive sampling. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48,9% responden mengalami kelelahan kerja. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan faktor risiko terkait pekerjaan seperti beban kerja, durasi kerja, durasi lembur, jenis pekerjaan dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan, seperti konsumsi minuman berkafein, konsumsi air mineral, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan pekerjaan sampingan.

Work fatigue (fatigue) is a condition where there is a feeling of fatigue and a decrease in mental and physical function which causes a decrease in morale, thereby reducing work effectiveness and efficiency. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis in this study was carried out using two ways, namely chi square. The results of this study showed that 48.9% of respondents experienced job fatigue. There is a significant relationship between fatigue and work-related risk factors such as workload, work duration, overtime duration, type of work and non-work-related risk factors, such as caffeinated beverage consumption, mineral water consumption, sleep quality, sleep quantity, and side jobs"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ashari Ciptaningrum
"Kecelakaan konstruksi terjadi karena pekerjaan konstruksi mengandung risiko dan bahaya yang tinggi. Terutama dalam pekerjaan ereksi baja di proyek-proyek pembangunan Stasiun Light Rail Transit (LRT), di mana para pekerja dihadapkan pada kondisi seperti bekerja pada ketinggian, melibatkan alat berat dan peralatan tajam, kondisi cuaca panas, dan durasi kerja yang panjang. Untuk menghindari kecelakaan pada pembangunan stasiun LRT, penilaian risiko diperlukan pada proses kerja ereksi.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat risiko keselamatan kerja dalam proses kerja ereksi baja di proyek pembangunan stasiun LRT oleh PT X dengan mengacu pada metode analisis risiko semi-kuantitatif AS/NZS ISO 31000: 2009 tentang Manajemen Risiko. Desain penelitian dilakukan dengan studi observasional dan pendekatan analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa risiko tertinggi pekerjaan ereksi baja adalah jatuh, bertabrakan dengan bahan baja, komponen terjepit peralatan ereksi, dan kelelahan karena durasi kerja yang panjang. Kontrol yang disarankan termasuk menyediakan manlift untuk pekerja, menambah persediaan APD, menyediakan sistem hadiah & hukuman untuk pekerja, dan mengoptimalkan pengawasan oleh penyelia, manajer HSE, konsultan pengawas, dan kementerian perhubungan.

Construction accidents occur because construction works carry high risks and hazards. Especially in steel erection work in Light Rail Transit Station (LRT) construction projects, where workers are faced with conditions such as; work at height, involving heavy equipment and sharp equipment, hot weather conditions, and long work duration. To avoid accidents at the LRT station construction, risk assessment is needed in the erection process.
This study aims to determine the level of work safety risks in the steel erection work process in the LRT station construction project by PT X with reference to the AS / NZS ISO 31000: 2009 semi-quantitative risk analysis method on Risk Management. The research design was carried out with observational studies and descriptive analysis approaches.
From the results of the study, it can be seen that the highest risk of steel erection work is falling, colliding with steel materials, components being squeezed by erection equipment, and fatigue due to long work duration. Suggested controls include providing manlift for workers, increasing PPE inventory, providing a reward & punishment system for workers, and optimizing supervision by supervisors, HSE managers, supervisory consultants, and the ministry of transportation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Fitria Ilriyanti
"Pekerja konstruksi merupakan profesi dengan tingkat risiko yang tinggi, seringkali dijumpai pekerja mengalami kejadian stres akibat pekerjaan. Faktor yang berkontribusi pada kejadian stres kerja ini yaitu faktor bahaya fisik dan faktor psikososial, namun tidak menutup kemungkinan pengaruh dari karakteristik individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tekanan panas dan faktor psikososial di tempat kerja dengan tingkat stres kerja pada pekerja konstruksi proyek pembangunan Depo LRT Jabodebek, Jatimulya, Bekasi Timur tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Faktor-faktor yang diteliti diantaranya yaitu faktor bahaya fisik berupa tekanan panas, faktor psikososial meliputi konten pekerjaan (beban kerja, jadwal kerja, dan desain tugas) dan konteks pekerjaan (peran dalam organisasi, hubungan interpersonal, dan kepuasan kerja), serta karakteristik individu yang dihubungkan dengan tingkat stres kerja. Sebanyak 185 pekerja konstruksi berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 155 pekerja konstruksi (83,8%) mengalami tingkat stres sedang dan 145 pekerja (78,4%) mengalami kejadian tekanan panas. Ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor jadwal kerja, beban kerja, desain tugas, peran dalam organisasi, hubungan interpersonal, dan status pernikahan dengan tingkat stres kerja. Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap pajanan panas dan faktor psikososial yang terdapat pada proyek pembangunan Depo LRT Jabodebek supaya dapat meminimalisir terjadinya stres pada pekerja.

Construction workers are professions with a high level of risk since it is often found that workers experience work-related stress. Factors which contribute to the occurrence of work stress are physical hazard factors and psychosocial factors, but it does not rule out the influence of individual characteristics. The aim of this study is that to analyze the relationship between heat stress and psychosocial factors in the workplace to work stress levels on construction workers at the Jabodebek LRT Depot development project, Jatimulya, East Bekasi in 2021. Furthermore, this study was a quantitative study with a cross-sectional study design. The factors studied including physical hazard factors in the form of heat stress, psychosocial factors including work content (workload, work schedule, and task design) and work context (role in the organization, interpersonal relationships, and job satisfaction), as well as individual characteristics associated with work stress levels. A total of 185 construction workers participated in this study. The result shows that 155 construction workers (83.8%) experience moderate stress levels and 145 workers (78.4%) experience heat stress events. Moreover, there is a significant relationship between work schedule, workload, task design, role in the organization, interpersonal relationships, and marital status with work stress levels. In addition, based on the result it is necessary to control the heat exposure and psychosocial factors in the Jabodebek LRT Depot development project to minimize stress on workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Rafifa
"Ground handling service merupakan bagian penting dalam operasional bandar udara. Airport taxiways, ramps, dan aprons merupakan lingkungan yang kompleks yang berpotensi membahayakan karyawan ground handling. Karyawan ground handling yang bekerja untuk memastikan ketepatan waktu dan operasional penerbangan berisiko mengalami kelelahan kerja.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi keluhan subjektif kelelahan kerja dan faktor risikonya pada karyawan ground handling, sekaligus mengidentifikasi faktor risiko yang paling relevan dalam memprediksi kelelahan kerja pada responden. Kuesioner yang telah divalidasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keluhan subjektif kelelahan, faktor individu (jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, riwayat penyakit), faktor gaya hidup (durasi tidur, kualitas tidur, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi kafein), faktor terkait kerja (masa kerja, shift kerja, jam kerja, waktu istirahat), dan faktor psikososial (tuntutan di tempat kerja, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial di tempat kerja, kepuasan kerja, stress kerja, dukungan keluarga) dari 130 responden.
Penelitian ini mendapatkan skor rata-rata kelelahan kerja responden, yang diukur dengan kuesioner Checklist Individual Strength, sebesar 73,69 (standard deviasi 15,146; nilai min. 28 maks. 124). Analisis multivariat menggunakan regresi linier berganda menunjukkan kualitas tidur yang buruk (8,785; 95% CI 1,958 - 15,613), shift malam (5,576; 95% CI 0,987 - 10,165), shift siang/sore (6,177; 95% CI 1,617 - 10,738), tuntutan di tempat kerja (1,128; 95% CI 0,612 - 1,644), dan overcommitment (1,602; 95% CI 0,829 - 2,376) sebagai faktor risiko yang paling bisa memprediksi kenaikan keluhan subjektif kelelahan kerja pada karyawan ground handling. Sementara itu, durasi tidur (-3,171; 95% CI -5,375 - -0,967) dan kebiasaan merokok (-3,454; 95% CI -6,843 - -0,065) menjadi faktor protektif karena memiliki asosiasi negatif dengan keluhan subjektif kelelahan kerja.

Ground handling services are an essential part of airport operations. Airport taxiways, ramps, and aprons are complex environments potentially hazardous to ground handling crews or workers. Ground handling crews working at airports to ensure flight operation punctuality and arrangement are at risk of experiencing work-related fatigue.
This study was performed to evaluate subjective fatigue severity among ground handling crews and its risk factors, as well as to identify the most relevant risk factors in predicting fatigue. A validated questionnaire was used to obtain information on subjective fatigue, individual factors (sex, age, body mass index, fatigue-inducing illness history), lifestyle factors (sleep duration, sleep quality, physical activity, smoking habit, caffeine consumption), work-related factors (work tenure, shift work, work hours, resting time), and psychosocial factors (demand at work, control of work, social support at work, work satisfaction, work stress, family support) from 130 participants.
Average subjective fatigue score, measured using Checklist Individual Strength, was 73.69 (with standard deviation of 15.146, min. value of 28 and max. value of 124). Multivariate analysis using multiple linear regression showed that bad sleep quality (8.785, 95% CI 1.958 - 15.613), night shift (5.576, 95% CI 0.987 - 10.165), afternoon shift (6.177, 95% CI 1.617 - 10.738), demands at work (1.128, 95% CI 0.612 - 1.644), and overcommitment (1.602, 95% CI 0.829 - 2.376) as the risk factors that best predict the increase of subjective fatigue in ground handling crews. Meanwhile, sleep duration (-3.171, 95% CI -5.375 - -0.967) and smoking habit (-3.454, 95% CI -6.843 - -0.065) were found to be a protective factor from subjective fatigue since it is negatively associated with subjective fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suci Rahmawati
"Pembangunan infrastruktur dan kegiatan konstruksi menjadi salah satu cara bagi pemerintah Indonesia untuk membangun perekonomian nasional. Namun disisi lain proses kerja kegiatan konstruksi memiliki bahaya dan risiko, salah satunya bahaya fisik yang menjadi bahaya paling tinggi salah satunya adalah unsafe condition seperti lingkungan kerja panas yang merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan udara, dan suhu radiasi. Apabila kombinasi tersebut dihubungkan dengan produksi panas tubuh maka akan menyebabkan tekanan panas (heat stress). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan tekanan panas (heat stress), dan faktor individu (usia, indeks massa tubuh, riwayat keturunan hipertensi, dan status hidrasi) dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada Agustus-Desember 2021 pada pekerja konstruksi proyek Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek Jatimulya, Jawa Barat. Pendekatan menggunakan kuantitatif observasional deskriptif analitik dengan studi cross sectional dan melibatkan 185 responden yang diambil menggunakan cluster proporsional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 67% pekerja mengalami tekanan panas, 69,7% berusia < tahun, 76,8% memiliki IMT tidak berlebih, 73% tidak memiliki riwayat keturunan hipertensi, 91,9% mengalami dehidrasi tidak berat. Berdasarkan hasil analisis, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi adalah variabel tekanan panas (heat stress), usia, dan riwayat keturunan hipertensi (P value= 0,05).

Infrastructure development and construction activities are one way for the Indonesian government to develop the national economy. On the other hand, the process of construction activities has dangers and risks, that physical hazard that is the highest, one of which is unsafe conditions such as a hot work environment which is a combination of air temperature, humidity, air velocity, and radiation temperature. If this combination is associated with the production of body heat, it will cause heat stress. This study aims to determine the description and relationship of heat stress (heat stress) and individual factors (age, body mass index, history of hereditary, and hydration status) with the incidence of hypertension. This research was conducted in August-December 2021 on construction workers of the Depo Light Rail Transit (LRT) project in Jabodebek Jatimulya, West Java. The approach with descriptive-analytic quantitative a cross-sectional study involving 185 respondents that was taken using cluster proportional random sampling. The results showed that 67% of workers experienced heat stress, 69.7% were aged < years, 76.8% had a moderate BMI, 73% had no history of hereditary disease, and 91.9% had mild dehydration. Based on the results of the analysis bivariate, the variables that had significant relationships with the incidence of hypertension were heat stress, age, and history of hereditary (P-value = 0.05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Salsabila
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara tekanan panas dengan fatigue atau kelelahan pada pekerja di Depo LRT Jabodebek tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Bidang konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko fatigue. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2021 dengan melibatkan 185 Pekerja Depo LRT Jabodebek. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tekanan panas dengan faktor risiko, yaitu faktor lingkungan, faktor pekerjaan (masa kerja dan beban kerja), faktor pakaian kerja, dan faktor individu (usia dan status gizi). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tekanan panas dan fatigue.

This research discusses the correlation between heat stress and fatigue among workers at Depo LRT Jabodebek in 2021. This study is a quantitative study with a cross- sectional design. Construction is one of the industrial sectors that has the risk of fatigue. The study was conducted in August 2021 involving 185 Depo LRT Jabodebek workers. The independent variable in this study is heat stress with risk factors, environmental factors, work factors (work period and workload), work clothes factors, and individual factors (age and nutritional status). The results showed that there was a correlation between heat stress and fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulah Anshor
"Skripsi ini membahas mengenai Human Reliability Assessment (HRA) pada proses pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pada Proyek Stasiun LRT PT X menggunakan metode Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) dengan tujuan untuk mengetahui Human Error Probability (HEP) yang terdapat dalam proses pekerjaan pengeboran di pembangunan JPO. Penelitian ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain studi deskriptif yang dilakukan dengan observasi langsung proses pekerjaan pengeboran oleh 90 orang pekerja tukang bangunan di Stasiun LRT Bekasi Barat, Ciracas, dan Harjamukti. Hasil penelitian berupa jumlah HEP, dimana nilai HEP tertinggi di Stasiun LRT Bekasi Barat terdapat pada tugas Penentuan Titik Bor dengan jumlah 71,68% kemungkinan terjadinya kesalahan manusia, di Stasiun LRT Ciracas terdapat pada tugas Pengeboran dengan jumlah 49,87%, dan di Stasiun LRT Harjamukti terdapat pada tugas Pemasangan Pipa Tremi dengan jumlah 74,68% serta menyarankan adanya pengendalian dari jenis error serta kondisi yang memungkinkan error (EPCs) untuk mencegah kejadian human error yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

This thesis discusses the Human Reliability Assessment (HRA) in the construction process of the pedestrian bridge at PT X LRT Station Project using Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) with the aim of knowing the Human Error Probability (HEP) contained in the drilling work process in the construction. This research is a semi-quantitative research with a descriptive study design conducted by direct observation of the drilling work process with 90 construction workers as the sample at West Bekasi, Ciracas, and Harjamukti LRT Stations. The results of the study are the number of HEP, where the highest HEP value at the West Bekasi LRT Station is in the Drill Point Determination task with a total of 71.68% the possibility of human error, at the Ciracas LRT Station there is in the Drilling task with a total of 49.87%, and at the Ciracas LRT Station the drilling task is 49.87%. The Harjamukti LRT is found in the Tremi Pipe Installation task with a total of 74.68% and suggests controlling the types of errors and conditions that allow errors (EPCs) to prevent human error events that can lead to work accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ramadani
"Konstruksi merupakan salah satu sektor yang berisiko untuk terjadinya gangguan otot rangka. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 dengan melibatkan 177 pekerja di proyek X. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan lembar observasi QEC, kombinasi kuisioner psikososial, NMQ, dan lux meter. Variabel independen dalam penelitian ini, antara lain faktor risiko individu, lingkungan, fisik dan psikososial. Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis pekerjaan dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung bawah, serta adanya hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan, indeks massa tubuh dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut. Hasil penelitian pada faktor risiko fisik ditemukannya hubungan yang signifikan pada faktor risiko sangat tinggi pada punggung dan bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung, serta faktor risiko tinggi dan sangat tinggi pada bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut. Sedangkan untuk faktor psikososial tidak ditemukannya hubungan yang signifikan dengan gangguan otot rangka. Oleh karena itu diperlukannya pengendalian dan intervensi lebih lanjut khususnya untuk faktor risiko fisik. 

Construction is one of the sectors that has the risk of musculoskeletal disorders. The aim of this study was to analyze the risk factors of musculoskeletal disorder symptoms in construction workers. This research was conducted on March until June 2019, involving 177 workers at X project. The design of this study was cross sectional with QEC observation assessment, the combination of psychosocial questionnaire and lux meter. The independent variables of this study were the individual risk factors, environmental factors, physical factors and psychosocial factors. The results of this study on individual risk factors showed that there were significant associations between type of work and smoking status with musculoskeletal disorder symptoms of the low back, as well as between type of work, body mass index and smoking status with musculoskeletal disorder of the knee. The results of this study on physical factors showed that there were significant associations between high risk of physical factor at low back and shoulder with musculoskeletal disorder symptoms of the low back, as well as high and very high risk factors in the shoulder with symptoms of skeletal musculoskeletal disorder of the knee. There was no significant relation between psychosocial factor with musculoskeletal disorder symptoms. Therefore, control and intervention, especially for physical factor are needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>