Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safitri Nandya Pratami
"Budaya populer yang merupakan salah satu bentuk soft power di Jepang yang penyebarannya sangatlah cepat di lapisan masyarakat. Budaya populer ini bentuknya bermacam-macam, yaitu ada anime, manga, video game, drama, film, dan bentuk dari media kreatif lainnya. Pemerintah Jepang khususnya dalam bidang pariwisata memanfaatkan budaya populer dengan usaha untuk mempromosikan lebih dari situs-situs pariwisata yang ada di Jepang. Salah satunya melalui video game Touken Ranbu. Touken Ranbu merupakan salah satu bentuk video game yang kemudian diadaptasi menjadi anime dan seri panggung teater musikal yang bercerita tentang senjata tradisional Jepang. Tugas akhir ini akan membahas tentang bagiamana bentuk dari media promosi tempat pariwisata di Jepang terutama Kyoto dan Tokyo serta akan membahas dampak dari kolaborasi di bidang promosi pariwisata yang dilakukan ini. Tugas akhir ini akan dianalisis dengan teori dari Pariwisata dan Contents Tourism dari Horiuchi Junichi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan studi kepustakaan dan data-data dari internet dengan menampilkan data dari media sosial seperti twitter dan website resmi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemerintah Jepang dalam penyebaran situs pariwisatanya memasukkan salah satu unsur budaya populer agar penyebarannya lebih efektif dan mampu meraih pasar lebih luas dalam meningkatkan pengunjung ke Jepang.

Popular culture which is one form of soft power in Japan that spreads very quickly in the society. Popular culture has various forms such as anime, manga, video games, drama, films, and other forms of creative media. The Japanese government, especially in the field of tourism, utilizes popular culture with efforts to promote more than tourism sites in Japan. One of them is through the video game called Touken Ranbu. Touken Ranbu is a video game that was later adapted into an anime and musical theater stage series that tell us about traditional Japanese weapons such as swords, knife, spears and many more. In this final project, will explain the forms of promotion media for tourism places in Japan through Touken Ranbu especially Kyoto and Tokyo and also the impact of this collaboration. This final project will be analyzed with the theory of Tourism and Tourism Contents from Horiuchi Junichi. The method used in this study is qualitative methods and literature studies also data from the internet by displaying data from social media such as twitter and official websites. The results of this research found that the Japanese government in distributing its tourism sites included one element of popular culture so that its spread was more effective and was able to reach a wider market in increasing visitors to Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Darmashanti
"Pariwisata merupakan kebutuhan hidup manusia dimana manusia perlu berpergian keluar dari tempat tinggalnya. Hadirnya media sosial dan social media influencer orang yang berpengaruh di media sosial pada era digital ini telah mengubah metode pemasaran pariwisata menjadi lebih masif dan efektif. Penelitian ini membahas tentang unggahan Dorippu di media sosial yang bertema perjalanan wisata serta pengaruhnya terhadap minat pengikut Dorippu di media sosial untuk berwisata ke Jepang. Hal tersebut secara langsung menjadikan Dorippu sebagai agen promosi pariwisata Jepang melalui media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah uji sampel melalui survei dengan tujuan untuk mengetahui respons pengikut terhadap unggahan Dorippu. Kunci keberhasilan promosi pariwisata Jepang terletak pada kekuatan personal brand Dorippu sehinga mampu mempengaruhi pengikutnya. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh pihak pemasar pariwisata Jepang untuk menerapkan metode pemasaran melalui media sosial dengan cara menjadikan Dorippu sebagai endorser. Penelitian ini menemukan bahwa kuatnya personal brand Dorippu berhasil memunculkan keinginan pengikutnya di media sosial untuk berwisata ke Jepang serta informasi yang disampaikan melalui unggahannya menjadi sumber informasi wisata Jepang yang dapat diandalkan oleh calon wisatawan yang ingin berkunjung ke Jepang.

Tourism is a necessity of human life that humans need to travel out of their homes. The presence of social media and social media influencers digital influential people in this digital era has changed the method of tourism marketing to become more massive and effective. This study discusses about Dorippu rsquo s post on social media that influence her followers to travel to Japan. It directly makes Dorippu a promotional agent of Japan tourism through social media. The research method is using sample test through survey with the aim to know the Dorippus followers response to Dorippus post. The success key of Japan tourism promotion lies in the strength of the Dorippus personal brand that has power to influence her followers. This opportunity is utilized by the Japan tourism marketers to apply marketing methods through social media by making Dorippu as an endorser. The research finds that Dorippus personal brand power has succeeded in raising the desire of her followers in social media to travel to Japan as well as the information conveyed through her post into a reliable source of Japanese tourist information by would be tourists who want to visit Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rachmaniar
"Istilah joshou (prolog) biasa diletakkan pada awal sebuah cerita, namun dalam teater musikal Touken Ranbu Musubi no Hibiki, Hajimari no Ne berada pada bagian akhir. Hal ini membuat penulis mempertanyakan apakah ada tujuan tertentu dari penggunaan istilah joshou, dan tidak menggunakan istilah kessho (epilog). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori semiotika puisi Riffaterre dalam memaknai lagu Joshou. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis data yang dikumpulkan dan menjelaskan hasil data yang dianalisis. Data yang digunakan yaitu lirik lagu Joshou dari teater musikal Touken Ranbu. Langkah penelitian yang dilakukan adalah pembacaan heuristik, menghubungkan lirik lagu Joshou dengan cerita teater musikalnya, melakukan pembacaan hermeneutik, mencari ketidaklangsungan ekspresi, menentukan matriks, model, dan varian. Setelah dianalisis, diperoleh hasil bahwa lagu berjudul Joshou (prolog) dinyanyikan pada akhir pementasan teater musikal karena terdapat pesan yang terkandung di dalam lagu tersebut berupa akhir dari sebuah kisah merupakan awal dari kisah selanjutnya. Tidak menggunakan kessho (epilog) karena memang tidak menunjukan kisah tersebut telah berakhir.

The term joshou (prologue) is usually placed at the beginning of a story, but in the musical theater Touken Ranbu Musubi no Hibiki, Hajimari no Ne, the term joshou is placed at the end. This makes the writer question whether there is a specific purpose in using the term joshou, and not using the term kessho (epilogue). To answer this question, the writer uses the semiotic theory of Riffaterre's poetry in interpreting Joshou's song. This study uses a qualitative descriptive method by analyzing the data collected and explaining the results of the data analyzed. The data used is the lyrics of the song Joshou from the musical theater Touken Ranbu. The research steps were heuristic reading, connecting Joshou's song lyrics with the musical theater story, doing hermeneutic reading, looking for indirection of expression, determining matrix, model, and variant. After being analyzed, it was found that the song called Joshou (prologue) was sung at the end of the musical theater performance because there was a message contained in the song in the form of the end of a story being the beginning of the next story. Kessho (epilogue) is not used because it does not show the story has ended."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Azzah Aprilia
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk untuk menjabarkan perbedaan dari stage play 2.5D Touken Ranbu The Stage Guden: Mujun Genji Monogatari sebagai adaptasi dari novel Genji Monogatari oleh Murasaki Shikibu. Penelitian ini menggunakan teori adaptasi oleh Hutcheon dan konsep subjektivitas perempuan oleh Beauvoir dengan menggunakan metode analisis teks dari sudut pandang feminisme. Dari hasil analisis diperoleh perbedaan Guden sebagai karya adaptasi adalah adanya penambahan adegan berupa eksplorasi dari gyoukan (jeda antar adegan) dan bab “Kumogakure”, serta keterlibatan karakter touken danshi sebagai pengamat dan pihak dari luar cerita Genji Monogatari. Penambahan dari bagian gyoukan mengizinkan karya adaptasi untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai karakter-karakter perempuan sebagai satu individu yang utuh. Bab “Kumogakure” yang pada cerita sumber merupakan halaman kosong, dalam karya adaptasi menjadi simbol pemberontakan para perempuan untuk mendapatkan kebebasan mereka sebagai manusia yang utuh. Sedangkan penambahan touken danshi dalam cerita adalah sebagai kritik dari sistem patriarki itu sendiri. Apabila dikaitkan dengan konteks when dan where karya adaptasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketidaksetiaan yang ditemukan dalam Guden merupakan bentuk penyesuaian agar karya dapat diterima dan dipahami oleh penonton pada masa kini.

This study is qualitative research that aims to describe the differences between 2.5D Stage Play Touken Ranbu The Stage Guden: Mujun Genji Monogatari as an adaptation of Genji Monogatari by Murasaki Shikibu. This research uses the theory of adaptation by Hutcheon and female subjectivity by Beauvoir using the method of feminism reading. From the analysis, it is found that the difference between Guden as an adaptation work is the addition of scenes in the form of exploration of gyoukan (between the lines) and "Kumogakure'' chapter, as well as the involvement of touken danshi characters as observers and outsiders of Genji Monogatari story. The addition of the gyoukan part allows the adaptation to explore more deeply the female characters as a whole subjects. The chapter "Kumogakure" which in the source story is an empty chapter, in the adaptation work becomes a symbol of the rebellion of women to gain their freedom as complete human beings. Meanwhile, the addition of touken danshi characters in the story is to address criticism for patriarchal system itself. When linked to the context of when and where of the adaptation work, it can be concluded that the disloyalty found in Guden is a form of adjustment so the work can be accepted and understood by today's audience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rahma Dewanti
"Dalam menghadapi Tokyo 2020, Jepang menargetkan jumlah kunjungan wisatawan internasional mencapai 20 juta wisatawan. Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan internasional, Jepang melihat pasar wisatawan ASEAN dan menargetkan wisatawan muslim sebagai pasar yang berpontensi. Jepang merekonstruksi pariwisatanya menjadi ramah muslim, salah satunya adalah makanan halal. Untuk memproduksi makanan halal, Jepang bekerja sama dengan Malaysia dalam membentuk lembaga sertifikasi halal. Dalam memberikan informasi dan mempromosikan makanan halal, Jepang menggunakan media promosi online yaitu media sosial. Upaya tersebut mendapat respon yang positif serta meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan muslim ASEAN.

In facing the Tokyo 2020, Japan is targeting the number of international tourist arrivals up to 20 million tourists. As an effort to increase the number of international visitors, Japan sees ASEAN tourist market and Moslem tourist destination as potential markets. Japan is currently reconstructing their tourism to be a Muslim friendly tourism by providing halal food. They coorperate with Malaysia in establishing halal certification institute to produce it. To give more information and promotion about halal food, Japan uses online promotion such as social media. Those efforts have been responded well and made the number of ASEAN Moslem visitors increased.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Meriana
"Skripsi ini membahas pemanfaatan yuru-kyara Hikonyan sebagai media promosi wisata kota Hikone, Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan yuru-kyara Hikonyan dalam memajukan pariwisata kota Hikone dan peningkatan pada sektor ekonomi kota Hikone. Makna semiotik yang dikandung oleh yuru-kyara Hikonyan juga akan di analisis. Hasil penelitian mengungkapkan pemanfaatan yuru-kyara Hikonyan berdampak positif kepada kemajuan pariwisata dan ekonomi kota Hikone. Hal ini karena makna semiotik yang dikandung yuru-kyara Hikonyan menyampaikan informasi mengenai kota Hikone kepada masyarakat Jepang.

The focus of this study is the utilization of yuru-kyara Hikonyan as Media Promotion of Hikone City’s Tourism, Japan. The purpose of this study is to understand the utization of yuru-kyara Hikonyan for media tourism campaign in increasing the tourism and economy of Hikone city, also to understand the semiotic meaning in Yuru-kyara Hikonyan design that informed the tourist about information of Hikone city. This research is qualitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep researcher interpretation. The result of this study show that the utilization of yuru-kyara Hikonyan help the progress to increasing the tourism in Hikone city."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fadhilah Wira Shafiyyah
"Kementerian Pariwisata dalam pembangunan pariwisata berusaha meningkatkan pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Agar tercapainya target wisatawan mancanegara, Kementerian Pariwisata khususnya bagian Pemasaran Mancanegara (II) area Jepang memberikan kontribusi dengan melakukan strategi promosi yang dibagi menjadi 4 bidang (Festival, Pameran, Sales Mission, Familiarization Trip). Dalam melaksanakan strategi promosi ini, mereka menggunakan pendekatan Branding-Advertising-Selling (BAS). Sebagai badan pemerintahan, mereka juga menjadi jembatan bagi industri pariwisata antara Jepang dan Indonesia. Skripsi ini menjelaskan analisis dari strategi promosi pada tahun 2017 beserta efektifitas implementasi strategi tersebut yang diperuntukan untuk meningkatkan wisatawan Jepang ke Indonesia.

The Ministry of Tourism in order to develop tourism seeks to increase the growth of foreign tourists to Indonesia. To achieve its target, the Ministry of Tourism, especially in the Marketing of Foreign Affairs (II) area of Japan, contributes by executing its promotion strategy which is divided into 4 fields (Festivals, Fair, Sales Mission, Familiarization Trip). In implementing this promotion strategy, it uses Branding-Advertising-Selling (BAS) as an approach. As a part of government ministries, it becomes the bridge for the tourism industry between Japan and Indonesia. This thesis explains the analysis of the promotion strategy in the year of 2017 along with the effectiveness of its implementation that is intended to increase the Japanese tourists to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Pangestika
"Japan Travel Fair adalah salah satu aktivitas yang dilakukan oleh JNTO untuk mempromosikan pariwisata Jepang. Japan Travel Fair melakukan beberapa upaya untuk mempromosikan pariwisata Jepang diantaranya yaitu bekerja sama dengan travel agent dan eksibitor-eksibitor Jepang. Menggunakan metode kualitatif dengan sumber data penelitian berupa hasil dari observasi event, wawancara dengan penyelenggara dan studi literatur. Penelitian ini membahas metode promosi pariwisata yang digunakan pada acara Japan Travel Fair. Selama Japan Travel Fair berlangsung pengunjung yang datang juga dapat menemukan berbagai penawaran dan undian berhadiah menarik. Untuk menarik para pengunjung Japan Travel Fair dilakukan beberapa langkah promosi baik sebelum acara berlangsung dan pada saat berlangsungnya acara. 

Japan Travel Fair is one of the activities carried out by JNTO to promote Japanese tourism. The Japan Travel Fair made several efforts to promote Japanese tourism, including cooperating with travel agents and exhibitors from Japan. Using qualitative methods with research data sources in the form of results from event observations, interviews with organizers and literature studies this study discusses tourism promotion methods used at the Japan Travel Fair. During the Japan Travel Fair, visitors who come can also find various attractive prizes and lotteries. To attract visitors to the Japan Travel Fair, several promotional steps were carried out both before the event took place and during the event.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fadel Dermawan
"Pariwisata konten adalah istilah yang diadopsi oleh pemerintah Jepang untuk menamakan strategi promosi pariwisata yang terinspirasi dari konten sebuah produk budaya populer. Berkat promosi tersebut, para penggemar dari suatu konten akan berpariwisata untuk mengunjungi lokasi-lokasi di Jepang yang berhubungan dengan konten yang digemarinya. Prefektur Saga melakukan kerja sama dengan anime Zombie Land Saga untuk mewujudkan pariwisata konten di prefektur tersebut. Penelitian ini akan membahas upaya promosi pariwisata Prefektur Saga melalui kerja sama dengan tim produser Zombie Land Saga dan juga dampak yang dihasilkan dari kerja sama tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu dengan memaparkan narasi anime Zombie Land Saga yang digunakan dalam promosi di Prefektur Saga dan dianalisa menggunakan kajian contents tourism dari Takayoshi Yamamura. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Zombie Land Saga berhasil memberikan dampak positif ke sektor pariwisata Prefektur Saga.

Content tourism is a term adopted by the Japanese government to define a tourism promotion strategy inspired by the content of a popular culture product. With that promotion, fans of the content will travel to visit locations in Japan that are related to the content they are a fan of. Saga Prefecture is collaborating with the Zombie Land Saga anime to realize content tourism in the prefecture. This study will discuss Saga Prefecture tourism promotion efforts through collaboration with the Zombie Land Saga producer team and also the impacts resulting from this collaboration. The method used in this study is a qualitative method with descriptive analysis, namely by describing the Zombie Land Saga anime narrative used in promotions in Saga Prefecture and analyzed using a contents tourism study from Takayoshi Yamamura. The results of this study indicate that Zombie Land Saga has had a positive impact on the tourism sector of Saga Prefecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfarida Herlina
"Dampak pandemi COVID-19 pada sektor pariwisata membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Baparekraf) merancang strategi pemasaran sosial kampanye program #InDOnesiaCARE. Kampanye program #InDOnesiaCARE bertujuan untuk membangun keyakinan (building confidence) pelaku usaha pariwisata dan meraih kepercayaan (gaining trust) calon wisatawan melalui protokol pariwisata CHSE (cleanliness, health, safety, dan environment sustainability). Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis strategi komunikasi pemasaran sosial program #InDOnesiaCARE melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan TikTok) milik Kemenparekraf/ Baparekraf. Analisis penelitian berawal dari ketepatan penggunaan elemen pemasaran sosial: Cause, Change Agent, Target Adopters, Channels, Change Strategy dan elemen pemasaran media sosial: Content, Context, Connectivity, Conversation. Kemudian dilakukan analisis pada konten media sosial. Peneliti menemukan bahwa Kemenparekraf/ Baparekraf telah mengerti elemen penting dari pemasaran sosial sehingga mempengaruhi ketepatan pembentukan konten program #InDOnesiaCARE. Setiap platform media sosial dikelola dengan baik, namun ditemukan bahwa akun Pesona Indonesia lebih massif daripada akun Wonderful Indonesia. Komunikasi terjalin dua arah karena setiap konten yang diunggah mendapatkan respon positif dengan menggunakan fitur masing-masing platform, begitu juga dengan komentar atau pertanyaan mendapatkan tanggapan. Kemenparekraf/ Baparekraf juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan alat analisis digital. Kampanye program #InDOnesiaCARE berhasil dilakukan selama kondisi high crisis pandemi.

The impact of the COVID-19 pandemic on the tourism sector prompted the Ministry of Tourism and Creative Economy/ Tourism and Creative Economy Agency (Kemenparekraf/ Baparekraf) to design a social marketing strategy for the #InDOnesiaCARE program campaign. The #InDOnesiaCARE program campaign aims to build confidence in tourism businesses and gain the trust of potential tourists through the CHSE tourism protocol (cleanliness, health, safety, and environment sustainability). This study aims to analyze the social marketing communication strategy of the #InDOnesiaCARE program through social media (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube and TikTok) owned by the Ministry of Tourism and Creative Economy. The research analysis begins with the appropriate use of social marketing elements: Cause, Change Agent, Target Adopters, Channels, Change Strategy, and social media marketing elements: Content, Context, Connectivity, Conversation. Then an analysis of social media content is carried out. The researcher found that Kemenparekraf/ Baparekraf had understood the important elements of social marketing so that it influenced the accuracy of creating the #InDOnesiaCARE program content. Each social media platform is well managed, but it was found that the Pesona Indonesia account is more massive than the Wonderful Indonesia account. Communication is two-way because every uploaded content gets a positive response by using the features of each platform, as well as comments or questions that get responses. Kemenparekraf/ Baparekraf also conducts monitoring and evaluation activities using digital analysis tools. The #InDOnesiaCARE program campaign was successfully carried out during the high crisis conditions of the pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>