Ditemukan 203154 dokumen yang sesuai dengan query
Adiansyah
"Lansia merupakan kelompok rentan dengan berbagai risiko kesehatan. Kelompok rentan lebih mudah terpapar masalah kesehatan, salah satunya adalah kekerasan fisik dan psikologis. Kelompok rentan yang berada dalam tempat berisiko, salah satu tempat berisko adalah lemabaga pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kekerasan fisik dan psikologis pada narapidana lansia di lembaga pemasyarakatan Jawa Barat. Penelitian menggunakan sampel total berjumlah 36 responden yang terdapat di tiga lembaga pemasyarakatan. Instrumen penelitian merujuk pada Hwalek-Sengstock Elder Abuse Screening Test (H-S/EAST) dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan fisik yang terjadi di lembaga pemasyarakatan sebesar 41,67% dan kekerasan psikologis 36,11%. Suku Sunda adalah suku yang mengalami kekerasan fisik dan psikologi paling besar dibandingkan dengan suku lainnya. Hasil penelitian merekomendasikan perawat, psikolog dan petugas lapas untuk bekerjasama dalam melakukan pencegahan kekerasan fisik dan psikologis, serta meningkatkan sarana keagamaan dan spiritual sebagai koping yang dilakukan oleh narapidana lansia.
Aging process causing elderly to become one of the vulnerable groups. Vulnerable groups are susceptible to health problems, including physical and psychological abuse. Penitentiaries is one of vulnerable places that causes elderly as a vulnerable groups. This study aims to describe physical and psychological abuse on elderly inmates in West Java Penitentiaries.This study was conducted at three penitentiaries in West Java with 36 respondents using Hwalek-Seng stock Elder Abuse Screening Test (H-S/EAST) instrument. The result showed that physical abuse 41,67% and psychological abuse 36,11%.Sundanese is one of ethnic groups that showed the biggest percentage of elderly physical and psychological abuse among the other ethnics. Nurses, psychiatrist, and penitentiary officers need to prevent physical and psychological abuse together. Furthermore, nurses need to optimize spiritual and religious activities as a coping mechanism among elderly inmates."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 UI-JKI 20:3 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
R. Siti Maryam
"Memberikan perawatan pada lansia dengan penyakit kronis menimbulkan perasaan strain atau burden (beban) pada caregiver (pengasuh) yang dapat mempengaruhi kualitas hidup keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan beban keluarga merawat lansia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji regresi logistik ganda. Sampel berjumlah 205 responden dengan pengambilan sampel secara gugus bertahap. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna antara usia keluarga (p= 0,052; α= 0,05), status kesehatan (p= 0,018; α= 0,05 ), pengetahuan (p= 0,046; α= 0,05), dan kepuasan (p= 0,033; α= 0,05) dengan beban merawat lansia. Faktor yang paling berkontribusi terhadap beban merawat adalah status kesehatan keluarga (OR= 2,632). Rekomendasi hasil penelitian yaitu gambaran tentang tingkat beban yang dialami keluarga dalam merawat lansia dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengembangkan program pemberdayaan keluarga serta program promosi kesehatan untuk mengurangi beban merawat yang pada akhirnya dapat mengurangi tindakan kekerasan dan penelantaran.
Provide care to the elderly with chronic diseases induce a feeling of strain or burden on the caregiver that can affect on the quality of family life. This study aims to know the factors associated with caregiver burden for the elderly. This research is an observational research with cross-sectional approach using multiple logistic regression test. Total sample is 205 respondents which is taken by cluster multistage sampling. Significant relationship was found in the age (p= 0.052; α= 0.05) the health status (p= 0.018; α= 0.05), knowledge (p= 0.046; α= 0.05), and satisfaction (p= 0.033; α=0.05) of family with the burden of care. The factors that most contribute to caregiver burden is the family health status (OR= 2.632). A picture of the level burden experienced by families in caring for the elderly can be used as an input to develop a family empowerment and health promotion programs to reduce caregiver burden and may reduce violence and negligence."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
A.A. Ayu Rani Puspadewi
"Setiap orang dapat mengalami depresi, salah satunya adalah lansia, dimana lansia memiliki konsekuensi fungsional yang lebih serius dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan lainnya, mulai dari kualitas hidup yang negatif hingga bunuh diri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan kualitas hidup lansia. Sampel penelitian adalah lansia ≥ 60 tahun yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, serta bersedia menjadi responden. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode simple random sampling yang melibatkan 101 lansia. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lansia (p=0,017; α=0,10). Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan di masa yang akan datang terkait peningkatan kualitas hidup lansia dengan cara menangani depresi lansia.
Depression could experienced by anyone, such as elderly whose fuctional consequences is experienced more serious such as low quality of life and the worst one is suicidal. The purpose of this research was to find  the relationship between depression and quality of life in elderly. The research sample was elderly aged 60 and over who live at Institution of Elderly Budi Mulia 01 Jakarta, speak Bahasa, and willing to be a respondent. This research used cross sectional study design with simple random sampling method which involved 101 elderly. The result of this study showed that there was significant relation between level of depression and quality of life in elderly (p=0.017; α=0.10). This research is expected to be useful for nursing science development in the future, spesificly on preventive of quality of life decreased by handling depression in elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 UI-JKI 20:3 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Stefanus Mendes Kiik
"Kualitas hidup lansia dipengaruhi berbagai faktor seperti kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan keseimbangan terhadap kualitas hidup lansia di Kota Depok. Penelitian quasi experiment ini dilakukan pada dua kelompok; 30 lansia sebagai kelompok kontrol dan 30 lansia sebagai kelompok perlakuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan keseimbangan berpengaruh signifikan, meningkatkan kualitas hidup lansia (p<0,001). Hal ini disebabkan karena latihan keseimbangan dapat meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Latihan keseimbangan lansia dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia di komunitas. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada kelompok usia yang berbeda untuk mengetahui keefektifan latihan keseimbangan lansia.
The quality of life (QOL) of the older adult is affected by various factors such as physical health, psychological health, social relationships and environment. This study aimed to investigate the effect of balance exercise on quality of life among older adults. This quasi-experimental design included two groups; 30 subjects as intervention groups and 30 subjects as control groups. The sample was taken by multistage random sampling. There were significant improvements in quality of life among older adults (p<0,001). Balance exercise can improve physical health, psychological health, social relationships, and environment. Balance exercise can be utilized as one of the preventive efforts to increase the quality of life among older adults in the community. Further research may consider a variety of age to know the effectiveness of balance exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:2 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sri Maryatun
"Penyalahgunaan narkotika setiap tahunnya mengalami peningkatan termasuk pada kelompok perempuan. Seseorang dapat terjerumus pada penyalahgunaan narkotika ini karena sebelumnya mengalami masalah psikologis. Ketika mereka menjalani hukuman masalah psikologis tersebut dapat memburuk termasuk harga diri rendah. Logoterapi bertujuan meningkatkan harga diri melalui proses penemuan makna hidup. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh logoterapi terhadap harga diri narapidana perempuan pengguna narkotika di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA. Penelitian quasi experimental pre-post test with control group ini dilakukan pada 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga diri (kognitif, perilaku, afektif) yang signifikan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan logoterapi. Logoterapi oleh perawat professional perlu dipertimbangkan sebagai tindakan untuk mengatasi masalah psikologis seperti harga diri rendah, termasuk di lingkungan lembaga pemasyarakatan.
Every year drug abused has increased, including women's groups. An inividu can be involved with drug abuse is because previous experience of psychological problems. When they are in jail the psychological problems may worsen, including low self-esteem. Logotherapy aims to increase self-esteem through the discovery of the meaning of life process. The purpose of this study was to identify the effect of logotherapy to self-esteem of women inmates at the Correctional Institution drug users IIA class. This quasi-experimental pre-post test with control group study was conducted on 56 respondents. The results showed that there were differences in self-esteem (cognitive, behavioral, and affective) significantly in the intervention group before and after logotherapy intervention. Logotherapy by professional nurses need to be considered as measures to overcome psychological problems such as low self-esteem, including within prisons."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
610 JKI 17:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rosa Fitri Amalia
"Kurangnya kemampuan remaja dalam berperilaku asertif menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku seperti tidak mampu mengungkapkan keinginan dengan baik, melanggar hak orang lain dan meminta dengan paksa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu ditingkatkan kemampuan asertif dan resiliensi pada remaja dengan terapi kelompok asertif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok asertif terhadap kemampuan asertif dan resiliensi pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Pre test-Pos test with control group. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing terdiri dari 42 orang. Terapi kelompok asertif dilakukan sebanyak 6 sesi. Hasil penelitian didapatkan terjadi peningkatan secara signifikan terhadap kemampuan asertif (p= 0,000) dan kemampuan resiliensi (p= 0,015) pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan antara hasil pre test dan post test. Selain itu ditemukan terdapat korelasi yang positif (r= 0,396) antara kemampuan asertif dengan kemampuan resiliensi. Terapi ini direkomendasikan pada pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya kepada anak remaja.
Adolescent lack of ability in assertive behaviour causes deviant behaviour e.g. unable to express wishes, violate other people right and ask forcefully. One solution to overcome this is that assertive ability and resilience need to be improved through assertive group therapy. This study aims to find the effect of assertive group therapy on assertive ability and resilience of adolescents. Quasi Experimental Pre and Post-test with control group was used. Intervention has been performed to 42 participants while 42 others were as a control group. Six sessions of assertive group therapy has been done. The findings show that a significant increase of assertive ability in intervention group has been found (p= 0.000) while ability resilience also raises significantly (p= 0.015). On the other hand, no significant difference is noted between pre-test and post-test in control group since the value of assertive and resilience ability are (p= 0.287) and (p= 0.658) respectively. Moreover, a positive correlation (r= 0.0396) has been found between assertive ability and resilience ability. The therapy is recommended as one of health care treatment in society particularly for adolescent."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
610 JKI 21:1 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rosmina
"Penggunaan pembalut yang kurang tepat dapat berimplikasi pada terjadinya berbagai masalah kesehatan reproduksi. Perilaku penggunaan pembalut diinisiasi oleh domain pengetahuan dan sikap. Remaja putri merupakan kelompok paling rentan dimana terdapat kecenderungan mengembangkan stigma negatif terhadap menstruasi sehingga berimbas pada kekurangterpaparan terhadap informasi higienitas menstruasi. Penelitian ini dikembangkan untuk mengonfirmasi pengetahuan dan sikap dalam menginisiasi pembentukan perilaku penggunaan pembalut pada remaja putri di daerah pedesaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Pemilihan lokasi dan sampel penelitian ditentukan secara purposive dengan memasukkan seluruh siswi Sekolah Menengah Per-tama Negeri X Tondong Tallasa yang telah mengalami menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan remaja putri memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan pembalut yang masih kurang dengan persentase berturut-turut 57,45%, 57,45%, dan 70,21%. Temuan lain dalam penelitian ini mengindikasikan adanya perbedaan perilaku penggunaan pem-balut pada remaja putri menurut pengetahuan dan sikap. Meskipun demikian, tidak ditemukan adanya signifikansi pengetahuan dan sikap dalam perilaku penggunaan pembalut pada responden (p> 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tidak menunjukkan asosiasi dengan perilaku penggunaan pembalut pada remaja putri di daerah pedesaan. Pada penelitian berikutnya diharapkan menyertakan variabel kontributor yang lain dengan me-libatkan jumlah sampel yang lebih besar.
Inappropriate use of pads may lead to various reproductive health problems. Behavior of pad use is initiated by knowledge and attitude domain. Female adolescents are the most vulnerable group in which there is a tendency to develop negative stigma against menstruation so that impact on lack of exposure to the menstrual hygiene information. This study aims to determine association between knowledge and attitude in shaping behavior of pad use among female adolescents in rural. The type of research used was analytic observational with cross-sectional design. Location and sample of the study were determined purposively by taking all students of SMPN X Tondong Tallasa who have experienced menstruation. This study found that female adolescents still had poor knowledge, attitudes, and behaviors in pad use with a percentage of 57,45%, 57,45%, and 70,21% respectively. Other findings in this study showed there was difference in behavior of pad use in female adolescents according to knowledge and attitude. Nevertheless, there was no significance of knowledge and attitude in the behavior of pad use on respondents (p> 0,05). Conclusions in this study found that knowledge and attitudes do not show association with behavior of pad use in female adolescents in rural area. In the next study, it is expected to include other contributory variables by involving larger sample size."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:3 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhammad Adam
"Penurunan fungsi ekstremitas atas merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien pasca stroke yang mengalami hemiplegia sebagai akibat dari kelemahan dan keterbatasan rentang gerak sendi pada bahu. Akupresur bermanfaat dalam memperbaiki fungsi ektremitas atas dengan melancarkan pergerakan aliran qi (energi vital) di dalam tubuh namun belum banyak penelitian yang mengkaji pengaruh akupresur untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien pasca stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap kekuatan otot dan tentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke pasca rawat inap. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design dengan pendekatan pre-post test design pada 34 responden (n kontrol= n intervensi= 17). Kelompok intervensi diberi akupresur setiap hari 10 menit selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,001 dan p= 0,000; α= 0,05). Akupresur merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak pada pasien pasca stroke yang mengalami hemiparesis. Rekomendasi pada penelitian ini adalah diperlukan adanya perawat yang menguasai akupresur dan memodifikasi standar asuhan keperawatan dengan memasukkan terapi komplementer akupresur dalam asuhan keperawatan pasien stroke yang mengalami kelemahan dan keterbatasan rentang gerak ekstremitas atas."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
610 JKI 17:3 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ida Rosdiana
"Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering terjadi pada pasien hemodialisis, prevalensinya lebih tinggi dibanding pada populasi umum. Berbagai faktor yang diduga berhubungan dengan terjadinya insomnia pada pasien hemodialisis adalah demografi, gaya hidup, psikologis, biologis, dan faktor dialisis. Tujuan penelitian potong lintang ini untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian insomnia pada pasien yang menjalani hemodialisis. Sebanyak 106 responden yang berasal dari RSUD Kota Tasikmalaya dan Garut dilibatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insomnia dialami oleh 58 (54,7%) responden, dengan rerata usia 47,66±13,36 tahun. Tidak ditemukan hubungan antara insomnia dengan faktor demografi, gaya hidup, faktor biologis, shift HD dan Kt/V hemodialisis. Insomnia berhubungan dengan kecemasan (p= 0,007; OR= 3,3), dan lama waktu menjalani hemodialisis (p= 0,040; OR= 2,48). Kecemasan dan lama waktu menjalani hemodialisis merupakan faktor independen yang berhubungan dengan kejadian insomnia. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, yaitu menguji variabel lain seperti keluhan fisik akibat kondisi uremia yang sering dialami pasien hemodialisis.
Insomnia is a sleep disorder that frequently occurs in hemodialysis patients. The prevalence was higher than in the general population. Several factors were thought having significant relationship with the occurrence of insomnia in hemodialysis patients, namely demographic, lifestyle, psychological, biological and dialysis factors. The purpose of this study was to identify factors associated with insomnia in Chronic Kidney Diseases patients undergoing hemodialysis. This study used cross-sectional study design, with a total sample of 106 respondents who visited hemodialysis unit at Tasikmalaya and Garut City Hosptal. The result showed that 58 respondents (54.7%) experienced insomnia, with an average age of 47.66 ± 13.36 years. There were no significant relationships between insomnia with demographic, lifestyle, biological factors, shift HD and Kt/V hemodialysis. Insomnia had significant relationships with psychological factors (anxiety) (p = 0.007, OR= 3.3), and the length of time undergoing hemodialysis (p= 0.040, OR= 2.48). This study concluded that anxiety and duration hemodialysis became independent factors associated with the occurrence of insomnia. Further study need to investigate other variables that experienced by hemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
610 JKI 17:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Efa Apriyanti
"Studi literatur menyebutkan bahwa kebutuhan keluarga saat mendampingi anak dirawat di PICU sangatlah kompleks dan bersifat subjektif sehingga pengkajian kuesioner dirasa belum mampu mewakili gambaran kebutuhan keluarga yang sebenarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan persepsi perawat PICU dengan keluarga pasien PICU mengenai prioritas kebutuhan keluarga dari anak yang dirawat di ruang rawat intensif. Penelitian ini meng-gunakan mixed method approach dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain cross sectional di tahap pertama pengumpulan data, dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam di tahap ke dua. Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan Critical Care Family Need Inventory yang telah di-modifikasi. Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dan keluarga dalam menilai kebutuhan keluarga pasien PICU. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum perawat PICU di dua rumah sakit yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih mampu memahami kebutuhan keluarga pasien dibandingkan dengan perawat dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
The literature review indicated that factors affecting parents needs in a PICU are interrelated and not easily, or appropriately, assessed by using an inventory. Therefore, the objective of this study was to explore the needs of parents whose child has been an in-patient in a PICU, not only from the parents, but also from the perspective of nurses. A mixed method approach has been employed in this study. Quantitative data has been collected by using modified version of Critical Care Family Need Inventory, while the qualitative data was gained through in-depth interview. Â The result of data analysis showed that there were no significant differences between the perception of the nurses and parents regarding the needs. The finding suggests that in general, PICU nurses in these two hospitals have better understanding about the parents' needs in comparation with most of nurses in the previous studies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:3 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library