Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146469 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meidina Aysha Anindita
"ABSTRAK
Media sosial telah merubah cara manusia berkomunikasi dengan satu sama lain. Perkembangan sosial media
saat ini membuka peluang karir baru yang belum pernah ada sebelumnya. Salah satunya adalah menjadi seorang
beauty vlogger. Tasya Farasya adalah salah satu beauty vlogger yang paling sukses di Indonesia saat ini.
Meskipun baru memulai karirnya di tahun 2017, Tasya saat ini memiliki 2.88 juta subscribers YouTube dan 2.6
juta followers di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu upaya yang dilakukan Tasya Farasya
sebagai seorang beauty vlogger mempergunakan media sosial sebagai kanal untuk mempresentasikan dan
mempromosikan dirinya. Artikel ini terpusat pada panggung depan dari teori Dramaturgi karya Ervuing
Goffman dan personal branding milik Peter Montoya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentasi diri
Tasya Farasya di sosial media adalah sebagai pribadi yang menyenangkan, ceria, positif, dan jujur. Tasya
memiliki kredibilitas terhadap promosi produk yang baik, dan menonjol berkat spesialisasinya dalam full glam
makeup look dia diantara beauty vlogger lain yang mengikuti trend natural.

ABSTRACT
Social media has changed the way humans communicate with one another. The development of social media
opens up new career opportunities like never before. One of them is to become a beauty vlogger. Tasya Farasya
is one of the most successful beauty vloggers in Indonesia today. Although she only started her career in 2017,
Tasya currently has 2.88 million YouTube subscribers and 2.6 million followers on Instagram. This study aims
to explore the efforts made by Tasya Farasya as a beauty vlogger to use social media as a channel to present
and promote himself. This article is centered on the front stage of Ervuing Goffmans Dramaturgi theory and
Peter Montoyas personal branding. The results showed that Tasya Farasyas self-presentation on social media
was fun, cheerfu, positive, and truthful. Tasya has credibility for good product promotions, and she stands out
thanks to her specialization in full glam makeup look for her among other beauty vloggers who sticks to the
natural trend."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Vashti Annisa
"ABSTRAK
Pertanyaan lsquo;siapakah kita di dunia maya rsquo; mulai muncul dengan lahirnya internet dan media sosial, dimana kita diberikan kesempatan untuk mempertunjukan diri kita kepada dunia. Di dalam dunia tersebut, tidak ada batasan dan siapapun bisa menjadi apa atau siapapun yang mereka mau. Di Instagram--medium dimana orang mengunggah foto dan video--orang-orang dapat melakukan hal tersebut kepada publik, baik publik secara luas atau publik pilihan mereka dimana akun mereka tidak terbuka untuk umum.Bagaimana kita menggambarkan diri kita di dunia maya biasanya membutuhkan lsquo;impression management rsquo;. Goffman membuat teori ini di tahun 1967 dimana ia mengatakan bahwa orang-orang mempunyai kesan yang mereka buat untuk diri mereka sendiri dalam kontak secara langsung atau komunikasi melalui medium perharinya. Walaupun media sosial belum ada pada tahun tersebut, teori Goffman dapat diaplikasikan jaman sekarang. Terlebih lagi karena media sosial adalah tempat untuk membentuk kesan kita dan hal tersebut akan dilihat oleh banyak orang bahkan orang yang tidak kita kenal jika kita memperbolehkan hal itu untuk terjadi. Presentasi diri merupakan hal yang menarik untuk digali lebih dalam karena hal ini sering terlihat di akun banyak orang.

ABSTRACT
The question of lsquo Who Are We Online rsquo arises with the birth of the internet and social media, where we are given the opportunity to present ourselves to the world. That being said, it is important to highlight the fact that there is no boundary in this particular medium, one can be anyone they want. On Instagram a photo sharing platform people can post photos or videos of themselves to their public, whether it is to the free public or to their chosen public when their profile is private. How we portray ourselves online nowadays usually involve a very heavy impression management. Goffman created this theory back in 1967 where he described that people tend to have an image that they create for themselves in daily contact whether it is face to face or in mediated communication. Even though social media was not created back in his days, his theory can very much be applied to this time and age. Especially because social media acts as a platform to build an image of yourself and it is seen by everyone from the people we know even to strangers if we allow them to. Self presentation is an interesting topic to explore as it is often seen that people rsquo s account is carefully crafted for its audience. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shelline Puteri Erlandhika
"Kasus pidana Rachel Vennya terkait masalah kabur dari kewajiban karantina di masa pandemi COVID-19 memengaruhi citra dan nama baiknya sebagai seorang selebriti Instagram (selebgram). Untuk mengupayakan perbaikan citra, Rachel melakukan presentasi diri di media sosial. Presentasi diri merupakan suatu tindakan di mana seseorang mengelola suatu kesan tertentu yang ingin ditampilkan di depan orang lain dengan harapan dapat membangun pemahaman atau citra diri sesuai harapannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif atas konten-konten relevan yang menunjukkan kehadiran diri Rachel Vennya di media sosial berupa Instagram dan Youtube. Kemudian, konten tersebut dianalisis menggunakan taktik presentasi diri yang dikemukakan oleh Lee, Quigley, Nesler, Corbett, & Tedeschi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rachel Vennya melakukan lima taktik presentasi diri di media sosial. Secara defensif, Rachel melakukan taktik apology dan taktik disclaimer, sedangkan secara asertif, ia melakukan taktik supplication, exemplification dan ingratiation. Taktik yang paling sering digunakan adalah taktik ingratiation. Hal tersebut dilakukan dengan menampilkan sisi baik Rachel sebagai seorang Ibu, gaya parenting dan kesan sebagai panutan yang belajar dari kesalahan.

The criminal case involving Rachel Vennya evading quarantine obligations during the COVID-19 pandemic affected her image and reputation as an Instagram celebrity. Rachel tries to improve her image by conducting self presentation on social media. Self presentation is the act of managing certain emotions that a person wants to show to others with the hope that an understanding or image will be formed in accordance with her plans. This study shows the presence of Rachel Vennya on social media such as Instagram and Youtube by using the descriptive analysis method. Then, the content was analyzed using the self presentation tactics proposed by Lee, Quigley, Nesler, Corbett, & Tedeschi. As a result, it turns out that Rachel Vennya did five self presentation tactics on social media. Defensively, Rachel uses apology and disclaimer tactics, while assertively, she uses supplication, exemplification and ingratiation tactics. The most commonly used tactic is the ingratiation. This is done by showing Rachel's good side as a mother, her parenting style and the impression of being a role model who learns from her mistakes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dianti Ratih Ramadhani
"Skripsi ini mendeskripsikan fenomena presentasi diri yang dilakukan oleh perempuan sebagai anggota komunitas berukuran tubuh ekstra, yaitu komunitas Xtra L, Kombes (Komunitas Besar) Indonesia, dan Kagumi (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia). Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi yang bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman informan secara langsung terkait fenomena. Dalam penelitian ini, data utama yang peneliti gunakan berupa perkataan langsung dari informan, ataupun dokumentasi pribadi yang menggambarkan presentasi diri informan sebagai anggota komunitas berukuran tubuh ekstra. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa bentuk presentasi diri informan secara offline adalah pembenahan penampilan dan menganut pola hidup sehat. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa identitas kolektif sebuah kelompok dapat membentuk cara informan mempresentasi.

The focus of the study is to describe the self presentation phenomenon women as female members of Xtra L, Kombes (Big Community) Indonesia, and Kagumi (Association of Obese Women Indonesia). The purpose of this research is to describe the experience of each members of how they present themselves as a member of the community. Researcher did in-depth interview to seven informants and analyzing informant’s online personal documents to see their self presentation strategy. This research found that informant’s offline self presentation strategy is through managing their appearance and following a healthy lifestyle. Also, their motivation to do an online self presentation is by doing a self-monitoring and affinity seeking behavior. This research also showed that the strategies that informants use to present themselves were also shaped by the collective identity of their community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Flashiela Afedra
"Kegunaan ruang digital sebagai tempat berinteraksi dimaanfatkan untuk interaksi profesional. Fokus penelitian ini adalah pemilihan strategi promosi diri dan pembentukan impresi oleh individu lulusan perguruan tinggi untuk menciptakan identitas profesional di media sosial LinkedIn dan identitas daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami penggunaan medium LinkedIn untuk identitas profesional dari perspektif lulusan perguruan tinggi yang baru memulai karier. Strategi penelitian yang diambil yaitu sosial konstruksionisme, dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam serta observasi, dan data dianalisis menggunakan koding dan teknik analisis tematik. Temuan dari penelitian ini yaitu strategi promosi diri diterapkan dalam pembentukan profil, dan identitas profesional dipertahankan lewat berkoneksi, berinteraksi, dan membuat unggahan. Proses manajemen impresi berperan dalam penentuan strategi promosi diri di identitas daring lain. Lulusan perguruan tinggi turut menyesuaikan identitas di media sosial lain dengan yang ditunjukkan di LinkedIn. Identitas profesional secara aktif dibangun di LinkedIn dan cara tradisional seperti resume tetap digunakan untuk pencarian kerja.

Digital spaces host various interactions, including professional interactions. The focus of this research is to see self-branding strategy and impression management efforts employed by university fresh graduates to shape their professional identity in LinkedIn and other online identities. This research aims to explore the usage of LinkedIn for professional identity from university fresh graduates’ perspectives as entry-level job seekers. This research uses social constructionism strategy, with in-depth interview as data collection method and thematic analysis to analyze findings. The study found self-branding strategy is used in LinkedIn profile creation to shape professional identity. Their professional identity is maintained through connecting and interacting with others and posting their achievements. Impression management plays a role in determining fresh graduates’ self-branding strategy in their other online identities. University fresh graduates also align their identity across other media social to their LinkedIn profile. While professional identity is actively used in LinkedIn, traditional methods are still used to support their job-seeking activities, such as providing a resume."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaura Humane Ittihadia
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan presentasi diri dengan kesejaheraan subjektif mahasiswa yang menggunakan media sosial. Memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi dapat membantu melindungi mahasiswa dari afek negatif terhadap situasi yang membuat stress, depresi, serta tertekan. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah presentasi diri yang dilakukan lewat media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik stratified random sampling, sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 92 mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2020 dan 2021. Berdasarkan hasil uji korelasi kendall’s tau-b, terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara presentasi diri dan kesejahteraan subjektif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,124. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat presentasi diri yang dilakukan oleh individu, makan akan semakin tinggi kesejahteraan subjektif yang dirasakan oleh individu.

This study discusses the relationship between self-presentation and subjective well-being of students who use social media. Subjective well-being is an important component in the life of a college student. Having high subjective well-being can help college students from being negatively impacted by situations that are stressful, and despressing. One aspect that can affect subjective well-being is self-presentation. Therefore, this study aims to determine the relationship between self-presentation and subjective well-being in college students who use social media. This study uses a quantitative research approach with a survei type. The sample in this study was measured using the probability sampling method with stratified random sampling technique, while the research instrument used was a questionnaire. Respondents in this study were 92 undergraduate students at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020 and 2021. Based on the results of Kendall's tau-b correlation test, there is a very weak positive relationship between self-presentation and subjective well-being with a correlation coefficient of 0.124. This shows that the higher the level of self-presentation carried out by individuals, the higher the subjective well-being felt by a person."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaysha Gikha Nisrina
"Konstruksi kecantikan yang dibangun oleh media memunculkan standar-standar kecantikan yang dianut oleh para perempuan. Persepsi bahwa menjadi cantik harus memiliki kulit yang putih dan mulus melekat dalam definisi kecantikan. Dalam dunia digital, konstruksi kecantikan ini semakin diperkuat oleh kehadiran beauty influencer dengan presentasi diri yang memenuhi standar-standar yang telah dikonstruksi. Ketika ada seorang beauty influencer yang menampilkan presentasi diri yang berbeda, dengan wajah berjerawat dan tidak memenuhi standar yang dikonstruksi media, tentunya merupakan fenomena yang unik dan berpengaruh terhadap makna kecantikan yang selama ini dikonstruksi. Tulisan ini membahas mengenai bagaimana presentasi diri seorang beauty influencer yang berbeda dari mayoritas beauty influencer lainnya karena tidak menampilkan hal-hal yang menjadi standar kecantikan yang dikonstruksi oleh media sebagai upaya dekonstruksi terhadap makna kecantikan yang selama ini ada di media sosial.

The construction of beauty built by the media raises the standards of beauty that are adhered to by women. The perception of being beautiful should have white and smooth skin is inherent in the definition of beauty. In this digital world, beauty construction is further strengthened by the presence of beauty influencers with self-presentation that meets the standards which have been constructed. When a beauty influencer who presents a different self presentation, with a pimply face and does not meet the standards constructed by the media, it is certainly a unique phenomenon and influences the meaning of beauty that has been constructed. This paper discusses how the self-presentation of a beauty influencer is different from the majority of other beauty influencers because it does not display things that become the standard of beauty constructed by the media, as an effort to deconstruct the meaning of beauty that has been exist previously on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Inaya
"Media digital membuka ruang publik baru dan memberikan kesempatan bagi individu untuk dapat mengeksplorasi dan menghasilkan konten milik mereka sendiri. Kemampuan untuk mengkostumisasi dan memproduksi konten atas kemauan pribadi ini kemudian memberi kesempatan individu untuk bisa melakukan presentasi diri secara daring dan membangun kesan tertentu di benak para penikmat kontennya. Youtube dan Instagram sebagai salah satu bentuk media baru dengan konsep media sharing menjadi sarana untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Studi ini ingin melihat dan menganalisis praktik presentasi diri yang dilakukan oleh Idol Korea Selatan melalui kanal Youtube dan Instagram pribadi mereka dengan studi kasus pada salah seorang member EXO, Park Chanyeol. Sebagai publik figur yang gerak-geriknya pastinya akan selalu menjadi sorotan masyarakat, situasi ini dapat dimanfaatkan untuk bisa menunjukkan sisi tertentu dari diri mereka untuk menciptakan kesan positif dengan tujuan membangun kedekatan dan keterikatan dengan para penikmat kontennya. Studi ini dilakukan untuk menganalisis teknik-teknik apa saja yang digunakan oleh Park Chanyeol dalam mempresentasikan dirinya di Instagram dan Youtube dengan mengacu pada konsep taktik presentasi diri milik Jones & Pittman (1982) melalui studi literatur dan analisis konten sosial media sederhana. Hasil menunjukkan bahwa Ingratiation, self-promotion, dan exemplification adalah tiga taktik yang terlihat dalam konten-konten Instagram dan Youtube milik Chanyeol. Meskipun pada Instagram dan Youtube terdapat perbedaan bentuk penyampaian, namun pesan presentasi diri yang disampaikan tetap dapat menciptakan positive image dan affinity pada audiens.

Digital media opens up new public spaces and provides opportunities for individuals to explore and produce their own content. This ability to customize and produce content on their own accord gives individuals the chances to be able to present themselves online and build a certain impression on the minds of the content viewers. Youtube and Instagram as a form of new media with the concept of media sharing are the means to make this happen. This study wants to see and analyze the self-presentation practices carried out by South Korean idols through their personal Youtube and Instagram channels with a case study on one of the EXO members, Park Chanyeol. As a public figure whose movements will undoubtedly always be in the public spotlight, this situation can be used to be able to show a certain side of themselves to create a positive impression with the aim of building bonds, affinity and relationships with audience. This study was conducted to analyze the techniques used by Park Chanyeol in presenting himself on Instagram and Youtube by using the concept of Jones & Pittman's (1982) self-presentation tactics through literature studies and social media content analysis. The results show that Ingratiation, self-promotion, and exemplification are three tactics seen in Chanyeol's Instagram and Youtube content. Even though there are differences in the way of transmitting messages on Instagram and Youtube, the self-presentation message that is conveyed can still create a positive image and affinity for the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Fanuela Henrik
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kredibilitas Sumber Influencer Media Sosial pada Akun Instagram Tasya Farasya terhadap Sikap Merek Kosmetik Make Over di JABODETABEK dan menentukan dimensi Kredibilitas Sumber yang memiliki pengaruh paling besar terhadap Sikap Merek. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan kuesioner berupa Google Form dan dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: (1) Wanita pengguna media sosial Instagram berusia 18-35 tahun yang berdomisili di JABODETABEK, (2) Mengetahui Influencer Media Sosial Tasya Farasya, (3) Mengetahui Merek kosmetik Make Over, (4) Pernah mengunjungi akun Instagram Tasya Farasya lebih dari satu kali, dan (5) Pernah melihat konten promosi Tasya Farasya dengan brand kosmetik Make Over di Instagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas social media influencer berpengaruh terhadap sikap konsumen terhadap merek, dimana dimensi trustworthiness merupakan dimensi yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap terhadap merek. Hasil penelitian merekomendasikan jika ingin mencari endorser lain, Make Over perlu memilih seseorang dengan kredibilitas yang baik, terutama seseorang yang dapat dipercaya.

This study aims to determine the effect of Social Media Influencer Source Credibility on Tasya Farasya's Instagram Account on Make Over Cosmetic Brand Attitudes in JABODETABEK and determine the Source Credibility dimension which has the greatest influence on Brand Attitude. The type of research used is explanatory with a quantitative approach, using a questionnaire in the form of Google Form and analyzed using multiple regression analysis. In taking the sample, the researcher used a non-probability sampling technique with a purposive sampling technique. The sample criteria in this study are: (1) Female Instagram social media users aged 18-35 years who live in JABODETABEK, (2) Knowing Tasya Farasya Social Media Influencers, (3) Knowing Make Over cosmetic brands, (4) Ever visited accounts Tasya Farasya's Instagram more than once, and (5) Ever seen Tasya Farasya's promotional content with the Make Over cosmetic brand on Instagram. The results show that the credibility of social media influencers has an effect on consumer attitudes towards brands, where the dimension of trustworthiness is the dimension that has the greatest influence on the formation of attitudes towards brands. The results of the study recommend that if you want to find another endorser, Make Over needs to choose someone with good credibility, especially someone who can be trusted."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Khansa Priono
"Media digital membuka ruang publik baru dan memberikan kesempatan bagi individu untuk dapat mengeksplorasi dan menghasilkan konten milik mereka sendiri. Kemampuan untuk mengkostumisasi dan memproduksi konten atas kemauan pribadi ini kemudian memberi kesempatan individu untuk bisa melakukan presentasi diri secara daring dan membangun kesan tertentu di benak para penikmat kontennya. Youtube dan Instagram sebagai salah satu bentuk media baru dengan konsep media sharing menjadi sarana untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Studi ini ingin melihat dan menganalisis praktik presentasi diri yang dilakukan oleh Idol Korea Selatan melalui kanal Youtube dan Instagram pribadi mereka dengan studi kasus pada salah seorang member EXO, Park Chanyeol. Sebagai publik figur yang gerak-geriknya pastinya akan selalu menjadi sorotan masyarakat, situasi ini dapat dimanfaatkan untuk bisa menunjukkan sisi tertentu dari diri mereka untuk menciptakan kesan positif dengan tujuan membangun kedekatan dan keterikatan dengan para penikmat kontennya. Studi ini dilakukan untuk menganalisis teknik-teknik apa saja yang digunakan oleh Park Chanyeol dalam mempresentasikan dirinya di Instagram dan Youtube dengan mengacu pada konsep taktik presentasi diri milik Jones & Pittman (1982) melalui studi literatur dan analisis konten sosial media sederhana. Hasil menunjukkan bahwa Ingratiation, self-promotion, dan exemplification adalah tiga taktik yang terlihat dalam konten-konten Instagram dan Youtube milik Chanyeol. Meskipun pada Instagram dan Youtube terdapat perbedaan bentuk penyampaian, namun pesan presentasi diri yang disampaikan tetap dapat menciptakan positive image dan affinity pada audiens.

Digital media opens up new public spaces and provides opportunities for individuals to explore and produce their own content. This ability to customize and produce content on their own accord gives individuals the chances to be able to present themselves online and build a certain impression on the minds of the content viewers. Youtube and Instagram as a form of new media with the concept of media sharing are the means to make this happen. This study wants to see and analyze the self-presentation practices carried out by South Korean idols through their personal Youtube and Instagram channels with a case study on one of the EXO members, Park Chanyeol. As a public figure whose movements will undoubtedly always be in the public spotlight, this situation can be used to be able to show a certain side of themselves to create a positive impression with the aim of building bonds, affinity and relationships with audience. This study was conducted to analyze the techniques used by Park Chanyeol in presenting himself on Instagram and Youtube by using the concept of Jones & Pittman's (1982) self-presentation tactics through literature studies and social media content analysis. The results show that Ingratiation, self-promotion, and exemplification are three tactics seen in Chanyeol's Instagram and Youtube content. Even though there are differences in the way of transmitting messages on Instagram and Youtube, the self-presentation message that is conveyed can still create a positive image and affinity for the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>