Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Rifaldi Akbar
"ABSTRAK
Nasionalisme merupakan imaji tentang kesamaan. Nasionalisme tidaklah natural, nasionalisme adalah hasil pendisiplinan dan rutinitas. Seiring dengan modernitas, pergerakan orang ke berbagai wilayah di dunia menjadi pengalaman global baru dengan berkembangnya ide paspor, kewarganegaraan, dan warna-warni kebudayaan negara-bangsa. Di ruang diaspora, media memiliki peran penting dalam mentransmisikan imaji mengenai kesamaan sebagai satu kelompok. Media menciptakan ruang yang seolah-olah mendekatkan Pemuda Pelajar Diaspora Indonesia (PPDI) yang terdeteritrorialisasi dengan kampung halaman. Di Thailand, media membuat mereka merasa sebagai satu kelompok yang sama meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang etnik. Di dalam keseharian, mereka membentuk imaji nasionalisme akibat tiga sebab. Pertama, edukasi massa sebagai perpanjangan tangan modernitas yang menciptakan memori tradisi dan ide kebudayaan nasional. Kedua, alienasi identitas etnik sebagai konsekuensi globalisasi dan modernitas yang mengaburkan atribut etnik dalam relasi sosial di ruang diaspora. Ketiga, globalisasi media yang menciptakan sirkuit kesamaan simbol nasional dalam ruang media diaspora. Ketiga instrumen itu hidup di dalam keseharian PPDI. Media membangun nasionalisme PPDI dan mereka menggunakannya sebagai cara untuk melanggengkan relasi sosial sebagai masyarakat modern di ruang diaspora.

ABSTRACT
Nationalism is an imagination of similarities. Nationalism is not natural, nationalism is the result of disciplinary process and routine. Along with modernity, the movement of people to various regions in the world becomes a new global experience along with the development of the idea of​​passports, citizenship, and the culture of nation-states. In the diaspora space, the media has an important role in transmitting images of similarity as a group. The media creates a space that brings the Youth Indonesian Diaspora Student (PPDI) which is deterritorialized seems closer to their homeland. In Thailand, the media make them feel like a group even though they come from various ethnic backgrounds. Daily, they form the imagination of nationalism due to three reasons. First, mass education as an extension of modernity that creates memories of national cultural traditions and ideas of national culture. Second, alienation of ethnic identity as a consequence of globalization and modernity which obscures ethnic attributes in social relations in the diaspora space. Third, media globalization creates a circuit of similarities of national symbols in the diaspora media space. These three instruments live daily with PPDI. The media builds PPDI nationalism and they use it as a way to maintain social relations as a modern society in the diaspora space."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinny Afifi Elfinur
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis upaya ilmuwan diaspora (scientific diaspora) Indonesia dalam pembingkaian terminologi brain drain di Indonesia. Kerangka ilmu hubungan internasional yang digunakan untuk mengkaji topik ini adalah perspektif konstruktivisme dan liberalisme dari pemikiran Yossi Shain dan Aharon Barth. Adapun analisis bentuk upaya tersebut akan dijelaskan menggunakan tipologi taktik Transnational Advocacy Network (TAN) dari Keck dan Sikkink. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara (data primer) dan teks berupa artikel media masa, jurnal, laporan, serta dokumen terkait (data sekunder). Hasil temuan penelitian ini menunjukkan 4 hal. Pertama, peran sebagai TAN yang juga menjalankan fungsi komunitas epistemik memudahkan ilmuwan diaspora mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kedua, relasi antar aktor ini bersifat politis dan sangat dipengaruhi oleh motif ilmuwan diaspora dan rezim pemerintah yang sedang berkuasa. Ketiga, relasi ilmuwan diaspora Indonesia dengan negara menggeser perspektif nasionalisme ke perspektif globalisasi yang membingkai brain drain sebagai brain circulation. Terakhir, dari empat taktik yang digunakan taktik politik informasi dan politik pengaruh adalah yang paling dominan dilakukan dan mempengaruhi upaya ilmuwan diaspora Indonesia dalam membingkai terminologi brain drain di Indonesia.

This thesis aims to analyze the eforts of Indonesian scientific diaspora in framing the terminology of brain drain in Indonesia. The perspective of constructivisme and liberalism from Yossi Shain dan Aharon Barth is applied to explain diaspora in international relation studies, whilst the efforts of scientific diaspora will be analyzed by typology tactics of Transnational Advocacy Network (TAN) from Keck and Sikkink. This thesis used a qualitative descriptive method with data collection techniques through interviews (primary data) and texts in the form of mass media articles, journals, reports, and related documents (secondary data). The findings of this research indicate four points of result. First, the role of a TAN which also carries out the function of the epistemic community makes it easier for diaspora scientists to influence government policy. Second, the relations between these actors are political in nature and are strongly influenced by the motives of diaspora scientists and the ruling government regime. Third, the relations between Indonesian diaspora scientists and the state shift the perspective of nationalism to the perspective of globalization, framing brain drain as brain circulation. Last, information politics and leverage politics are the most dominant and influenced tactics used by Indonesian scientific diaspora in framing the terminology of brain drain in Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Adityaningsih Utami
"Tesis ini mencermati peran diaspora dalam politik internasional dan fokus terhadap pengetahuan substantif tentang Diaspora Indonesia, serta keterkaitannya dengan pemerintah Indonesia. Dewasa ini, Diaspora membuat suatu gebrakan dalam hubungan internasional. Perannya dalam memperkuat dan mempertahankan suatu negara kemudian dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk menciptakan kesejahteraan negara. Menurut Delano dan Gamlen, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami relasi negara dengan diasporanya yaitu dengan melihat potensi dan perkembangan diaspora, merangkul transnasionalisme, dan pengelolaan diaspora secara global. Pada kasus Diaspora Indonesia, ketiga hal tersebut mempengaruhi perkembangan diaspora Indonesia serta kebijakan publik dan kebijakan luar negeri yang dibuat cenderung mengarah kepada kepentingan negara. Pemerintah Indonesia berupaya mengkonstruksikan Diaspora Indonesia sebagai potensi besar untuk kemajuan Indonesia dengan tujuan memajukan Indonesia. Komunitas Epistemik, Pelajar, Pengusaha, dan berbagai golongan membantu terciptanya tujuan tersebut. Namun demikian, hal tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan substantif terhadap diaspora yang baik dan justru menciptakan permasalahan lain dalam tubuh Diaspora Indonesia sendiri.

This thesis examines the role of Diaspora in International Politics and focuses on substantive knowledge of the Indonesian Diaspora, as well as the engagement of Indonesian government. Nowadays, Diaspora makes a breakthrough within International Relations. Its role to empower and strengthen the state is being used by every element about prosperity. According to Delano and Gamlen, there are several things that have to be concerned in understanding the relations between state and its diaspora, looking at its development and potential, embracing transnationalism, and governing global diaspora. In Indonesian Diaspora case, the three aspects influence the development of the Indonesian Diaspora and public and foreign policy that have been made tends to be focused on gaining the national interest. Indonesian government tries to construct Indonesian Diaspora as potential source to better Indonesia. Epistemic community, students, entrepreneurs, and several groups help the government to reach that purpose. However, the lack of substantive knowledge of the Indonesian Diaspora creates other problems for the Indonesian Diaspora itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Naufanita
"ABSTRACT
Diaspora merupakan istilah yang semakin umum digunakan. Makna dari istilah ini mengalami perubahan yang secara paralel melintasi tiga periode mdash;klasik, modern dan kontemporer. Sifatnya yang diskursif membuat diaspora dapat bermakna apa saja disesuaikan dengan siapa yang mengartikulasikan. Di Indonesia, gagasan diaspora Indonesia marak diperbincangkan sejak tahun 2012. Diaspora diartikulasikan oleh aktor non negara yang umumnya adalah kelompok elit atau ekspatriat. Kelompok ini mampu mengubah persepsi negara terhadap ekspatriat yang awalnya pengkhianat menjadi aset negara. Melalui relasi tersebut, baik aktor negara dan non negara memiliki satu motif yang sama, memaksimalkan kapital lewat keahlian, remitansi dan investasi. Hal ini dikukuhkan dalam Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2017 tentang Fasilitas Masyarakat Indonesia di Luar Negeri atau yang dikenal sebagai Kartu Diaspora. Namun demikian, bangsa Indonesia memiliki ragam sejarah migrasi internasional mdash;seperti TKI, kelompok etnis perantau di era kolonial, pengungsi akibat gejolak politik dan eksil 1965 mdash; dengan kepentingan yang beragam pula. Kasus ini menunjukkan kompleksitas diaspora sebagai sebuah istilah yang awalnya berniat untuk memayungi seluruh bangsa Indonesia dan keturunannya di luar negeri justru menimbulkan permasalahan representasi di dalam tubuh diaspora itu sendiri. Peneliti berargumen bahwa diaspora Indonesia merupakan wacana yang diartikulasikan oleh kelompok kepentingan dan didukung oleh negara untuk meraup kapital. Padahal diaspora adalah metafora yang secara kontinu diciptakan, ditransformasikan dan dipertahankan untuk mendefinisikan kembali identitas suatu bangsa. Dengan meleburkan konsep diaspora ke dalam HI, peneliti bermaksud untuk menganalisis relasi power dan konteks yang berlangsung dalam wacana diaspora Indonesia, serta meninjau konsep identitas nasional dalam HI yang umumnya berbasis negara sebagai aktor tunggal dan berdaulat. Posisi diaspora sebagai aktor non negara membuat konsep identitas nasional dalam HI dapat didefinisikan kembali.

ABSTRACT
Diaspora is increasingly common term to be used. The meaning of this term change over three periods classical, modern and contemporary. Its discursive nature makes diaspora means everything, adjusted to whoever articulates it. In Indonesia, the idea of Indonesian diaspora has been spread since 2012. Diaspora is articulated by non state actors, the expatriate group. This group is able to change the perception of the state against expatriates from traitors to state assets. Through these relations, both state and non state actors have one common motive, maximizing capital through human capital, remittance and investment. This is confirmed in The Presidential Decree No. 76 Year 2017 on Facilities for Indonesian Society Abroad which is known as Diaspora Card. Meanwhile, the Indonesian has a diverse history of international migration ndash such as migrant workers, ethnic groups in colonial era, refugees due to political turmoil and exile of 1965 with various interests. This case shows the complexity of diaspora as a term that originally intended to include entire Indonesian and its descendants abroad. Instead, this has risen the problem of representation in Indonesian diaspora itself. I argue that the Indonesian diaspora is a discourse articulated by interest groups and supported by the state to maximize capital. Whereas diaspora is a metaphor that is continuously created, transformed and maintained to redefine identity of a nation. By incorporating diaspora into IR, I intend to analyze power relations and context within Indonesian diaspora discourse and also to review the concept of national identity which commonly use state centric perspective that state is seen as unitary and sovereign. The position of diaspora as non state actors makes the concept of national identity in IR redefined."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Agung Romy
"Indonesia memiliki sejarah panjang dalam partisipasi di jaringan produksi otomotif internasional. Akan tetapi Indonesia belum mampu memperoleh manfaat dari tingginya perdagangan di sektor tersebut. Di wilayah Asia Tenggara, performa industri otomotif Indonesia kalah saing dengan Thailand meskipun Indonesia memiliki pasar paling besar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan mengapa industri otomotif Indonesia tertinggal dari Thailand dan strategi apa yang dapat dilakukan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Penelitian ini melakukan analisis komparatif terkait kebijakan industri kedua negara. Hasil menunjukkan kebijakan industri Indonesia yang bersifat proteksionis menyebabkan industri otomotif Indonesia tertinggal dari Thailand. Kebijakan proteksionis yang paling berpengaruh adalah program Mobil Nasional. Penelitian ini juga melakukan studi empiris terkait determinan ekspor komponen otomotif Indonesia dengan pendekatan gravity model. Analisis dengan menggunakan teknik regresi random effect RE menemukan bahwa peningkatan kualitas jasa penghubung dan peningkatan ketersediaan infrastruktur jalan berpengaruh positif terhadap ekspor komponen otomotif Indonesia.

Indonesia has a long story in participating the international automotive production network. Unfortunately, Indonesia is not able to reap gains from the rapid growth in automotive and auto parts trade. In Southeast Asia region, Indonesian automotive industry is lagging behind Thailand even though Indonesia has the largest market in ASEAN. Therefore, this paper aims to answer questions on why Indonesia is lagging behind Thailand and what strategies Indonesian government could use to catch up Thailand. Through comparative analysis on both Indonesian and Thai industrial policies, this paper finds that Indonesian protectionist industrial policies are the major cause of the underdeveloped Indonesian automotive industry. The most important of protective policy is Mobil Nasional. This paper also employs empirical studies concerning the determinants of Indonesian auto part exports. Using random effect RE as method of estimation, this paper finds that improvement in service link costs and road infrastructure have positive effect on Indonesian auto parts exports.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ampalavanar, Rajeswary
"This book addresses the complexity of Islam in Thailand, by focusing on Islamic charities and institutions affiliated to the mosque. By extrapolating through Islam and the waqf (Islamic charity) in different regions of Thailand the diversity in races and institutions, it demonstrates the regional contrast within Thai Islam. The book also underlines the importance of internal histories of these separate spaces, and the processes by which institutions and ideologies become entrenched. It goes on to look at the socio economic transformation that is taking place within the context of trading networks through Islamic institutions and civil networks linked to mosques, madrasas and regional power brokers"
London: Routledge, 2014
297.095 93 BRO i (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Irfani Rahim
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana kepercayaan di antara para anggota, berperan penting dalam perkembangan jaringan komunitas Osoji Club. Menurut Fukuyama 1995 , kesediaan untuk mempercayai orang asing mendorong keterlibatan masyarakat dalam membangun komunitas, dan membantu mengatasi dilema dari tindakan kolektif. Perbedaan etnis diasumsikan dapat menghasilkan tingkat kepercayaan in-group yang tinggi, tetapi sedikit atau tidak ada kepercayaan kepada orang lain.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi terlibat di dalam kegiatan-kegiatan Osoji Club, serta wawancara mendalam in-depth interview dengan key informant yaitu ketua dan anggota relawan Jepang dan orang Indonesia Osoji Club. Penelitian ini mengambil setting di dua kota, yaitu Jakarta dan Medan.Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas diaspora Jepang di Jakarta dan Medan berkontribusi bagi kedua pihak. Bagi diaspora Jepang, mereka mendapatkan keuntungan dari komunitas ini berupa informasi dan ldquo;perasaan aman rdquo; selain kotribusi nyata terhadap lingkungan sekitar mereka menjadi lebih bersih. Dan bagi keduanya, baik anggota relawan Jepang maupun Indonesia yang tertarik dengan kebudayaan Jepang, komunitas ini menjadi forum untuk komunikasi lintas budaya. Konsep kepercayaan memiliki peran penting terhadap perkembangan jaringan Osoji Club yang pada awalnya dibentuk di Jakarta dan meluas ke beberapa kota besar lainnya. Kepercayaan juga memainkan peran dalam kerja sama komunitas Osoji Club dengan beberapa perusahaan Jepang melalui acara-acara festival kebudayaan Jepang di Jakarta dan Medan.Kata kunci: Diaspora Jepang, Osoji Club, kepercayaan, intercultural communication, jaringan

ABSTRACT
This research discusses on the role of Osoji Club, the Japan environmental community which its members not only for its Japanese but also Indonesian. The focus of this paper is on how trust among members, playing the important role in the development of Osoji Club community network. According Fukuyama 1995 , the willingness to trust foreigners encourages community involvement in community building, and helps to overcome the dilemma of collective action. Ethnic differences are assumed to produce high levels of in group confidence, but little or no trust to out group.This research used qualitative method by doing the data collection techniques through participant observation in some of Osoji Club activities, as well as in depth interviews with key informant i.e. chairman and Japanese and Indonesian volunteer member of Osoji Club. The research setting areas are in two big cities, Jakarta and Medan.The results showed that this Japanese diaspora community in Jakarta and Medan, contributed for both side. For Japanese diaspora, they get the benefit from community such as information and lsquo feeling more safety rsquo beside the real contribution on environment their present place become cleaner. And for both Japan and Indonesian member who interested in Japanese culture, this community becomes a forum for intercultural communication. Members from a different cultural background can share knowledge on each other 39 s culture and apply it in everyday life. The concept of trust have significant role to the development of the Osoji Club network which was originally established in Jakarta and extended to several other big cities. Trust also play a part in cooperation of Osoji Club with several Japanese companies in major events such as the Japanese cultural festival in Jakarta and Medan.Keyword Japan Diaspora, Osoji Club, trust, intercultural communication, network "
2018
T51372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriyani Puspita Dewi
"ABSTRAK
Fokus dari tesis ini adalah mengenai diaspora Indonesia dan tuntutan mereka untuk mendapatkan dwikewarganegaraan Indonesia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui apakah tuntutan tersebut telah menjadi agenda kebijakan, tindak lanjut apa yang telah dilakukan oleh pemerintah, apa saja kendala yang ada dan bagaimana mengatasi kendala-kendala tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dan data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tuntutan dwikewarganegaraan telah menjadi agenda kebijakan karena telah memenuhi tahap-tahap yang ada dalam penyusunan agenda yaitu masalah privat, masalah publik, isu kebijakan, dan agenda kebijakan (agenda pemerintah).

ABSTRACT
The focus of this thesis is about Indonesian diaspora and their demand to get dual citizenship of Indonesia. The purpose of this study is to acknowledge whether the demand has become a policy agenda, what did government do to follow up their demand, what kind of obstacle that exist and how to overcome it. This research is qualitative descriptive interpretative and the data were collected by means of deep interview. Conclusion of this research is the demand of dual citizenship has already become an policy agenda due to the step in agenda setting process has passed through. The steps are private problem, public problem, policy issue, and policy agenda (governmental agenda)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Firli Ashari
"Di Indonesia, komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) masih dianggap sebagai ancaman atas budaya nasional hingga penyebab terjadinya bencana alam. Kenyataan ini membuat mereka memilih menjadi diaspora di luar negeri. Jika demikian, bagaimana strategi komunitas LGBT diaspora Indonesia untuk mengartikulasikan identitasnya? Apa saja bentuk persekusi yang mereka terima? Penelitian ini mengeksplorasi strategi kedua anggota komunitas LGBT diaspora Indonesia dalam menghadapi persekusi ketika mengartikulasikan identitasnya. Penelitian ini menemukan bahwa anggota komunitas LGBT diaspora Indonesia mengartikulasikan identitasnya melalui TikTok dengan menunjukkan identitasnya secara gamblang sebagai pria gay. Selain itu, mereka juga menggunakan strategi lain seperti membuat video-video parodi tentang identitasnya sebagai pria gay, membuat video menari dan melakukan lip-sync dengan mengikuti lagu-lagu yang viral, menunjukkan kebersamaan dengan keluarganya, memperlihatkan keseharian yang tidak berhubungan dengan homoseksual, mengedukasi pengguna TikTok tentang aspek yang tidak berhubungan dengan homoseksual, menjelaskan momen-momen penting sebagai pria gay yang tinggal di negara yang melegalkan komunitas LGBT, hingga merespons secara serius pertanyaan atau pernyataan yang hadir dari netizen asal Indonesia. Artikulasi identitas yang menghasilkan persekusi ini dihadapi dengan menggunakan dua strategi: visibilitas sebagai gay dengan menjelaskan pandangan anggota komunitas LGBT tentang betapa “anehnya” penampilan atau perilaku mereka serta melakukan mock impoliteness sebagai upaya yang memerlukan interaksi berupa percakapan atau perilaku yang dapat dievaluasi sebagai ketidaksopanan oleh komunitas LGBT.

In Indonesia, the lesbian, gay, bisexual, and transgender (LGBT) community is still considered a threat to national culture and as a cause of natural catastrophes. As a result, many have chosen to migrate to other nations and become diasporas. How do LGBT Indonesian diaspora members articulate their identities in this instance? What sorts of persecution were they subjected to? This study investigates how two Indonesian LGBT diaspora individuals articulate their identities in response to persecution. This study found that gay men in the Indonesian diaspora utilize TikTok to articulate their identities. They also make parody videos about their gay men identities, dance and lip-sync to viral songs, show togetherness with their families, show aspects of daily life unrelated to homosexuality, educate TikTok users about non-homosexual aspects, explain significant moments as gay men living in a country where the LGBT community is legal, and take negativity seriously. Two strategies are employed to combat the articulation of identities that leads to persecution: visibility as gay by explaining how “strange” their appearance or behavior is in the eyes of the LGBT community and mock impoliteness by engaging in conversation or behavior that the LGBT community would consider impolite."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Bachtiar
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2015
311.127 IME d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>