Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ainun Rahma Dwi Putri
"Karyawan lini depan menghadapi tuntutan tampilan ekspresi emosi spesifik yang telah ditentukan oleh perusahaan selama berinteraksi dengan pelanggan secara langsung. Emosi yang sebenarnya dirasakan tidak selalu sejalan dengan emosi yang harus ditampilkan sehingga karyawan perlu menerapkan strategi emotional labor yaitu surface acting maupun deep acting. Penggunaan strategi emotional labor dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap performa kerja individu.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara strategi emotional labor berupa surface acting dan deep acting dengan performa kerja yang terbagi atas task performance, contextual performance, dan counterproductive work behavior. Sebanyak 90 karyawan sales retail Jabodetabek mengisi kuesioner yang berisi alat ukur emotional labor dari Diefendorff, Croyle, dan Gosserand (2005) dan Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ). Hasil analisis korelasi menemukan bahwa strategi surface acting secara signifikan berhubungan positif dengan counterproductive work behavior (r=0.314, p<0.01) dan strategi deep acting berhubungan signifikan positif dengan contextual performannce (r=0.114, p<0.05) pada karyawan sales retail.

Frontline employees face the display rules when interacting with customers as to meet
organizationally desired outcomes. They have to regulate their emotions in a situation
where felt emotions are incongruent with the display rules through emotional labor
strategy by using surface or deep acting. The use of emotional labor strategy impacts
employee’s job performance positively and negatively. The purpose of this study was to
examine the relationship between surface acting and deep acting with task performance,
contextual performance, and counterproductive work behavior in retail sales workers. A
total of 90 Jabodetabek retail sales workers completed a questionnaire that includes
emotional labor scale from Diefendorff, Croyle, dan Gosserand (2005) and Individual
Work Performance Questionnaire (IWPQ). The result found that surface acting was
significantly correlated with counterproductive work behavior ((r=0.314, p<0.01) while
deep acting was significantly correlated with contextual performance (r=0.114, p<0.05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Dewi, supervisor
"Banyak studi sebelumnya yang meneliti hubungan antara emotional labor dan job satisfaction, namun masih sedikit yang membahas terkait peran emotional exhaustion sebagai mediator dalam hubungan tersebut, terutama pada karyawan sales ritel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan emotional labor dan job satisfaction melalui peran mediasi emotional exhaustion. Partisipan penelitian merupakan karyawan sales ritel Jabodetabek yang berjumlah 86 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah Job in General, Emotional Labor Scale, dan Maslach Burnout Inventory. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa emotional exhaustion mampu memediasi hubungan antara surface acting dan job satisfaction, namun tidak menemukan adanya peran mediasi emotional exhaustion dalam hubungan antara deep acting dan job satisfaction. Ini menjelaskan semakin sering karyawan sales ritel menggunakan surface acting maka semakin karyawan akan merasakan emotional exhaustion yang berdampak pada rendahnya tingkat job satisfaction. Tetapi strategi deep acting yang digunakan karyawan, tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap emotional exhaustion, sehingga faktor tersebut tidak dapat berperan sebagai mediator dalam hubungan antara emotional labor dan job satisfaction.

Many studies have discussed the relationship between emotional labor and job satisfaction, but only few have discussed the role of emotional exhaustion as a mediator in this relationship, especially among retail sales person. This study aims to examine the relationship of emotional labor and job satisfaction through the mediation role of emotional exhaustion. Data for this study was collected from 86 retail sales person from Jabodetabek. The instruments that the study used were Job in General, Emotional Labor Scale, and Maslach Burnout Inventory. The mediation analysis showed that emotional exhaustion is able to mediate the relationship between surface acting and job satisfaction. However, there was no mediating role of emotional exhaustion in the relationship between deep acting and job satisfaction. These explain that the more often retail sales person use surface acting, the more he or she will feel emotional exhaustion which result in low level of job satisfaction. But the deep acting strategies that retail sales person used, are not proven to have an influence on emotional exhaustion, so this factor cannot be the mediator in relationship between emotional labor and job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Gusnita
"ABSTRAK
Kinerja citizenship adalah tindakan atau perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan di luar dari domain tugas atau deskripsi kerja. Seperti bekerja sama dengan rekan kerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja citizenship adalah pertukaran atasan-bawahan (LMX). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara kinerja citizenship dan pertukaran atasan-bawahan. Sampel pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan minimal masa kerja satu tahun dengan N=115. Hasilnya menunjukkan hubungan positif yang signifikan (r=0.230, P<0.05, two-tailed) antara kinerja citizenship dan pertukaran atasan-bawahan (LMX). Dapat dikatakan jika kualitas pertukaran atasan-bawahan tinggi, maka kinerja citizenship yang ditunjukkan oleh karyawan juga tinggi. Ketika kualitas pertukaran atasan-bawahan rendah, maka kinerja citizenship yang ditunjukkan oleh karyawan juga rendah.

ABSTRACT
Citizenship performance is a behavior of an employee beyond job descriptions as cooperating with co-worker. Which factor of citizenship performance is leader-member exchange (LMX). The aim of this study is to explain the relationship between citizenship performance and leader-member exchange. Samples of this research are employees with work periodacally minimal is one year N=115. The findings show that the relationship of citizenship performance and leader-member exchange is positive and significat (r=0.230, P<0.05, two-tailed). so if leader-member exchange quality is high, then citizenship performance of the employees is high. If leader-member exchange is low, the citizenship performance of the employees is low too."
2016
S64933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Chaterina
"Dalam menghadapi persaingan pasar global, tiap-tiap perusahaan harus memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja karyawan yang baik akan berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perusahaan. Hal yang harus diperhatikan untuk tercapainya kinerja yang baik adalah beban kerja yang akan diberikan kepada karyawan. Beban kerja yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan karyawan. Karena beban kerja yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dapat menyebabkan kinerja yang buruk terhadap karyawan. Untuk itu penelitian ini mencoba untuk mengetahui hubungan antara Beban Kerja dengan Kinerja Karyawan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner terhadap 35 orang karyawan offshore PT. Pertamina Hulu Energi Divisi Quality Assurance Quality Control. Untuk menganalisis korelasi antar variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman yang dipergunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel yaitu beban kerja sebagai variabel independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif agak kuat antara beban kerja dengan kinerja karyawan.

To face competition in the global market, each company must consider the performance of its employees. A good employee performance will affect the achievement of corporate goals. Workload that will be provided to employees things to watch out for the achievement of good performance is the. Workload should be given in accordance with the capabilities of employees. The too high or too low workload is can lead to poor performance of the employee. For this research sought to determine the relationship between Workload with Employee Performance in Pertamina Hulu Energy ONWJ Jakarta. This research uses quantitative approach with questionnaires to 35 people offshore employees of PT. Pertamina Hulu Energy, Quality Assurance Quality Control Division as a sample. For the data technique analysis is using Spearman Rank Correlation, to find the strength of correlation between Workload as Independent variable and employee performance as dependent variable. From the statistic test, based on the data collected from questionnaire, there is a rather strong, positive, and significant relationship between workload with employee performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Yacoub
"Tujuan penelitian ini adalah menggali dan mengetahui hubungan antara iklim organisasi kinerja karyawan pada Divisi Multimedia PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penelitian kuantitatif ini bersifat eksplanatif dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 serta aplikasi uji Pearson Correlation. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling dengan mengambil sampel sebanyak 60 orang responden yang merupakan karyawan divisi Multimedia, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Hasil dari hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara iklim organisasi dan kinerja karyawan.
The purpose of this research is to dig in and figure out the relationship between organizational climate on employee performance Multimedia Divisions PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. This is aexplanative quantitative research using SPSS version 17 calculation and the application of Pearson Correlation test. Methods of sampling used is the Total Sampling by taking samples of as many as 60 people who were employees of Multimedia Division, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Results of the study showed that there was a relationship between organizational climate and employees performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Irawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai milenial di PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank sebagai penyalur modal memiliki posisi sentral dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ketahanan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh naik turunnya pertumbuhan perbankan. BSM memiliki demografi pegawai sekitar 80% termasuk usia milenial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mix methode) kualitatif dan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan SEM-PLS. Melalui penelitian ini ditemukan fakta bahwa adanya pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai milenial dengan hasil uji R-Square sebesar 0,181 atau 18,1 %. Hasil uji koefisien jalur juga menunjukan angka 0,489 atau diatas angka 0 (nol) artinya kedua variabel menunjukan hubungan yang positif. Pelaksanaan kepemimpinan transformasional diaplikasikan dalam berbagai kondisi, diantaranya kegiatan mentoring pegawai, briefing pagi, kegiatan ekstrakulikuler pegawai dan meeting formal. Kinerja pegawai milenial yang melebihi target karena pegawai dapat berkembang dalam kondisi yang dibentuk oleh pemimpin transformasional. Pegawai milenial menerapkan nilai-nilai organisasi serta nilai-nilai keislaman yang dibentuk oleh kepemimpinan transformasional.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of transformational leadership style on the performance of millennial employees at PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Banks as a channel of capital have a central position in a countrys economic growth. The economic resilience of a country is influenced by the ups and downs of banking growth. BSM has an employee demographic of around 80% including millennial age. This study used a mixed methodology (mix method) qualitative and quantitative with data analysis techniques using SEM-PLS. Through this research, it was found that there was an effect of transformational leadership on the performance of millennial employees with the R-Square test results of 0.181 or 18.1%. The path coefficient test result also shows the number 0.489 or above the number 0 (zero), which means that the two variables show a positive relationship. The implementation of transformational leadership is applied in various conditions, including employee mentoring activities, morning briefings, employee extracurricular activities and formal meetings. Millennial employee performance exceeds the target because employees can thrive in conditions formed by transformational leaders. Millennial employees apply organizational values ​​as well as Islamic values ​​formed by transformational leadership."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Dwijayati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari dimensi persepsi psychological empowerment meaning, competence, choice, impact dan persepsi leader member exchange terhadap dimensi perceived employee retention compensation, job characteristic, training practice, career development, worklife balance . Dalam penelitian ini proses pengumpulan data menggunakan survey/kuisioner. Objek penelitian kali ini adalah 133 orang yang terdiri dari staff, asisten manajer, manajer dan supervisor di PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk wilayah Jakarta. Dengan menggunkan metode general linear model GLM pada SPSS versi 20, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dimensi persepsi pshycological empowerment meaning memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap dimensi perceived employee retention training practice . Dimensi persepsi psychological empowerment choice memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap dimensi perceived employee retention compensation . Dimensi persepsi psychologiacal empowerment impact memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap 3 dimensi perceived employee retention compensation, career development, worklife balance . Selain itu, pada penelitian ini juga menunjukan hasil bahwa persepsi leader member exchange memiliki pengaruh positif dan signifiakan terhadap keseluruhan dimensi perceived employee retention compensation, job characteristic, training practice, career development dan worklife balance . Penelitian ini menemukan bahwa peningkatan pada dimensi persepsi psychological empowerment dibutuhkan oleh perusahaan dalam memperbesar keingian karyawan yang berpotensi untuk tetap bekerja dalam perusahaan tersebut.

ABSTRACT
The study contains the impact of dimensions perception psychological empowerment meaning, competence, choice, impact and perception leader member exchange on dimensions perceived employee retention compensation, job characteristic, training practice, career development, worklife balance . The process of collecting data in this research with survey questionnaire. Object of this study is 133 person consist of staff, assistant managers, managers and supervisors at PT Hotel Sahid Jaya Internatinal, Tbk. By using the general linear models GLM in SPSS version 20, this research showed that dimensions perception psychological empowerment meaning has positive influence on dimensions perceived employee retention training practice . Dimensions perception psychologiacal empowerment choice has positive influence on dimensions perceived employee retention compensation . Dimensions perception psychologiacal empowerment impact has positive influence on 3 dimensions perceived employee retention compensation, career development, worklife balance . In addition, this study found that perception leader member exchange has positive influence on over all dimensions of perceived employee retention compensation, job characteristic, training practice, career development dan worklife balance . Thus, this study found that increased dimensions of perception psychological empowerment required by the company in the process of increase employee retention in the organization."
2017
S68425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Firyal Adiba
"Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keamanan pekerjaan dan juga dukungan dari organisasi. Seperti yang disebutkan dalam hasil survei Deloitte yang berjudul "Selamat datang di Generasi Z" yang dilakukan pada tahun 2022, tercatat bahwa salah satu perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan Generasi Z adalah keinginan untuk memiliki keamanan pekerjaan yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang dampak ketidakamanan pekerjaan dan juga dukungan organisasi yang dirasakan terhadap kinerja karyawan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja yang saat ini terjadi di Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan pada 256 karyawan Generasi Z, dengan menyebarkan kuesioner. Setelah data terkumpul, pengolahan data akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan pendekatan CB-SEM. Temuan menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi secara positif oleh dukungan organisasi yang dirasakan dan identifikasi organisasional. Selain itu, kinerja karyawan juga dipengaruhi secara negatif oleh ketidakamanan pekerjaan. Identifikasi organisasional juga berperan sebagai faktor mediasi antara dukungan organisasi yang dirasakan dan kinerja karyawan. Tetapi, identifikasi organisasional ditemukan tidak dapat memediasi hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kinerja karyawan. Penelitian ini memberikan wawasan bagi perusahaan mengenai pengaruh ketidakamanan pekerjaan dan dukungan organisasi yang dirasakan dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui identifikasi organisasional di kalangan karyawan Generasi Z.

Employee performance can be influenced by various factors, including job security and also support from the organization. As stated in the Deloitte survey results titled "Welcome to Generation Z" conducted in 2022, it is noted that one of the behaviors exhibited by Generation Z employees is the desire for stable job security. This study aims to look deeper into the impact of job insecurity and also perceived organizational support on employee performance with the storm of layoffs that are currently happening in Indonesia. This research will be conducted on 256 Generation Z employees, by distributing questionnaires. After the data is collected, data processing will be carried out and find out the relationship between variables using CB-SEM approach. Finding shows that employee performance is positively influenced by perceived organizational support and organizational identification. Furthermore, employee performance is negatively affected by job insecurity. Organizational identification also serves as a mediating factor between perceived organizational support and employee performance. However, organizational identification was found to be unable to mediate the relationship between job insecurity and employee performance. This research provides insights to companies on the influence of job insecurity and perceived organizational support in enhancing employee performance through organizational identification among Generation Z employees."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Alya Yasmine Al Chered
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mindfulness sebagai moderator dalam efek emotional labor (surface acting dan deep acting) terhadap kinerja pada populasi karyawan lini depan, yaitu sales retail. Kinerja karyawan adalah aspek yang penting diteliti dalam sebuah organisasi. Bagi pekerjaan yang melibatkan banyak interaksi sosial, emotional labor adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja. Penelitian melibatkan 86 karyawan sales retail. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Individual Work Performance Scale, Emotional Labor Scale dan Mindful Attention Awareness Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindfulness tidak dapat berperan sebagai moderator dalam efek emotional labor terhadap kinerja. Penelitian lanjutan perlu mengelaborasi variabel lain yang berpotensi memoderasi pengaruh emotional labor terhadap kinerja pada populasi sales retail.

This study aims to look at the role of mindfulness as a moderator of the effect of emotional labor (surface acting and deep acting) on employee performance in frontline employee, spesifically retail salespeople. Employee performance is an important aspect in an organization. Emotional labor determines employee performance in jobs that require a great deal of social interaction. The study involved 86 retail salespeople. The instruments used in this study are Individual Work Performance Scale, Emotional Labor Scale and Mindful Attention Awareness Scale. Mindfulness has no moderation effect on the effect of emotional labor on performance. Future research could continue to investigate the potential moderating variable on the effect of emotional labor on performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto
"ABSTRAK
Dalam kaitannya dengan peningkatan kesesuaian pendidikan dengan kebutuhan pembangunan telah dikenalkan konsep link and match sebagai suatu konsep yang dapat dijadikan strategi operasional peningkatan relevansi pendidikan. Suatu kenyataan bahwa di dalam perusahaan industri yang pada bagian/unit tertentu sebenarnya hanya dapat dikerjakan oleh pekerja tamatan sekolah menengah kejuruan, tetapi tidaklah demikian adanya. Dan ternyata pekerjaan itu dilakukan oleh pekerja tamatan sekolah menengah umum dan tamatan sekolah menengah kejuruan (STM).
Dengan adanya kenyataan tersebut maka permasalahannya adakah perbedaan penampilan kerja bagi karyawan bagian mekanik yang berasal dari tamatan SMU dengan tamatan STM.
Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan perbedaan penampilan kerja mekanik dilihat dari latar belakang pendidikan formal (SMU dengan STM), baik tanpa atau dengan memperhitungkan pengaruh faktor latihan, pengalaman kerja, dan motivasi kerjanya.
Kerangka teoritis disusun berdasarkan teori-teori ilmu pendidikan, psikologi kerja/industri, manajemen personalia, motivasi, dan hasil penelitian yang relevan. Populasi penelitian adalah karyawan bagian mekanik yang bekerja pada pabrikpabrik di lingkungan PT. Krakatau Steel Cilegon. Jumlah populasi yang relevan sebanyak 443 orang. Sampel penelitian diambil secara Systematic Random Sampling. Untuk menentukan bcsarnya sampel digunakan Nomogram Harry King dengan mengambil tingkat kesalahan 8 dan didapatkan prosentase populasi untuk diambil sampelnya sebesar 25 % x 443 orang = 111 orang.
Data penampilan kerja dikumpulkan dengan lembar penilaian, sedangkan data pengalaman dan motivasi kerja dikumpulkan melalui kuesioner. Untuk variabel pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan latihan kerja digunakan isian terbuka, variabel motivasi kerja digunakan skala Likert.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan penampilan kerja mekanik dilihat dari latar belakang pendidikannya. Baik tanpa atau dengan memperhitungkan pengaruh latihan, pengalaman kerja, dan motivasi kerja yang signifikan. Rata-rata penampilan kerja mekanik tamatan SMU sebesar 34,29 dan rata-rata penampilan kerja mekanik tamatan STM menunjukkan angka 36,38."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>