Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Patrio Sorongan
"Studi ini menganalisis proses Koevolusi yang terjadi antara Jepang sebagai Role Model dan Korea Selatan sebagai interaksor dalam Industri Elektronik Konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses koevolusi yang terjadi antara Jepang dan Korea Selatan sebagai interaksinya. Dalam studi ini, dua faktor yang akan dianalisis, yaitu Sistem Inovasi dan Organisasi Industri. Lebih lanjut, kajian ini akan merumuskan gagasan bagaimana suatu negara menerapkan model koevolusi dengan negara lain untuk memperkuat industrinya dan menjadi pemimpin pasar dunia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa New Product Development dikembangkan antara Korea Selatan dan Jepang dalam proses koevolusi, terutama pada Incremental Innovation dari produk itu sendiri. Dalam hal Organisasi Industri, koevolusi antara Jepang dan Korea Selatan mendorong kedua negara untuk mencari kebijakan terbaik untuk mempertahankan posisinya di pasar.

This study analyses the Coevolution process that happens between Japan as a Role Model and South Korea as the interactor in the Consumer Electronics Industry. This study aims to understand how the coevolution process happened between Japan and South Korea as the interactor. In this study, two factors are going to be analyzed, which are the Innovation System and Industrial Organization. Furthermore, this study would formulate the idea of how a country applies the coevolution model with other countries to strengthen their industry and become the leader in the world market. The result of this study revealed that New Product Development was developed between South Korea and Japan in the coevolution process, especially on the incremental innovation of the product itself. In terms of Industrial Organization, the coevolution between Japan and South Korea drove both countries to find their best policies to sustain their position in the market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gysella Wismanahadi
"ABSTRAK<>br>
Studi ini membahas tentang koevolusi antara industri telekomunikasi dan institusi di Korea, seperti pemerintah di Korea, konglomerat chaebol , pemerintah Amerika Serikat, WTO, dan IMF, dari tahun 1980 - 2000. Studi ini membahas secara rinci tentang perubahan industri telekomunikasi di Korea yang dipengaruhi oleh perubahan institusi dan juga sebaliknya. Studi ini menarik tiga kesimpulan: 1 industri telekomunikasi di Korea dibentuk oleh kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Korea, sebagai pemilik Korea Telecom KT ; 2 pemain utama di industri telekomunikasi Korea adalah chaebol, pemerintah Amerika Serikat, WTO, dan IMF; 3 chaebol, pemerintah Amerika Serikat, WTO, dan IMF memiliki pengaruh yang besar terhadap industri telekomunikasi Korea meningkatkan kesejahteraan sosial dan inefisiensi jangka pendek .

ABSTRACT<>br>
The paper examines the coevolution between the Korean telecommunication industry and institutions such as the Korean government, family owned conglomerates chaebol , the US government, WTO, and IMF, from 1980 ndash 2000. Examined in details are an understanding of changes in Korean telecommunication industry affected by the change in institutions and also the other way around. The paper offers three conclusions 1 Korean telecommunication industry in Korea developed by policies set by the Korean government as the owner of Korea Telecom KT 2 the stakeholders of Korean telecommunication industry are chaebol, the US government, WTO, and IMF 3 the stakeholders have affected the Korean telecommunication industry increasing social welfare and short run inefficiency. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Jasmine
"Baru-baru ini, penelitian tentang Word of Mouth Elektronik (Sarana promosi dari mulut ke mulut melalui media elektronik) dan niat beli konsumen semakin menarik perhatian. Namun, perbandingan lintas negara antara dua negara dengan latar belakang budaya yang berbeda belum diteliti, khususnya dalam industri pariwisata. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan literatur di bidang ini dan memberikan wawasan lebih bagi para manajer dan direktur bisnis di bidang pariwisata dengan menguji dampak kepercayaan Word of mouth elektronik pada niat beli konsumen dari dua pandangan budaya yang sangat berbeda. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap 119 responden dari dua negara yaitu warga negara Belanda dan warga negara Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan konsumen terhadap Word of mouth elektronik berpengaruh besar dan positif terhadap niat beli konsumen. Semakin tinggi kepercayaan konsumen terhadap Word of mouth elektronik semakin tinggi niat mereka untuk membeli produk tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya sebagai variabel moderasi tidak mempengaruhi hubungan tersebut. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara responden dari Indonesia yang memiliki latar belakang budaya kolektivisme dan Belanda yang memiliki latar belakang budaya individualisme.
Recently, research on electronic word of mouth and purchase intention has been growing in attention. However, a cross country comparison between two different cultural backgrounds have not yet been investigated, especially in the travel industry. Thus, this study aims to fill in the gap of the literature and provide valuable insights for managers and directors of travel-related business by examining the impact of trust in electronic word of mouth on purchase intention on two very different cultural view. A quantitative research were conducted on 119 respondents, both Dutch and Indonesians. The results showed that level of trust in electronic word of mouth has a big and positive influence on consumer`s purchase intention. The higher the consumers trust the eWOM, the higher their intention to purchase the product. Moreover, the results also showed that culture as a moderating variable did not affect this relationship. There are no significant difference between Indonesian respondents which have a collectivism background of culture and Dutch which have an individualism culture background."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Adityo
"Tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti apakah komponen dari country image, yaitu cognitive country image dan affective country image serta subjective knowledge memiliki pengaruh terhadap attitude mengkonsumsi makanan asing serta apakah attitude mengkonsumsi makanan asing berpengaruh terhadap intention mengkonsumsi makanan asing. Data untuk riset ini diperoleh dengan teknik sampel convenience sampling dan warga Jabodetabek menjadi sampel.
Tes hipotesis dilakukan mengunakan structural equation modeling (SEM) yang di olah dengan software LISREL 8.50. Riset ini mengunakan makanan Korea dan Jepang sebagai objek riset, dikarenakan Korea Selatan dan Jepang sedang gencar mempromosikan budaya nya, termasuk makanan yang berasal dari negara mereka.
Hasil dari riset ini menunjukan bahwa cognitive country image memiliki pengaruh positif terhadap affective country image; affective country image memiliki pengaruh positif terhadap attitude mengkonsumi makanan asing; subjective knowledge memiliki pengaruh positif terhadap attitude mengkonsumsi makanan asing dan attitude mengkonsumsi makanan asing memiliki pengaruh positif terhadap intention mengkonsumsi makanan asing.
Hasil yang terdapat di penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk penelitian-penelitian berikut nya yang membahas kasus ini dan juga memberikan dampak positif kepada perusahaan makanan yang menjual makanan Korea atau Jepang yang mengandalkan pemakaian country image untuk pemasaran produk makanan.

The purpose of this study is to recognize how the cognitive and affective components of country image as well as subjective knowledge impact the attitude towards consuming foreign foods, which impacts the intention to try foreign foods. Convenience sampling was used and residents of the Greater Jakarta (Jabodetabek) are used as the samples for this research.
The hypotheses are tested using structural equation modeling (SEM) using LISREL 8.50. This research used Korean and Japanese food as the research object, as South Korea and Japan have been actively promoting its culture, including food in overseas market.
The results show that a cognitive country image positively affects affective country image; affective country image positively influences attitude to consume foreign foods; subjective knowledge positively influences attitude to consume foreign foods and attitude to consume foreign foods positively influences the intention to try foreign foods.
The findings in this research are useful for further research in this topic and also benefit food companies selling Korean or Japanese food that uses country image association as a marketing tool for their food products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita
"Penelitian ini menganalisis identitas pada makanan tradisional Korea yang disebut gimbab. Berdasarkan pencarian sumber didapati adanya klaim antar negara Jepang dan Korea terkait gimbab. Terdapat beberapa data yang menjelaskan bahwa gimbab merupakan makanan hasil adaptasi dari sushi khas Jepang. Hal ini dikarenakan gimbab dan sushi memiliki tampilan yang sama, yaitu nasi yang digulung dengan menggunakan rumput laut walaupun keduanya memiliki isian yang berbeda. Berdasarkan latar-belakang tersebut penelitian bertujuan untuk menganalisis asal-usul gimbab dan sushi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi-literatur dengan analisis bersifat deskriptif-kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya kesinambungan antara sejarah gimbab dan sushi. Penelitian ini juga berargumen bahwa setiap negara memiliki sejarah budayanya masing-masing sehingga gimbab bukan merupakan hasil adaptasi dari sushi.

This study analyzes the origin of Korean traditional food called gimbab. Based of related sources, it was found that there are differing claims on the origins of gimbab from Japan and Korea. There are data which explains that gimbab is a food adapted from Japanese sushi. This is because gimbab and sushi have the similar appearance, namely rice rolled using seaweed though the two have different fillings. Therefore, based on this background this research aims to analyze the origins of gimbab and sushi. The research method used is a literature-study method with descriptive-qualitative analysis. The results of the analysis show that there is no continuity between the history of gimbab and sushi. This study also argues that each country has its own cultural history, so gimbab are not an adaptation of sushi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthia Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi feminitas perempuan berdasarkan gender sebagai dampak dari globalisasi yang ditampilkan dalam drama televisi Jepang For You in Full Blossom (2007) dan Pretty Proofreader (2016) serta drama televisi Korea Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Perempuan modern terkait feminitas, dihadapkan dengan maskulinitas dalam struktur masyarakat Jepang dan Korea. Dengan unit analisis perilaku, penampilan, dan gaya hidup, penelitian antardisiplin ini menganalisis representasi dari keempat drama televisi sebagai korpus penelitian. Metode analisis isi digunakan sebagai teknik penelitian untuk membuat simpulan yang sahih dan dapat direplikasi dari teks ke konteks penggunaannya, melalui empat tahapan: merumuskan tujuan dan konseptualitas, menyusun kategorisasi unit sampling, mencatat unit sampling, dan terakhir mengkaji hasil pencatatan dengan memberikan interpretasi. Hasil penelitian keempat drama televisi tersebut merepresentasikan perempuan Jepang dan Korea sebelum dan sesudah 2010 sebagai titik pergeseran perilaku dan penampilan perempuan dalam nilai-nilai feminitas yang dihadapkan dengan maskulinitas di Asia Timur. Perempuan Jepang dan Korea memahami tuntutan masyarakat untuk berbaur demi menjaga harmoni yang menjadi nilai penting dalam masyarakat Asia Timur, tanpa mengesampingkan individualitasnya.

This study aims to analyze the representation of women’s femininity according to gender as the impact of globalization shown in the Japanese television dramas For You in Full Blossom (2007) and Pretty Proofreader (2016), and Korean television dramas Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Modern women related to femininity faced masculinity in Japanese and Korean social structures. With behavior, appearance, and lifestyle as analysis units, this interdisciplinary study analyzed the representation in those four television dramas as the corpus of research. The context analysis method is used as a research technique to make a valid and replicable conclusion from text to the usage context through four steps: formulate the purpose and concept of research, arrange a set of sampling unit categorizations, record the sampling unit, and study the data record by giving the interpretation. The study shows that these four television dramas represented Japanese and Korean women before and after 2010 as a shift point of behavior and appearance in femininity values faced masculinity values in East Asia. Japanese and Korean women acknowledged the requirements to mingle in their society to maintain harmony as one of the essential values in East Asian society without neglecting their individualities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yabunaya Salsabila Yuniar
"Pengiriman surat elektronik pemasaran atau dikenal dengan email marketing yang dilakukan tanpa persetujuan sah secara eksplisit telah menjadi suatu masalah yang mengganggu kenyamanan konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu permintaan persetujuan yang dilakukan oleh pelaku usaha melalui metode opt-in kepada konsumen sebelum dapat melaksanakan pengiriman surat elektronik pemasaran. Dalam hal ini, tidak adanya pembatasan metode opt-in yang dapat digunaj menimbulkan kebingungan bagi konsumen, dan bagi pelaku usaha dalam mengaplikasikannya dalam formulir permintaan persetujuan terkait. Hal tersebut dapat mengancam pemenuhan hak konsumen atas rasa aman dan nyaman. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian yuridis normative serta pendekatan komparatif dimana Penulis membandingkan peraturan serta penerapan opt-in di Indonesia dan Kanada. Hasil dari penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah bahwa pengaturan metode permintaan persetujuan opt-in di Indonesia belum cukup melindungi konsumen walaupun telah terdapat kewajiban bagi pelaku usaha untuk mendapatkan persetujan konsumen sebelum dapat mengirimkan surat elektronik pemasaran e-commerce. Sementara itu, Kanada telah mengatur metode opt-in secara lebih terbatas dengan melarang metode opt-out seperti pre-checked boxes serta permintaan persetujuan langsung melalui surat elektronik. Penelitian ini menyarankan agar Indonesia memberikan panduan lebih terkait penerapan metode opt-in dalam rangka melindungi konsumen dan mempermudah pelaku usaha dalam meminta persetujuan.

Marketing electronic mail, also known as email marketing, which is carried out without explicit valid approval has become a problem that disturbs consumer comfort. Therefore, a request for approval is required by business actors through the opt-in method to consumers before sending marketing e-mails. In this case, the absence of restrictions on the opt-in method that can be used creates confusion for consumers, and for business actors in applying it in the related approval request form. This can threaten the fulfillment of consumer rights to a sense of security and comfort. This research was conducted in the form of normative juridical research and a comparative approach in which the author compared the regulations and implementation of opt-in in Indonesia and Canada. The results of the research in the preparation of this thesis are that setting the opt-in approval request method in Indonesia is not enough to protect consumers even though there is an obligation for business actors to obtain consumer approval before sending e-commerce marketing e-mails. Meanwhile, Canada has regulated the opt-in method in a more limited way by prohibiting opt-out methods such as pre-checked boxes and direct approval requests via electronic mail. This research suggests that Indonesia should provide more guidance regarding the application of the opt-in method in order to protect consumers and make it easier for business actors to seek approval."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahnaz Bakri
"The makeup industry is all about beauty. This research paper explores how the Jakarta makeup market perceives the attractiveness of models and how that perceived attractiveness affects their purchase intention. This research was conducted using a Quasi-experimental method to test how people’s emotions are towards physical attractiveness and makeup advertisements—whether or not they are more likely to purchase a product if the advertisement features an attractive model. The sample was given four models’ pictures to rate their attractiveness based on their facial features. The perceived most attractive and least attractive models were used in lipstick advertisements to identify the market’s purchase intention variations. The research found that the perceived most attractive model had prominent western features and received a higher score for purchase intention, in comparison to its less attractive counterparts.

Industri makeup sangat erat kaitannya dengan kecantikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana industri makeup khususnya persepsi masyarakat terhadap daya tarik model dan pengaruhnya terhadap minat beli masyarakat di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi-experimental untuk menguji bagaimana sikap masyarakat terhadap fisik model dan iklan makeup, khususnya mengetahui apakah masyarakat/target penelitian lebih cenderung membeli suatu produk jika iklan tersebut menampilkan model yang menarik secara fisik. Responden penelitian diberikan foto dari empat model yang berbeda untuk menilai ketertarikan responden terhadap model berdasarkan bentuk dan karakteristik wajah masing masing model. Karakteristik model yang dianggap paling menarik dan paling tidak menarik akan digunakan pada iklan produk lipstik untuk mengidentifikasi variasi dari minat beli konsumen. Penelitian ini menemukan bahwa model yang dianggap paling menarik, memiliki karakteristik wajah barat dan memiliki penilaian keinginan pembelian yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan karakteristik wajah lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Vina Fairuzzahra
"Industri perfilman Korea Selatan telah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek dalam industri perfilman Korea Selatan, mulai dari kuota impor, sistem sensorsip, sampai narasi yang ditayangkan dalam film. Salah satu narasi dalam film Korea Selatan yang dapat dijumpai adalah narasi mengenai Jepang. Dalam narasi tersebut, citra Jepang dikonstruksikan secara negatif. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan citra negatif Jepang yang direpresentasikan dalam film Korea Selatan. Selain itu, penelitian juga mengkaji tentang alasan yang melatarbelakangi penggambaran citra negatif tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis wacana (discourse analysis). Landasan teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini meliputi konsep framing, teori representasi, dan teori semiotik konotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra negatif Jepang yang direpresentasikan dalam film Korea Selatan menunjukkan bahwa 1) bangsa Jepang adalah bangsa yang kejam; 2) bangsa Jepang adalah bangsa yang militeristik; 3) bangsa Jepang adalah bangsa yang nasionalis dan patriotis; 4) bangsa Jepang memiliki rasa superioritas terhadap bangsa Korea; dan 5) Jepang memiliki hubungan yang kompleks dengan Korea Selatan. Citra negatif tersebut ditampilkan sebagai suatu strategi untuk menggiring opini publik Korea Selatan agar memiliki persepsi yang negatif mengenai Jepang.

South Korean film industry has been developed significantly in the past years. It’s because of the changing within some aspects in South Korean film industry, such as import quota, censorship system, and narration of the film. One kind of narration of South Korean films that can be found is the naration about Japan. Through that narration, Japan is depicted by negative images. Thus, this research aims to explore the negative images of Japanese which is depicted in South Korean films. This research will also analyze the background of those negative images. This research is qualitative research with discourse analysis approach. Theories and concept used in this research are framing theory, representation theory, and connotative semiotic theory. This research shows that the negative images of Japan represented in South Korean films are 1) the Japanese is cruel; 2) the Japanese are militeristic; 3) the Japanese are nationalist and patriotic; 4) the Japanese have been superior than South Koreans; and 5) Japan has complex relationship with South Korean. Those negative images are shown as to construct public opinion so that they have negative perception of Japan."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
"Tulisan ini menunjukkan interpenetrasi antara Amaterasu Oomikami dan lingkungan dalam pemikiran orang Jepang. Perlindungan terhadap lingkungan sebagai produk interpretasi dengan kebudayaan Jepang dalam hubungan timbal balik adalah berdasarkan klasifikasi: yang normatif - yang nyata; yang sakral - yang profan; dunia gaib - dunia nyata. Sistem penggolongan merupakan produk dari pengetahuan orang Jepang memandang lingkungannya: golongan yang dalam (uchi) - yang luar (soto/yoso). Penggolongan ini dan atributnya menjadi ciri pembeda antara yang dalam dengan yang luar. Perusakan lingkungan merupakan perbuatan yang memalukan dan perbuatan yang kotor. Pelanggaran terhadapnya dikenai sangsi. Orang Jepang menjaga lingkungannya sebagaimana pola tindakan mereka menjaga kuil Shinto (jinja) dan kuil budha (tera). Tindakan manusia yang murni adalah menjaga lingkungan sedangkan tindakan yang kotor adalah yang patut dihindari. Pandangan orang Jepang terhadap lingkungannya terkait dengan keyakinan keagamaan yang primordial yaitu Amaterasu Oomikami sebagai leluhur dari leluhur kaisar Jepang. Keyakinan terhadap yang sakral sebagai yang menyelimuti kehidupan masyarakat Jepang menanamkan kesadaran kolektif setiap individu dan kelompok dalam jenjang lokal, daerah, dan negara. Kesadaran kolektif atau solidaritas dalam diri orang per orang disosialisasikan melalui dan dalam institusi sehingga menghasilkan konfirmitas antara orang per orang dan orang dengan lingkungannya. Metode interpretif menggunakan pendekatan simbolik menghasilkan pemahaman bahwa Amaterasu Oomikami dan lingkungan merupakan satu sistem hubungan dalam kebudayaan Jepang dimana satu sama lain saling terkait melalui seperangkat nilai dan tindakan.

The article indicate the interpenetration between Amaterasu Oomikami and environment within the Japanese thought. The protection of environment as a product of interpretation of Japanese culture in reciprocal relation is categorized by: the normative - the real; the sacred - the profane; supranatural world - human world. The system classification is the product of knowledge from the Japanese way in seeing the world based on the classification of the inside (uchi) - the outside (soto/yoso). This classification and its attributes produce differentiation between the inside - the outside. The environment destruction is considered as disgrafuk and dirty action. Any violation should be given sanctions. The Japanese watch over their environment by following the pattern of jinja and tera maintainance. The purity of human behaviour is to protect the environment whilst dirty actions should be avoided. The Japanese view the environment in relevant to the religious belief as primordial as Amaterasu Oomikami the great ancestor of Japanese tenno. The belief in the sacred enfolds the life of the Japanese to nurture collective consciousness in every individual and groups in local, prefecture and nation-state hierarchically. Collective consciousness or solidarity in individuals is socialized by and within institutions in order to produce confirmity among individuals and with the environment. Interpretive method with symbolic approach produce the understanding of Amaterasu Oomikami and the environment as a system of relations in Japanese interpenetrated in the culture through a set of values and actions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>