Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Arindya Laksmidewi Marghaputra
"Pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk menjaga jarak menjadi tantangan bagi industri hiburan musik. Konser tur antar negara, temu penggemar dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh brand industri musik untuk membentuk pengalaman audiens terpaksa harus ditiadakan. Dalam menghadapi kondisi ini, para pemasar industri hiburan musik memanfaatkan teknologi dan membuat konser virtual sebagai bentuk strategi experiential marketing. Tulisan ini akan menganalisis apakah konser virtual telah memenuhi pilar keberhasilan strategi experiential marketing dibandingkan dengan konser offline. Terdapat sebelas pilar keberhasilan experiential marketing yakni remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable dan believable. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus komparatif dengan membandingkan satu variabel pada dua sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Dalam pengaplikasiannya, konser virtual maupun konser offline memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Teknologi augmented reality dan grafis 3D dalam konser virtual menciptakan pengalaman unik melalui efek panggung seolah-olah visual tersebut nyata, sehingga tercipta pengalaman mendalam yang dimana secara psikologis audiens merasa menjadi bagian dari lingkungan virtual tersebut sehingga timbul perasaan nyata ‘berada disana’. Namun, teknologi tidak dapat menggantikan pengalaman yang didapat melalui interaksi tatap muka. Teknologi justru menciptakan cara interaksi baru dan pengalaman unik yang berbeda dari interaksi langsung.

Covid-19 pandemic forces us to practice physical distancing. This condition leads to a new challenge, especially for the music entertainment industry. Many activities that build the audience's experience such as world tour concerts and fan meetings had to be eliminated. In facing this challenge, music industry marketers take advantage of technology and create virtual concerts as a form of experiential marketing strategy. This study aims to analyze whether virtual concerts have met the pillars of successful experiential marketing strategy compared to offline concerts. There are eleven pillars of experiential marketing such as remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable, and believable. The research method used is a comparative case study, comparing one variable in two different samples or at different times. Study results revealed that both virtual concerts and offline concerts have their respective advantages and disadvantages. Augmented reality technology and 3D graphics used in virtual concerts create a unique experience through stage effects as if the visuals are real, this visualization creating an immersive experience where the audience psychologically become one with the virtual environment and a sense of "being there" arises. However, technology cannot replace the experiences gained through face-to-face interactions. Instead, technology creates a new way of interacting and a unique audience experience. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nashita Indira Susanto
"Makalah ini mengkaji kinerja industri live music serta pro & kontra dari konser virtual selama pandemi Covid-19. Pendapatan industri live music di seluruh dunia turun secara signifikan dari AU$40,5 (2019) menjadi A$10,38 (2020). Dengan semua industri merasakan dampak pandemi Covid-19, hal itu juga sangat memengaruhi para musisi dan artis yang terhambat untuk tampil secara live dikarenakan adanya peraturan social distancing dan lockdown. Di awal Covid-19, konser virtual mulai bermunculan dan menjadi semakin populer. Terdapat banyak musisi dan artis yang berhasil beradaptasi dengan situasi ini dan telah mendapatkan lonjakan pendapatan dari mulai dari 50% hingga 100% ataupun lebih. Namun, banyak penonton yang sering merasa kecewaa karena tidak bisa menyaksikan 'hal yang nyata' seperti dalam konser live tatap muka. Perkembangan konser virtual di industri live music selama pandemi Covid-19 telah mengubah cara bisnis beroperasi. Namun, para pelaku industri telah berencana untuk kembali melakukan pertunjukan tatap muka ketika situasi kembali normal.

This paper assesses the live music industry performance and the pros & cons of virtual concerts during the Covid-19 pandemic. The live music industry revenue worldwide plummeted from A$40.5 (2019) to A$10.38 (2020). As all industries were feeling the effects of the Covid-19 pandemic, it had indeed affected musicians and artists who were hampered from performing live due to social distancing and lockdown regulations. In the beginning of the Covid-19, virtual concerts emerged and grew in popularity. A lot of artists who adapted to this situation had reportedly been receiving a spike in income from 50% up to 100% and more. However, many of the audience were frequently followed by disappointment of their inability to witness the ‘real thing’ as in physical live concerts. The development of virtual concerts in the live music industry during the Covid-19 pandemic has changed how the business operates. Nevertheless, industry players have planned to go back to doing face-to-face gigs when things go back to normal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Permana Adiguna
"Pajak Hiburan merupakan salah satu jenis Pajak Daerah yang memiliki potensi yang cukup besar di Provinsi DKI Jakarta. Pada Tahun 2010-2011, konser musik menjadi fenomena ditengah-tengah masyarakat di Provinsi DKI Jakarta. Sistem pemungutan pajak hiburan yang secara self assessment pada konser musik, membuat pemeriksaan menjadi komponen penting didalam pencapaian target pajak hiburan dan menghindari kebocoran pajak hiburan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif, metode pengumpulan data kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan Dinas Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DKI Jakarta belum maksimal dalam melaksanakan pemeriksaan pajak hiburan pada konser musik karena berdasarkan data, masih banyak ditemukan kesalahan oleh pemeriksa pajak.

Entertainment Tax is one type of Regional Taxes which has a great potencial in the Province of DKI Jakarta. In 2010-2011, music concert has become a new social phenomenon for most people in the province of DKI Jakarta. Self assessment system in the implementation of the Entertainment Tax collection for a music concert makes inspection become an important element for attainment entertainment tax target and avoiding entertainment tax abuses.This research is a descriptive research design that using qualititative approach with qualitative data collection method.The result of this research conclude The Inspection entertainment tax in music concert by Dinas Pelayanan Pajak Daerah Province of DKI Jakarta has not run effectively refer to theres some errors by the inspector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Alip Adhi Wicaksono
"Penelitian ini merupakan kajian semiotika yang secara filosofis meneliti mengenai fenomena produksi tanda yang terjadi dalam konser virtual di masa pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini dibahas mengenai bagaimana produksi tanda dan ruang virtual terbentuk pada konser virtual di masa pandemi yang menjadi pilihan adaptasi untuk menikmati hiburan konser musik di masa pandemi. Dalam penelitian ini juga dijabarkan mengenai fenomena hiperrealitas yang terbentuk akibat produksi tanda yang tercipta dalam konser virtual di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Umberto Eco dan data yang didapatkan dalam penelitian ini melalui studi pustaka dan pencarian data secara daring di internet mengenai dokumentasi konser virtual selama tahun 2020-2022. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode semiotika visual dan analisis filosofis untuk membedah fenomena produksi tanda dalam konser virtual di masa pandemi Covid-19. Akhir dari penelitian ini memberikan sebuah gambaran mengenai proses pembentukan tanda dan penandaan dalam konser virtual yang memperlihatkan konser virtual memiliki potensi untuk memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan terhadap hiburan terutama terhadap kegemaran menghadiri konser musik.

This research is a semiotic study that philosophically examines the phenomenon of sign production that occurs in virtual concerts during the Covid-19 pandemic. This study discusses how the production of virtual signs and spaces is formed at virtual concerts during a pandemic which is an adaptation option for enjoying music concert entertainment during a pandemic. This study also describes the phenomenon of hyperreality that is formed due to the production of signs created in virtual concerts during the Covid-19 pandemic. This study uses Umberto Eco's semiotic approach and the data obtained in this study through library research and online data searches on the internet regarding virtual concert documentation during the years 2020-2022. The author uses visual semiotics and philosophical analysis methods to dissect the phenomenon of sign production in virtual concerts during the Covid-19 pandemic. Eventually, this study provides an overview of the process of forming signs and markings in virtual concerts which can show virtual concerts have the potential to provide fulfillment of entertainment needs, especially for the hobby of attending music concerts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nabilah Humaira
"Strategi Marketing Public Relations atau MPR merupakan salah satu cara meningkatkan pelayanan atau produk. Tulisan ini dikhususkan untuk perusahaan musik asal Korea Selatan, SM Entertainment, yang menggunakan strategi MPR dalam pemasaran artisnya, EXO. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui strategi MPR apa yang mereka gunakan serta mana yang paling mempengaruhi pemasarannya. Analisis yang dilakukan melalui berbagai artikel berita dan hasil interpretasi penulis yang didukung oleh data, baik dari media sosial hingga prestasi yang dihasilkan oleh EXO. Tulisan ini didukung oleh teori dari public relations dan konsep marketing public relations. Hasil analisis memperlihatkan bahwa strategi marketing public relations dengan komponen lain didalamnya mampu membuat serta meningkatkan produk dan pendapatan perusahaan.

Strategy of Marketing Public Relations or MPR is one way to improve service or product. This paper is devoted to a South Korean music company, SM Entertainment, which uses the MPR strategy in its artist marketing, EXO. The purpose of this paper is to find out what MPR strategies they are using and which are most influencing their marketing. The analysis is done through various news articles and interpretation results of the author supported by the data, both from social media to the achievements generated by EXO. This paper is supported by the theory of public relations and the concept of marketing public relations. The results of the analysis show that public relations marketing strategy with other components in it is able to make and improve product and income company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Anggi Ropininta
"Perluasan budaya populer Korea Selatan ke seluruh penjuru dunia beberapa tahun ke belakang secara pesat membuatnya digemari oleh banyak masyarakat dunia. Industri musik pop Korea Selatan atau yang dikenal sebagai K-Pop merupakan salah satu di antaranya. Kondisi tersebut didorong oleh masifnya pertumbuhan media sosial yang mampu menyebarkan informasi secara cepat dan luas. Dengan media baru tersebut, industri musik kemudian mencari berbagai cara untuk memasarkan musiknya ke seluruh dunia dan strategi transmedia storytelling menjadi salah satu strategi pemasaran yang disukai oleh industri kreatif. Dengan membangun narasi fiktif dan memperkenalkan worldview industri musik masa depan bernama SM Culture Universe (SMCU), SM Entertainment kemudian memulai strategi pemasaran transmedia. Di dalam jurnal makalah ini, peneliti berfokus untuk menelaah penggunaan strategi transmedia storytelling oleh SM Entertainment dan pemenuhan ketujuh prinsip dari strategi tersebut. Peneliti menggunakan metode konten analisis kualitatif dari berbagai konten yang diunggah oleh SM Entertainment melalui platform media sosial seperti instagram, twitter, dan youtube. Secara keseluruhan, agensi tersebut telah menerapkan ketujuh prinsip transmedia storytelling secara baik dengan kemampuan agensi tersebut untuk menarik perhatian dan partisipasi khalayaknya.

South Korean popular culture's expansion in the past few years has rapidly made it popular worldwide. The South Korean pop music industry, known as K-Pop, is one of them. This current condition is driven by the massive growth of social media and its ability to disseminate information quickly and widely. With this new media, the music industry is looking for various ways to market their music worldwide. Transmedia storytelling strategy is one of the marketing strategies favored by the creative industry. By building a fictitious narrative and introducing a worldview of the future music industry called SM Culture Universe (SMCU), SM Entertainment then started their transmedia marketing strategy. In this journal paper, the author focuses on examining the use of the transmedia storytelling strategy by SM Entertainment and the fulfillment of the seven principles of this particular strategy. The study uses a qualitative content analysis method of various content uploaded by SM Entertainment through social media platforms such as Instagram, Twitter and YouTube. Overall, the agency has implemented the seven principles of transmedia storytelling well with the agency's ability to attract audience attention and participation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amelia Hasan
"ABSTRAK
Skripsi ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari penerapan strategi experiential marketing yang dilakukan pada salah satu perusahaan produk kecantikan terkemuka di dunia dan di Indonesia, yaitu The Body Shop Indonesia. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dimensi experiential marketing mempengaruhi perceived experiential value konsumen, tingkat kepuasaan pelanggan, dan tingkat loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu. Penelitian ini didesain untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara experiential marketing, perceived experiential value, customer satisfaction, dan customer loyalty. Responden dalam penelitian ini adalah 236 konsumen yang telah mengunjungi dan/atau berbelanja di counters The Body Shop Indonesia di wilayah Jabodetabek dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Sebuah model penelitian dengan enam hipotesis diuji menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui hubungan antara experiential marketing,perceived experiential value, customer satisfaction, dan customer loyalty. Hasil penelitian menemukan bahwa experiential marketing memiliki pengaruh terhadap ketiga variabel, yaitu tingkat perceived experiential value konsumen, kepuasan dan loyalitas pelanggan. Namun, diketahui pula bahwa tingkat perceived experiential value justru tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pembahasan serta kontribusi dan saran penelitian juga dibahas.

ABSTRACT
This research is conducted to examine the influence of experiential marketing strategy applied by one of the best beauty and cosmetics companies nationally and globally, The Body Shop Indonesia. Previous research showed that the dimensions of experiential marketing influenced consumers? perceived experiential value, customer satisfaction, dan customer loyalty. This research is designed to examine the relationship and the effect of experiential marketing on consumers? perceived experiential value, customer satisfaction, dan customer loyalty. It employed 236 sample respondents, who were included in this research if they have come to and/or shop at the counters of The Body Shop in Jabodetabek within the last 3 months. One conceptual framework and six hypotheses were tested by using Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the relationship and effect of experiential marketing on consumers? perceived experiential value, customer satisfaction, dan customer loyalty. The result found that experiential marketing had significant influence on consumers?perceived experiential value, customer satisfaction, dan customer loyalty. On the other hands, consumers? perceived experiential value was found to be insignificantly influencing customer loyalty. Explanations, limitations and suggestions are also discussed."
2013
S46093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang Imperialisme Budaya Korea yang terjadi di Indonesia
dan menerpa gaya hidup remaja-remaja Jakarta, terutama dalam pengaruh musik
K-pop. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain naratif. Dengan
fenomena meledaknya K-pop ini, pihak Korea Selatan pun menanamkan
kesadaran palsu di benak remaja-remaja agar budaya Korea ini dikultivasi. Hasil
penelitian menemukan bahwa saat ini telah banyak remaja-remaja yang
menggemari musik K-pop, hingga mereka mengonsumsi segala macam hal-hal
yang berhubungan dengan Korea Selatan.

Abstract
This thesis describes Korean cultural imperialism occured in Indonesia and hit the
style of living of Teenagers in Jakarta, especially the influence of K-pop music.
This research is qualitative research using narrative design. The phenomenon of
K-pop explotion makes South Korea party spread the false consciousness in
Teenagers? mind in order to cultivate the Korean cultures. The result of this
research found that currently many teenagers fancy K-pop music thus consume
any things related to South Korea"
2012
T30763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zeta Lubna Aqila Zaafril
"Industri K-pop telah berkembang pesat dan meraih popularitas di Indonesia, salah satu grup K-pop yang berhasil meraih popularitas tersebut adalah NCT. Hal ini dapat didukung oleh strategi pemasaran SM Entertainment yang telah mengeksklusifkan penggemar Indonesia dalam sebagian besar kegiatan NCT. Penggemar NCT di Indonesia telah menyadari hal ini secara positif, bahkan menjadi topik yang ramai dibicarakan di media sosial. Namun, hal tersebut masih berupa reaksi yang belum mencerminkan pemahaman mendalam. Hingga saat ini, studi empiris yang meneliti pemaknaan penggemar terhadap perlakuan eksklusif NCT di Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemaknaan NCTZen Indonesia terhadap strategi pemasaran SM Entertainment untuk NCT, menggunakan konsep relationship marketing untuk memahami bagaimana penggemar menginterpretasikan upaya pemasaran yang ditujukan kepada mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretatif, tidak hanya melihat bagaimana strategi tersebut dimaknai oleh penggemar NCT di Indonesia tetapi juga dengan interpretasi oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukan tiga hal, (1) perlakuan eksklusif NCT terhadap penggemar Indonesia menimbulkan loyalitas penggemar, (2) perlakuan eksklusif NCT dalam dimensi relationship marketing “bonding” sangat mempengaruhi para informan dalam merasa diperlakukan secara istimewa, sehingga hal tersebut berdampak signifikan pada timbulnya sikap dan perilaku loyalitas mereka, dan (3) hubungan istimewa antara NCT dan Indonesia dimaknai sebagai sebuah saluran untuk pertukaran budaya Korea dan Indonesia. Tiga hasil tersebut menunjukan pemaknaan penggemar yang lebih dalam dari sekedar reaksi positif. Meski demikian, ada beberapa saran penting agar hubungan NCT dan Indonesia dapat menjadi lebih baik kedepannya. Namun, melihat kesuksesan strategi pemasaran NCT dalam membangun loyalitas NCTZen di Indonesia, penerapan strategi oleh SM Entertainment, terutama terkait dengan konsep relationship marketing, dapat dijadikan contoh oleh perusahaan hiburan atau individu yang ingin membangun hubungan baik dan berkelanjutan dengan konsumen di Indonesia, tentunya dengan penyesuaian yang tepat.

The K-pop industry has rapidly expanded and gained popularity in Indonesia. NCT is one of the K-pop groups that has achieved this popularity. The success can be attributed to SM Entertainment's marketing efforts, which have provided exclusive treatment to Indonesian fans in many of NCT's activities. This special treatment has been positively recognized by NCT fans in Indonesia and has become a widely discussed topic on social media. However, these reactions on social media do not yet reflect a deep understanding of how Indonesian NCTZen perceive this exclusive treatment. Empirical studies examining fans' interpretations of NCT's exclusive treatment are still limited. Therefore, this research aims to explore how Indonesian NCTZen give meanings to SM Entertainment's marketing strategies for NCT, using the concept of relationship marketing to understand how fans respond to these marketing efforts. This study use a qualitative approach with interpretative paradigm, examining not only how Indonesian NCT fans interpret these strategies but also using the researcher's interpretation. The findings indicate three main things; (1) the exclusive treatment for Indonesian NCTZen, result in fan loyalty. However, each informant has their own way of expressing their loyalty, which can be linked to how they perceive NCT's relationship with Indonesia, (2) "bonding" is a dimension of relationship marketing that significantly influences informants to feel special, giving impact to their attitudes and behaviors of loyalty, and (3) the special relationship between NCT and Indonesia is seen by the informants as a channel for mutual cultural exchange between Korea and Indonesia. The three results show a deeper fan interpretation than just positively recognized. Nonetheless, there are still several important suggestions for SM Entertainment to further improve the relationship between NCT and Indonesia in the future. Given the success of NCT's marketing strategies in building loyalty among Indonesian NCTZen, SM Entertainment's approach, especially those related to relationship marketing, can serve as a model for entertainment companies or individuals aiming to build strong and sustainable relationships with consumers in Indonesia, with adjustments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raynaldi Prakoso
"ABSTRAK
Pertunjukan konser musik memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi terhadap pendapatan DKI Jakarta, tetapi ruang publik yang dapat dipergunakan untuk menyelenggarakan pertunjukan konser musik tidak tersedia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor penghambat dalam penyediaan ruang publik yang dapat dipergunakan untuk pertunjukan konser musik di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat ekspalanatif dengan menjelaskan faktor-faktor penghambat dalam penyediaan ruang publik yang dapat dipergunakan untuk pertunjukan konser musik di DKI Jakarta. Data primer diperoleh melalui field research dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penyebab tidak tersedianya ruang publik yang memadai karena adanya permasalahan pembebasan lahan dalam perencanaan pembangunan ruang publik, minimnya anggaran untuk sektor musik dan kurangnya kesadaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas potensi yang dimiliki industri musik.

ABSTRACT
Music concert performance has such great potential to contribute the income of DKI Jakarta, but the public space that can be used to hold musical concert performances is not provided yet. The purpose of this research is to analyze the factors inhibiting the provisions of public space that can be used for music concert performance in Jakarta. This research uses qualitative approach which is expalanative by explaining the inhibiting factors in the provision of public space that can be used for the music concert performance in DKI Jakarta. The primary data obtained through field research and interviews, and secondary data obtained from literature study. The result of this research shows that the causes of unavailability of adequate public space due to land acquisition problems in the planning of public space development, the lack of budget for the music sector and lack of awareness of the Provincial Government of DKI Jakarta for the potential of the music industry. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>