Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsaniah Nerine
"Media digital baru merupakan tempat bagi seseorang mendapatkan informasi sesuai dengan apa yang mereka butuhkan pada saat itu juga, salah satunya adalah Spotify. Melalui Platform ini, seseorang bisa mendapatkan informasi dari berbagai macam jenis podcaster yang menggunggah berbagai konten podcastnya. Diantara banyaknya pilihan podcast, para orang tua milennial yang membawakan topik parenting menjadi perhatian bagi banyak orang. Popularitas dari banyaknya konten yang diunggah, memotivasi parenting podcast untuk menetapkan strategi impression managementyang akan membantunya dalam membangun identitas yang diinginkan. Tulisan ini menganalisis startegi impression management yang digunakan oleh tiga parenting podcast yang menjadi fokus dari penelitian, yaitu Podcast DariTadi Yuk Yak Yuk, Curhat babu, dan Obrolan Babibu. Terdapat lima impression management yang bisa digunakan, yaitu ingratiation, selfpromotion, exemplification, intimidation, dan supplication. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis konten. Peneliti melakukan analisis pada setiap konten yang diunggah oleh ketiga parenting podcasttersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam pengaplikasiannya, tiga parenting podcast tersebut berhasil menerapkan strategi ingratiation, self-promotion, exemplification, dan supplication. Masing-masing dari mereka juga menggunakan satu strategi yang lebih mendominasi dari strategi lainnya, yaitu strategi exemplification yang digunakan oleh Podcast DariTadi Yuk Yak Yuk dan Obrolan Babibu, dan strategi self-promotion yang digunakan oleh Podcast Curhat Babu. Dengan menjalan strategi tersebut secara konsisten, parenting podcast akan menetapkan identitas mereka sebagai podcast dengan konten yang kompeten, kredibel, menghibur, dan memotivasi bagi para pendengarnya.

The new digital media is a place that people could obtain information in accordance with what they need at the given time, one of which being Spotify. Through this platform, anyone can obtain information from a variety of podcasters who upload various contents. Amongst the many options of podcasts, millennial parents who bring the topic of parenting catches the attention of great amount of people. The popularity from the many contents they upload, motivates parenting podcast to implement an impression management strategy which would assist them in building the identity they desire. This research is aiming to analyse which impression management strategy that is being utilized by the three parenting podcasters that are the focus of this research. There exists 5 impression management that could be utilized: ingratiation; self-promotion; exemplification; intimidation; and supplication. The methodology used in this research is content analysis. The author conducted an analysis on the contents uploaded by the three parenting podcasts. The result of the analysis showed that in their application, the three parenting podcasts has successfully utilized the ingratiation, self-promotion, exemplification, and supplications strategies. Each of them applies one strategy more dominantly than the other, exemplification strategy used by Podcast DariTadi Yuk Yak Yuk and Obrolan Babibu, and self-promotion strategy used by Podcast Curhat Babu. By applying the said strategies consistently, the parenting podcasts will establish their identity as a podcast with content that is competent, credible, entertaining, and motivating for their listeners."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Gabriella
"Perkembangan teknologi telah mendorong media digital untuk memaksimalkan berbagai bentuk media hiburan melalui konten audio on demand di media baru dalam bentuk podcast. Dalam kajian ini, Noice menjadi platform media yang menyediakan wadah penyebaran storytelling melalui konten podcast secara orisinal dan sebagai wadah bagi seseorang untuk mencari hiburan. Keterlibatan seseorang dengan podcast menjadi pengalaman individualnya masing-masing dan komedi menjadi genre yang paling diminati dalam konteks pemenuhan kebutuhan akan media hiburan. Melalui metode pengamatan digital non partisipan dan wawancara guna memperkuat hasil analisis, ditemukan bahwa program podcast “Musuh Masyarakat” dan “Trio Kurnia” pada platform Noice yang sama-sama bergenre komedi merupakan podcast yang menjadi konten podcast pertama yang dicari ketika individu ingin memenuhi hasrat untuk merasa terhibur, meningkatkan mood ke arah positif, serta rela mengeluarkan uang untuk mendengar episode berbayar sebagai salah satu bentuk apresiasi dan dukungan kepada para kreator podcast.

Technological developments have encouraged digital media to maximize various forms of entertainment media through audio on demand content in new media in the form of podcasts. In this study, Noice becomes a media platform that provides a forum for spreading storytelling through original podcast content and as a place for someone to seek entertainment. A person's involvement with a podcast is an individual experience and comedy is the most popular genre in the context of fulfilling the need for entertainment media. Through non-participant digital observation methods and interviews to strengthen the results of the analysis, it was found that the podcast programs named "Musuh Masyarakat'' and "Trio Kurnia" on the Noice platform, both of which have a comedy genre, are the podcasts that become the top of mind podcast content sought after when individuals want to fulfill their desire to feel entertained, improve mood in a positive direction, and are willing to spend money to listen to paid episodes as a form of appreciation and support for podcast creators."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhwan Ahmad Rizqiansyah
"Sebagai kesatuan semantik, wacana membentuk struktur yang variatif, baik dari superstruktur atau makrostrukturnya. Perkembangan teknologi dan medium komunikasi memunculkan bentuk wacana baru, yaitu wacana siniar. Melalui siniar, seseorang dapat menceritakan pengalamannya, termasuk pengalamann mistiknya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji superstruktur dan makrostruktur wacana siniar pengalaman mistik @shasyanapa saat KKN melalui hubungan antarproposisi. Kami menggunakan siniar pengalaman mistik @shasyanapa berjudul “KKN Malang” yang diunggah pada 22 Juli 2019 dalam kompilasi siniar horor Do You See What I See yang dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori hubungan antarproposisi yang dikemukakan oleh Larson (1984) dan teori struktur narasi yang dikemukakan oleh Labov dan Waletzky (1999). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa superstruktur wacana siniar pengalaman mistik @shasyanapa saat KKN serupa dengan superstruktur wacana naratif, tetapi lebih kompleks dengan bagian-bagiannya yang dapat terdiri lebih dari satu bagian. Sementara itu, dari segi makrostrukturnya, sebagian besar wacana siniar pengalaman mistik @shasyanapa saat KKN dibangun oleh hubungan logis, hubungan penambahan kronologis, hubungan penjelasan dengan pengungkapan kembali, hubungan penjelasan tanpa pengungkapan kembali, dan hubungan orientasi. Kelima hubungan tersebut dibutuhkan narator untuk membentuk wacana siniar yang padu, terperinci, logis, dan kronologis.

As a semantic unity, discourse forms a varied structure, either from its superstructure or macrostructure. The development of technology and communication medium has given rise to a new form of discourse, namely podcast discourse. Through the podcast, one can tell her experiences, including her mystical experiences. Therefore, this study aims to examine the superstructure and macrostructure of @shasyanapa mystical experience podcast discourse during KKN through the relationship between propositions. We use @shasyanapa’s mystical experience podcast discourse entitled “KKN Malang” which was uploaded on July 22, 2019, in the horror podcast compilation Do You See What I See which was analyzed using a qualitative descriptive method. This study used the theory of the relationship between propositions proposed by Larson (1984) and the theory of narrative structure proposed by Labov and Waletzky (1999). The results of this study denote that the superstructure of @shasyanapa’s mystical experience podcast discourse during KKN is similar to the superstructure of narrative discourse, but is more complex with parts that can consist of more than one part. Meanwhile, in terms of macrostructure, @shasyanapa’s mystical experience podcast discourse during KKN was built by logical relationships, chronological addition relationships, the restatement explanatory relationship, the nonrestatement explanatory relationship, and orientation relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ainur Rahmahwati
"Trait Mindfulness sudah terbukti bermanfaat bagi remaja pada berbagai setting. Di sisi lain, terdapat suatu pendekatan dalam pengasuhan anak yang kemungkinan besar dapat menyediakan lingkungan keluarga yang optimal untuk perkembangan trait mindfulness pada remaja yaitu mindful parenting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat menguji hubungan antara mindful parenting pada orang tua dan trait mindfulness pada remaja serta perbedaan dua variabel tersebut berdasarkan gender remaja. Mindful parenting diukur melalui persepsi remaja menggunakan Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale (IM-P) yang telah diadaptasi. Sedangkan, trait mindfulness remaja diukur dengan Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS) yang juga telah diadaptasi. Partisipan penelitian merupakan remaja tengah berusia 15-18 tahun yang sedang duduk di bangku SMA/sederajat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindful parenting berhubungan secara signifikan dengan trait mindfulness remaja. Lalu, tidak terdapat perbedaan tingkat trait mindfulness antara remaja laki-laki dan perempuan.

Trait mindfulness has proven to be beneficial for adolescents in various settings. On the other hand, there is an approach in parenting that is likely to provide an optimal family environment for the development of mindfulness trait in adolescents, mindful parenting. This study aimed to examine the relationship between mindful parenting and trait mindfulness in adolescents and their differences based on gender in adolescents. Mindful parenting was measured through adolescents perceptions using the Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale (IM-P). Meanwhile, trait mindfulness was measured by the adapted version of Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS). The study participants were middle teens aged 15-18 years who were in high school. The results showed that mindful parenting was significantly related to trait mindfulness in adolescents. Furthermore, there is no difference in the level trait mindfulness between gender."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astriamitha
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang usia kanak-kanak madya. Pengukuran parenting stress menggunakan adaptasi alat ukur Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995) dan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 47 ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita ringan dan sedang usia kanak-kanak madya (r = - 0.634, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi parenting stress yang dialami ibu, maka semakin rendah parenting self-efficacy yang dimiliki ibu. Selain itu, hasil tambahan penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang.

This research was conducted to find the correlation between parenting stress and parenting self efficacy among mothers of middle childhood with mild and moderate intellectual disability. Parenting stress was measured using an adaptation instrument named Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995) and parenting self efficacy was measured using an adaptation instrument named Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The participants of this research are 47 mothers who have middle childhood with intellectual disability.
The main results of this research show that parenting stress negatively correlated significantly with parenting self efficacy (r = - 0.634, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). That is, the higher mother‟s parenting stress, the lower parenting self efficacy. In addition, the additional results of this research have found that there is a significant difference in parenting stress and parenting self-efficacy among mothers of children with mild and moderate intellectual disability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Mayangsari
"Parenting Self-Efficacy didefinisikan sebagai persepsi mengenai kemampuan yang dimiliki orang tua untuk dapat secara positif mempengaruhi tumbuh kembang anak (Coleman & Karakker, 2000). Penting bagi orang tua untuk memiliki Parenting Self-Efficacy yang tinggi, karena tingginya Parenting Self-Efficacy dikaitkan dengan kualitas parenting yang baik. Pada proses parenting anak adopsi, terdapat tantangan yang berbeda dari proses pengasuhan anak nonadopsi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai Parenting Self-Efficacy pada ibu yang memiliki anak adopsi usia anak-anak madya serta melihat pada domain manakah terdapat Parenting Self-Efficacy terendah dan tertinggi. Pegumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner SEPTI (Self-Efficacy Parenting Task Index) yang ditujukan kepada ibu yang memiliki anak adopsi usia 5-12 tahun. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar subyek memiliki parenting self-efficacy yang rendah pada domain disiplin dan memiliki parenting self-efficacy yang tinggi pada domain kesehatan.

Parenting self-efficacy is defined as parent?s perception of their ability to positively influence the behavior and development of their children (Coleman & karraker, 2000). It is important to have high parenting self-efficacy for parents. Because High of parenting self efficacy can affect the quality of parenting. There are different strain in the proccess parenting of adopted children than nonadopted children. The study was conducted to gain the description about parenting self efficacy in adoptive mother with middle aged children and want to know which domain have a highest and lowest parenting self efficacy. The design quantitative study was used in this study and using SEPTI (Self Efficacy Parenting Task Index) quetioner developed by Coleman and Karraker to 25 mothers who have adopted middle aged children. The result showes that the dicipline get the lowest skor and the healthy domain get the highest score."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Kusnadi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran parenting pada pasangan penderita skizofrenia terhadap anak dalam keluarga inti. Peneliti juga ingin melihat bagaimana pandangan dari pasangan penderita skizofrenia tentang skizofienia, determinan parenting yang dimilikinya dan komponen parenting yang dikaitkan dengan teori Martin & Colbert dan Dwevedi tentang parenting. Dalam parenting komponen yang utama adalah komponen perhatian (care), kontrol dan pengembangan (development).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana menurut Sarantoks, 1993 (dalarn Poexwandari, 2001) mencoba menerjemahkan pandangan-pandangan interpretatif dan fenomologis yang bertujuan untuk memahami gambaran parenting pada pasangan penderita skizofrenia terhadap anak dalam keluarga inti. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi saat wawancara untuk mendapatkan gambaran parenting yang dilakukannya. Subyek penelitian dipakai adalah tiga orang pasangan dari penderita skizofrenia yang telah memiliki anak, usia perkawinan lebih dari sepuluh tahun serta tinggal serumah dengan penderita.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek dalam melakukan parenting diwujudkan dengan memberikan perhatian (care) berupa perhatian dalam pemenuhan kebutuhan tisik, perhatian dalam pemenuhan kebutuhan afeksi /emosional dan perhatian dalam pemenuhan kebutuhan kesejahteraan sosial, melakukan kontrol berupa mengenalkan aturan-aturan, memberikan batasan-batasan dan menguatkannya dengan mernberikan penghargaan (reward) dan memberikan hukuman (punishment) serta mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak-anaknya berupa pengembangan potensi intelektual, pengembangan potensi fisik dan pengembangan potensi estetika dan seni.
Pasangan dari pendenta skizofrenia yang menjadi subyek penelitian memiliki pandangan yang hampir sama. Mula-mula mereka merasa kesulitan dan bingung dengan situasi dan kondisi yang dialaminya. Namun setelah mendapatkan informasi tentang skizofrenia, memahami kondisi yang sedang dialami oleh pasangan hidupnya serta adanya dukungan dari orang-orang di sekitarnya, akhirnya mampu untuk mendampingi penderita dan tetap mempertahankan pemikahannya.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suami dari penderita gangguan skizofrenia lebih mengalami kesulitan dalam melakukan proses pengasuhan terhadap anak-anaknya. Mengingat aktivitasnya yang harus bekerja mencari nafkah, sehingga terpaksa menitipkan anaknya kepada orang lain. Sedangkan pada istri dari penderita gangguan skizofrenia masih dapat menjalankan perannya dalam pengasuhan anak.
Untuk lebih melengkapi gambaran parenting pada pasangan dari penderita skizofrenia maka peneliti menyarankan :
- Bagi peneliti berikutnya diharapkan setelah membaca dan mempelajari peneiitian ini, sebaiknya juga membandingkan dengan gambaran parenting pada subyek yang memiliki pasangan bukan penderita skizofrenia.
- Untuk melihat gambaran parenting pada pasangan penderita Skizofrenia. Sebaiknya peneliti juga mewawancarai anaknya yang telah remaja, sehingga mempunyai gambaran yang jelas pada parenting yang dilakukan oleh pasangan penderita skizofrenia.
- Untuk menambah wawasan lebih lanjut dan gambaran penelitian ini, maka disarankan kepada peneliti berikutnya untuk memberikan angket pada beberapa pasangan penderita skizofrenia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yufa Azmi Madieni
"Penelitian bertujuan melihat ada tidaknya perbedaan parenting self-efficacy yang signifikan antara ibu dengan status sosial ekonomi menengah ke atas dan bawah yang memiliki anak usia kanak-kanak madya, baik secara keseluruhan maupun per domain. Partisipan penelitian in berjumlah 81 orang, yang terdiri dari ibu dengan status sosial ekonomi menengah ke atas (n= 40) dan ibu dengan status sosial ekonomi bawah (n= 41). Seluruh partisipan mengisi Self-Efficacy Parenting for Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara parenting self-efficacy ibu dengan status sosial ekonomi menengah ke atas dan bawah yang memiliki anak usia kanak-kanak madya (0.000 pada L.O.S 0.05). Ditinjau berdasarkan kelima domain parenting self-efficacy juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara ibu dengan status sosial ekonomi menengah ke atas dan bawah yang memiliki anak usia kanak-kanak madya. Domain tertinggi parenting self-efficacy, baik pada ibu dengan status sosial ekonomi menengah ke atas dan ibu dengan status sosial ekonomi bawah adalah domain kesehatan. Sedangkan domain terendah pada pada ibu dengan status sosial ekonomi menengah ke atas adalah domain prestasi dan domain terendah pada pada ibu dengan status sosial ekonomi bawah adalah domain disiplin. Analisis tambahan menemukan hubungan yang signifikan antara parenting self-efficacy dan usia saat menikah, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, pekerjaan ayah dan pengeluaran keluarga per bulan.

Study aims to investigate the difference of parenting self-efficacy between mothers of middle childhood children based on socioeconomic status, as a whole and each of its domain. Participants were 81 mothers of middle childhood children, that consisted of mothers with upper-middle socioeconomic status (n= 40) and mothers with low socioeconomic status (n= 41). All subjects completed Self-Efficacy Parenting for Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The results of this research revealed significant difference between groups (0.000 on L.O.S 0.05). Based on each domain also revealed significant difference between groups. The highest domain of parenting self-efficacy on each group was discipline. Meanwhile the lowest domain in upper-middle SES group was achievement and the lowest domain in lower SES group was discipline. Additional findings include significant correlation between parenting self-efficacy and the age of married, mother’s education, father’s education, father’s occupation, and family outcome per month."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Suci Wardani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan parental coping pada ibu yang memiliki anak penderita kanker usia kanak-kanak madya. Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan adaptasi alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000) dan pengukuran parental coping menggunakan alat ukur Coping Health Inventories for Parents (McCubbin, 1983). Partisipan pada penelitian ini adalah 31 orang ibu yang memiliki anak penderita kanker usia kanak-kanak madya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting self-efficacy dan parental coping pada ibu yang memiliki anak penderita kanker usia kanak-kanak madya (r = 0.482, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy yang dimiliki oleh ibu maka usaha parental coping yang dilakukan juga akan semakin tinggi. Selain itu, hasil tambahan penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parenting self-efficacy dan parental coping ibu yang memiliki anak penderita kanker yang menjalani rawat inap dan rawat jalan.

This research was conducted to find the correlation between parenting self-efficacy and parental coping among mothers of middle childhood with cancer. Parenting self-efficacy was measured using an adaptation instrument named Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000) and parental coping was measured using an adaptation instrument named Coping Health Inventories for Parents (McCubbin, 1983). The participants of this research are 31 mothers who have middle childhood with cancer. The main results of this research show that parenting self-efficacy has a significant positively correlation with parental coping (r = 0.482, p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher mothers parenting self-efficacy, the higher parental coping effort. Furthermore, the additional results of this research have also found that there is a significant difference in parenting self-efficacy and parental coping among mothers of children with cancer who is hospitalized and as an outpatient."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Dianisa Gyanina
"Penelitian ini membahas tentang parenting self-efficacy pada ibu dengan anak usia kanak-kanak madya ditinjau dari attachment yang dimiliki di masa lalu. Selain itu dibahas pula mengenai gambaran deskriptif tentang parenting self-efficacy dan attachment yang dimiliki ibu dengan anak usia kanak-kanak madya. Partisipan yang berjumlah 123 orang dan adalah ibu yang memiliki anak usia kanak-kanak madya mengisi dengan lengkap kuesioner attachment dan parenting self-efficacy. Pengukuran attachment dilakukan dengan menggunakan Alat Ukur Pola Kelekatan dengan Orangtua di Masa Kecil yang dibuat oleh Diantika (2004) dan telah diberi beberapa perubahan oleh Utami (2007), sedangkan untuk pengukuran parenting self-efficacy digunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (SEPTI) dari Coleman dan Karraker (2000) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan parenting self-efficacy yang signifikan di antara ibu dengan anak usia kanak-kanak madya yang memiliki pola secure, avoidant, resistant, dan disorganized-disoriented attachment baik dengan ayah maupun ibunya di masa lalu (pada attachment dengan ayah F = 2,781; p = 0,044, pada attachment dengan ibu F = 5,497; p = 0,001, signifikan pada L.o.S 0,05). Diketahui pula bahwa perbedaan tersebut secara signifikan terlihat di antara ibu yang memiliki secure attachment dan disorganized-disoriented attachment dengan orangtuanya di masa lalu. Selain itu, dimensi parenting self-efficacy dengan skor terendah pada ibu dengan usia kanakkanak madya adalah dimensi disiplin dan yang tertinggi adalah dimensi kesehatan. Penting bagi setiap orangtua untuk dapat membangun attachment yang secure dengan anaknya, sebab attachment akan memengaruhi terbentuknya parenting self-efficacy individu serta perilaku pengasuhan individu dengan anaknya di kemudian hari.

This research discusses about the parenting self-efficacy among mothers of middle childhood children considered from their attachment in the past. The descriptive overview of parenting self-efficacy and attachment among mothers of middle childhood children are also discussed. The participants of this research are 123 mothers of middle childhood children. Attachment in the past was measured by using Alat Ukur Pola Kelekatan dengan Orangtua di Masa Kecil, an instrument made by Diantika (2004) and modified by Utami (2007). Parenting self-efficacy was measured by using an adapted instrument named the Self-Efficacy Parenting Tasks Index (SEPTI) by Coleman and Karraker (2000).
The main result of this research shows that there is a significant difference of parenting self-efficacy among mothers of middle childhood children who had secure, avoidant, resistant, and disorganized-disoriented attachment with their parents in the past (on attachment with the father F = 2,781; p = 0,044, on attachment with the mother F = 5,497; p = 0,001, significant at the L.o.S 0,05). The difference is significantly seen between the mothers who had secure attachment and disorganizeddisoriented attachment with their parents in the past. Furthermore, the dimension of parenting self-efficacy that has the lowest score among these mothers of middle childhood children is discipline, and the dimension that has the higest score is health. It is important for every parent to build a secure attachment with their children, because attachment will influence the formation of parenting selfefficacy and also parenting behavior towards one`s children in the future.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>