Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nurlitasari
"Piper cf. fragile, Benth dan Centella asiatica, (L.) Urb telah diketahui berpotensi menyembuhkan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penyembuhan luka diabetes dari kombinasi infusa daun Piper cf. fragile, Benth dan herba Centella asiatica, (L.) Urb pada luka tikus yang diabetes. Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok dan dilukai menggunakan metode Morton. Semua kelompok diinduksi aloksan secara intraperitoneal dengan dosis 32 mg/200 g BB tikus kecuali kelompok 1. Kelompok I sebagai kontrol normal menerima akuades dan kelompok II sebagai kontrol induksi. Kelompok III diberi glibenklamid dengan dosis 0,9 mg/200 g BB tikus, kelompok IV diberi infusa dosis tunggal daun Piper cf. fragile, Benth dan kelompok V, VI dan VII diberi kombinasi infusa daun Piper cf. fragile, Benth dan herba Centella asiatica, (L.) Urb. Persentase penyembuhan luka dianalisis secara statistik dengan uji ANAVA satu arah. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan selama 8 hari perlakuan.

Piper cf.fragile, Benth. and Centella asiatica, (L.) Urb were evaluated for their wound healing potential. The aim of this study was to assess the wound healing effect of a combination of Piper cf. fragile leaves and Centella asiatica, (L.) Urb herbs infusions on diabetic male rats. Rats divided into 7 groups and experimentally wounded by Morton methode. All groups received intraperitoneally 32 mg/ 200 g bw of alloxan except group I. Group I was normal control received aquadest and group II was induced control. Group III received 0.9 mg/200 bw of glibenclamide, group IV had been treat with a single dose of Piper cf.fragile, Benth leaves infusions and group V, VI and VII had been given a combination of Piper cf. fragile leaves and Centella asiatica, (L.) Urb herbs infusions. The percentage of wound healing analized statistically by one way ANOVA. The result showed no significant different between groups for 8 days treatment."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S346
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M.W. Haznam
Bandung: Angkas Offset, [Date of publication not identified]
641.5 HAZ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati
"Penderita penyakit diabetes mellitus (DM) terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 secara nasional jumlah penderta DM mencapai 2,5 %. Diperlukan peran pelayanan laboratorium klinik yang handal, agar dapat melakukan pemeriksaan dan pemantauan dari penyakit DM. Beberapa parameter penunjang diagnosis DM yang biasa digunakan adalah kadar glukosa darah dan trigliserida.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, laboratorium wajib menjaga mutu dari hasil pemeriksaan yang dikeluarkannya. Salah satu upaya dalam menjaga mutu adalah dengan menggunakan bahan kontrol sebagai pembanding hasil pemeriksaan. Penggunaan bahan kontrol komersial relatif mahal untuk digunakan secara rutin. Perlu diupayakan penggunaan bahan kontrol alternatif. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah bahan kontrol dari spesimen pasien dan bahan kontrol rata-rata harian pasien. Pada penelitian ini dibandingkan sisi akurasi (validitas, reliabilitas, presisi) dan biaya yang digunakan dari bahan kontrol alternatif dengan bahan kontrol komersial. Penelitian dilakukan dengan studi potong lintang di Laboratorium Kesehatan Banda Aceh selama bulan Oktober 2002.
Untuk kedua parameter (glukosa dan trigliserida darah) bahan kontrol spesimen pasien mempunyai validitas baik (nilai koefisien korelasi 0,5), reliabilitas baik (koefisien Kappa > 0,5), presisi cukup baik (selang kepercayaan 95 % yang sempit). Sedangkan untuk bahan kontrol rata-rata harian validitas kurang baik (nilai koefisien korelasi < 0,5), reliabilitas kurang baik (koefisien Kappa < 0,5), presisi kurang baik (selang kepercayaan 95 % yang lebar) dibandingkan dengan bahan kontrol komersial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan kontrol spesimen pasien cukup baik digunakan sebagai bahan kontrol alternatif. Berdasarkan hasil analisis biaya diketahui bahwa penggunaan bahan kontrol alternatif tersebut lebih efisien. Kepada praktisi laboratorium disarankan untuk menggunakan bahan kontrol spesimen pasien sebagai bahan kontrol alternatif komersial.
Daftar Pustaka 38 (1976 - 2002)

Quality Test of Control Material as Supporting Examination of Diabetes Mellitus in Provincial Health Laboratory of Nanggroe Aceh Darussalam in 2002Data show that diabetes mellitus (DM) patients are mounting year by year, In 2001, the number of DM patients reached the level of 2.5% nationally. Therefore, it is necessary to have a reliable clinical laboratory service in examining and monitoring DM. Several supporting parameters that can be used for DM diagnosis are blood glucose and blood triglicerides.
In providing health service, health laboratory has to control the quality of issued result. One of the efforts to keep the quality is to use material control as a comparison of result examination. The use of commercial control material is relatively expensive for routine purpose. Therefore, it is necessary to strive for alternative control material. In this case, the alternative control materials that can be used are from patient's specimen and the average of daily patients material control. In this research, accuracy, which consists of validity, reliability and precision, and cost, are used in comparison with commercial control material. The research was conducted by using cross sectional design in Health Laboratory of Banda Aceh in October 2002.
The result of the study shows that the validity of patients specimen material control is good with correlation coeffecient value is 0.5, however the average of daily patients material control are worse compared to that of commercial material control. This is shown by correlation coefficient value which is smaller than 0.5. Reliability of material control specimen and the average material control are good. This is shown by Kappa coefficient value, which are more than 0.5 for glucose and trigliserida parameters and Cochran test, which is smaller than 0.05 for each. Precision of patient's specimen material is very good, shown by narrower 95% confidence interval, while the average of daily material control is worse, shown by wider 95% confidence interval than that of commercial control material.
The above results show that patient's specimen control material and the average of daily material can be used as control materials, with condition of the availability of actual value determination. Besides, in terms of cost analysis, it is known that the use of both alternative control materials are more efficient in cost, which is lower than the use of commercial control material. From the result of this research, it is suggested to laboratory practitioners to use patients control material as an alterative of commercial material control.
References 38 (1976 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Andriani
"Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Penderita DM di dunia terus meningkat seiring dengan perkembangan populasi. Berawal dari kondisi ini, upaya pencarian sumber-sumber pengobatan DM selalu dilakukan. Salah satu terapi yang digunakan dalam mengobati DM adalah agen penghambat α-glukosidase. α-Glukosidase merupakan enzim yang dapat memecah karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana. Penghambatan enzim ini dapat memperlambat pencernaan karbohidrat sehingga menunda absorpsi glukosa.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan golongan senyawa dan menguji kemampuan dalam menghambat aktivitas α-glukosidase pada ekstrak etanol dari beberapa tanaman yang digunakan sebagai obat antidiabetes. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan metode spektrofotometri. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan etanol 80%.
Berdasarkan uji penghambatan aktivitas α-glukosidase, semua ekstrak tanaman dapat menghambat aktivitas α-glukosidase. Tiga ekstrak paling aktif adalah ekstrak kulit batang Ceiba pentandra (L.) Gaetern, ekstrak akar Saccharum officinarum, dan ekstrak kulit batang Persea americana Mill. dengan nilai IC50 berturut-turut, 5,16 ppm; 10,35 ppm; dan 10,83 ppm. Ketiganya mengandung glikosida, tanin, dan saponin. Berdasarkan uji kinetika penghambatan enzim diketahui bahwa ekstrak kulit batang randu memiliki aktivitas penghambatan kompetitif.

Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglicemia and associated with abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. Patients with DM in the world continues to increase along with population growth. Starting from this condition, the search for sources of DM treatment was always performed. One therapy used in treating DM is α-glucosidase inhibitor. α-Glucosidase is an enzyme that can break down complex carbohydrate into simple sugar. Inhibiton of this enzyme can retard the rate of carbohydrate digestion resulting in a delay in glucose absorption.
The purpose of this study was to identify the content of chemical compound and to test the α-glucosidase inhibitory activity in ethanolic extracts of some plants used as antidiabetic. α-Glucosidase inhibitory activity test carried out by spectrophotometric method. The simplisia powder was extracted by reflux using 80% ethanol.
Based on α-glucosidase inhibitory activity test, all the plant extracts were active in inhibiting α-glucosidase. The three most active extracts were Ceiba pentandra (L.) Gaetern bark extract, Saccharum officinarum root extract, and Persea americana Mill. bark extract with IC50 of 5.16 ppm; 10.35 ppm; and 10.83 ppm, respectively. They were contain glycoside, tannin, and saponin. From the test results of the kinetics of inhibition of the enzyme is known that the bark extract of randu have competitive inhibitory activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Raflesia
"ABSTRAK
Kompleksitas penanganan diabetes terlihat dari interaksi faktor yang bekerja
berlawanan. Pasien menjadi bingung dan merasa kesulitan untuk mencapai
penanganan yang optimal. Fokus penelitian ini terletak pada pasien dari kelompok
sosek rendah yang mengalami stres terkait diabetes. Penerapan teknik pemecahan
masalah dapat memberikan kemampuan mengendalikan diabetes pada pasien
dengan cara mengurangi stres. Teknik yang digunakan adalah relaksasi,
identifikasi pikiran negatif (ABC), dan pengelolaan emosi (SSTA). Penelitian ini
dilakukan terhadap 3 pasien menggunakan desain kuasi-eksperimental. Ketiga
partisipan mengalami penurunan stres dilihat dari berkurangnya skor Diabetes
Distress Scale-17. Perubahan skor Problem Solving Test menandakan bahwa
partisipan telah memahami pentingnya menerapkan problem solving untuk
mengurangi stres.

ABSTRACT
The complexity of diabetes management can be seen in the interaction of several
factors that work in opposite direction. Patients may become confused and find it
difficult to achieve optimal outcomes. This study focuses on those of lower
socioeconomic status who experience diabetes-related distress. Application of
problem solving techniques works to provide a sense of control over diabetes by
reducing stress. Various techniques used in this study are relaxation, negative
thoughts identification (ABC), and negative emotion regulation (SSTA). This
study was conducted using quasi-experimental design. All three participants
experienced less stress as shown by lower average scores of Diabetes Distress
Scale-17. Changes in Problem Solving Test score indicates that participants have
understood about the importance of using problem solving techniques for dealing
with diabetes-related distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T38897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Nadya Puspasari
"Kejadian diabetes di dunia pada tahun 2008 adalah 347 juta orang, dan pada tahun 2030 diperkirakan prevalensinya naik sebesar 69% pada negara berkembang. Ditemukan bahwa pengkonsumsian antioksidan contohnya kulit buah manggis dapat melawan stress oksidatif penderita diabetes. Selain itu, mengkonsumsi makanan kaya serat contohnya ampas kelapa sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi diabetes lainnya. Tujuan penelitian adalah membuat formula, uji hedonik, dan analisis kandungan zat gizi cookies tepung ampas kelapa dan tepung kulit buah manggis. Penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan tepung, optimasi formula cookies dengan piranti lunak Design Expert ® , uji hedonik, dan analisis kandungan gizi cookies.
Terdapat perbedaan kesukaan responden penderita DM yang signifikan (p value < 0.05) pada respon warna, rasam dan tekstur cookies. Optimasi formula yang didapatkan adalah komposisi tepung terigu : tepung ampas kelapa : tepung kulit buah manggis sebesar 21.286 : 14.128 : 4.586 gram dengan nilai desirability 79.7%. Kandungan gizi cookies kadar air 4.08%, kadar abu 1.79%, lemak total 31.87%, protein 4.35%, karbohidrat total 57.91%, serat kasar 5.04%, gula total 18.93%, Jumlah energi cookies adalah 536 kkal/100gram dan cookies mengandung aktivitas antioksidan 2903.78 mg AAE/g. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan Uji Indeks Glikemik cookies dan pengembangan dalam berbagai produk lainnya.

The occurence of diabetes in the year 2008 in the world is 347 million people, and in 2030 the prevalence is estimated to rise by 69% in developing countries. It was found that the consumption of antioxidant such as mangosteen skin could lessen the oxydative stress that the diabetics suffer from. Consuming foods rich in fiber such as coconut’s waste is really essential to prevent another diabetes complication. The purpose of this research is to determine the formula, to test the hedonic, and also to analize the amount of nutrition within this type of cookies. Research which has been done included flour making, optimizing cookie’s formula with Design Expert ® software, hedonic test, and analizing the cookie’s amount of nutrition.
There are specific different on respondent’s preferness who suffer DM in significant value (p value < 0.05) on the respond of color, flavor and the texture of the cookies. The optimizing of this formula is achieved by the compotition of flour, coconut’s waste flour, and also mangosteen skin flour in amount of 21.286 : 14.128 : 4.586 with the desirability of 79.7%. The nutrition amount of cookies are 4.08% of water, 1.79% of ash, 31.87% of total fat, 4.35% of protein, 57.91% of total carbohydrate, 5.04% of crude fiber, and 18.93% of total sugar. The energy amount is 536 kcal of energy and the cookies contain 2903.78 mg AAE/g of total antioxidant activity. For further research, Glicemic Indeks Test and development in any other products are expected to be concluded.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies Purnawati
"Dimasa lalu pembangunan nasional yang telah dilaksanakan di Indonesia dalam semua aspek kehidupan telah meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat didaerah perkotaan maupun pedesaan. Hal ini berdampak meningkatnya perilaku kehidupan modern antara lain diet tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat serta kurangnya aktivitas fisik sehingga berakibat pada meningkatnya prevalensi gizi lebih. Seiring dengan meningkatnya gizi lebih meningkat pula prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit diabetes melitus khususnya Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI). Penyakit tersebut sangat merugikan, karena disamping menimbulkan banyak penderitaan dapat juga menurunkan kualitas sumber daya manusia mengingat penyakit tersebut banyak menyerang pada usia produktif. Sementara perawatan dan pengobatannya membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk itu maka diperlukan usaha untuk pengelolaan penyakit tersebut termasuk usaha pencegahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan kejadian penyakit tersebut. Dikatakan status gizi obesitas mempengaruhi kejadian DMTTI. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh antara lain status gizi atau Indek MassaTubuh (IMT), tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat aktivitas dan ada tidaknya riwayat penyakit dalam keluarga. Desain penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol dengan matching golongan umur dan jenis kelamin dengan jumlah responden 240 orang dimana masing-masing kasus dan kontrol sebanyak 120 responden. Pengolahan data menggunakan progam SPSS 6 dan stata 4, dimana analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan stratifikasi.
Hasil penelitian rnenunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan terjadinya DMTTI , dengan OR sebesar 2 yang artinya pada EMT tinggi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terkena DMTTI dibandingkan dengan pada EMT rendah. Variabel aktivitas dan riwayat mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian DMTTI. Variabel aktivitas mempengaruhi hubungan antara IMT dengan DMTTI atau disebut sebagai konfounder. Demikian juga variabel riwayat mempengaruhi hubungan antara EMT dengan DMTTI atau disebut sabagai konfounder.
DMTTI dapat terjadi di semua golongan ekonomi dan tingkat pendidikan. Oleh karenanya sebagai tindakan pencegahan perlu adanya informasi tentang DMTTI secara luas kepada masyarakat agar mereka dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit DMTTI. Konsultasi genetik dapat dilakukan pada pasangan yang akan menikah tentang riwayat penyakit pada keluarga dan usaha untuk mengurangi resiko. Pola makan penderita sebelum sakit, dapat menjadi lanjutan penelitian yang sudah dilakukan.

A long time ago the national development has begun in Indonesia generally for all living aspects to improve the standard living and quality of human resources on the community in the urban and rural area. Because of that it can be improving of impact for changing of behavior to modern living among other high calorie diet high fat and low fiber also it can decrease physical activities so it makes an increase in over nutrition prevalence. During with improving of over nutrition can also increase the degenerative disease prevalence such as diabetes mellitus disease especially NIDDM. NIDDM is very detrimental because it can be making more suffering also it can decrease the quality of human resources. Considering that NIDDM mostly attack the productive age. Mean while its care and treatment need high cost. That is why we need an effort to manage including how to prevent the disease.
The aim of this research is to get a lot of information about factors which could be related to NIDDM. It is said that obesity influence NIDDM. Some factors as assumed can influence NIDDM among other nutrition status or BMI, income, education, activity and family history. The research design is matched case control study by using age and sex matching. With 240 respondents, each case and control is 120 respondents. Data analysis uses program of SPSS-6 and strata 4 where analysis conducted including univariate, bivariate and stratification analysis.
The result shows that there is a significant relationship between BMI and NIDDM with DR-2 which means that the high BMI has risk two times greater to be exposed NIDDM than the low BMI. The variable of activity and family history has a significant relationship to NIDDM. Activity influences the relationship between BMI and NIDDM or it's called as a confounder. Also family history influences the relationship between BMI and NIDDM or it is called as a confounder. NIDDM can attack every economic and education level. Because of that to prevent NIDDM it is necessary information about NIDDM spread out to the community. So that they can lived healthy and prevent NIDDM. Genetic consultation can be done to the couple going to the married, about family history and effort to lessen the risk. A further research about eating behavior before ill can be done."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salli Fitriyanti
"Tujuan
Mengetahui korelasi antara kadar vitamin E plasma dengan kadar MDA dan CRP plasma pada penderita DM tipe 2
Tempat
Poliklinik Metabolik dan Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Fakultas Kedokteran Universitas Indanesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Metodologi
Penelitian potong lintang pads 52 orang pasien DM tipe 2. Data yang diambil meliputi data demogra5, lama menderita DM tipe 2, komplikasi DM yang ada, asupan energi, lemak, dan vitamin E dengan metode food frequency questionnaire (FFQ) semikuantitatif, data laboratorium kadar vitamin E, MDA, dan CRP plasma. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson.
Hasil
Subyek terdiri dari 14 orang laki-laki dan 38 orang perempuan, dengan rerata usia 49,75 ± 5,99 tahun. Rerata lama menderita DM tipe 2 adalah 64,12 ± 60,96 bulan, 53,8% berpendidikan sedang dan tinggi, 50% berada di bawah garis kemisldnan, 79,1% telah mengalami komplikasi DM tipe 2. Rerata IMT 25,89 ± 4,89 kglm2 dan 65,4% termasuk kriteria BB lebih, rerata asupan energi 1125 ± 315,13 kkal, 61,5% mengkonsumsi lemak yang berlebih, 98,1% mempunyai asupan vitamin E yang kurang. Nilai rerata kadar vitamin E plasma 25,86 ± 5,56 p.mol/L dan 98,1% subyek mempunyai kadar vitamin E normal. Rerata kadar MDA plasma 0,38 ± 0,12 unol1L dan 94,2% subyek memiliki kadar MDA normal. Rerata kadar CRP plasma 3,88 ± 3,13 mgfL dan 46,2% subyek mempunyai kadar CRP yang tinggi. Terdapat korelasi positif lemah dan tidak bermakna (p >0,05) antara asupan lemak dengan kadar vitamin E plasma, dan antara asupan vitamin E dengan kadar vitamin E dan MDA plasma, serta korelasi negatif lemah dengan CRP plasma. Terdapat korelasi positif lemah dan tidak bermakna antara kadar HbArc dengan kadar vitamin E, MDA, dan CRP plasma. Didapatkan korelasi positif lemah dan tidak bermakna (p >0,05) antara kadar vitamin E plasma dengan kadar MDA plasma, demikian pule dengan kadar CRP plasma
Kesimpulan
Antara kadar vitamin E dengan kadar MDA plasma terdapat korelasi positif derajat lemah yang tidak bermakna (p >0,05), demikian pula antara kadar vitamin E plasma dengan kadar CRP plasma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dyah Purnamasari Sulistianingsih
"Latar Belakang. Terdapat dua hipotesis mengenai terjadinya diabetes melitus tipe 2 yaitu kegagalan sel beta pankreas dan resistensi insulin. Mengingat pengaruh faktor genetik pada kejadian DM tipe 2 maka diperkirakan resistensi insulin juga dipengaruhi faktor genetik. Sejauh ini data prevalensi resistensi insulin dan gambaran metabolik pads saudara kandung subyek DM tipe 2 di Indonesia belum ada.
Tujuan. Mendapatkan angka prevalensi resistensi insulin pada saudara kandung subyek dengan DM tipe 2 dan mendapatkan data profil metabolik (profil lipid, IMT, lingkar perut, konsentrasi asam urat darah), tekanan darah dan distribusinya pads seluruh saudara kandung subyek dengan DM tipe 2
Metodologi. Studi pendahuluan dan potong lintang dilakukan pada 30 saudara kandung subyek DM tipe 2 yang datang berobat di Poliklinik Metabolik dan Endokrinologi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, untuk dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, konsentrasi insulin darah puasa, glukosa puasa, trigliserida, kolesterol HDL dan asam urat. Resistensi insulin ditentukan dari persentil 75 dari HOMA-IR.
Hasil. Nilai cut-off HOMA-IR pada penelitian ini sebesar 2,04. Frekuensi resistensi insulin pads saudara kandung subyek DM sebesar 26,67% dengan proporsi di tiap keluarga bervariasi dari 0-75%. Semua subyek dengan resistensi insulin memiliki obesitas sentral dan sebanyak 75% memiliki IMT > 25. Komponen metabolik yang paling banyak ditemukan adalah obesitas sentral (56,7%), menyusul hipertensi (46,7%), hipokolesterol HDL dan hipertrigliseridemia masing-masing 26,6%, dan hiperglikemia (20%).
Simpulan. Frekuensi resistensi insulin pada saudara kandung subyek DM tipe 2 sebesar 26,67% dengan proporsi yang bervariasi di setiap keluarga antara 0-75%. Komponen metabolik paling banyak ditemukan adalah obesitas sentral.

Backgrounds. There are two hypothesis in the pathogenesis of type 2 DM, beta cell failure and insulin resistance. As genetic background has significant role in type 2 DM cases, insulin resistance is also suspected to be influenced by genetic factor. Thus far, there are no insulin resistance prevalence data and metabolic abnormalities among siblings of subjects with type 2 DM available in Indonesia.
Objectives. To obtain prevalence figure of insulin resistance among siblings of subjects with type 2 DM and to obtain their metabolic abnormality profiles as measured by their BMI, waist circumference (WC), blood pressure, glucose intolerance, concentration of triglyceride, HDL cholesterol and uric acid.
Methods. Cross-sectional study is conducted to 30 siblings of subjects with type 2 DM who are still alive and agree to participate in this study. The subjects are interviewed, physically examined and go through laboratory examination (fasting plasma insulin, plasma glucose, serum triglyceride, HDL cholesterol and uric acid concentration). Insulin resistance is derived from 75 percentile of HOMA-IR.
Results. The HOMA-IR cut-off value found in this study is 2,04. The frequency of insulin resistance is 26,67% among siblings of subjects with type 2 DM within variation range of 0-75%. All of subjects with insulin resistance have central obesity. About 75% subjects with insulin resistance have BMI ? 25. The metabolic components which are frequently found in this study can be ranked as follows; central obesity (56,7%), hypertension (46,7%), hypocholesterol HDL (26,6%), hypertriglyceridemia (26,6%) and hyperglycemia (20%).
Conclusion. The frequency of insulin resistance is 26,67% among siblings of subjects with type 2 DM within variation range of 0-75%. Among the metabolic components found in this study, central obesity is the most frequent."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>