Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggi Yudhi Lestari
"Masa pandemi Coronavirus Disease 19 (COVID-19) yang belum jelas berakhirnya berdampak pada motivasi kerja perawat. Motivasi kerja akan mempengaruhi tingkat kepuasan kerja perawat yang akhirnya akan berdampak pada kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja model ERG (Existence need, Relatedness need, dan Growth need) perawat pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini berdisain cross-sectional. Kuesioner work motivation scale (WMS) yang mengukur aspek ERG menurut Alderfer dan faktor-faktor yang akan dibuktikan berhubungan dengan motivasi disebarkan kepada seluruh perawat di satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta. Dengan response rate 93,6%, data yang dapat diolah didapat dari 99 perawat. Hasil analisis menggunakan chi square didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan motivasi kerja pada aspek pertumbuhan (p=0,019) dan antara kompensasi dengan motivasi kerja perawat pada aspek keberadaan (p<0,001) dan pertumbuhan (p<0,001). Dari penelitian ini didapatkan juga bahwa perawat yang bekerja di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 ini lebih banyak yang memiliki motivasi kerja pada aspek kebutuhan relasi dan pertumbuhan yang positif (berturut-turut 79,8%; 66,7%) dan motivasi kerja pada aspek keberadaan yang negative (60%). Hal ini menjadi pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan keberadaan pada masa pandemi COVID-19 sehingga motivasi kerja perawat dapat ditingkatkan

The unclear end of the Coronavirus Disease 19 (COVID-19) pandemic impacts nurses' work motivation. Work motivation will affect the level of job satisfaction of nurses, which will ultimately impact the performance of nurses in providing nursing care. The purpose of this study was to determine the factors related to the work motivation of the ERG model (Existence need, Relatedness need, and Growth need) of nurses during the COVID-19 pandemic. This study was a cross-sectional design. A work motivation scale (WMS) questionnaire that measures the ERG aspect by Alderfer and the factors to be proven related to motivation were distributed to all nurses at one Covid-19 referral hospital in Jakarta. With a response rate of 93.6%, the data that can be processed is obtained from 99 nurses. The results of the analysis using chi-square showed that there was a significant relationship between age and work motivation in the growth aspect (p = 0.019) and between compensation and nurses' work motivation on the existence aspect (p < 0.001) and growth (p < 0.001). This study also found that nurses who worked at the Covid-19 Referral Hospital were more motivated to work because relatedness and growth needs were positive (79.8%; 66.7%, respectively) and work motivation on negative existence need aspects (60%). This research recommended meeting existence needs during the COVID-19 pandemic to increase nurses' work motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Natia
"Penyintas COVID-19 menghadapi long COVID-19 dan stigma sosial, merupakan kelompok yang menghadapi tantangan besar secara fisik maupun psikologis. Resiliensi atau kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan atau trauma merupakan faktor penting yang diperlukan penyintas COVID-19 untuk bangkit kembali akibat Pandemi COVID-19. DKI Jakarta sebagai titik episentrum pandemi COVID-19, dianggap sebagai Provinsi yang terkena dampak paling besar dari COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiliensi pada penyintas COVID-19 di DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan berupa cross-sectional, dengan jumlah sampel 150 penyintas COVID-19 di DKI Jakarta, yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Daily Spiritual Experience Scale (DSES), General Self-Efficacy Scale (GSE), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSSS), dan Brief Resilience Scale (BRS). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor tingkat pendidikan, spiritualitas, self-efficacy, dan dukungan sosial terhadap resiliensi Penyintas COVID-19. Penelitian lebih lanjut terkait resiliensi pada penyintas COVID-19 tanpa gejala disarankan.

COVID-19 survivors face the long COVID-19 and social stigma, are a group that faces great challenges physically and psychologically. Resilience or the ability to bounce back from adversity or trauma is an important factor needed by COVID19 survivors to bounce back from the COVID-19 Pandemic. DKI Jakarta, as the epicenter point of the COVID-19 pandemic, is considered the province most affected by COVID-19. This study aims to determine the factors associated with resilience to COVID-19 survivors in DKI Jakarta. The research design used was cross-sectional, with a total sample of 150 COVID-19 survivors in DKI Jakarta, which were taken using the purposive sampling technique. The instrumens used are the Daily Spiritual Experience Scale (DSES), General Self-Efficacy Scale (GSE), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Brief Resilience Scale (BRS). The results showed that there was a relationship between education level, spirituality, self-efficacy, and social support factors on the resilience of COVID-19 survivors. Further research on resilience in asymptomatic COVID-19 survivors is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunani Sri Astuti
"Perawat merupakan salah satu unsur penting dalam proses pelayanan kesehatan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Latar belakang pendidikan perawat RSJ ini, kebanyakan lulusan SPK, SPR"B" dan SPKSJ. Jumlah lulusan Diploma III Keperawatan di RSJ Bogor 16,14% (36 dari 223 orang), RSJ Bandung 19,11% (13 dari 68 yang), dan RSJ Cimahi 23,37% (18 Bari 77 orang). Kebutuhan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, serta kebijakan pemerintah (PP.No 3211996) mengharuskan tenaga perawat minimal lulusan D III. Peningkatan mutu tenaga perawat tersebut diharapkan dapat dicapai melalui program pendidikan D III Keperawatan. Unsur utama yang mendukung keberhasilan program tersebut antara lain adalah motivasi para perawat sendiri untuk mengikuti pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor-faktor internal dan ekstemal dengan motivasi perawat untuk mengikuti pendidikan di tiga RSJP di Jawa Barat tahun 2001. Penelitian ini menggunakan rancangan non eksperimental,dimana data diperoleh secara potong lintang (cross sectional). Sampel penelitian adalah seluruh populasi perawat yang bertugas di tiga RSJP di Jawa Barat yang belum mengikuti pendidikan D 111 Keperawatan. Jumlah responden dalam penelitian ini 201 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian diolah dengan bantuan komputer dan dianalisis secara statistik dengan teknik chi-square (bivariat) dengan derajat kemaknaan 95%, dan regresi logistik berganda (multivariat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden memiliki motivasi rendah untuk mengikuti pendidikan (54,0%). Dari analisis bivariat didapatkan 9 variabel yaitu umur, status perkawinan, jabatan, masa kerja, persepsi, penghasilan, peraturan, izin atasan dan dukungan keluarga mempunyai hubungan yang secara statistik bermakna dengan motivasi perawat untuk mengikuti pendidikan. Sedangkan variabel-variabel jenis kelamin, penghargaan dan lokasi tempat kerja tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan motivasi perawat untuk mengikuti pendidikan. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda secara simultan memberi basil variabel masa kerja (p=,017), persepsi (p=0,000), dan peraturan (p= 0,010) yang secara statistik bermakna. Juga dibuktikan secara statistik bahwa dari ketiga variabel tersebut, variabel persepsi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan motivasi perawat untuk mengikuti pendidikan, karena mempunyai OR paling besar yaitu 6,28 (95% CI : 1,323-7,862, p=0,000) dibandingkan dengan variabel masa kerja dan peraturan. Uji interaksi terhadap ketiga variabel tersebut tidak memberi hasil adanya interaksi, sehingga model yang dikembangkan merupakan model akhir (definitif).
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat untuk mengikuti pendidikan, maka penelitian ini juga memberikan saran sebagai berikut: (a) untuk pihak yang bertanggung javrab dalam mengembangkan tenaga kesehatan, misalnya Pusdiknakes, perlu membuat peraturan dimana minimal 3 tahun perawat diwajibkan mengikuti pendidikan lanjutan, disamping juga perlu dikembangkan program pendidikan keahlian khusus dibidang tertentu bagi yang tidak ingin melanjutkan pendidikan jangka panjang, (b) untuk RSJ, diusulkan untuk membuat daftar unit perawat untuk mengikuti pendidikan, menetapkan imbalan dan menyediakan informasi yang komprehensif, sehingga dapat meningkatkan motivasi perawat untuk mengikuti pendidikan. Untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih representatif perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang mewakili seluruh populasi, desain dan variabeI yang lebih bervariasi.

Nurse is one of the important elements in health service process especially in giving treatment comprehensively to the patient. The mental hospital asylum nurse's educational background at this moment, mostly graduated from SPK, SPR "B" and SPKSJ. The number of nursing diploma graduates in Bogor mental hospital asylum are 16,14% (36 from 223 people), Bandung mental hospital asylum 19,11% (13 from 68 people), and Cimahi mental hospital asylum 23,37% (18 from 77 people). Needed health service quality; and as regulated by the government policy (PP No 32/1996) required every nurse to hold at least a diploma. The quality improvement of nurse hopefully can be gained through education (diploma program) in nursing. The main factor assumed to assure the success of the program is the nurse's motivation to participate in the education.
The purpose of the research is to find out whether there is relationship between internal factors and external factors with the nurse's motivation to participate in the education. Observation was carried out in three Mental Hospital Asylums in West Java in year 2001. This research used non-experimental design,using cross sectional method in collecting data. The sample was the whole nurse population on duty at these three mental hospitals who have not attended the diploma offering. The number of respondent in this study were 201 nurses. Data was collected by using both open and close ended questionnaires. The data was then processed with the help of computer and statistically analyzed with chi-square technique (bivariate) using Confidencen Interval (CI) of 95%, and double logistic regression (multivariate).
The result showed more than a half of the respondent have low motivation to follow the education (54,0%). Using bivarian's analysis mentioning 9 variables which were age, marriage status, position, tenure, perception, income, rule, higher permission and family support, statistically showed significant relationship with the nurse's motivation to follow the education. Other variables, such as gender and work site did not show significant relation statistically with the nurse's motivation. Further analysis using double logistic regression simultaneously showed that (length of service) tenure (pl,017), perception toward education program (0,000) and rules/conditions (0,010) statistically significant. Also statistically approved that from those three variables, perception was the most dominant variable related with the nurse's motivation, because it has the biggest odds ratio (OR) which was 6,28 (95% Cl = 1,323 - 7,862, p = 0,000) compared with other variables (length of service and rules). Interaction test done to the three variables did not assure the result of interaction's existence, giving the improved model as the last accepted (definitive) model.
Recognizing the factors related with' the nurse's motivation to participate in education, this research suggested ; a) to the authority who is responsible for health menpower development (such as Pusdiknakes), to develop conditions that nurse to attain additional three years education, aside from improving special skill training programmes in various fields, for those who are not willing to continue their education, b) for the mental hospital asylum, it is suggested to make the list of nurses to participate in a programmed, to provide comprehensive information, and to establish an incentiveldisincentive schem, to attract nurses to continue their education. To gain more representative conclusion it is needed to carry out further research using sample that represent the whole population, different designs and or involving more variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Tri Handayani
"Stres kerja merupakan reaksi negatif dari seseorang terhadap tekanan yang dibebankan kepada mereka dari adanya tuntutan, hambatan atau peluang. Burnout syndrome adalah proses yang disebabkan oleh stres pekerjaan yang tidak teratasi sehingga menyebabkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian serta penurunan pencapaian pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara tingkat stres kerja dengan Burnout Syndrome juga dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan kesehatan jiwa tenaga keperawatan. Metode penelitian menggunakan metode Cross Sectional kepada 165 perawat di RSUD Jati Padang dan Rumah Sakit Fatmawati. Pengukuran tingkat stres kerja dengan menggunakan kuesioner OSI-R (Occupational Stres Inventory-Revised) dan Burnout Syndrome diukur dengan kuesioner MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat termasuk dalam tingkat stress kerja sedang dan Burnout Syndrome sedang. Uji korelasi antara tingkat stres kerja dengan Burnout Syndrome diukur menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p 0,001 < ɑ). Hasil ini menunjukkan bahwa jika tingkat stres kerja semakin tinggi, maka perawat mengalami burnout syndrome tinggi juga, begitu pula sebaliknya. Peneliti selanjutnya dapat menganalisa setiap komponen stres kerja dan Burnout Syndrome, serta mengindentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres kerja dan juga Burnout Syndrome.

Job stress is a negative reaction from a person to the pressure imposed on them from demands, obstacles, or opportunities. Burnout syndrome is a process caused by unresolved work stress that causes emotional exhaustion, personality changes, and decreased personal achievement. This study aims to obtain an overview of the relationship between work stress levels and Burnout Syndrome which can also be a guide for improving the mental health of nursing staff. The research method used the Cross-Sectional method to 165 nurses at Jati Padang Hospital and Fatmawati Hospital. Measurement of work stress level using the OSI-R (Occupational Stress Inventory-Revised) questionnaire and Burnout Syndrome measured by the MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey) questionnaire. The results showed that most of the nurses included in the level of moderate work stress and moderate Burnout Syndrome. The correlation test between the level of work stress and Burnout Syndrome measured using the Chi-Square test showed that there was a significant relationship (p 0.001 < ɑ). These results indicate that if the level of work stress is higher, then nurses experience high burnout syndrome as well, and vice versa. The next researcher can analyze each component of work stress and Burnout Syndrome, and identify the factors that cause."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triovva Elsy Armita
"Terjadi peningkatan kasus abortus pada perawat hamil dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu kurang lebih 30 % dari seluruh perawat hamil yang bertugas pada unit-unit kerja, yang meliputi : unit rawat jalan, unit rawat inap dan kamar operasi. Jenis abortus yang terbanyak dan tersering adalah abortus spontan.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor eksternal apakah yang paling berperan dalam hubungannya dengan kejadian abortus, faktor-faktor adalah : faktor lingkungan kerja, faktor aktivitas kerja dan faktor kebiasaan hidup.
Proses analisa data dilakukan dengan disain metode Case-Control Study, dengan membandingkan kelompok perawat hamil yang melakukan aktivitas kerja keperawatan dan mengalami abortus, dengan kelompok yang tidak mengalami abortus dengan aktivitas yang sama. Dengan tujuan didapatkannya suatu angka perbandingan odd ratio (OR) diantara kedua kelompok tadi.
Dari pengolahan data didapatkan 231 orang perawat hamil yang tidak mengalami kelainan internal, seperti : kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan plasenta, dan penyakit ibu, terdiri dari : 169 orang tidak mengalami abortus, dan 62 orang yang mengalami abortus.
Hasil akhir dengan multivariat analisis diperoleh bahwa faktor yang berperan secara bermakna terhadap kejadian abortus pada perawat dalam penelitian ini adalah faktor aktivitas kerja yang ditunjukkan dengan odd ratio (OR) 2.6 (95.0 % CI = 1.145 - 5.904).
Sebagai kesimpulan akhir, didapatkan bahwa faktor eksternal utama yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian abortus pada perawat hamil di Rumah Sakit Pusat Pertamina adalah faktor aktivitas kerja, dengan odd ratio 2.6. Penelitian ini membutuhkankan kajian lebih lanjut untuk mencari pemecahan yang lebih baik.

The Factors Which Have Correlation with Incident of Abortion of the Nurse in the Workplace in Pertamina Central HospitalThe increasing of abortion of the nurse in the last five years term, more less 30 % of the all of pregnant nurse who came to Obstetrics department which worked at : inpatient unit, outpatient unit and the operation room. The most type of abortion that Spontaneous Abortion.
The aim of this study to find out what is the main external factor that has correlation with this abortion. In this study, the external factors include: workplace environment factors, nursing activity factors, and behavior of life.
Analysis processing of data use Case-Control Study design method, with compare the pregnant nurse group which have miscarriage and the other group are the pregnant nurse which not miscarriage in the same of activity in the workplace. The result of the analysis to achieve the odd ratio between the two groups. The data found that 231 nurses has pregnant and have not internal complication, such as: intra uterine growth defect, placental defect, and mother's disease, which consist of: 169 nurses have not abortion, and 62 nurses with abortion. The final result from multivariat analysis found that nursing activity factors a statistically significant have correlation with spontaneous abortion with an odd ratio (OR) of 2.6 (95.0 % C.I = 1.145 - 5.904)
For the conclusion, the main external factor have a role is abortion of the nurse a statistically significant found the nursing activity factors with odd ratio (OR) of 2.6 (95.0% C.I. = 1.145 - 5.904). This condition need further study to find out the way of a good solution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Hasanah
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan keinginan pindah kerja perawat RSU Bhakti Yudha. Variabel yang diteliti adalah karakteristik perawat, faktor pendorong dan faktor penarik. Karakteristik meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, jarak rumah ke tempat kerja, jumlah anak yang dimiliki, lama kerja dan status kepegawaian. Faktor pendorong antara lain meliputi persepsi terhadap kompensasi RS, sistem kerja keperawatan, pengembangan karir dan lingkungan kerja. Faktor penarik meliputi persepsi terhadap kesempatan kerja dan kompensasi perawat RS lain. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif secara cross sectional pada 95 perawat. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan T Test, Annova dan Korelasi Regresi, sedangkan multivariat menggunakan Regresi Linear Ganda. Pemodelan bivariat dengan menggunakan metode enter. Hasil analisis didapatkan kompensasi RS dan kompensasi perawat RS lain yang paling dominan berhubungan dengan keinginan pindah kerja perawat.Saran untuk rumah sakit berdasarkan hasil penelitian adalah RS perlu meninjau ulang mengenai cara pemberian kompensasi terutama uang lembur kepada perawat dan RS diharapkan mempertimbangkan standar kompensasi perawat RS lain dalam memberikan kompensasi.

The aim of this thesis is to analyze of factors associated with desire to move (Turnover Intention) of Nurse In Bhakti Yudha Public Hospital In 2013. Variable which researched is charactheristics of nurse are age, sex, marrital state, the last education, the distance between house and hospital, the amount of children, the lenght of employment, and the state of employment . The Push factors which the perceptions of compensation oh hospital, nursing work system, career development, and work environment. The pull factors containe the opportunity of job and the level compensation of the other hospital. The methode of research which used is quantitatively with cross sectional design which done for ninety five nurses. The analyses which used is univariate, bivariate, multivariate. Bivariat Analysis use T Test, Anova and Regression Correlation, whereas multivariate Regreesion of Binary Logistic. Bivariate model use enter methode. The result of analysis is gained The perseption of Compensation of hospital and the other hospital have the most infuence variable which correlated with turnover intention. The suggestions for Bhakti Yudha hospital are based on the result of analysis are reviewing about its compensation especialliy overtime payment compensation to the nurses and Bhakti Yudha hospital is expected reviewing about the compensation of the other hospital in compensation giving"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
"Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.

This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Perjanjian GATS membawa dampak pada pelayanan kesehatan sehingga penting untuk membuat sistem regulasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing negara. Strategi untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan antara lain memperbaiki sistem pendidikan kesehatan, menggalang kehidupan keprofesian dan penataan kembali sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga mampu memberi pelayanan yang baik dan transparan, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan sistem manajemen termasuk manajemen keperawatan sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja perawat. Penelitian prestasi kerja di RS Islam Jakarta dilaksanakan mengingat prestasi kerja mereka selama ini secara umum belum memuaskan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan rancangan deskriptif korelatif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara cross sectional dimana unit analisisnya adalah perawat pelaksana yang bekerja minimal satu tahun di unit rawat inap . Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang menggunakan konsep teori motivasi isi dari Maslow dan Herzberg. Sedangkan instrumen prestasi kerja diadopsi dari hasil penelitian Ilyas di RS Islam Jawa Tengah tahun 1994. Variabel motivasi kerja meliputi motivasi intrinsik (penghargaan atas prestasi, tanggung jawab dalam pekerjaan, kesempatan untuk berkembang dan otonomi dalam pekerjaan) dan motivasi ekstrinsik (penerimaan gaji, kondisi lingkungan kerja, kebijakan institusi dan supervisi atasan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum prestasi kerja perawat di RS Islam Jakarta, 56,5% berprestasi tinggi (2) motivasi kerja ekstrinsik perawat di rumah sakit, 44% tinggi dan motivasi kerja intrinsik, 55,4% tinggi (3) terbukti dalam penelitian ini yang berhubungan secara bermakna terhadap prestasi kerja perawat ialah gaji, kebijakan institusi, supervisi, penghargaan, tanggung jawab dan kesempatan berkembang (4) dari enam komponen motivasi yang berhubungan maka terdapat dua faktor yang dominan, yaitu gaji dan kesempatan berkembang. Mempertimbangkan hasil penelitian diatas maka dapat disampaikan saran antara lain (1) perlunya merubah kebijakan rumah sakit tentang gaji perawat (2) kondisi lingkungan kerja perlu lebih ditingkatkan lagi kualitasnya (3) pelaksanaan supervisi perlu ditingkatkan baik kaulitas dan kuantitasnya (4) perlu ditingkatkan sistem penghargaan yang adil (5) pemberian tanggung jawab yang lebih luas kepada perawat (6) diperluasnya kesempatan bagi perawat untuk dapat lebih maju dan berkembang.

GATS agreement impacted to health services, so it is important to make a suitable regulation system to the situation and condition in each country. The strategies in improving the health services system are to improve the health education system, to do professional life and to rearrange the system of giving the health service. So it will give transparent and good services, qualified and patient need orientation. It is important to improve management system including nursing management so that it can increase nurse performance.
This research done because of unsatisfied performance of nursing staff in Jakarta Islamic Hospital. This research is non experimental quantitative research with correlative descriptive design. Sampling method is done by cross sectional in which its analysis unit is nurses with one year working experience in hospital. The instrument is questionnaires that use content motivation theory from Maslow and Herzberg (La Monica, 1996). Whereas the nurses? performance instrument is adopted from Ilyas?s research results in Islamic Hospital in Central Java on 1994. Motivation factors variable include intrinsic motivation (reward of achievement, responsibility in working, opportunity to improve self, autonomy) and extrinsic motivation (salary acceptance, working environment condition, institution policy, quality of supervision).
Research result showed that (1) generally, nurses performance in Jakarta Islamic Hospital, 56,5% is high (2) nurses extrinsic motivation, 44% is high and intrinsic motivation, 55,4% is high (3) in this research proof that significant correlation to the nurses performance is salary acceptance, institution policy, quality of supervision, reward system, responsibility in working, opportunity to improve (4) there is two dominant factors is salary acceptance and opportunity to improve. Considering the research result above so can be suggested that (1) it is necessary to increase salary (2) increasing the quality of work condition (3) increasing the quantity and quality of supervision (4) reward system in equity (5) giving more responsibility to the nurses, and (6) giving more opportunity to improve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmi Galleryzki
"Keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, terutama pada masa pandemi Corona virus disease 19 (Covid-19) ini. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan implementasi pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) oleh perawat di rumah sakit rujukan Covid-19 pada masa pandemi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 268 perawat yang bekerja di tiga rumah sakit di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan status pernikahan (p=0,03), budaya keselamatan (p<0,001), dan fungsi manajemen (p<0,001) dengan implementasi SKP. Sementara, faktor usia, masa kerja, jenis kelamin, pendidikan, jenjang karir, unit kerja, tipe rumah sakit, pelatihan keselamatan, stres kerja tidak berhubungan dengan implementasi pencapaian SKP (p>0,05). Hasil analisis menggunakan Structured Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) juga mendapatkan budaya keselamatan aspek perbaikan organisasi merupakan variabel yang paling berhubungan secara signifikan dengan implementasi pencapaian SKP. Rekomendasi dari hasii penelitian ini yaitu meningkatkan budaya keselamatan dalam meningkatkan kualitas implementasi enam sasaran keselamatan pasien.

Patient safety is a top priority in healthcare services, especially during the Coronavirus disease 19 (Covid-19) pandemic. The purpose of the study was to analyze the factors related to the implementation of the Patient Safety Goals (SKP) by nurses at the Covid-19 referral hospital during the pandemic. The study used a quantitative approach with an analytical research design and a cross-sectional design. The sample is 268 nurses who work in three hospitals in East Java. The results showed that there was a significant relationship between marital status (p=0.03), safety culture (p<0.001), and management function (p<0.001) with the implementation of SKP. Meanwhile, age, working period, gender, education, career path, work unit, type of hospital, safety training, work stress were not related to the implementation of SKP achievement (p>0.05). The analysis results using the Structured Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) also found that safety culture in the aspect of organizational improvement is the variable that is most significantly related to the implementation of SKP achievement. Recommendations from the results of this study are to improve safety culture in improving the quality of implementation of the six patient safety goals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
"This study discusses the factors associated with work stress in emergency ward nurse, PICU and inpatient in Mental Hospital Dr. Soeharto Heerdjan in 2013 with total sample of 100 respondents. This research is quantitative analytic with cross sectional study. The method of this study used questionnaire. This study aims to know the relationship between intrinsic job factors (workload, occupational hazards, shift work, work routines), role in the organization, career development (career promotion, salary), interpersonal relationships at work, and climate & organizational structure with job stress. The results showed that 46 nurses (46%) feel the stress of work, and 54 nurses (54%) do not feel the stress of work. The results of statistical tests, found that the factors that had a significant association with work stress are occupational hazards, shift work, career promotion, salary, and climate & organizational structure.

Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat bagian IGD, PICU, dan rawat inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tahun 2013 dengan jumlah keseluruhan sampel yaitu 100 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan metode penelitian yaitu kuesioner. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan antara faktor intrinsik pekerjaan (beban kerja, bahaya kerja, shift kerja, rutinitas kerja), peran dalam organisasi, pengembangan karir (promosi karir, gaji), hubungan interpersonal dalam pekerjaan, serta iklim dan struktur organisasi dengan stres kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 46 perawat (46%) merasakan stres kerja, dan 54 perawat (54%) tidak merasakan stres kerja. Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja yaitu bahaya kerja, shift kerja, promosi karir, gaji, serta iklim dan struktur organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>