Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnando Akmal Widia Putra
"Fenomena pemesanan makanan online di Indonesia telah meningkat dikarenakan pandemi COVID-19 yang menimbulkan risiko tertular antara masyarakat, serta risiko sanski dari pemerintah jika melanggar protokol kesehatan yang ditetapkan dengan mengunjungi restoran. Namun dari sisi konsumen, terdapat pertimbangan dan persepsi risiko dalam menggunakan aplikasi makanan online selama pandemi, serta pertimbangan risiko tertular dari virus COVID- 19 yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen untuk melakukan pemesanan makanan online. Penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah responden 306 individu yang pernah melakukan pemesanan makanan online melalui aplikasi online serta dianalisis menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS - SEM). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hubungan langsung convenience risk dan attitude, hubungan COVID-19 risk severity terhadap attitude, serta attitude dan online food delivery behavior menunjukkan hasil yang signifikan.

The COVID-19 pandemic has shifted consumer behavior to utilize online food delivery services to a greater extent from dine-in restaurants particularly due to the risks of being exposed to the COVID-19 virus and risks of punishments from the government for breaching health protocols by visiting restaurants. However, from the consumer side, consumers face multiple risks when associating themselves with online food delivery services applications – which, added with consumers’ perceived risk towards the COVID-19 virus, influences consumers’ attitudes and behaviours towards online food delivery services. This research study was conducted using purposive sampling with 306 total respondents collected, and analyzed using Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS - SEM). The results of this research study found that relationships between convenience risk towards attitude, risk severity towards attitude, and attitude towards online food delivery behaviour had significant relationships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarif Wiwa Soetijoso
"Virus corona (COVID-19) yang menjadi pandemi pada tahun 2020 berdampak besar dan merugikan bagi perekonomian global. Sebagai akibat dari pandemi, pemerintah di seluruh dunia merekomendasikan orang untuk membatasi interaksi tatap muka. Kebijakan ini kemudian mempengaruhi restoran dan pemilik bisnis di industri F&B, mengharuskan mereka untuk meningkatkan pengalaman pelanggan digital dengan mempromosikan layanan kenyamanan seperti pengiriman makanan online melalui situs web restoran atau platform pemesanan makanan online untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan pendapatan baru.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan yang jelas antara rangsangan pemasaran daya tarik visual & keinformatifan menu restoran dengan keinginan konsumen terhadap makanan selama pandemi COVID-19. Purposive sampling dengan teknik survei online dilakukan pada kohort generasi Y dan Z. 243 responden dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Metode Persamaan Struktural Partial Least Square (PLS-SEM). Berdasarkan penelitian ini juga ditemukan bahwa stimulus pemasaran yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen terhadap makanan. Sedangkan pengaruh rangsangan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen terhadap makanan. Selain itu, berdasarkan penelitian, kenyamanan konsumen saat menggunakan pemesanan makanan secara online dianggap sebagai salah satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat membantu pemilik UKM ketika mempertimbangkan untuk mengubah model bisnis konvensional mereka menjadi lebih digital (Petrova dan Cialdini, 2005).

The coronavirus (COVID-19), which became a pandemic in 2020, had a huge and detrimental impact on the global economy. As a result of the pandemic, governments all around the world recommended people to limit their face-to-face interactions. This policy then affects restaurants and business owners in the F&B industry, requiring them to improve the digital customer experience by promoting convenience services such as online food delivery via restaurant websites or online food ordering platforms to boost sales and generate new revenue.
The goal of this research is to examine a clear relationship between marketing stimuli of restaurant menu visual appeal & informativeness and consumers’ desire for food during COVID-19 pandemic. Purposive sampling with online survey technique was done on Y and Z generational cohort. 243 respondents were collected and analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Based on this research, it is also found that the defined marketing stimuli used in this research significantly affect the consumers’ desire for food. Whereas the effect of social stimuli does not significantly affect the consumers’ desire for food. Moreover, based on the research, consumers’ convenience when using online food ordering is considered as one of the variables which significantly affect repurchase intention. Thus, this research hopefully will help SME owners when considering changing their conventional business model to be more digitized (Petrova and Cialdini, 2005).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salvinna Alithea
"Pandemi COVID-19 mendorong industri food and beverages untuk mengambil langkah strategis dengan menyediakan layanan pemesanan makanan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh online menu dan perception of risk terhadap purchase intention melalui desire for food dan perceived of convenience pada cloud kitchen Hangry. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik non- probability sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 136 responden yang diperoleh melalui kuesioner secara daring. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan software SmartPLS. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh antara online menu terhadap desire for food, perception of risk terhadap desire for food, dan desire for food terhadap purchase intention. Selain itu, ditemukan juga bahwa perception of risk tidak berpengaruh terhadap perceived of convenience dan perceived of convenience tidak berpengaruh terhadap purchase intention. Selanjutnya, ditemukan juga bahwa desire for food mampu memediasi online menu dan perception of risk terhadap purchase intention. Sedangkan perceived of convenience tidak memediasi perception of risk terhadap purchase intention.

The COVID-19 pandemic has forced the food and beverage industry to take strategic steps by providing online food ordering services. This study aims to analyze the effect of online menu and perception of risk on purchase intention through desire for food and perceived of convenience on Hangry cloud kitchen. This study uses a quantitative approach with a non-probability sampling technique. The number of respondents in this study was 136 respondents obtained through an online questionnaire. The data analysis technique used is Structural Equation Modeling (SEM) with SmartPLS software. Based on the results of the study, it was found that there was an effect between the online menu on the desire for food, the perception of risk on desire for food, and desire for food on purchase intention. In addition, it was also found that the perception of risk had no effect on the perceived of convenience and the perceived of convenience had no effect on purchase intention. Furthermore, it was also found that desire for food is able to mediate online menu and perception of risk on purchase intention. Meanwhile, perceived of convenience does not mediate the perception of risk on purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alodia Millenia Isla
"Kondisi pandemi COVID-19 berakibat pada seluruh lini kehidupan, salah satunya adalah larangan makan di restoran dan menganjurkan untuk membungkus makanan dan makan di rumah. Fenomena ini berpengaruh pada layanan pesan antar makanan secara daring yang kian berkembang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut berdasarkan timbulan dan komposisi sampah kemasan serta jejak karbon dari proses pembelian makanan dengan layanan pesan antar secara daring selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh pandemi COVID-19 terhadap dinamika pembelian makanan melalui layanan pesan antar secara daring. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 208 hari pada bulan Juni 2020 – Januari 2021 dengan 30 narasumber berdomisili di Kabupaten Jepara, diperoleh hasil total timbulan sebesar 30.494,5 gram dengan sampah plastik yang mendominasi. Rata-rata timbulan per order sebesar 58,76 gram/order dan rata-rata timbulan setiap rumah tangga secara keseluruhan adalah sebesar 4,89 gram/hari. Sedangkan total keseluruhan emisi dari transportasi restoran hingga TPA dan emisi dari sampah kemasan adalah sebesar 1056,01 kgCO2eq dengan rata-rata sebesar 61,76 kgCO2eq/rumah tangga/tahun dan 3,57 kgCO2eq/order/tahun.

COVID-19 pandemic affected every aspect of life, one of them is a prohibition to dine-in at the restaurant and suggestion to do takeaway. This phenomenon influences the development of online food delivery services. Therefore, the study aimed to analyze the environmental impact caused by online food delivery activity based on the generation and composition of packaging waste and carbon footprint during the COVID-19 pandemic period. This study also intended to identify the effect of COVID-19 against buying dynamics through online food delivery services. Based on the study for 208 days during June 2020 – January 2021 with 30 respondents who lived in Jepara, the results show that total packaging waste generation reaches 30.494,5 gram dominated by plastic material. Waste generation average per order is 58,76 gram/order and waste generation average per household is 4,89 gram/day. While the total carbon footprint emission of transportation from restaurant to landfill and emission of packaging waste is 1056,01 kgCO2eq with an average 61,76 kgCO2eq/household/year and 3,57 kgCO2eq/order/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianti Primata Ayu
"Latar Belakang: Pemberlakuan pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dilakukan sebagai upaya penghambatan COVID-19 di institusi pendidikan. Perubahan ini, menimbulkan perbedaan persepsi dari dosen khususnya dalam bidang kedokteran gigi terkait keterampilan ilmu teknologi informasi (TI) dan persiapan, efektivitas, tantangan, serta keuntungan dari pembelajaran daring. Belum terdapat analisis tentang hubungan sosiodemografi dosen dengan persepsi pembelajaran daring di bidang kedokteran gigi Indonesia. Tujuan: Mengetahui persepsi dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian analitik potong lintang menggunakan kuesioner pada dosen aktif FKG UI. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS. Hasil: Sebanyak 105 dosen (85,3%) berpartisipasi. Responden (>50%) merasa mereka mempunyai keterampilan ilmu TI yang baik, memerlukan persiapan yang lebih, terdapat tantangan dan keuntungan, namun responden meragukan efektivitas dari pembelajaran daring. Responden (84,7%) menyatakan pembelajaran daring tidak lebih baik dari pembelajaran luar jaringan. Responden (81%) memilih pembelajaran bauran setelah mengalami pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19 di kedokteran gigi. Persepsi dosen FKG UI tentang keterampilan ilmu TI dan persiapan, serta tantangan dalam pembelajaran daring dipengaruhi oleh sosiodemografi, kecuali efektivitas dan keuntungan. Usia, lama mengajar, dan jabatan akademik berhubungan dengan persepsi tentang keterampilan TI dan persiapan pembelajaran daring. Pengalaman pelatihan pembelajaran daring berhubungan dengan persepsi tentang tantangan pembelajaran daring. Kesimpulan: Dosen FKG UI mempunyai persepsi yang baik terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 terkait keterampilan ilmu TI dan persiapan, keuntungan dan tantangan, kecuali efektivitasnya yang diragukan. Selanjutnya, mayoritas dosen FKG UI memilih pembelajaran bauran sebagai metode yang dipakai di bidang kedokteran gigi setelah masa pandemi COVID-19

Background: The implementation of online learning is carried out as an effort to inhibit COVID-19 in educational institutions. This change has led to different perceptions from lecturers, especially in the field of dentistry, regarding information technology (IT) skills and preparation, effectiveness, challenges, and advantages of online learning. There has been no analysis of the sociodemographic relationship between lecturers and perceptions of online learning in Indonesian dentistry. Purpose: To find out the perceptions of lecturers at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia (Dentistry UI) towards online learning during the COVID-19 pandemic. Method: A cross-sectional analytic study using a questionnaire on active lecturers at Dentistry UI. Data were analyzed using SPSS statistical software. Results: A total of 105 lecturers (85.3%) participated. Respondents (> 50%) feel they have good IT skills, require more preparation, there are challenges and advantages, but respondents doubt the effectiveness of online learning. Respondents (84.7%) stated that online learning was no better than offline learning. Respondents (81%) chose hybrid learning after experiencing online learning during the COVID-19 pandemic in dentistry. Dentistry UI lecturers' perceptions of IT skills and preparation, as well as challenges in online learning are influenced by sociodemography, except for effectiveness and benefits. Age, length of teaching and academic position are related to perceptions of IT skills and online learning preparation. The experience of online learning training is related to perceptions of the challenges of online learning. Conclusion: Dentistry UI lecturers have a good perception of online learning during the COVID-19 pandemic in terms of IT skills and preparation, advantages, and challenges, except for the effectiveness which is doubtful. Furthermore, the majority of Dentistry UI lecturers chose hybrid learning as the method used in dentistry after the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Budi Nugroho
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 di Indonesia belum resmi berakhir, dan karena perilaku protektif yang terlihat diabaikan, menjadi sangat penting untuk terus dikampanyekan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dan menerapkan protokol kesehatan dalam rangka mengendalikan penyebarannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi risiko dan pengalaman masyarakat terhadap penularan COVID-19 di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode lintang potong dan dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2022 dengan menggunakan survei daring. Kuesioner dikembangkan berdasarkan kuesioner standar (ECOM, 2015) tentang persepsi risiko wabah penyakit menular. Kuesioner ini kemudian didistribusikan melalui berbagai platform media sosial, termasuk WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
Hasil: Penelitian ini mengungkapkan bahwa responden wanita lebih banyak daripada pria (61,3%), memiliki pendidikan sarjana (38,5%), bekerja di perusahaan swasta (32,3%), dan pernah tertular Covid (43,8%). Responden yang memiliki skor persepsi risiko di atas rata-rata adalah 60%. Menurut kesepuluh data distribusi persepsi risiko, sebagian besar responden menganggap COVID-19 sebagai ancaman. Memakai masker, rutin mencuci tangan, jaga jarak fisik, dan tinggal di rumah tetap menjadi pilihan dan efektif untuk mencegah penularan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki penularan COVID-19 yang intens secara langsung maupun tidak langsung.
Kesimpulan: Meskipun sebagian besar responden khawatir akan penularan Covid-19, mereka menyatakan siap untuk penularan dan sadar bagaimana mengendalikan dan mencegah penularan.

Background: The COVID-19 pandemic in Indonesia has not officially ended, and due to the apparent underestimation of protective behavior, it is imperative to continuously promote public awareness and implement health  protocols  to control its spread. Therefore, this study aims to analyze the community's risk perception and experiences of COVID-19 transmission in Indonesia.
Methods: This cross-sectional study was conducted from July to August 2022 using an online survey. The questionnaire was developed based on a standard questionnaire (ECOM, 2015) on the risk perception of an infectious disease outbreak. It was then distributed through various social media platforms, including WhatsApp, Facebook, and Instagram.
Result: This study revealed that there were more female respondents than men (61.3%), held bachelor’s degree (38.5%), work in private company (32.3%), and been infected by Covid (43.8%). Respondents who have risk perception score above average is 60%. According to all ten risk perception distribution data, most respondents considered COVID-19 a threat. Wearing mask, regularly wash hands, physical distancing, and stay at home still options and effective to prevent the transmission. This showed that most respondents had intense COVID-19 transmission directly or indirectly.
Conclusion: Although most of respondents worry of Covid-19 transmission, they stated ready for transmission and aware how to control and prevent the transmission.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Renzani Hakim
"Layanan Online Food Delivery (OFD) merupakan metode yang populer di Indonesia untuk memesan makanan dan minuman dibandingkan metode lainnya seperti melalui telepon, aplikasi mobile restoran, dan website restoran. Transaksi layanan OFD di Indonesia berkembang dengan pesat dan semakin populer dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktural antar variabel yang meliputi hedonic motivation, time saving orientation, price saving orientation, prior online purchase experience, information fit-to-task, visual appeal, convenience motivation, post-usage usefulness, attitude, dan repurchase intention pada layanan OFD di Indonesia. Penelitian ini mengacu pada theory of planned behavior, technology acceptance model, dan adopsi parsial dari extended information technology continuance model. Penelitian ini pun dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen dalam menggunakan layanan OFD sebelum dan selama pandemi COVID-19 di Indonesia. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dari 207 pengguna layanan Go-Food atau GrabFood dan diolah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) pada perangkat lunak LISREL 8.54. Hasil penelitian menunjukkan bahwa delapan dari enam belas hipotesis yang diajukan memiliki pengaruh signifikan. Price saving orientation, time saving orientation, dan prior online purchase experience secara signifikan berpengaruh positif terhadap convenience motivation. Time saving orientation, prior online purchase experience, dan convenience motivation secara signifikan berpengaruh positif terhadap post-usage usefulness. Post-usage usefulness secara signifikan berpengaruh positif terhadap attitude dan repurchase intention konsumen pada layanan OFD. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah pandemi COVID-19 berakhir, 28.50% responden akan meningkatkan frekuensi pembelian makanan dan minuman melalui layanan OFD, 29.47% responden akan mengurangi, dan sisanya dengan frekuensi yang tetap

Online Food Delivery (OFD) services in Indonesia is the most popular way to order food and beverage (F&B) compared to other methods such as telephone, restaurant mobile application, and restaurant website. OFD services transaction in Indonesia is growing rapidly and become more popular compared to before COVID-19 pandemic. The purpose of this study is to examine structural relationship between hedonic motivation, time saving orientation, price saving orientation, prior online purchase experience, information fit-to-task, visual appeal, convenience motivation, post-usage usefulness, attitude, and repurchase intention towards OFD services in Indonesia. This study based on theory of planned behavior, technology acceptance model, and partial adoption of extended information technology continuance model. This study also examines consumers change of behavior in using OFD services before and during COVID-19 pandemic in Indonesia. 207 questionnaires were collected from Go-Food or GrabFood user to empirically test the research model using the Structural Equation Modeling (SEM) on LISREL 8.54. The results imply that eight from sixteen proposed hypotheses were supported. Price saving orientation, time saving orientation, and prior online purchase experience have a significant positive influence towards convenience motivation. Time saving orientation, prior online purchase experience, and convenience motivation have a significant positive influence towards post-usage usefulness. Post-usage usefulness has a significant positive influence towards attitude and repurchase intention on using OFD services. This study also found that after pandemic COVID-19 ends, 28.50% of the respondents will increase the frequency of purchasing F&B through OFD services, 29.47% will reduce, and the rest will remain same"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Kirana Anjani
"Penelitian Facebook & Bain Company menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 mengeskalasi kondisi digitalisasi lima kali lebih cepat dalam pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga pembelian makanan online popular untuk dipilih (Facebook Inc. and Bain & Company, 2020). Meningkatnya layanan pesan antar online menjadi penyebab meningkatnya permasalahan terkait emisi karbon di lingkungan, melalui gas buang yang dihasilkan oleh proses transportasi makanan dan proses penggunaan kemasan makanan hingga menjadi sampah kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan timbulan sampah kemasan, menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari layanan pesan antar online menggunakan faktor emisi yang telah ditetapkan dari penelitian terdahulu, dan memberikan rekomendasi pengelolaan sampah kemasan yang ideal bagi Kota Tangerang Selatan, sebagai objek studi. Melalui penelitian 535 pesanan dan 28 narasumber, diperoleh rata-rata timbulan per pesanan adalah sebesar 126,22 gram/pesanan dan rata-rata timbulan sampah untuk satu rumah tangga adalah sebesar 11,54 gram/rumah tangga/hari. Total jejak karbon yang dihasilkan dari proses transportasi adalah sebesar 2.492.603,529 g CO2-eq atau 155.468,265 g CO2-eq/rumah tangga/tahun, sementara jejak karbon dari sampah kemasan sebesar −124.611,456 g CO2-eq atau −7.772,246 g CO2-eq/rumah tangga/tahun. Proses recycling sampah kemasan sangat mengurangi jumlah jejak karbon yang ada dari layanan pesan antar online.

Research by Facebook & Bain Company claims that the Covid-19 Pandemic has escalated digitalization five times faster to fulfill the needs of life and online food delivery become so popular (Facebook Inc. and Bain & Company, 2020). The increase of online food delivery causes a significant impact on the environment, related to carbon emission from the food transportation process and solid waste generation from the production of food packaging. This study aims to determine the composition and generation of packaging waste, calculate the carbon footprint generated from online food delivery services using the emission factor from previous research, and provide an ideal recommendation of solid waste management for South Tangerang City as a study object area. Through 535 orders and 28 sources, the average generation per order was 126.22 grams/order and the average waste generation for one household was 11.54 grams/household/day. The total carbon footprint generated from the transportation process is 2,492,603,529 g CO2-eq or 155,468,265 g CO2-eq/household/year, while the carbon footprint from packaging waste is -124,611,456 g CO2-eq or -7,772, 246 g CO2-eq/household/year. The recycling process of packaging waste greatly reduces the carbon footprint of online food delivery services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rahmatusysyifa
"Pandemi COVID-19 menyebabkan pembatasan aktivitas di lingkungan masyarakat dan mengubah banyak kebiasaan lama, termasuk perilaku konsumsi makanan. Meskipun pembatasan aktivitas baik untuk mencegah semakin tersebarnya virus, hal ini berdampak pada industri penyediaan makanan dan minuman di Indonesia. Oleh karena itu, studi ini menyelidiki perubahan perilaku konsumsi makanan di Indonesia selama pandemi COVID-19 serta kemungkinan keberlanjutan perubahan perilaku tersebut setelah pandemi berakhir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sumber data primer. Data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner dan terkumpul sebanyak 479 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan perilaku konsumsi makanan, seperti dari cara belanja, pola makan yang lebih sehat, dan pengurangan aktivitas makan di luar rumah, serta perubahan perilaku konsumsi makanan yang terjadi diperkirakan akan tetap berlanjut setelah pandemi berakhir. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan industri penyediaan makan dan minum yang terdampak oleh COVID-19 terkait perilaku konsumen.

The COVID-19 pandemic has caused restrictions on activities in the community and changed many old habits, including food consumption behavior. Although activity restrictions are good for preventing the spread of the virus, this has an impact on the food and beverage supply industry in Indonesia. Therefore, this study investigates changes in food consumption behavior in Indonesia during the COVID-19 pandemic and the possible continuation of these behavioral changes after the pandemic ends. This study uses quantitative research methods with primary data sources. Primary data was obtained from distributing questionnaires and collected as many as 479 respondents spread throughout Indonesia. This study shows that there is a change in food consumption behavior, such as from shopping, healthier eating patterns, and reducing eating activities outside the home, and changes in food consumption behavior that occur are expected to continue after the pandemic ends. The results of this study are expected to inform the food and drink supply industry affected by COVID-19 regarding consumer behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harrianto Diaz Zarkasi
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang mempengaruhi customer intention to reuse online food delivery (OFD) pada saat pandemi Covid-19. Peneliti menggunakan kuesioner dengan non-probability sampling dimana persyaratan responden adalah telah menggunakan aplikasi online untuk memesan makanan dan/atau minuman dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Dari data 241 responden dapat diambil kesimpulan bahwa lima variabel (perceived usefulness, perceived ease of use, price saving benefits, time saving benefits, dan perceived severity) terbukti berpengaruh secara positif kecuali variabel food safety risk perception dan perceived vulnerability. Pada aplikasi Gofood dan Grabfood terdapat perbedaan variabel price saving benefit, food safety risk perception, dan customer intention to reuse OFD.

This research was conducted to determine whether the variables that influence customer intention to reuse Online Food Delivery (OFD) during the Covid-19 pandemic. Researchers used a questionnaire with non-probability sampling that required respondent to have used an online application to order food and/or drinks within the last 6 months. From the data of 241 respondents, it can be concluded that five variables (perceived usefulness, perceived ease of use, price saving benefits, time saving benefits, and perceived severity) proved to have a positive effect, except for the food safety risk perception and perceived vulnerability variables. In Gofood and Grabfood applications, there are differences in the variables of price saving benefit, food safety risk perception, and customer intention to reuse OFD.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>