Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Sudjiati
"Perilaku sehat perawat masih perlu terus diperbaiki agar tidak menurunkan kondisi kesehatan perawat yang akan berdampak pada kinerja perawat dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat sehat di rumah sakit umum. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 356 perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Umum di Jakarta yang dipilih dengan tekhnik simple random sampling. Populasi yang digunakan perawat pelaksana di RSCM. Ukuran sampel menggunakan rumus Slovin. Perilaku sehat perawat diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan profil gayahidup promosi kesehatan II dan perilaku perawat sehat, pernyataan yang sudah valid dan reliabel dengan nilai r < 0,367 dan Cronbach alpha = 0,389 - 0,889.
Hasil analisis regresi logistik berganda mendapatkan determinan perilaku perawat sehat yaitu profil gaya hidup pada aspek aktifitas fisik (p<0,01; OR 4,760), manajemen stres (p<0,001; OR 4,549), dan spiritual (p=0,211; OR 1,456). Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status kepegawaian, lama kerja, jenis ruangan unit kerja, pengetahuam sikap, faktor lingkungan dan beban kerja tidak berhubungan dengan perilaku perawat sehat (p>0,05). Akan tetapi, hasil uji chi square mendapatkan usia (p=0,038), tingkat pendidikan (0,034), sikap (p=0,002) dan profil gaya hidup (semua aspek p<0,001) berhubungan dengan perilaku perawat sehat. Program pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perawat yang terstruktur dan terukur secara berkala perlu dibuat baik oleh individu perawat maupun pihak manajemen.

The healthy behavior of nurses still needs to be improved so as not to reduce the health condition of nurses which will have an impact on the performance of nurses and the quality of nursing services provided. The purpose of this study was to identify the behavioral determinants of healthy nurses in public hospitals. This study used a cross- sectional design involving 356 nurses at one general hospital in Jakarta which were selected using a simple random sampling technique. The population used by nurses in RSCM. The sample size uses the Slovin formula. Nurses' healthy behavior was measured by a measuring instrument developed by researchers based on the health promotion lifestyle profile II and healthy nurse behavior, statements that were valid and reliable with r value < 0.367 and Cronbach alpha = 0.389 - 0.889.
The results of multiple logistic regression analysis found that the behavioral determinants of healthy nurses were lifestyle profiles on aspects of physical activity (p < 0.01; OR 4.760), stress management (p < 0.001; OR 4.549), and spirituality (p = 0.211; OR 1.456). Factors of age, gender, education level, marital status, employment status, length of work, type of work unit room, knowledge of attitudes, environmental factors and workload were not related to the behavior of healthy nurses (p> 0.05). However, the results of the chi square test found that age (p=0.038), education level (0.034), attitude (p=0.002) and lifestyle profile (all aspects p<0.001) were related to the behavior of healthy nurses. A structured and measurable program for maintaining and improving the health of nurses on a regular basis needs to be made by both individual nurses and the management.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
"Kolaborasi interprofesional merupakan bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan pasien serta tenaga antar professional kesehatan dengan tujuan yang sama. Implementasi kolaborasi interprofessional yang baik akan berdampak pada tingkat peningkatkan kualitas dan mutu pelayanan, peningkatan keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. Hal ini juga dapat berdampak pada kepuasan kerja perofesional kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan pelaksanaan kolaborasi interprofesional. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 167 orang perawat. Sampel dipilih dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenjang karir (p=0,002), masa kerja (p= 0,009), usia (p= 0,0012), dan komunikasi (p= 0,102) merupakan determinan implementasi kolaborasi interprofesional. Hasil analisis regresi linear berganda mendapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan  implementasi kolaborasi interprofesional adalah jenjang karir. Semua variabel yang menjadi faktor berkontribusi sebesar 35,2% dalam implementasi kolaborasi interprofesional. Rekomendasi penelitian ini menyarankan pihak manajemen rumah sakit perlu untuk mengembangkan sistem jenjang karir dan peningkatan kemampuan komunikasi guna meningkatkan kuliatas implementasi kolaborasi interprofesional.

Interprofessional collaborational is a form of health service activity that involves patients and health professionals with the same goal. Implementation of good interprofessional collaboration will have an impact on increasing the quality and level of service, increasing patient safety and continuity of service. This can also impact health professionals' job satisfaction. This research aims to identify the determinants of implementing interprofessional collaboration. This research design used a cross-sectional approach involving 167 nurses. The sample was selected using the quota sampling technique. The research results showed that career level (p=0.002), length of service (p= 0.009), age (p= 0.0012), and communication (p= 0.102) were determinants of interprofessional collaboration implementation. The results of multiple linear regression analysis found that the factor most related to the implementation of interprofessional collaboration was career level. All variables that are factors contribute 35.2% to the implementation of interprofessional collaboration The research recommendation is that hospital management needs to develop a career path system and improve communication skills to improve the quality of implementing interprofessional collaboration"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Dwi Rusnawati
"Masalah kekurangan tenaga perawat di rumah sakit secara global masih mengancam hingga saat ini. Keterikatan kerja diperlukan untuk menghasilkan rendahnya angka turnover dan kelelahan, tingginya tingkat kepuasan kerja, dan tenaga kerja yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan keterikatan kerja perawat di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan melibatkan 325 perawat rumah sakit di Jakarta Pusat. Pengambilan data dilakukan secara convenience sampling dan menggunakan e-form. Data dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian mendapatkan determinan keterikatan kerja perawat adalah berjenis kelamin laki-laki (p = 0,019), kesejahteraan pegawai (p < 0,0001), budaya klan (p = 0,577), dan peran pemimpin (p = 0,005). Faktor usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, masa kerja, status kepegawaian, level kompetensi, lama perjalanan dan alat transportasi ke tempat kerja tidak berhubungan dengan keterikatan kerja perawat. Hasil penelitian ini merekomendasikan peningkatan peran pemimpin “mendorong hati”, penerapan tata kelola/gaya manajemen didasarkan pada budaya klan, dan evaluasi terhadap peminatan atau penempatan pegawai sesuai kemampuan fisik dan intelektual.

The shortage of nursing workforce in hospitals is the threatening problem recently. Work engagement form is necessary to produce lower turnover and burnout rates, as well as improving the levels of job satisfaction, and a better workforce. This study aims to identify the determinants of nurse work engagement in the hospital. The research design used cross sectional involving 325 hospital nurses in Central Jakarta. Data collection was carried out by convenience sampling and using e-form. Data was analyzed by multiple linear regression. The results showed that the determinants of nurse work engagement were male sex (p = 0,019), employee’s well being (p < 0,0001), clan culture (p = 0,577), and leadership role (p = 0,005). Factors of age, higher education qualification, marital status, years of working experience, employment status, level of competence, length of trip and means of transportation to work are not related to nurse work engagement. The results of this study recommend to encourage each staff by apply compassion in leader role, apply governance/management style based on clan culture, and evaluate the employee’s spesialisation for employee placement according to his/her physical and intellectual abilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahma Hidayat
"ABSTRAK
Perawat bertanggung jawab dalam penanganan kemoterapi yang aman. Penggunaan alat pelindung diri saat penatalaksanaan kemoterapi sangat penting, namun tidak semua perawat menggunakannya. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai determinan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan determinan penatalaksanaan kemoterapi yang aman oleh perawat di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectionaldengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling pada 38 responden perawat yang diukur penatalaksanaan penanganan kemoterapi yang aman serta dihubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua determinan yang memiliki hubungan yang bermakna dengan penatalaksanaan penanganan kemoterapi yang aman oleh perawat, yaitu usia (p=0,011;α=0,05) dan masa kerja (p=0,012;α=0,05). Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya penyebaran informasi jurnal terbaru dan pelaksanaan supervisi perawat secara berkala dalam penanganan kemoterapi yang aman. Penelitian ini dapat menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
Nurses are responsible for the safe handling of chemotherapy. The use of personal protective equipment when the management of chemotherapy is very important, but not all nurses use. This condition is caused by various determinants. This study aimed to describe the determinants of safe management of chemotherapy by nurses in the hospital. This research used descriptive research design with cross-sectional. This research used total sampling at 38 respondent nurses measured the safe management of chemotherapy treatment and are associated with factors that influence it. The results of this study indicated that there are two determinants that have a significant relationship with the management of chemotherapy safe handling by nurses, are age (p= 0.011; α= 0.05) and experience (p = 0.012; α= 0.05). Recommendations from this study is the hospital should give more information and supervision to nurses in the management of chemotherapy treatment. The research can be a baseline for future studies."
2016
S64594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusumadi Retnoningtyas
"Kesiapan adalah prekursor kognitif bagi perilaku, baik untuk melawan atau mendukung upaya perubahan. Implementasi kompetensi manajerial perawat manajer di rumah sakit merupakan upaya perubahan yang memerlukan kesiapan. Determinan kesiapan perawat
manajer dalam melaksanakan kompetensinya di rumah sakit belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kesiapan perawat manajer dalam melaksanakan kompetensinya di rumah sakit. Desain penelitian
menggunakan cross sectional dengan metode sampling adalah purposive sampling. Responden adalah 103 perawat manajer yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat manajer memiliki karakteristik sebagai beikut: mayoritas berjenis kelamin perempuan, berumur < 45 tahun, memiliki lama kerja 5 – 10 tahun, menduduki jabatan sebagai kepala ruang/nurse
officer/supervisor, berpendidikan awal SPK dan D3 keperawatan dan berpendidikan akhir Ners dan S2 keperawatan. Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan mentoring, kepercayaan terhadap pimpinan, dan partisipasi terhadap upaya perubahan
organisasi dengan kesiapan perawat manajer melaksanakan kompetensi manajerial di rumah sakit (p=0.0001-0.016). Diperlukan kesiapan dalam melaksanakan kompetensi perawat manajer Pimpinan rumah sakit beserta jajarannya perlu berupaya meningkatkan kesiapan perawat manajer dengan menetapkan kebijakan dan panduan, melakukan bimbingan dan memfasilitasi pengembangan professional berkelanjutan.

Readiness is a cognitive precursor to behavior, either to resist or support change efforts. The implementation of managerial competence for nurse managers in the hospital is an
effort to change the organization. The determinant of the nurse manager's readiness to implement managerial competence is not yet clear. A broad and deep understanding of the determinants is needed. This study aimed to identify determinants of nurse managers' readiness to implement managerial competence in the hospital. A quantitative approach using a cross-sectional design was employed to collect data from 103 nurse managers. Data analyses were performed using chi square and multiple logistic
regression. The majority of nurse managers had the following characteristics: female, aged < 45 years old, work duration 5-10 years, mostly were nurse officers/nurse supervisors, the initial education was vocational and the final education was undergraduate and postgraduate in nursing. There was a relationship between mentorship program, trust in leadership, and participation in organizational change with the nurse manager's readiness (p = 0.0001-0.016). Readiness is needed by nurse managers to implement managerial competence. Recommendations include establishing policies, providing guidance and facilitating continuous professional development
before the assumption of management positions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Ahmad Keliobas
"Kinerja perawat memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kompetensi perawat dan kepuasan kerja perawat dengan kinerja perawat pelaksana di rawat inap. Metode penelitian kuantitatif menggunakan cross sectional, jumlah sampel dalam penelitian 167 perawat. Hasil penelitian ditemukan bahwa secara parsial kompetensi perawat berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja perawat p = 0.016 < α 0.05, kepuasan kerja perawat berhubungan dengan kinerja perawat p = 0.002 < ± 0.05. Secara simultan kompetensi dan kepuasan kerja perawat berhubungan dengan kinerja perawat p = 0.001 < 0.05. Kepuasan kerja perawat paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat OR = 2.959 dibandingkan dengan kompetensi perawat OR = 2.453. Perlu adanya perhatian dari manajer keperawatan untuk memperhatikan kompetensi dan kepuasan kerja perawat dengan memberikan dukungan dan keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan kemampuan dan skill sehingga kinerja perawat dapat meningkat yang akan berdampak terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit.

The performance of nurses has an impact on improving the quality of service in hospitals. This study aimed to identify the relationship between the competence of nurses and nurse job satisfaction with the performance of nurses in inpatient care. A quantitative research method and cross-sectional design were used, involving 167 nurses. The study's results found that nurse competence was partially positively and significantly related to nursing performance p = 0.016 < 0.05, and nurse job satisfaction was related to nursing performance p = 0.002 < 0.05. Simultaneously the competence and job satisfaction of nurses related to the performance of nurses p = 0.001 < 0.05. Nurse job satisfaction is most dominantly related to nurse performance OR = 2,959 compared to nurse competence OR = 2,453. There needs to be attention from nursing managers to pay attention to the competence and job satisfaction of nurses by providing support and participation in ability and skill development activities so that nurse performance can increase, which will have an impact on the quality of service in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Adythia Pratiwi
"Perilaku Perawat memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebutuhan dan keberhasilan edukasi pasien yang bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan total sampling dengan 210 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian diuji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat memiliki karakteristik sebagai berikut: berjenis kelamin perempuan, berumur < 35 tahun, tidak mengikuti D3 Keperawatan, memiliki total pengalaman < 10 tahun, berstatus PNS, sudah mengikuti pelatihan (dalam tiga tahun belakangan), tetapi memiliki pengetahuan yang kurang terkait pemberian edukasi pasien. Terdapat hubungan antara umur, pencapaian, kebijakan, kondisi kerja, supervisi, dukungan sosial, dan fungsi perencanaan kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien (p=0,001-0,037), variabel yang paling dominan mempengaruhi perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien adalah dukungan sosial (OR=5,186). Manajer keperawatan beserta seluruh jajaran rumah sakit perlu membuat program penunjang pemberian edukasi pasien, melengkapi segala sarana dan prasarana yang ada, beserta mempersiapkan sumber daya yang kompeten.

Nurse behavior has a strong influence on the need and trust of patient education which identifies determinants of nurse behavior in presenting patient education with a cross sectional design. The study used total sampling with 210 samples according to the inclusion criteria. The instrument used was a modification of various literature reviews which tested its validity and reliability. The majority of nurses have the following characteristics: female, <35 years old, not attending D3 Nursing, having total experience <10 years, civil servant status, having attended training (in the last three years), but lacking knowledge related to providing patient education . There is a relationship between age, policies, policies, working conditions, supervision, social support, and the planning function of the head of the room with the behavior of nurses in providing patient education (p = 0.001-0.037), the most dominant variable affecting the behavior of nurses in providing patient education is social support (OR = 5,186). Nursing managers and the ranks of the hospital need to create a support program to offer patient education, complete all existing facilities and infrastructure, as well as prepare competent resources."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Noor Hayati
"Berbagai keunggulan sistem informasi dalam memudahkan pengumpulan data mengenai angka kejadian infeksi (HAis) dalam praktiknya bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan . Sebelum pnerapan sistem dibutuhkan identifikasi faktor kesiapan perawat sebagai pengguna Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kesiapan perawat dalam penggunaan surveilans berbasis sistem informasi di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Sampel terdiri dari 81 orang perawat orang yang terpilih secara random dari 12 ruangan rawat inap.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instumen penelitian kuesioner. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kesiapan perawat adalah jenis kelamin. Penerapan sistem dengan memperhatikan jenis kelamin akan mempengaruhi peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih cepat dan akurat jika dilakukan dengan baik sehingga dapat mensukseskan program surveilans di RS yang akan berdampak pada manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi di RS.

Various advantages of informational systems in facilitating data collecting on the incidence of infections (HAis) in practice are not easy things to be implemented. Before the implementation of the system, the identification of nurse readiness factors as user was required. This study was aimed to determine the readiness of nurse's determinants in using the informational system-based surveillance in Bayu Asih Hospitals in Purwakarta. The samples were eighty one nurses that were randomly recruited from twelve of wards.
The design used in this study was a cross sectional study using a questionnaire instrument. The most dominant factor affecting the readiness of nurses was gender. The system application by taking gender into account would affect the improvement of nursing services to be faster and more accurate if it was done properly so that the surveillance program in the hospital would be successful which will have an impact on the management of the infection prevention and control in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayanti Mahdarsari
"Indikator mutu pelayanan dapat dinilai dari perilaku tenaga kesehatan dalam menjaga keselamatan dirinya. Penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dengan menggunakan metode analitik korelatif pada 105 perawat pelaksana di ruang rawat inap dewasa di RSUDZA Banda Aceh dengan metode accidental sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang dianalisis menggunakan independent t test dan uji chi-square.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri adalah pelatihan (p=0.014; CI =1.365 - 8.924), hubungan tim (p=0.016; CI= 1.337- 9.035), budaya organisasi (p= 0.004; CI = 1.831-38.404), pengendalian (p=0.012; CI = 1.457-14.790) serta komunikasi (p=0.003; CI = 1.776-14.845). Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan menjadi dasar bagi Rumah Sakit untuk meningkatkan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri.

Indicators of service quality can be evaluated from the behavior of health personnels in maintaining their safety. This study aimed to identify the determinants of nursing behavior in maintaining personal safety by using correlative analytic methods to 105 nurses in adult wards at DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital employing accidental sampling method. Data collected from questionnaires and observation sheets were analyzed using independent t test and chi-square test.
Factors that influenced nurses’ behavior in maintaining personal safety were training (p = 0.014; 95%CI = 1365-8924), team relationships (p = 0.016; 95%CI = 1337-9035), organizational culture (p = 0.004 95%CI = 1,831-38 404), controlling function (p = 0.012; 95%CI = 1457-14790) and communication (p = 0.003; 95%CI = 1776-14845). These factors requires attention and become the basis for the Hospital to improve nurses behavior in maintaining personal safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Martina
"ABSTRAK
Penyakit tidak menular dan penyakit menular berkaitan erat dengan perilaku tidak sehat. Menurut Riskesdas tahun 2013, capaian proporsi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara nasional sebesar 32,3 %, provinsi Sumatera Utara sebesar 24,6 % sedangkan di Kabupaten Samosir sebesar 14,7 %. Penelitian bertujuan untuk menganalisa determinan perilaku sehat rumah tangga di Kabupaten Samosir tahun 2016.
Penelitian dilakukan ditiga Kecamatan; Pangururan, Simanindo dan Ronggur
Nihuta. Penelitian menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif (mix method) dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 187 ibu rumah tangga. Informan wawancara mendalam adalah petugas Dinas Kesehatan, petugas Puskesmas serta tokoh agama/tokoh masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan perilaku sehat rumah tangga di Kabupaten Samosir sebesar 12.8 %. Variabel yang berhubungan bermakna dengan perilaku sehat setelah dikontrol variabel lainnya yaitu; sikap (nilai p=0.001; OR=8.79; CI 95%=2.68-28.82), penghasilan (nilai p=0.001; OR=7.92; CI 95%=2.56-24.6), serta ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan (nilai p=0,049; OR=3.32; CI 95%=1.01-10.95). Sikap merupakan variabel dominan. Hasil wawancara mendalam, diketahui determinan perilaku sehat yaitu; ekonomi masyarakat, karakteristik masyarakat, infrastruktur dan akses. Perlu diterapkan strategi promosi kesehatan yang paripurna dalam mengatasi determinan perilaku sehat rumah tangga.

ABSTRACT
Non-communicable diseases and infectious diseases closely associated with
unhealthy behaviors. According Riskesdas in 2013, the proportion of households's health behavior nationally was 32.3%, North Sumatera province at 24.6%, while in Samosir 14.7%. This study aims to analyze the determinants of households?s health behavior in the district Samosir, 2016.
The research in three sub-district; Pangururan, Simanindo and Ronggur Nihuta. Research using quantitative and qualitative research methodologies (mix method) with cross-sectional design. a sample of 187 housewives. Informants of in-depth interview are staff of Samosir's Health Department, staff of Health Center and religious/community leaders.
The results showed health behavior of households in Samosir at 12.8 %.
Variables that have a meaningful relationship with health behaviour after controlling other variables;attitude (p value=0.001; OR=8.79; CI 95%=2.68-28.82), income (p value=0.001; OR=7.92; CI 95%=2.56-24.6), and the availability and affordability of health facilities (nilai p=0,049; OR=3.32; CI 95%=1.01-10.95). Attitude is the dominant variabel. Result of in-depth interviews, known determinants of health behavior; economy, characteristics of a society, infrastructure and access. Health promotion strategies need to be applied as whole to resolve the determinants of households?s health behavior.
"
2016
T46020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>