Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Dina Salsabila
"Penelitian ini secara garis besar bertujuan untuk mengetahui pengaruh Covid-19 anxiety dan job insecurity terhadap burnout pada pekerja sektor pariwisata di Indonesia dengan peranan financial well-being sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan cross-sectional design dan metode purposive sampling dalam proses pengumpulan data primer. Hasil temuan diperoleh dari data yang terkumpul sebanyak 171 responden yang merupakan pekerja sektor pariwisata. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM). Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Covid-19 anxiety dan job insecurity berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat burnout pada pekerja sektor pariwisata di Indonesia. Sementara itu, financial well-being tidak memiliki peran moderasi terhadap hubungan antara Covid-19 anxiety dan job insecurity terhadap burnout. Penelitian ini dilakukan pada saat pandemi Covid-19, oleh karena itu penyebaran kuisioner dilaksanakan dengan self-report measures melalui media LinkedIn, Telegram, dan Instagram.

This study broadly aims to determine the effect of Covid-19 anxiety and job insecurity on burnout in tourism sector workers in Indonesia with the role of financial well-being as a moderating variable. This study is a quantitative study that uses a cross-sectional design and purposive sampling method in the primary data collection process. The findings are generated from data collected from 171 respondents in the tourism sector using a structural equation modeling (SEM) approach. The findings in this study indicate that Covid-19 anxiety and job insecurity have a significant effect on burnout levels in tourism sector workers in Indonesia. Meanwhile, financial well-being does not have a moderating role in the relationship between Covid-19 anxiety and job insecurity on burnout. This research was conducted during the Covid-19 pandemic, therefore the distribution of the questionnaire was using self-report measures through LinkedIn, Telegram, and Instagram platform."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Safridha Putri
"Tenaga Kesehatan merupakan pekerjaan yang memiliki beban yang berat. Jam kerja yang panjang dan seringkali tidak menentu, pasien dengan karakteristik beragam dengan berbagai penyakit, menyebabkan tenaga Kesehatan cenderung memiliki tingkat burnout yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peranan kendali pekerjaan dan strategi koping sebagai moderator dalam hubungan tuntutan kerja emosional dengan burnout. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional yang memiliki 142 sampel tenaga Kesehatan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Oldenburg Burnout Inventory, Copenhagen Psychosocial Questionnaire II (COPSOQ II), Copenhagen Psychosocial Questionnaire dan Brief COPE Inventory (Coping Orientation to Problems Experienced). Pengolahan data menggunakan analisis moderasi process macro Hayes melalui Program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendali pekerjaan memoderasi antara tuntutan kerja emosional dengan burnout dimensi kelelahan. Sementara strategi koping, koping yang berfokus pada masalah ataupun koping yang berfokus pada emosi memoderasi antara tuntutan kerja emosional dengan burnout dimensi ketidakterlibatan. Tenaga kesehatan dapat menggunakan kendali kerja yang dimiliki untuk mengatasi tuntutan kerja emosional yang dialami oleh tenaga kesehatan. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat diberikan kegiatan atau program yang dapat meningkatkan kemampuan kopingnya, baik yang berfokus pada perilaku atau pun yang berfokus pada emosi.

Health workers are jobs that have a heavy burden. Long and uncertainty of working hours, patients with various characteristics with various diseases causing health workers to tend to have high levels of burnout. The purpose of this study is to aim to see the role of job control and coping strategies as a moderator in the relationship between emotional work demands and burnout. This research is a cross-sectional quantitative study which has a sample of 142 health workers. This study uses instruments from Oldenburg Burnout Inventory, Copenhagen Psychosocial Questionnaire II (COPSOQ II), Copenhagen Psychosocial Questionnaire and Brief COPE Inventory (Coping Orientation to Problems Experienced). Data processing uses process macro moderation analysis by Andrew F. Hayes through the SPSS Program. The results of the study show that job control moderates emotional job demands and the exhaustion dimension of burnout. While coping strategies, problem-focused coping, or emotion-focused coping moderates between emotional job demands and the burnout dimension of disengagement. Health workers can use their job control to overcome the emotional work demands experienced by health workers. Other than that, health workers can also be given activities or programs that can improve their coping skills, either those that focus on behavior or those that focus on emotions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Dwi Rismarinni
"Tingginya tuntutan kerja saat ini mengakibatkan mudahnya karyawan mengalami burnout yang dapat berpengaruh terhadap kinerja-tugas karyawan. Maka dari itu diperlukan pencegahan dengan menyediakan sumber daya kerja, salah satunya adalah harapan dan optimisme yang merupakan modal psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan harapan dengan kinerja-tugas. Penelitian merupakan penelitian korelasional yang melibatkan 312 partisipan yang merupakan karyawan di Indonesia yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis mediasi burnout dalam hubungan harapan dan kinerja-tugas yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (B = .05, p < .05) dan direct effect (B= 0.51, p<0.05) yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa burnout dapat memediasi hubungan antara harapan dan burnout secara parsial. Selain itu, hasil mediasi burnout dalam hubungan optimisme dan kinerja-tugas juga menunjukkan adanya indirect effect (B = .07, p < .05) dan direct effect (B = 0.42, p < .05) yang signifikan, yang artinya burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan kinerja-tugas secara parsial. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harapan dan optimisme dapat melewati burnout untuk mempengaruhi kinerja-tugas, namun juga dapat mempengaruhi kinerja-tugas secara langsung.

Today’s high job demands makes employees more likely to experience burnout, which can affect employee’s task-performance. Therefore, prevention is needed by providing job resources, one of which is hope and optimism which are psychological capitals. This study aims to see whether burnout can mediate the relationship between optimism and hope with task-performance. This research is a correlational study involving 312 participants who are employees in Indonesia aged 18-40 years and have worked for at least 1 year. The instruments used to measure the research variables are In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) and Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). The results of the mediation analysis of burnout in the relationship of hope and task-performance that were carried out showed that there was a significant indirect effect (B = .05, p < .05) and direct effect (B = 0.51, p<0.05), which indicated that burnout could partially mediate the relationship between hope and task-performance. In addition, the results of the mediation of burnout in the relationship between optimism and task-performance also showed a significant indirect effect (B = .07, p < .05) and direct effect (B = 0.42, p < .05), which means that burnout can partially mediate the relationship between optimism and task-performance. Thus, it can be concluded that hope and optimism can pass through burnout to affect task-performance, but can also affect task-performance directly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Pramuchtia
"Turnover merupakan permasalahan yang kerap kali dihadapi oleh Kantor Akuntan Publik KAP . Penelitian menyatakan bahwa niat keluar seorang akuntan publik dapat diakibatkan oleh pengalaman burnout yang merupakan hasil dari tuntutan pekerjaan yang tinggi dan rendahnya kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan terhadakuntan publik 200 akuntan di KAP dengan menggunakan model Job Demands-Resources JD-R. Model ini menyatakan bahwa tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang mengarah pada hasil negatif pada output organisasi, sedangkan sumber pekerjaan berkaitan dengan motivasi yang mengarah pada hasil positif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa job demands beban kerja dan konflik kerja-keluarga berpengaruh positif terhadap niat akuntan untuk keluar melalui burnout. Di sisi lain job resources kepuasan karir-kesempatan promosi dan iklim tim kerja memilki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan dan berpengaruh negatif terhadap niat pindah karyawan. Hasil penelitian ini memiliki dampak individual maupun organisasional yang dapat digunakan dalam mengurangi turnover.

Turnover is a problem that is often faced by Public Accounting Firm. The study states that turnover intention an accountant can be caused by an experienced of burnout results from high job demands and low job satisfaction. This study conducted on 200 accountants in Public Accounting Firm using the Job demands resources model JD R . This model states that the job demands can cause health problems that lead to a negative result in the organization 39 s output, while the job resources associated with the motivation that lead to positive results.
The results of this study indicate that the job demands workload and work family conflict have positive effect on accountants turnover intention through burnout. On the other side, the job resources career satisfaction promotion opportunities and climate work teams have positive effect on job satisfaction and negatively affect employees turnover intention. This findings have an impact individually and organizationally that can be used in reducing turnover.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Rafikanti
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama dalam dunia kerja, membuat penggunaan internet menjadi sangat penting bagi masyarakat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun, di sisi lain hal ini juga dapat memicu munculnya salah satu perilaku kontraproduktif yaitu cyberloafing. Beberapa faktor yang berperan dalam adanya perilaku cyberloafing adalah burnout dan self control yang dimiliki seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran self control dapat menjadi moderator pada hubungan antara burnout dan cyberloafing di kalangan pekerja. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik convenience sampling, dengan pengambilan data secara daring yang menggunakan alat ukur Copenhagen Burnout Inventory (Kristensen dkk, 2005), Cyberloafing Scale (Lim, 2002), dan Brief Self Control Scale (Tangney dkk, 2004). Dari total 611 data yang terkumpul, hasil penelitian yang dianalisis menggunakan PROCESS macro v3.5 Hayes pada SPSS versi 25 menunjukkan bahwa terdapat efek interaksi antara burnout dan self control yang signifikan pada cyberloafing (t = -2.99, p < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa self control dapat memperlemah hubungan antara burnout dan cyberloafing pekerja.

The use of the internet among workers can be very helpful to finish a task. But on the other hand, it can also triggers counterproductive behaviors, namely cyberloafing. Some of the key factors that inflict cyberloafing are burnout and lack of self control. This research was conducted to see how the role of self control can be a moderator between burnout and cyberloafing among workers. This research was collected the respondents using the convenience sampling technique and measured with the Copenhagen Burnout Inventory (Kristensen et all, 2005), the Cyberloafing Scale (Lim, 2002), and the Brief Self Control Scale (Tangney et all, 2004). A total of 611 data collected were analyzed using PROCESS macro v3.5 Hayes on SPSS version 25 and showed a significant interaction effect between burnout and self control on cyberloafing (t = -2.99, p <0.05). It can be concluded that self control can weaken the relation between burnout and cyberloafing among workers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Nur Asmita Rahma
"Dampak pademi COVID-19 hampir dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia tidak terkecuali profesi perawat. Perawat sering menghadapi stresor tinggi dalam usaha menyelamatkan pasien, melakukan pekerjaan rutin, berada di ruang kerja yang dirasa padat, frekuensi jumlah pasien yang tinggi, serta melakukan tindakan yang cepat untuk merespon kebutuhan pasien. Perawat profesional juga dituntut untuk bisa memberi layanan paripurna kepada klien. Kondisi yang kompleks ini dapat menimbulkan risiko burnout. Tujuan penelitian adalah untuk mengAnalisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Burnout Perawat Puskesmas pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Pekanbaru Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode obsevasional analitik dengan rancangan cross- sectional dengan populasi sebanyak 245 perawat puskesmas di Kota Pekanbaru dan melalui metode cluster random sampling dan total sampling diperoleh sampel 6 puskesmas dengan 71 perawat. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan faktor demografi mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan lama masa kerja serta organizational effort factor tidak berpengaruh terhadap burnout. sedangkan, individual effort factor dan work environtment berpengaruh terhadap burnout pada perawat. Didapatkan juga hasil 80,3% perawat di Kota Pekanbaru berada pada tingkat rendah berada pada kondisi burnout selama pandemi COVID-19, sedangkan 19,7% nya berada pada tingkat sedang. Menurunkan angka kejadian burnout dapat dilakukan dengan mempertahankan dukungan dari atasan, dukungan rekan kerja dan dengan mempertahankan suasana kerja yang nyaman serta tetap memperhatikan kemampuan individu perawat puskesmas dan memberi ruang lebih bagi perawat untuk berpikir kreatif, menyampaikan pikiran positif.

The impact of the COVID-19 pandemic has been felt of the all people in the world, including the nursing profession. Nurses often face the high stressors in an effort to save patients, doing routinity, a workspace that feels crowded, the high frequency of patients, and have taking quick action to respond to patient needs. Professional nurses are also required to be able to provide best treatment to the clients. This complex condition can pose a risk of burnout. This study aim to analyze the factors that influenced the burnout of nurses in public health center during the COVID-19 pandemic in Pekanbaru City. This study used an analytical observational method with a cross-sectional design with a population of 245 nurses in nurses in public health center at Pekanbaru City and used cluster random sampling method and a total sampling to get 6 public health center with the 71 nurses. The data was analyzed with univariate, bivariate, and multivariate tests with multiple logistik regression. The results showed that demographic factors include age, gender, education level, marital status, and length of service and organizational effort factors have no effect on burnout. Meanwhile, individual effort factor and work environment affect burnout in nurses. Reducing the incidence of burnout can be solve by increasing organizational effort factor and can provide more space for nurses to think creatively and positive thoughts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Qomarasandhi
"Burnout merupakan salah satu gangguan psikologis yang terjadi karena tingginya tuntutan pekerjaan. Burnout biasanya terjadi pada seseorang yang bekerja pada bidang pelayanan, seperti seorang dokter. Belum banyak yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mencetuskan burnout. Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara tipe motivasi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa terhadap tingkat kejadian burnout pada seorang mahasiswa klinik. Studi dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner Skala Motivasi Akademik dan Maslach Burnout Inventory yang disebar kepada 100 mahasiswa tahap klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari 92 responden, ditemukan bahwa tipe motivasi terbanyak yang dimiliki mahasiswa adalah Termotivasi Minat dan Status diikuti dengan Termotivasi Minat, Motivasi Rendah, dan Termotivasi Status secara berurutan. Selain itu, ditemukan juga bahwa 32 dari 92 responden terindikasi terkena burnout. Kemudian analisis dilakukan antara tipe motivasi mahasiswa dengant tingkat kejadian burnout menggunakan uji chi-square yang menghasilkan.

Burnout is a psychological disease that is caused by work related stress. Burnout usually affects people who work in human services including doctors. As of now, not a lot of research has studied the factors behind burnout. Thus, this study is made to know if there is a correlation between type of motivation that students have on inducing burnout. This study is done by spreading 100 Academic Motivation Scale and Maslach Burnout Inventory scale between clinical phase medical students of Universitas Indonesia. Out of 92 respondents, it is known that the motivation type that is most common among students is Interest and Status Motivated, followed by Interest Motivated, Low Motivation, and Status Motivated accordingly. It has been found also that among 92 respondents, 32 of them are indicated with burnout. Analysis was done by using the chi square test that yield P 0.05 which means there is indeed a correlation between type of motivation and burnout incidence in clinical phase students. Further analysis using logistic regression was done, yielding significancy of Status Motivated 0.022, meaning that students with that kind of motivation are the most vurnerable to be affected by burnout.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhani
"ABSTRAK
Pada industri kreatif, tantangan akibatglobalisasiyang membuat karyawannya mengalami burnoutmerupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnoutpada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventorydan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihanmemiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05)dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout.

ABSTRACT
Pada industri kreatif, tantangan akibat globalisasi yang membuat karyawannya mengalami burnout merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnout pada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventory dan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihan memiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05) dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Ribka Uli Feodora
"Pada masa pandemi Covid-19, kurir diduga rentan mengalami burnout. Berdasarkan teori Job Demands-Resources (JD-R), burnout disebabkan oleh berbagai macam tuntutan kerja, salah satunya tuntutan kerja emosional. Sebaliknya, modal psikologis dapat menurunkan tingkat burnout. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tuntutan kerja emosional dan burnout, serta hubungan antara modal psikologis dan burnout pada kurir. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe korelasional. Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling pada 251 partisipan kurir yang memiliki rentang usia 18-55 tahun dengan kriteria waktu bekerja minimal satu tahun dan pernah melayani pelanggan dengan sistem COD. Adapun, alat ukur yang digunakan bagian IQWiQ untuk mengukur burnout, bagian COPSOQ-II untuk mengukur tuntutan kerja emosional, dan PCQ-12 untuk mengukur modal psikologis. Hasil analisis Pearson’s Correlation menunjukkan bahwa tuntutan kerja emosional memiliki hubungan positif yang signifikan dengan burnout r(251) = 0.48, p< 0.05. Selain itu, ditemukan pula bahwa modal psikologis memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan burnout r(251) = -0.43, p< 0.05. Dengan demikian, temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi perusahaan jasa pengiriman untuk memberikan coaching dan dukungan sosial serta membantu kurir untuk mengembangkan modal psikologisnya secara mandiri.

During the Covid-19 pandemic, couriers were presumed to be susceptible to burnout. According to the Job Demands-Resources (JD-R) theory, burnout is caused by various job demands, including emotional job demands. In contrast, psychological capital can reduce burnout levels. This study aims to examine the relationship between emotional job demands and burnout, as well as the relationship between psychological capital and burnout among couriers. This research was quantitative research with a correlational design. The convenience sampling method was used to collect data from 251 couriers as participants aged 18 to 55, with experience servicing clients using the COD system and working for at least a year. Meanwhile, the measurement tools used were part of IQWiQ to measure burnout, part of the COPSOQ-II to measure emotional job demands, and PCQ- 12 to measure psychological capital. Pearson's Correlation analysis results showed that emotional job demands have a significant positive relationship with burnout r(251) = 0.48, p< 0.05. On the other hand, a significant negative relationship was discovered between psychological capital and burnout r(251) = -0.43, p< 0.05. Thus, these findings are expected to be used as evaluation materials for delivery companies to provide coaching and social support and help couriers develop psychological capital independently."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Purnama
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi job burnout dalam pengaruh antara emotional labor dan supervisor support terhadap turnover intention yang terjadi pada guru sekolah swasta. Emotional labor terdiri dari tiga dimensi, yaitu surface acting, deep acting dan emotional consonance begitu juga job burnout terdiri dari 3 dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization dan personal accomplishment. Responden dalam penelitian ini berjumlah 296 guru swasta. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emotional labor berpengaruh positif terhada job burnout sementara supervisor support berpengaruh negatif terhadap job burnout. Emotional labor tidak signifikan berpengaruh terhadap turnover intention sementara supervisor support berpengaruh negatif terhadap turnover intention dan job burnout berpengaruh terhadap turnover intention. Job Burnout juga terbukti memediasi pengaruh antara emotional labor dan supervisor support terhadap turnover intention. Dukungan atasan perlu ditingkatkan agar dapat mengurangi terjadinya job burnout dan turnover intention.

This study aims to analyze the role of mediating job burnout in the influence of emotional labor and supervisor support on turnover intention that occurs in private school teachers. Emotional labor consists of three dimensions, they are surface acting, deep acting and emotional consonance as well as burnout jobs consists of three dimensions, they are emotional exhaustion, depersonalization and personal accomplishment. Respondents in this study were 296 private teachers. Data is processed by structural equation modeling (SEM).
Research finds that emotional labor has a positive effect on job burnout while supervisor support has a negative effect on job burnout. Emotional labor has no significant effect on turnover intention while supervisor support has a negative effect on turnover intention and job burnout has an effect on turnover intention. Job burnout also has a role by positively mediating emotional labor and supervisor support to turnover intention. Supervisor support needs to be improved in order to reduce the occurrence of job burnout and turnover intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>