Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginna Amora Juwidra
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh dari psychological maltreatment yang terdiri dari psychological abuse dan neglect terhadap gagasan bunuh diri pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini adalah 183 mahasiswa di Indonesia yang berusia 18-25 tahun. Psychological abuse dan neglect diukur dengan alat ukur Computer Assisted Maltreatment Inventory yang diadaptasi ke bahasa Indonesia. Gagasan bunuh diri diukur dengan alat ukur Suicide Ideation Scale yang diadaptasi ke bahasa Indonesia. Hasil penelitian menggunakan analisis multiple regression menunjukkan bahwa psychological abuse memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gagasan bunuh (R2=0,311; p<0,05) sedangkan neglect tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gagasan bunuh diri (R2=0,004; p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa, hanya psychological abuse yang berpengaruh terhadap gagasan bunuh diri mahasiswa.

This study is aimed to examine the role of psychological abuse and neglect on suicide ideation in college students. The subject of this study were 183 college students in Indonesia with the age ranging from 18- 25 years old. The instrument used to measure psychological abuse and neglect is the Computer Assited Maltreatment Inventory (CAMI) that was translated into bahasa. Suicide ideation were measured using Suicide Ideation Scale (SIS) that was translated into bahasa. The result of this study was obtained by using multiple regression method. The result of multiple regression showed psychological abuse has significant effects on suicide ideation (R2=0,311; p<0,05), however neglect shows no significant effects on suicide ideation (R2=0,004; p>0,05). In conclusion, only psychological abuse that has effects on suicide ideation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sovia Nada
"Sebagai kebutuhan primer, tidur memengaruhi fungsi individu dalam sehari-hari yang tergantung dari kualitasnya. Kualitas tidur memainkan peranan penting dalam memprediksi munculnya salah satu perilaku berisiko pada setiap individu, yaitu ide bunuh diri. Salah satu kelompok dengan prevalensi buruknya kualitas tidur dan ide bunuh diri yang cenderung tinggi adalah kelompok mahasiswa yang dalam klasifikasi perkembangan tergolong dalam kelompok usia emerging adulthood. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi peran kualitas tidur terhadap ide bunuh diri pada mahasiswa. Peneliti mengaplikasikan tipe kuantitatif dan metode non-eksperimental dengan menyebarkan kuesioner berisikan alat ukur Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS) dan The Pittsburgh Sleep Quality Index <(PSQI) kepada mahasiswa aktif berusia 18-25 tahun secara daring. Di samping itu, penelitian ini mengimplementasikan metode analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis peran dari kualitas tidur terhadap ide bunuh diri. Dari 702 partisipan yang diuji, ditemukan bahwa kualitas tidur secara signifikan dan positif dapat memprediksi ide bunuh diri (R2 = 0,188, p < 0,05). Hal ini berarti bahwa memburuknya kualitas tidur akan diikuti dengan kenaikan indikasi ide bunuh diri. Hasil penelitian ini lebih sesuai diterapkan pada mahasiswa sarjana (S1) dan dilakukan di masa pandemi. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif.

As a primary need, sleep affects individual functions in routine that depends on its quality. Sleep quality plays important role in predicting one of the risk behaviors in every individual, suicidal ideation. One of the groups that have the high bad sleep quality and suicidal ideation prevalence is college students, that in developmental classification is categorized as emerging adulthood. This study aims to identify the role of sleep quality to suicidal ideation among college students. This study applied the quantitative and non-experimental type that collected the data online using questionnaire including the measurement tool which are Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS) dan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to active college students who were 18-25 years old. Furthermore, this research implemented the statistical analysis of simple linear regression to analyze the role of sleep quality to suicidal ideation. From 702 participants’ data tested, the result of this study indicated that sleep quality significantly and positively play a role in predicting suicidal ideation (R2 = 0,188, p< 0,05). This result indicated that the worst the sleep quality, the higher the possibility in experiencing suicidal ideation. This study’s result is more applicable for undergraduates in Bachelor’s Degree and conducted in pandemic. Therefore, further study is needed to increase the representativeness of the result."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kidung Panglipur Jati
"Mahasiswa menjadi kelompok yang rentan akan bunuh diri. Selain tantangan akademis, hubungan romantis pada kalangan mahasiswa juga dapat mengakibatkan distress yang mengarah pada ide bunuh diri. Menggunakan teori interpersonal theory of suicide oleh Joiner (2005), penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas hubungan romantis dan ide bunuh diri pada mahasiswa secara umum, terlepas dari predisposisi individu terhadap psikopatologi klinis. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa S1/D3/D4 berusia 18-24 tahun yang telah berpacaran minimal selama 6 bulan berjumlah 313 orang yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan romantis adalah Relationship Quality (RQ), sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ide bunuh diri adalah Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hubungan romantis berhubungan negatif secara signifikan dengan ide bunuh diri pada mahasiswa. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk memberikan landasan informasi bagi pencegahan perilaku bunuh diri akibat hubungan romantis di kalangan mahasiswa.

College students are prone to suicidal behaviour. Aside of academic challenges, romantic relationship in college students could trigger distress and lead to suicidal ideation. Applying interpersonal theory of suicide (Joiner, 2005), this study is aimed to find relationship between romantic relationship quality and suicidal ideation among general college students, apart from individual predisposition of clinical psychopatology. Participants of this study are 313 college students in bachelor and associate degree aged between 18-24 who has been dating for 6 months. The instruments used in this study are Relationship Quality (RQ) and Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS). This study found that romantic relationship quality is negatively significant related to suicidal ideation among college students. Implication of this study is to provide base information for prevention of suicidal behavior related to romantic relationship problems among college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Mas Melati
"Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mayoritas pelaku kasus bunuh diri di Indonesia berasal dari masa dewasa muda (Republika Online, 11 Mei 2004). Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang untuk mencoba bunuh diri dan salah satunya adalah ketiadaan makna hidup. Salah satu komponen dalam mencapai hidup yang bermakna adalah dengan menentukan tujuan-tujuan hidup (Duvall and Miller, 1985). Penelitian ini dikhususkan pada dewasa muda karena penentuan tujuan hidup sendiri merupakan salah satu tugas perkembangan yang khusus dalam tahap dewasa muda.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, karena penelitian ini bertujuan untuk mendalami makna hidup setelah percobaan bunuh diri yang gagal. Makna hidup bersifat unik dan individual dimana makna hidup dapat berbeda dari satu individu dengan individu lainnya (Frankl, 2004). Data diperoleh melalui wawancara yang dilakukan pada tiga orang subyek dewasa muda yang pernah melakukan percobaan bunuh diri di masa perkembangan mereka saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subyek mengembangkan makna hidup setelah mereka gagal mencoba bunuh diri.

Amounts of suicide cases in Indonesia increase every year. Most people who have committed suicide in Indonesia were young adults (Republika Online, May 11th , 2004). There are many kinds of factors that cause individuals to attempt suicide, including the absence of meaning of life. Meaningful life itself can be achieved by setting goals in life. This research is focused in young adults because one of many developmental tasks in their developmental stage is to set goals in life (Duvall and Miller, 1985).
Qualitative approach is used because the purpose of this research is to understand meaning of life after failed suicide attempts. Meaning of life is unique and varies in each individual (Frankl, 2004). The data is collected from three respondents by using interview method. All of the three respondents are young adults and have attempted suicide in their recent developmental stage. The result of this research shows that all of the three respondents have developed meaning of life after their attempted suicide."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karissa Amara Mashudi
"Bunuh diri adalah masalah serius yang banyak melanda mahasiswa. Stres dari perkuliahan dan masalah-masalah kehidupan dapat menumpuk dan dapat memicu ide-ide bunuh diri karena memburuknya kondisi mental mereka. Jika ideasi tersebut tidak ditangani, mahasiswa dapat melakukan percobaan bunuh diri. Spiritualitas dapat berperan sebagai faktor pelindung dari ideasi bunuh diri sehingga penelitian ini berupaya mencari korelasi antara spiritualitas dan ideasi bunuh diri. Penelitian menggunakan Spiritual Well-Being Questionnaire (SWBQ) dan Revised-Suicide Ideation Scale (R-SIS) sebagai alat-alat ukur variabel. Data diambil dari 114 mahasiswa-mahasiswa S1 di seluruh Indonesia berusia 18-27, dengan 60.5% diantaranya merupakan perempuan dan mayoritas sedang melalui semester >8. Data yang diperoleh lalu diolah dengan teknik korelasi Spearman’s rho dan ditemukan adalah skor korelasi sebesar r = -0,758. Korelasi antara spiritualitas dan ideasi bunuh diri overt dan covert juga dihitung, menghasilkan skor sebesar r = -0,764 dan r = -0,729. Analisis-analisis ini menunjukkan korelasi negatif signifikan antara spiritualitas dan ideasi bunuh diri.

Suicide is a serious problem that plagues many college students. Stresses from classes and life problems may build up and trigger suicide ideation due to the students’ worsening mental condition. These ideations, when left untreated for long, may push an individual to make a suicide attempt. Spirituality may act as protective factor against suicide ideation so this research attempts to find a correlation between spirituality and suicide ideation. This research utilizes the Spiritual Well-Being Questionnaire (SWBQ) and the Revised-Suicide Ideation Scale (R-SIS) as measuring tools. Participants consisted of 114 bachelor-degree college students from all of Indonesia aged 18-27, 60.5% of which were women and most of which were those above their eighth semester. The data was processed through the Spearman's rho correlation technique and the results show a correlation score of r = -0,758. The correlation between spirituality and overt and covert suicide ideation was also counted, showing the correlation scores of r = -0,764 and r = -0,729 respectively. These analyses show a significant negative correlation between spirituality and suicide ideation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Nabila Amalia
"Ide bunuh diri menjadi perilaku yang muncul pertama sebelum tindakan bunuh diri terjadi sehingga meningkatkan faktor protektif dapat menjadi cara efektif dalam mengurangi perilaku tersebut. Salah satu upayanya dengan meningkatkan welas diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dari welas diri terhadap ide bunuh diri pada mahasiswa rantau. Partisipan keseluruhan berjumlah 186 mahasiswa dengan masa perkembangan dewasa awal yang berusia 18-25 tahun, merantau, dan tinggal sendirian di asrama, indekos, atau apartemen selama berkuliah. Partisipan diukur dengan menggunakan alat ukur Self-Compassion Short Form (SCS-SF) dan Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan teknik regresi linear sederhana dengan hasil menunjukkan bahwa welas diri secara signifikan dengan arah hubungan negatif terhadap tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa rantau (R^2 = 0,236, p < 0,05). Dengan kesimpulan, setiap peningkatan welas diri dapat menurunkan tingkat ide bunuh diri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan langkah intervensi preventif dari faktor risiko ide bunuh diri pada mahasiswa rantau.

Suicidal ideation emerged as the first behavior before the act of suicide itself. Therefore, increasing protective factors could have been an effective way to reduce such behavior. One of the efforts was by enhancing self-compassion. This study aimed to identify the role of self-compassion in suicidal ideation among out-of-town college students. The total number of participants was 186 students in early adulthood aged 18-25 years, who lived alone in dormitories, boarding houses, or apartments during their studies. The participants were assessed using Self-Compassion Short Form (SCS-SF) and the Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS). The data obtained were analyzed using simple linear regression techniques, with the results showing that self-compassion significantly negatively correlated with the level of suicidal ideation among out-of-town college students (R2 = 0.236, p < 0.05). In conclusion, the study found that increases in self-compassion led to reductions in the level of suicidal ideation. The findings of this study were expected to be a basis for developing preventive intervention steps against the risk factors of suicidal ideation among out-of-town students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elnia Sevinawati
"Non suicidal self-injury (NSSI) memiliki prevalensi tertinggi pada usia dewasa muda (45%). Pada dewasa muda, NSSI banyak digunakan untuk mengatasi tekanan emosional dan sebagai upaya beralih dari situasi yang sulit. Model teori yang menjelaskan hubungan antara experiential avoidance dengan NSSI adalah Experiential Avoidance Model (EA-Model) dan salah satu variabel yang diduga dapat menjembatani kedua variabel, yaitu harapan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat harapan memediasi hubungan antara experiential avoidance dan keparahan NSSI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental dengan partisipan penelitian berjumlah 122 orang yang pernah/masih melakukan NSSI (84,4% perempuan), dan memiliki rentang usia 18-29 tahun (M =22,28, SD=2,67). Keparahan NSSI diukur menggunakan NSSI-FS, experiential avoidance diukur menggunakan AAQ-II, dan harapan diukur menggunakan AHS. Melalui analisis mediasi, ditemukan tingkat harapan memediasi secara penuh hubungan antara experiential avoidance dan keparahan NSSI. Hal ini menunjukkan bahwa harapan berperan menjelaskan hubungan antara experiential avoidance dan perilaku NSSI. Ketika individu cenderung kaku dan terus-menerus enggan untuk mengalami pikiran, perasaan, dan sensasi internal yang tidak nyaman (experiential avoidance), hal tersebut akan memprediksi tingkat harapan pada individu, yang mana tingkat harapan lebih lanjut akan memprediksi tingkat keparahan perilaku NSSI pada individu dewasa muda.

Non suicidal self-injury (NSSI) has the highest prevalent among emerging adults (45%). In emerging adults, NSSI is often used to cope with emotional distress and to escape from difficult situations. Experiential Avoidance Model (EA-Model) explain the relationship between experiential avoidance and NSSI, with hope being a potential mediator between these variables. This study aimed to see whether the levels of hope mediate the relationship between experiential avoidance and the severity of NSSI. The study used a non-experimental quantitative method and was conducted on 122 participants who have engaged in NSSI (84,4% female), aged 18-29 years (M = 22,28, SD = 2,67). NSSI severity was measured using NSSI-FS, experiential avoidance was measured using AAQ-II, and hope was measured using AHS. Mediation analysis revealed that hope fully mediated the relationship between experiential avoidance and NSSI severity. This shows that hope plays a role in explaining the mechanism between experiential avoidance and the severity of NSSI. When individuals unwilling to engage with certain personal experiences, including uncomfortable thoughts, emotions, and internal sensations (experiential avoidance), it predicts their level of hope, which subsequently predicts the severity of NSSI behavior among emerging adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabila Ibtisamah Zulkifli
"Percobaan bunuh diri akibat ide bunuh diri adalah hal yang perlu diperhatikan khususnya dalam kelompok usía menuju dewasa khususnya mahasiswa yang memiliki tingkat ide bunuh diri tinggi. Mahasiswa tahapan usía dimana sering terjadi instabilitas diri yang dapat menyebabkan mahasiswa merasakan kesepian apabila tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Kesepian tinggi yang dirasakan mahasiswa dapat memunculkan pemikiran dan pandangan negatif terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya yang dapat mendorong mahasiswa memiliki ide bunuh diri. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu hubungan kesepian dan ide bunuh diri pada mahasiswa di Indonesia. Responden pada penelitian berjumlah 649 orang yang merupakan mahasiswa Indonesia berusia 18-25 tahun. Ide bunuh diri diukur dengan Depressive Symptom Index – Suicidal Subscale (DSI-SS) dan Kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Revised Version 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesepian dengan ide bunuh diri pada mahasiswa Indonesia dimana apabila tingkat kesepian mahasiswa semakin tinggi, akan semakin tinggi pula tingkat ide bunuh diri yang dimiliki

Attempted suicide due to suicidal ideation is a matter of concern in the emerging adulthood group especially college students who have high levels of suicidal ideation. College students are at the stage where self-instability often occurs which can cause students to feel lonely if they do not get the support they need. The loneliness felt by college students can lead to negative thoughts and views about themselves and their social environment which can encourage students to have suicidal ideation. This study was conducted to find out the relationship between loneliness and suicidal ideation in college students in Indonesia. Respondents in the research were 649 people who were Indonesian college students aged 18-25 years. The suicidal ideation variable was measured with Depressive Symptom Index – Suicidal Subscale (DSI-SS) and the loneliness variable was measured by the UCLA Loneliness Scale Revised Version 3. The results showed that there is a significant positive relationship between loneliness and suicidal ideation in Indonesian students, where if the level of loneliness increases the level of suicidal ideation in college students will also increase."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Felichiko Nurandhita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran keberfungsian keluarga terhadap hubungan antara stres akademis dengan gagasan bunuh diri pada mahasiswa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberfungsian keluarga adalah Family Assessment Device FAD versi 3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres akademis adalah Educational Stress Scale for Adolescent ESSA . Kemudian, instrumen yang digunakan untuk mengukur gagasan bunuh diri adalah Suicide Ideation Scale SIS . Responden penelitian ini ada sebanyak 303 mahasiswa Universitas Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun.
Hasil penelitian menggunakan metode regresi Hayes, dan hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel stres akademis terhadap gagasan bunuh diri t 303 = 5.0403, p < 0.01 . Namun hasil perhitungan regresi yang dilakukan tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara efek interaksi keberfungsian keluarga dan stres akademis terhadap gagasan bunuh diri t 303 = 1.2612, p > 0.05.

This study is conducted to search for the role of family functioning towards the relationship between academic stress and suicide ideation on University students. The instrument used to measure family functioning is Family Assessment Device FAD version 3. The instrument used to measure academic stress is the Educational Stress Scale for Adolescent ESSA. And the instrument used to measure suicide ideation is Suicide Ideation Scale SIS. The sample used for this study are students of the University of Indonesia. There are as much as 303 participants with the age ranging from 18 25 years old.
The results of this study was obtained by using Hayes regression method. The results are that there is a significant correlation between academic stress and suicide ideation t 303 5.0403, p 0.01. But the result also shows that there is no significant correlation between the interaction effect of family functioning and academic stress towards suicide ideation t 303 1.2612, p 0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S70156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Telaumbanua, Nobel Kristian
"Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, khususnya di kalangan dewasa muda. Bunuh diri biasanya didahului oleh ide bunuh diri yang dipicu oleh distres psikologis. Salah satu faktor yang berperan kuat untuk merespon distres psikologis dengan mengembangkan ide bunuh diri adalah trait kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trait kepribadian dengan ide bunuh diri pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa berjumlah 411 orang yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan berusia 18-25 tahun. Pengukuran variabel ide bunuh diri dalam penelitian ini menggunakan skala Depressive Symptom Index – Suicidal Scale (DSI-SS), sedangkan pengukuran variabel trait kepribadian dilakukan dengan menggunakan skala International Personality Item Pool – Big Five Markers 25 item (IPIP-BFM-25). Dimensi kepribadian yang digunakan dalam instruman IPIP-BFM-25 adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait kepribadian emotional stability memiliki korelasi yang negatif secara signifikan dengan ide bunuh diri pada mahasiswa. Selain itu, ide bunuh diri tidak berkorelasi secara signfikan dengan trait kepribadian extraversion, agreeableness, conscientiousness, maupun intellect.

Suicide is one of the leading causes of death in the world, especially among emerging adults. Suicide is usually preceded by suicidal ideation triggered by psychological distress. One of the factors that play a strong role in responding to psychological distress by developing suicidal ideation is personality traits. This study examines the correlation between personality traits and suicidal ideation among college students. The participants of this study are 411 students from various universities in Indonesia and aged around 18-25 years. The measurement of the suicide ideation variable in this study is conducted with the Depressive Symptom Index – Suicidal Scale (DSI-SS) scale, while the personality trait variable was measured using the International Personality Item Pool – Big Five Markers with 25 item scale (IPIP-BFM-25). The personality dimensions included in the IPIP-BFM-25 instrument are extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect. The result shows that the emotional stability personality trait had a significant negative correlation with suicidal ideation among college students. In addition, suicidal ideation is not significantly correlated with extraversion, agreeableness, conscientiousness, and intellect personality traits."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>